DBD saat hamil adalah kondisi berbahaya yang bisa mengakibatkan kematian janin. Karenanya, ibu hamil diharapkan agar waspada agar jangan sampai terkena virus DBD.
Ketua Satgas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Prof. Dr. dr. Srie Rezeki S. Hadinegoro Sp.A(K), mengatakan, “Kasus DBD saat hamil disebabkan virus yang akan memengaruhi perkembangan janin.”
“Pengaruhnya bisa menyebabkan keguguran, atau bayi meninggal dunia saat lahir. Jadi sangat berbahaya jika virus DBD sampai menyerang ibu hamil. Tapi, seberapa persen risiko kematiannya, tidak terlalu tinggi, karena kasus DBD saat hamil cukup jarang terjadi,” ujarnya seperti dikutip dari Okezone.
Lebih lanjut, Prof. Srie menjelaskan bahwa kondisi ibu hamil menentukan apakah virus DBD bisa masuk ke janin atau tidak. Kompleksivitas imun ibu, dan sejarah kesehatannya, apakah pernah terjangkit DBD juga memengaruhi hal ini.
Bila seorang ibu baru pertama terkena DBD saat hamil, dampaknya akan berbeda dari ibu yang pernah mengalami DBD sebelumnya. Untuk perawatannya sendiri, ibu hamil dengan DBD relatif sama hanya sedikit lebih sulit.
Penyebab penyakit DBD saat hamil
Seperti penyakit demam berdarah pada umumnya, DBD pada ibu hamil juga disebabkan infeksi virus yang ditularkan melalui nyamuk Aedes aegypti.
- DBD lazim terjadi di daerah tropis seperti Indonesia. Sebab, nyamuk penyebab DBD berkembang biak di iklim hangat dan lembab.
- Nyamuk Aedes aegypti suka bertelur di genangan air yang tenang. Seperti air di bak mandi, ember, atau permukaan lain yang berpotensi menampung air. Selain itu, mereka juga lebih suka berkembang biak di air bersih bukan air kotor seperti yang selama ini diduga.
- Satu orang bisa 4 kali terkena virus DBD. Jika Anda pernah terinfeksi satu kali, maka Anda masih rentan terserang virus ini 3 kali lagi.
- Nyamuk penyebab DBD menggigit di siang hari. Biasanya yang paling sering muncul di pagi buta atau sore hari menjelang magrib.
Artikel terkait: Tips lindungi keluarga dari demam berdarah menurut Dian Sastrowardoyo
Gejala penyakit DBD saat hamil
Ketika Bunda terserang virus DBD, gejala seperti flu berikut ini akan Bunda alami:
-
- Demam tinggi dan menggigil.
- Gusi berdarah.
- Dehidrasi, dan lidah tidak bisa merasakan makanan.
- Sakit kepala parah dan tubuh terasa sakit.
- Mual dan muntah
- Dalam kasus parah, jumlah trombosit menurun drastis.
- Ruam di tubuh bagian atas
Jika trombosit turun, tekanan darah juga akan menurun sehingga bisa menyebabkan ibu hamil mengalami perdarahan. Kondisi ini disebut perdarahan akibat DBD, dan bisa mengancam nyawa ibu serta janinnya.
Risiko yang bisa terjadi pada bayi jika ibu terkena DBD
Faktor risiko yang bisa terjadi pada bayi, jika ibu hamil terserang DBD adalah sebagai berikut:
- Kelahiran prematur, yang menghalangi janin berkembang dengan sempurna di dalam rahim.
- Bayi lahir dengan berat rendah
- Demam berdarah yang menyerang di awal kehamilan, bisa menyebabkan keguguran.
- Jika ibu hamil mengalami perdarahan akibat DBD, bisa menyebabkan kondisi serius pada janin yang dikandung
Umumnya, DBD saat hamil tidak menyebabkan kelainan fisik apapun pada anak yang dilahirkan. Akan tetapi, ada risiko infeksi menyebar dari ibu ke bayi. Itu sebabnya ibu hamil harus benar-benar waspada untuk mencegah infeksinya menular ke bayi baru lahir.
Jika ibu mengalami demam berdarah saat melahirkan, dokter akan memeriksa apakah bayi memiliki gejala DBD seperti demam, trombosit rendah ataupun ruam.
Cara menangani DBD saat hamil:
Penanganan sakit demam berdarah saat hamil, kurang lebih sama dengan kasus DBD pada umumnya. Bunda akan disarankan untuk melakukan cek darah untuk mengetahui apakah positif DBD, dan mengetahui tingkat infeksi virusnya.
- Untuk mencegah dehidrasi, minumlah air putih yang banyak dan jus buah segar. Tetap terhidrasi sangat penting untuk menjaga tingkat cairan embrionik.
- Perbanyak beristirahat.
- Bunda juga akan diberikan obat penghilang rasa sakit, untuk mengatasi demam dan rasa sakit di bagian otot yang sakit.
- Jangan minum obat yang tidak dianjurkan dokter, karena bisa jadi tidak aman untuk bayi.
- Tekanan darah dan jumlah trombosit akan selalu dipantau dokter
- Pada kasus ekstrim, Bunda akan memerlukan infusi untuk meningkatkan jumlah trombosit.
- Jika Bunda mengalami perdarahan berlebihan, transfusi darah mungkin diperlukan
- Bila sudah parah, Bunda juga akan diberikan oksigen dan cairan intravena
Pencegahan DBD saat hamil
Untuk melindungi diri Anda dari serangan penyakit demam berdarah saat hamil, lakukanlah tindak pencegahan berikut ini:
- Jaga lingkungan di rumah dan sekitar rumah Anda bersih dan higienis. Bersihkan semua genangan air di lingkungan rumah Anda. Balikkan ember dan gayung setelah digunakan.
- Gunakan pakaian berwarna cerah yang longgar dan memiliki lengan panjang untuk menghindari gigitan nyamuk
- Pakailah anti nyamuk yang aman untuk ibu hamil, seperti losion, spray atau lainnya.
- Gunakan kelambu di malam hari atau lotion anti-nyamuk (pastikan produk aman digunakan ibu hamil)
- Cobalah mendinginkan ruangan dengan AC atau kipas angin. Hal ini karena nyamuk lebih cenderung bertahan lama pada lingkungan hangat.
Jika Bunda mengalami tanda-tanda gejala DBD, segeralah memeriksakan diri ke dokter. Bila hasilnya positif, ketika sudah dideteksi dini bisa ditangani segera agar penyebaran infeksi pada calon bayi bisa dihindari.
Kebanyakan ibu yang mengalami DBD saat hamil, harus melahirkan melalui cesar. Namun ada pula yang bisa melahirkan secara normal. Apapun cara melahirkannya, yang terpenting adalah ibu dan bayi selamat. Jadi turutilah saran dokter demi keselamatan diri Bunda dan bayi.
Semoga bermanfaat.
Baca juga:
Terkena demam berdarah saat hamil, ibu dan bayinya ini hampir kehilangan nyawa
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.