Banyak bayi lahir prematur dengan kondisi kekurangan gula darah. Kondisi tersebut akan membawa pada kerusakan pada otak bayi yang cukup serius. Maka dari itu, para peneliti menemukan sebuah cara baru, yaitu dengan menggunakan gel gula atau sugar gel.
Data menunjukkan bahwa satu dari sepuluh bayi yang lahir prematur memiliki tingkat gula darah yang rendah. Biasanya, bayi akan mendapatkan perawatan intensif untuk mengatasi hipoglikemia yang diidap bayi.
Para peneliti dari New Zealand telah melakukan percobaan terapi gel gula tersebut ke 242 bayi. Hasilnya cukup menggembirakan dan bisa jadi sebuah pertolongan pertama pada bayi.
Premature newborn baby girl in the hospital incubator after c-section in 33 week
Biasanya, bayi yang mengidap hipoglikemia akan mendapatkan asupan glukosa dari infus yang memakan banyak biaya dan waktu. Sedangkan, penanganan dengan gel gula ini hanya membutuhkan biaya £1 atau setara dengan Rp 17.000,00.
Medical Daily menjelaskan bahwa cara penggunaannya gel gula untuk bayi prematur ini sangat mudah. Yaitu dengan cara menempelkan gel gula pada bagian pipi dalam bayi selama beberapa saat.
“Ini adalah sebuah pengobatan yang hemat biaya dan dapat mengurangi kebutuhan bayi untuk menginap di layanan perawatan intensif. Apalagi tingkat kesembuhan yang didapat juga tinggi,” ujar kepala lembaga amal untuk bayi prematur Bliss, Andy Cole.
Dikutip dari BBC, sekalipun penelitian awal menunjukkan hasil yang baik pada ratusan bayi di New Zealand, namun tetap saja harus ada penelitian lanjutan untuk menjalankan metode ini. Sehingga kemungkinan tentang keberhasilan metode ini akan semakin besar dan bisa digunakan di banyak tempat.
Penyebab bayi prematur
Metode gel gula mirip dengan metode sunah Rasul, Tahnik?
Menariknya, metode gel gula untuk menolong bayi prematur yang hipoglikemia ini mirip dengan metode Tahnik untuk bayi yang dicontohkan Rasulullah SAW. Metode Tahnik adalah menempelkan kurma yang telah dikunyah orangtua ke langit-langit mulut bayi.
Biasanya, jika bukan orangtua maka yang bertugas mengunyah kurma tersebut adalah seorang Habib/Sayyid, ulama, maupun orang yang dituakan. Beberapa orang mempercayai bahwa metode ini dulunya adalah sebuah imunisasi pertama untuk bayi.
Kendati meyakini Tahnik sebagai imunisasi alami, penting bagi orangtua untuk tetap memberikan vaksin untuk anaknya. Karena selain sudah terbukti meningkatkan kekebalan tubuh anak, vaksin juga merupakan pelindung masyarakat.
Baca: Penelitian: Manfaat Vaksin tak Hanya dirasakan Individu, Melainkan juga Komunitas
Perlu diingat, metode Tahnik belum terbukti secara ilmiah dapat menjadi pengganti imunisasi. Jadi jika Anda ingin menerapkan Tahnik, maka ada baiknya untuk mempertimbangkan risiko perpindahan bakteri dari orang dewasa yang mengunyah kurma tersebut kepada bayi baru lahir yang masih sangat rentan.
Kita tunggu saja penelitian selanjutnya tentang kedua metode tersebut. Yang jelas, cara apapun jika sudah terbukti secara ilmiah, patut dicoba demi kesehatan anak kita sendiri.
Pentingnya Glukosa untuk Bayi
Salah satu sumber energi terpenting bayi Bunda adalah gula, khususnya, sejenis gula yang disebut ‘glukosa’. Glukosa dibawa ke setiap sel dalam tubuh bersama sirkulasi darah. Bayi-bayi yang sehat tetap mendapatkan energi dengan menjaga kadar glukosa darahnya dalam batas normal dan aman, demikian menurut sebuah penelitian yang dilansir NCBI.
Glukosa penting bagi bayi sebab merupakan pasokan energi makanan yang baik, terutama glukosa, penting untuk aktivitas normal, pertumbuhan dan perkembangan.
Dalam kasus yang jarang terjadi, kadar glukosa darah bisa turun terlalu rendah dan bayi bisa menjadi tidak sehat. Ketika bayi tidak sehat, kadar glukosa darah harus diperiksa tanpa penundaan. Kekhawatirannya adalah bahwa kadar glukosa darah rendah yang lama pada bayi yang sakit dapat menyebabkan kerusakan otak.
Bayi mendapat glukosa dari ibu mereka melalui plasenta dan tali pusat. Beberapa glukosa digunakan segera sebagai energi dan beberapa disimpan untuk persiapan kelahiran. Bayi yang baru lahir dapat membuat glukosa dari toko-toko ini. Dengan cara ini, bayi yang sehat dan dewasa menjaga kadar glukosa darahnya normal untuk beberapa hari pertama kehidupan dan sampai mereka menyusu dengan baik.
Setelah persediaan ASI terbentuk (biasanya pada hari ketiga bayi), susu menjadi sumber gula utama bagi bayi. Gula laktosa dalam susu dikonversi menjadi glukosa dalam tubuh. Selain menggunakan gula dari susu untuk aktivitas dan pertumbuhan, bayi Anda akan kembali menyimpan gula untuk menghindari glukosa darah yang rendah di antara waktu menyusui.
Baca juga:
Mau Anak Tumbuh Sehat? Berikan Vaksin Lengkap yang dibutuhkan olehnya
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.