Setelah melewati proses persalinan yang panjang, bayi baru lahir harus melewati sejumlah pemeriksaan. Pemeriksaan bayi baru lahir merupakan prosedur medis rutin yang perlu dilakukan oleh setiap dokter penolong persalinan atau bidan.
Pemeriksaan tersebut biasanya langsung dilakukan sesaat setelah bayi dilahirkan. Lantas, seberapa penting melakukan pemeriksaan bayi baru lahir? Dijelaskan oleh dr. Lucia Nauli Simbolon, Sp.A, M.Sc dari RSAB Harapan Kita, pemeriksaan bayi baru lahir merupakan prosedur penting.
“Kenapa penting? Karena bertujuan untuk memastikan apakah bayi baru lahir tersebut dalam keadaan sehat atau ada kelainan tubuh atau gangguan kesehatan lainnya.
Nah, pemeriksaan bayi baru lahir ini biasanya langsung dilakukan hari pertama saat lahir. Bisa dari tanda vital seperti detak jantung, suhu tubuh, napas, kemudian diukur panjang berat badan, sama organ tubuh lainnya,” ujar dr. Lucia, Dokter Spesialis Anak Tim Perinatologi RSAB Harapan Kita kepada theAsianparent.
Selain itu, dr. Lucia juga menjelaskan jenis-jenis pemeriksaan bayi baru lahir. Berikut penjelasannya.
Artikel Terkait: Pentingnya Mendaftarkan Bayi Dalam Kandungan pada BPJS Kesehatan
Jenis Pemeriksaan Fisik Bayi Baru Lahir
1. Pemeriksaan Bayi Baru Lahir Skor Apgar
Sumber: unsplash
Skor Apgar merupakan penilaian Skor Apgar yang dilakukan oleh dokter pada setiap bayi yang baru lahir. Tujuannya untuk memastikan kondisi bayi tersebut sehat dan bugar sehingga bayi tersebut dianggap layak untuk hidup dan beradaptasi dengan lingkungan di luar rahim ibu.
Beberapa hal yang dinilai dalam Skor Apgar, yakni:
- Aktivitas otot atau tonus
- Denyut jantung, normalnya lebih dari 100 kali permenit
- Respons dan refleks bayi, misalnya refleks isapan bayi dimasukkan jari ke mulut
- Appearance (penampilan), misalnya warna tubuh bayi normalnya berwarna pink
- Respirasi (pernapasan)
Nilai maksimal Skor Apgar adalah 10. Jadi, bila bayi baru lahir memiliki Skor Apgar rendah, maka dinilai oleh dokter kurang layak untuk hidup. Skor Apgar yang rendah juga memunculkan kemungkinan kecacatan otak dalam jangka panjang.
Dokter Lucia menjelaskan, bayi juga harus menangis dalam satu menit pertama. Bila dalam satu menit pertama bayi tidak menangis, maka dokter harus memutuskan akan diberi alat bantu pernapasan atau tidak.
2. Pemeriksaan Usia Gestational Ballard Score
Usia Gestational Ballard Score merupakan usia kehamilan yang sesungguhnya. Jadi, setelah bayi lahir dihitung kembali usianya kehamilannya dengan Ballard Score.
Tujuannya untuk mengetahui usia kehamilan saat bayi tersebut lahir, apakah cukup bulan atau prematur, atau bahkan lewat bulan. Bayi akan dilihat berat badan dan lingkar kepala sudai sesuai dengan usia kehamilan atau tidak.
3. Pemeriksaan Bayi Baru Lahir Antropometri
Dalam pemeriksaan ini dilihat berat badan, panjang badan, lingkar kepala, bentuk kepala, leher, hingga mata. Pemeriksaan ini penting, salah satunya untuk mengetahui apakah sesuai dengan usia gestasional atau tidak.
Artikel Terkait: Feses bayi berwarna hitam, waspadai gangguan kesehatan ini!
4. Pemeriksaan Bagian Kepala
Meliputi pemeriksaan bagian-bagian pada kepala, seperti mata, hidung, telinga, hingga mulut. Pada pemeriksaan ini perlu dilakukan perabaan untuk mengetahui adanya celah bibir dan bibir sumbing.
