Hati ayam untuk MPASI tidak direkomendasikan?
Siapa di antara Parents yang tengah bingung dan galau memberikan hati ayam untuk makanan si kecil? Baru-baru ini, seorang dokter Spesialis Gizi Klinik memberikan pernyataan kalau hati ayam ataupun hati sapi sebenarnya tidak direkomendasikan untuk makanan anak, termasuk untuk menu MPASI. Sebab, hati ayam atau hati sapi merupakan jeroan yang mengandung kolesterol tinggi sehingga bisa berbahaya bagi tubuh.
Nutrisi Hati Ayam Tinggi adalah Mitos?
Bahkan, dokter spesialis gizi tersebut menyatakan bahwa jika ada yang menganggap hati ayam ataupun nutrisi hati sapi tinggi, hal tersebut hanya mitos.
Hal ini disampaikan DR. dr. Samuel Oetoro, MS, SpGK(K), Spesialis Gizi Klinik dalam acara Ayo Hidup Sehat TV One. “Itu mitos (kalau hati lebih sehat daripada daging). Karena, hati itu sebenarnya salah satu organ jeroan yang sangat tinggi kolesterol. Hati itu fungsinya di dalam tubuh makhluk hidup untuk detoksifikasi, yakni menetralisir zat-zat beracun atau berbahaya yang dimakan oleh hewan tersebut,” tukasnya.
Pernyataan dokter ini pun menjadi sorotan. Banyak warganet, khususnya kaum orangtua yang akhirnya bertanya-tanya apakah memang hati ayam untuk MPASI tidak direkomendasikan dan jika dikonsumsi anak bisa menimbulkan dampak negatif?
Artikel terkait: Benarkah Hati Ayam Bisa Berbahaya untuk Bayi dan Ibu Hamil?
Hati Ayam untuk MPASI, Ini Fakta yang Perlu Dipahami!
Dalam hal ini, dr. Meta Herdiana Hanindita, Sp.A (K) menerangkan bahwa pandangan hati ayam untuk MPASI tidak direkomendasikan tidaklah benar. “Hati ayam aman diberikan untuk MPASI bayi, bahkan sangat baik sebagai sumber zinc khususnya zat besi untuk anak.”
Meta pun kembali mengingatkan bahwa MPASI yang diberikan bayi wajib memenuhi kebutuhan nutrisi yang lengkap. Baik energi, protein, dan mikronutrien anak.
“Dikatakan memenuhi gizi seimbang kalau MPASI-nya itu sudah bisa memenuhi kandungan zat besi, vitamin, mineral, lemak dan zinc. Saat anak masih usia 0-6 bulan memang masih memiliki zat besi 100 persen. Tapi setelah 6 bulan, hanya zat besi 3 persen. Padahal usia 6-23 bulan membutuhkan 97 persen zat besi” tukasnya.
Oleh karena itulah, dr. Meta mengingatkan para orangtua untuk bisa memastikan dan memenuhi zat besi karena penting untuk perkembangan otak anak. Salah satu asupan zat besi yang baik yang bisa dipilih adalah hati ayam ataupun hati sapi.
Artikel terkait: 10 Inspirasi Menu MPASI dan Snack untuk Bayi Usia 6 Bulan
Alasan Mengapa Hati Ayam Baik untuk MPASI Si Kecil
Penting untuk dipahami bahwa anak-anak membutuhkan kecukupan zat besi untuk mencegah terjadinya Anemia Defisiensi Besi (ADB). Dijelaskan dr. Meta, anemia defisiensi besi bisa diartikan sebagai anemia yang timbul akibat kosongnya cadangan besi tubuh sehingga penyediaan besi untuk eritrophoesis (proses pembentukan sel darah merah) berkurang, yang pada akhirnya pembentukan hemoglobin (Hb) berkurang. Hal ini terjadi karena bayi kekurangan asupan zat besi yang sering ditandai dengan kulit pucat, mudah lemas dan capek, mudah sakit karena daya tahan yang menurun.
Padahal, fungsi zat besi yang paling penting adalah perkembangan sistem syaraf. Kekurangan zat besi dapat memengaruhi fungsi kognitif, tingkah laku, bahkan pertumbuhan anak. Karena zat besi juga berfungsi sebagai sumber energi untuk otot, kekurangan zat besi dapat memengaruhi ketahanan fisik dan kemampuan otot bekerja. Jika saat ini sepertinya anak tampak baik-baik saja, belum tentu beberapa waktu ke depan juga akan tetap baik-baik saja jika dibiarkan.
Terkait dengan hati ayam yang sangat tinggi kolesterol, dokter Meta memang membenarkan, namun bukan berarti tidak boleh dan perlu dihindari. Sebab, nutrisi hati ayam tetap dibutuhkan untuk tumbuh kembang anak.
“Iya, memang anak-anak membutuhkan lemak tinggi yang juga terdapat di dalam hati ayam.”
Ditambahkan dr. Meta, masa anak-anak, khususnya saat anak memulai MPASI, sebenarnya merupakan waktu yang tepat untuk mengenalkan konsep makan makanan sehat dan bergizi.
Artikel terkait: 3 Tips Menyiapkan MPASI Rumahan untuk Buah Hati, Sehat dan Bergizi!
Tapi, perlu diingat kalau makan sehat di sini memang tidak bisa disamakan dengan pola makan orang dewasa yang kerap mengurangi lemak atau kolesterol, khususnya untuk anak-anak yang masih dalam usia golden age, atau di bawah 2 tahun.
“Lemak merupakan nutrisi yang sangat penting karena bisa memberikan energi pada anak. Hal ini tentu saja dibutuhkan mengingatkan anak membutuhkan energi untuk aktif bermain, bagian dari proses belajar dan tumbuh kembangnya,” saat berbincang dengan theAsianparent ID.
Baca juga:
Resep MPASI Anak 1 Tahun: Tim Sari Daging
4 Panduan MPASI menurut pakar gizi, jangan sampai terlewatkan Bun!
MPASI untuk Bayi: Instan vs Rumahan, Manakah yang Lebih Baik untuk Kesehatan?
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.