Infeksi selamakehamilan cukup rentan terjadi baik dengan gejala infeksi yang jelas misalnya disertai demam, tetapi juga gejala minimal ataupun tanpa keluhan. Saat hamil, terjadi perubahan-perubahan fisiologis antara lain hormon dan sistem imun di dalam tubuh. Hal tersebut dapat menyebabkan bumil berisiko mengalami infeksi yang disebabkan paparan jamur, parasit, virus atau pun bakteri.
Kondisi ibu hamil yang mengalami infeksi tentunya sangat meresahkan. Hal ini lantaran bisa memengaruhi kesehatan ibu dan juga janin dalam kandungan.
Dilansir dari berbagai sumber, ada beberapa infeksi yang terjadi pun bisa ditularkan oleh ibu hamil ke janin sejak dalam kandungan mulai awal kehamilan ataupun saat pertengahan-akhir usia kehamilan yang mampu melewati sawar plasenta. Bahkan, ada juga yang justru ditularkan saat proses persalinan.
Jika tidak ditangani dengan tepat, maka Bunda juga rentan mengalami komplikasi kehamilan selain infeksi yang mengganggu kesehatan. Misalnya, risiko persalinan prematur hingga kondisi bayi lahir mati atau stillbirth.
Beberapa infeksi kehamilan yang dapat membahayakan kesehatan bayi
Infeksi bakteri merupakan salah satu jenis infeksi yang paling sering menyebabkan bayi lahir mati atau stillbirth. Sebuah kondisi di mana bayi meninggal dalam kandungan setelah kehamilan sudah berusia di atas 20 minggu.
Pada dasarnya, infeksi yang terjadi selama kehamilan juga bisa berbahaya bagi kesehatan janin secara keseluruhan.
Agar Bunda lebih paham, berikut beberapa infeksi yang rentan terjadi pada ibu hamil dan dapat membahayakan kesehatan janin, yakni:
Bacterial vaginosis juga termasuk ke dalam infeksi. Ini merupakan jenis infeksi yang dapat menyerang organ vagina yang merupakan saluran jalan lahir. Kondisi tersebut dipengaruhi oleh perubahan hormon kehamilan yang menyebabkan gangguan keseimbangan kuman normal dan kelembaban dalam vagina sehingga bakteri patogen yang dominan akan menginfeksi.
Gejala infeksi ini meliputi keputihan tidak normal yang berbau, nyeri saat buang air kecil, hingga merasa gatal berlebih pada vagina.
Apabila tidak mendapat penanganan yang tepat, maka infeksi bisa menyebar dari vagina ke rahim kemudian menginfeksi selaput ketuban, plasenta, ataupun janin. Keadaan inilah yang dapat menyebabkan bayi lahir prematur, lahir dengan berat rendah, hingga keadaan bayi lahir mati.
-
Infeksi Streptococcus grup B (GBS)
Merupakan jenis bakteri yang lazim ditemukan pada vagina dan rectum, serta secara umum jarang menyebabkan penyakit berat pada kondisi sehat.
Streptococcus grup B atau GBS juga dapat menyebabkan infeksi kandung kemih dan infeksi rahim jika terjadi ascending infection.
Ibu hamil yang terkena infeksi streptococcus grup B (GBS) dapat menularkan infeksi pada janin terutama saat persalinan dengan ketuban pecah dini ataupun infeksi korioamnionitis. Efek penularan tersebut dinilai sangat berbahaya bagi nyawa bayi yang baru lahir.
Apabila kasus infeksi sudah mencapai tahap serius, maka GBS yang terjadi selama kehamilan dapat menimbulkan beberapa masalah kesehatan, antara lain keguguran di awal kehamilan, bayi lahir mati dan infeksi berat pada bayi baru lahir menyebabkan meningitis, sepsis, pneumonia.
Kasus infeksi GBS ini sebenarnya jarang terjadi, demikian juga risiko infeksi pada bayi juga terbilang relatif kecil. Perbandingannya sekitar 1-2 di antara 100 persalinan yang tidak mendapatkan pengobatan antibiotik yang adekuat.
Meski demikian, kondisi GBS ini tetap saja tidak boleh diabaikan. Bunda disarankan untuk melakukan pemeriksaan ke dokter secara rutin, terlebih lagi jika ada risiko infeksi saluran kencing, riwayat persalinan prematur, riwayat ketuban pecah dini atau lahir mati.
Untuk mendeteksi paparan infeksi ini, pemeriksaan kultur swab dapat mulai dilakukan di usia kehamilan 35 – 37 minggu, terutama yang mempunyai risiko tinggi.
Merupakan suatu infeksi serius yang bisa berdampak cacat bawaan dan mematikan pada bayi baru lahir. Saat ibu hamil terinfeksi treponema pallidum ini, maka bakteri tersebut juga bisa ditularkan kepada janin dalam kandungan melalui plasenta, awal kehamilan dapat menyebabkan keguguran dan kelainan bawaan.