Bagian mata perlu dilihat kelopaknya terbuka dengan sempurna. Selain itu, bagian telinga perlu diperiksa bentuknya simetris atau tidak.
5. Pemeriksaan Jantung dan Paru
Sumber: unsplash
Pada pemeriksaan ini dokter menggunakan stetoskop untuk mendengarkan detak jantung bayi normal atau tidak, pun untuk mengetahui adanya bising jantung. Dokter juga akan memeriksa paru-paru bayi untuk mengetahui pola napasnya.
Bila bayi terlihat kebiruan dan napasnya terengah-engah perlu dilakukan pemeriksaan dengan menggunakan alat saturasi oksigen.
6. Pemeriksaan Perut dan Kelamin
Pemeriksaan perut dilakukan dengan mengukur lingkar perut dan melihat bentuk perutnya. Bagian tali pusarnya juga turut diperiksa, apakah layu atau masih segar. Selanjutnya dilihat juga organ kelaminnya untuk memastikan saluran kencingnya terbuka dengan baik.
7. Pemeriksaan Bayi Baru Lahir pada Bagian Tulang Belakang
Dokter akan meraba tulang belakang bayi untuk mengetahui kemungkinan adanya Spina Bifida, yakni kelainan tabung saraf di atas bokong yang menimbulkan celah atau terbelah.
Artikel Terkait: Riset: Suara Ibu Ampuh Tingkatkan Kesehatan Bayi Prematur, Ini Faktanya
8. Pemeriksaan Tangan dan Kaki
Dokter atau bidan akan menghitung jumlah jari-jari tangan maupun kaki. Selain itu, dilihat juga dapat bergerak dengan normal atau tidak.
9. Pemeriksaan Pendengaran
Sumber: unsplash
Pemeriksaan ini biasanya dilakukan setelah bayi dirawat gabung dengan ibu. Dokter biasanya menggunakan alat berupa otoacoustic emissions (OAE), yakni sebuah alat untuk mengetes pendengaran pada bayi baru lahir yang menangkap emisi koklea.
10. Pemeriksaan Hormon Tiroid
Pemeriksaan hormon tiroid atau thyroid stimulating hormone (TSH) penting dilakukan. Salah satu tujuannya untuk mendeteksi kemungkinan bayi menderita hipotiroid kongenital yang menyebabkan disabilitas intelektual atau kecerdasan otak yang kurang.
Pemeriksaan hormon TSH dilakukan saat bayi berusia 48-72 jam yang dilakukan dengan mengambil sampel darah pada tumit bayi. Hormon tiroid dapat dikatakan normal bila kadar TSH kurang dari 20 mlU/L (mili unit per liter). Skrining ini perlu dilakukan sejak usia bayi 48 jam karena bayi dengan Hipotiroid Kongenital tidak bergejala sampai usia 3 bulan.
Pemeriksaan bayi baru lahir dapat mendeteksi beberapa kelainan sejak dini bila dilakukan dengan benar. Meski demikian, ada kelainan pada bayi yang baru terdeteksi pada usia tertentu. Pemeriksaan pada bayi penting dan tidak boleh terlewatkan. Sebab, tujuan utamanya adalah untuk memastikan bayi dalam kondisi sehat dan bisa hidup di luar rahim ibunya.
***
Artikel telah ditinjau oleh:
dr. Lucia Nauli Simbolon, Sp.A, M.Sc
Spesialis Anak Tim Perinatologi
RSAB Harapan Kita
Jadwal praktik dapat kunjungi website www.rsabhk.co.id atau dapat menghubungi Contact Center 021-39731255, melalui Whatsapp 081904179999
Baca Juga:
Manfaat ASI bagi Perkembangan Mental Anak
Jangan anggap sepele, perut bayi buncit bisa menandakan kondisi kesehatan serius
4 Makanan Ibu Menyusui yang Wajib Dijauhi Demi Kesehatan Bayi
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.