Penyakit chikungunya bisa terjadi pada ibu hamil.
Bunda mungkin sudah tak asing lagi mendengar penyakit chikungunya yang juga dikenal sebagai flu tulang.
Seperti halnya demam berdarah dengue dan malaria, penyakit ini bisa menular melalui perantara vektor atau lewat gigitan nyamuk.
Apa Itu Chikungunya?
Chikungunya adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus chikungunya yang menyebar lewat gigitan nyamuk.
Nyamuk perantaranya biasanya Aedes aegypti atau Aedes albopictus yang telah terinfeksi.
Oleh karena itu, jangan heran jika seseorang dapat terinfeksi Chikungunya dan DBD dalam waktu yang bersamaan.
Biasanya, infeksi yang disebabkan karena virus chikungunya ini seringkali menyebabkan nyeri otot. Penyakit ini pun bisa menyerang siapa saja, tanpa memandang golongan usia dan jenis kelamin.
Artinya, ibu hamil pun berisiko mengalaminya, sehingga penting bagi ibu hamil untuk peka terhadap berbagai gejala yang ditunjukkan.
Apa Gejala Penyakit Chikungunya pada Ibu Hamil?

Beberapa gejala chikungunya yang dirasakan pada ibu hamil biasanya berupa nyeri sendi dan otot, demam, nyeri di bagian punggung, hingga munculnya ruam. Berikut penjelasan lengkapnya:
1. Nyeri Sendi dan Otot
Rasa nyeri pada persendian dan otot merupakan ciri khas dari penyakit chikungunya.
Pergelangan kaki, sendi siku dan pergelangan tangan, akan terasa sangat sakit, terutama di pagi hari.
Rasa sakitnya ini bisa bertahan selama seminggu atau lebih dari sebulan. Terkadang terjadi juga pembengkakan di sekitar persendian.
2. Demam
Waspada bila Bunda mengalami nyeri otot disertai dengan demam.
Nyatanya, kondisi ini juga menjadi salah satu ciri khas chikungunya yang lain dan perlu diwaspadai.
Umumnya, demam yang dirasakan akan terjadi berulang, dengan suhu tinggi bisa mencapai 40 derajat celcius.
3. Sakit Kepala
Gejala lain yang harus diwaspadai ialah sakit kepala yang sangat terasa.
Infeksi virus ini memang biasanya disertai dengan sakit kepala yang sangat sulit untuk ditahan.
4. Nyeri di Daerah Punggung Bawah
Selain nyeri otot, nyeri juga akan bisa dirasakan di bagian tubuh lainnya seperti di punggung bawah.
5. Menggigil
Ibu hamil yang terinfeksi bisa mengalami kedinginan yang sangat intens, walau kondisi udara tidak terlalu dingin.
Kondisi ini mirip seperti demam dan gejala pada malaria.
6. Mual dan Muntah
Berbagai gejala fisik di atas juga biasanya akan diikuti oleh mual dan muntah. Kondisi ini bisa terjadi secara berulang dalam beberapa waktu.
7. Ruam
Tanda khas lain yang mungkin terjadi ialah ruam pada kulit di beberapa bagian mana pun.
Biasanya juga kondisi ini akan diikuti dengan nyeri sendi dan pembengkakkan.
8. Kelelahan
Seluruh gejala di atas biasanya juga akan diikuti kelelahan yang terus menerus dirasakan.
Hal ini karena infeksi dari virus cenderung menyerap banyak energi dari tubuh.
Bagaimana Cara Mengatasi Chikungunya pada Ibu Hamil?
Sebenarnya, infeksi chikungunya akan sembuh dengan sendirinya dalam waktu kurang lebih seminggu. Untuk meredakan gejala dan meningkatkan kekebalan tubuh, berikut ini cara mengatasi chikungunya pada ibu hamil:
- Lakukan kompres dingin untuk mengurangi nyeri sendi dan pembengkakan
- Konsumsi jahe untuk meningkatkan kekebalan, meredakan rasa sakit dan demam
- Rendam bagian tubuh yang nyeri dengan garam Epsom untuk menghilangkan rasa sakit
- Minum susu dicampur kunyit untuk membantu meningkatkan imunitas tubuh dan penyembuhan yang lebih cepat
- Rutin minum air putih setidaknya 2 liter per hari
- Istirahat total. Pastikan cukup tidur selama 6-8 jam per hari
- Konsumsi banyak protein, sayur, dan buah-buahan.
Meski begitu, mengingat kondisi setiap individu berbeda-beda, Bunda sebaiknya konsultasikan ke dokter saat mengalami gejala chikungunya agar mendapatkan penanganan yang tepat.
Apakah Chikungunya Berbahaya Bagi Ibu Hamil?

Infeksi chikungunya pada ibu hamil memang tidak berbahaya tapi perlu segera ditangani dan diobservasi. Pasalnya, meski kemungkinannya kecil, penyakit ini bisa menyebabkan komplikasi kehamilan terutama saat Bunda terinfeksi di trimester tiga kehamilan sebelum persalinan.
Seperti menurut dr. Rara Agung Rengganis mengutip laman Alodomedika, ibu hamil dengan infeksi chikungunya terutama di trimester akhir memang perlu perhatian khusus.
Dalam sebuah penelitian yang dipublikasikan di National Library of Medicine, pada sebagian kasus yang dirawat di rumah sakit pada penelitian ini dapat terjadi sepsis akibat infeksi juga sebagian KECIL memperlihatkan resiko terjadinya komplikasi pada proses kelahiran.
Komplikasi tersebut meliputi ketuban pecah dini, IUGR, pre-eklampsia, kelahiran prematur, serta perdarahan pasca persalinan.
“Meskipun demikian, tidak dilaporkan adanya kasus kematian. Sehingga hal yang cukup penting dilakukan adalah observasi dan follow-up berkala sehingga dapat mencegah terjadinya kompikasi yang mungkin dapat terjadi,” tulis dr. Rara.
Bagaimana Cara Mencegah Chikungunya saat Hamil?
Sejauh ini belum ada vaksin untuk mencegah penyakit Chikungunya di Indonesia, khususnya untuk ibu hamil. Maka itu, cara mencegah infeksi chikungunya saat hamil pada dasarnya sama dengan mencegah DBD dan malaria, yaitu:
- Mengubur barang-barang bekas, jangan sampai ada tempat penampungan air bersih yang bisa jadi tempat nyamuk berkembang biak
- Minimalisasi pakaian yang menggantung
- Fogging secara rutin
- Kenakan pakaian katun yang longgar dan tertutup untuk menutupi lengan dan kaki
- Tidur dan bersantai di tempat dengan sirkulasi udara yang baik, atau memiliki AC
Semoga bermanfaat, ya, Parents!
***
Baca Juga:
Sering Tak Disadari, Waspada Tanda Janin Meninggal dalam Kandungan
Catat! Ini Tanda-tanda Kehamilan saat Sudah Menggunakan KB Implan
Waspada penyakit DBD saat hamil, bisa mengakibatkan kematian janin
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.