Berdasarkan pemaparan Badan Kesehatan Dunia (WHO), sifilis yang terjadi selama kehamilan merupakan penyebab kedua terbanyak yang bisa menyebabkan beberapa masalah kehamilan. Seperti bayi lahir mati, bayi lahir prematur, berat bayi lahir rendah, hingga infeksi pada bayi baru lahir. Saat ini pencegahan penularan terhadap infeksi sifilis dengan penapisan atau skrining dalam kehamilan.
Dikenal juga sebagai campak Jerman. Merupakan jenis infeksi yang paling membahayakan janin dengan risiko cacat bawaan (Congenital Rubela Syndrome) dan keguguran di awal kehamilan. Pada usia kehamilan lanjut infeksi yang melewati sawar plasenta dapat menyebabkan stillbirth. Jenis infeksi ini sebenarnya bisa dicegah oleh imuniasi MR maupun MMR. Namun, jenis vaksin ini tidak bisa diberikan selama kehamilan. Maka, Bunda pun disarankan untuk melakukan vaksinasi sebelum merencanakan kehamilan dan menghindari paparan selama kehamilan.
Merupakan jenis infeksi parasit yang ditularkan melalui tinja hewan yang mengandung telur parasit Toxoplasma gondii dalam bentuk inaktif yang bisa masuk ke dalam tubuh menjadi bentuk aktif dan menyebabkan infeksi. Penularan infeksi juga pada makanan mentah atau tidak matang, termasuk sayur dan buah ataupun air yang dikonsumsi terkontaminasi telur parasit tersebut.
Oleh karena itu, bagi Bunda yang memiliki hewan peliharaan disarankan untuk lebih berhati-hati dan upayakan konsumsi makanan yang matang juga bersih. Pasalnya infeksi toksoplasmosis juga dapat membahayakan kesehatan janin dalam kandungan. Kasus keguguran, cacat bawaan dan stillbirth seperti infeksi lainnya dalam kehamilan.
Langkah pencegahan yang bisa dilakukan
Infeksi kehamilan bisa dicegah melalui beberapa cara sebagai berikut:
- Selalu cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan aktivitas. Seperti sebelum makan, sesudah dari toilet, sebelum dan sesudah memotong daging mentah, dan setelah bermain dengan anak-anak.
- Upayakan untuk tidak mengonsumsi daging, telur mentah ataupun makanan mentah lainnya dan setengah matang saat hamil.
- Hindari mengonsumsi produk susu yang belum dipasteurisasi.
- Pastikan mendapatkan vaksinasi yang penting untuk kehamilan. Misalnya, vaksin hepatitis, meningitis, dan tetanus. Lakukan juga vaksin yang perlu dilakukan sebelum merencanakan kehamilan seperti vaksinMR atau MMR.
- Bagi Bunda yang memelihara binatang peliharaan, hindari membersihkan kotorannya secara langsung. Dan bila memungkinkan untuk tidak bersentuhan langsung dengan hewan peliharaan terlebih dahulu selama kehamilan.
- Sebaiknya hindari berbagi peralatan makan dengan orang lain untuk menghindari tertularnya infeksi ataupun penyakit lainnya.
- Hindari lingkungan dengan tingkat polusi tinggi, serta hindari paparan asap rokok.
- Kelola tingkat stress dan upayakan olahraga teratur yang disarankan dalam kehamilan agar imunitas tubuh terjaga optimal.
Infeksi kehamilan tersebut memang sangat berbahaya, bisa menyebabkan beberapa komplikasi kehamilan termasuk keadaan bayi lahir mati. Namun, infeksi masih bisa dicegah dan dihindari penularannya kok, Bun. Asalkan, Bunda menjalankan pola hidup bersih sehat, menjaga asupan gizi dan air putih cukup, mengelola stres termasuk juga, olahraga dan istirahat yang cukup, dan mendapat imunisasi yang sesuai rekomendasi sebelum dan selama kehamilan.
Apabila Bunda merasa ada gangguan kesehatan selama hamil ataupun riwayat terpapar infeksi, maka jangan ragu untuk segera memeriksakan diri ke dokter, ya. Rutin berkonsultasi dan pemeriksaan kehamilan ke dokter dapat membantu Bunda untuk mendeteksi dini permasalahan kesehatan pada kehamilan dan mendapat pemeriksaan yang tepat agar Bunda tetap sehat dan tumbuh kembang janin optimal
Semoga bermanfaat!
***
Artikel telah direview oleh dr. John Arianto Sondakh SpOG, M.Kes dari Rumah Sakit Bunda Citra Ananda
Baca juga:
Gejala Endometritis, infeksi rahim pasca melahirkan yang perlu diwaspadai
Referensi: Alodokter, Hello Sehat
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.