Banyak hal dalam pertumbuhan fisik bayi yang membuat para orang tua terkagum-kagum. Namun, ada beberapa hal juga yang kadang membuat khawatir. Salah satunya yaitu ketika payudara bayi perempuan membesar di awal-awal kelahirannya.
Apakah itu pertanda ada masalah serius pada kesehatan bayi, terutama di bagian dada? Atau, ini salah satu pertumbuhan fisik yang wajar dialami bayi seusianya? Begini penjelasan ahli, melansir dari beberapa laman kesehatan, Bunda.
Normalkah Payudara Bayi Perempuan Membesar?
Anak laki-laki maupun perempuan sama-sama memiliki jaringan payudara. Perkembangan jaringan payudara ini (disebut tunas payudara) pertama kali muncul segera setelah bayi lahir hingga beberapa minggu kemudian, yang menonjol karena efek hormon estrogen ibu dan akan menjadi jaringan payudara pada orang dewasa nantinya.
Tunas payudara yang muncul pertama kali ini biasanya digambarkan seperti pembengkakan di bawah puting susu berupa benjolan ringan. ‘Pemandangan’ ini mungkin tidak biasa, terutama pada ibu baru, dan kerap menyebabkan kekhawatiran
Padahal kondisi ini sangat normal bagi bayi baru lahir, baik bayi laki-laki atau perempuan. Pun biasanya akan mereda dalam beberapa hari, tetapi ada pula yang sampai berminggu-minggu atau berbulan-bulan. Lalu nantinya, ketika paparan hormon tidak ada lagi, jaringan payudara akan mulai menyusut dan akhirnya menjadi sangat rata.
Jaringan payudara ini, pada anak perempuan, akan berkembang kembali di awal pubertas nanti. Namun pada beberapa anak perempuan, waktu perkembangan payudara di masa pubertas sangat bervariasi. Dengan kata lain, ada yang sebelum memasuki masa remaja, ada juga yang jauh setelah memasuki usia remaja.
Artikel terkait: Perkembangan Bayi 7 Bulan, Sudah Bisa Apa Saja si Kecil?
Penyebab Payudara Bayi Perempuan Membesar
Melansir dari laman Parenting Firstcry, beberapa alasan payudara bayi perempuan membesar sebagai berikut:
1. Perubahan Kimia
Adakalanya bayi mampu menyerap beberapa bahan kimia yang mungkin ada di dalam aliran darah ibu. Namun, setelah bayi Bunda lahir, pasokan kimia ke darah bayi mungkin berhenti dan menyebabkan perubahan hormonal tertentu yang kemudian menyebabkan benjolan payudara pada bayi.
2. Perubahan Hormon
Pembengkakan mungkin terjadi pada bayi karena hormon ibu masuk kembali ke aliran darah bayi sebelum bayi lahir. Ibu hamil mengalami banyak perubahan hormonal selama kehamilannya. Hormon-hormon tersebut kadang juga turut memengaruhi bayinya, salah satunya menyebabkan puting bengkak pada bayinya.
3. Perubahan Tubuh Ibu
Semakin dekat dengan hari perkiraan lahir (HPL), payudara ibu mulai menyesuaikan diri agar siap menyusui setelah bayinya lahir. Perubahan ini juga dapat memengaruhi bayi yang masih berada di dalam kandungan. Bahkan ada juga yang payudara bayinya juga ikut mengeluarkan susu setelah dilahirkan –yang dikenal dengan istilah witch’s milk.
Ya, ada memang beberapa bayi yang payudaranya juga mengeluarkan cairan seperti susu. Tetap saja, Anda harus mengabaikannya karena ini juga akan hilang secara spontan, jadi Anda tidak perlu merasa khawatir. Tetaplah merawat bayi Anda seperti biasanya.
Artikel terkait: 10 Tanda Bahaya pada Bayi Baru Lahir yang Perlu Parents Waspadai!
Cara Menangani Pembengkakan pada Payudara Bayi
Setiap kali Bunda melihat sesuatu yang tidak biasa pada bayi, tidak berarti bahwa bayi Anda memiliki beberapa masalah serius. Namun, ada beberapa orang tua yang merasa khawatir ketika payudara bayi perempuan membesar, dengan berusaha menyentuh atau bahkan sampai menekan-nekan dan mencubit payudara bayinya.
Hal itu justru bisa menyebabkan iritasi di area tersebut, masalah serius yang kemudian justru datang karena disebabkan oleh Anda. Biarkan saja begitu, Bunda, nanti juga payudara si kecil akan menyusut dengan sendirinya.
Mengutip laman WebMD, inilah beberapa tips untuk menangani kekhawatiran Anda:
- Tahan diri untuk tidak mengutak-atik payudara bayi perempuan Anda yang membesar. Jika Anda ingin membersihkan area tersebut, bersihkanlah dengan lembut dan tidak memijatnya sama sekali karena dapat menyebabkan infeksi.
- Banyak orang tua mungkin tergoda untuk mencubit payudara si kecil yang bengkak karena berpikir itu dapat membantu mengurangi pembengkakan. Sekali lagi, itu malah hanya akan meningkatkan pembengkakan dan menyebabkan iritasi pada kulit bayi yang masih sangat sensitif.
Kapan Harus Konsultasi ke Dokter?
Kemungkinan besar pembengkakan pada payudara bayi akan hilang di bulan kedua, jadi latih kesabaran Anda untuk tidak mengutak-atik area tersebut, ya, Bunda. Hal yang perlu Anda lakukan adalah memperhatikan setiap tanda infeksi yang mungkin terjadi.
Tanda bahwa payudara bayi perempuan membesar sudah mengalami infeksi adalah:
- Mengalami pembengkakan selama berhari-hari di salah satu atau kedua payudara
- Area payudara memerah
- Terasa sangat nyeri saat ditekan (bayi meringis atau menangis karena kesakitan)
- Mengeluarkan cairan
- Demam
- Pembengkakan tidak mereda bahkan terus meningkat hingga bulan-bulan berikutnya.
Segera periksakan ke dokter bila payudara si kecil mengalami tanda-tanda di atas.
Artikel terkait: Bayi Baru Lahir Tidur Terus, Perlukah Bunda Khawatir?
Masalah Lain pada Payudara Bayi
Berikut beberapa masalah atau kelainan yang pernah ditemukan pada payudara bayi, melansir dari laman Healthy Children.
1. Puting Esktra
Salah satu kelainan payudara yang paling umum adalah puting ekstra (juga disebut puting supernumerary nipples) yang biasa ditemukan di ketiak atau di perut pada anak laki-laki dan perempuan. Jaringan ekstra tersebut disebut polythelia. Puting ini dapat dihilangkan ketika anak sudah besar dan merasa terganggu dengan kehadirannya.
2. Gynecomastia
Gynecomastia adalah adanya jaringan payudara yang lebih pada anak laki-laki dan menyebabkannya tampak besar seperti gundukan. Ginekomastia dapat berkisar dari jaringan kuncup payudara yang menonjol yang tak kunjung hilang hingga payudara ‘feminin’ dengan gundukan dan puting bundar.
Setengah dari semua remaja laki-laki akan memiliki jaringan lunak dan menonjol di area puting di masa pubertasnya. Dalam kebanyakan kasus, ukuran jaringan ini akan mengecil setelah 2-3 tahun. Namun ada juga yang tidak, dan bila dewasa nanti si anak merasa terganggu dengan keberadaan payudaranya, ia bisa mempertimbangkan untuk mengangkat jaringan tersebut melalui pembedahan.
3. Macromastia
Macromastia adalah istilah untuk menggambarkan payudara perempuan yang besarnya tidak proporsional dibandingkan dengan bagian tubuh lainnya atau usianya. Payudara yang besar ini dapat menyebabkan seorang gadis remaja tidak hanya tertekan secara emosional, tetapi juga fisik.
Misalnya, payudara besar dapat dikaitkan dengan nyeri punggung atas, kesemutan di lengan, dan iritasi kulit. Secara sosial, si anak juga bisa saja membatasi dirinya dalam aktivitas atletik. Perawatan awal adalah dengan terapi fisik, perawatan kulit, pemasangan bra yang tepat, dan obat pereda nyeri yang sesuai kebutuhannya.
4. Payudara Asimetri
Hingga 25 persen remaja memiliki payudara yang tumbuh secara asimetri, dan banyak perempuan yang mencapai kedewasaan penuh dengan satu payudara yang lebih besar dari yang lain. Hal ini umumnya terjadi karena proses pembentukan yang berbeda satu sama lain sehingga keduanya tumbuh secara berbeda pula.
Ketika massa jinak (yang disebut fibroadenoma) itu hadir di payudara (yang lebih besar), setelah dewasa anak bisa mengangkat jaringannya melalui pembedahan.
***
Demikianlah Bunda penjelasan mengenai payudara bayi perempuan membesar. Ingatlah bahwa kondisi ini adalah sangat normal. Bila Anda menemukan ada ketidakwajaran selama proses pertumbuhan jaringan pada payudara, Anda bisa segera memeriksakannya ke dokter anak.
Baca juga:
10 Hal penting tentang bayi baru lahir yang orangtua wajib tahu
Kenali Milia pada Bayi, Bintik Putih yang Muncul di Wajah Si Kecil
Perkembangan Bayi Usia 1 Minggu, Panduan Lengkap untuk Parents
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.