Apa jadinya jika Bunda mengalami pedarahan saat hamil, tetapi tidak mengalami rasa sakit sedikit pun? Waspada, bisa jadi itu tanda dari vasa previa. Vasa previa adalah kondisi di mana pembuluh darah janin tidak terlindungi oleh plasenta.
Berikut ini penjelasan lengkap mengenai penyebab, gejala yang ditunjukkan, dan cara mengatasi atau mengobati vasa previa.
Apa Itu Vasa Previa?
Mengutip situs Healthline, vasa previa adalah bentuk komplikasi kehamilan. Di mana beberapa pembuluh darah yang menghubungkan tali pusat janin ke plasenta berjalan melintasi atau sangat dekat dengan pembukaan internal serviks.
Sementara itu, situs WebMD menjelaskan, bila selaput di sekitar bayi pecah, pembuluh darah ini juga bisa pecah. Hal ini dapat menyebabkan bayi kehilangan banyak darah dan ibu juga mengalami komplikasi.
Kondisi ini sangat jarang terjadi. Studi terbesar melaporkan bahwa vasa previa hanya ditemukan pada hingga 4 dari 10.000 kehamilan. Dan bila ada, kasusnya bisa sangat parah.
Pembuluh-pembuluh darah itu berada di dalam membran, tidak dilindungi oleh tali pusat atau plasenta, sehingga berisiko pecah ketika ketuban pecah –baik saat permulaan persalinan spontan atau prematur.
Sebanyak 56% kasus vasa previa tidak terdiagnosis dan mengakibatkan bayi lahir mati. Namun, bila kondisi ini sudah terdeteksi terlebih dahulu selama kehamilan, peluang kelangsungan hidup janin bisa meningkat hingga 97%.
Perempuan yang paling berisiko mengalami vasa previa adalah yang dikaitkan dengan kondisi berikut:
- Mengalami plasenta previa, yaitu saat plasenta yang menutupi sebagian atau seluruh serviks.
- Kehamilan terjadi melalui fertilisasi in vitro (in vitro fertilization/IVF)
- Kehamilan dengan banyak bayi
- Perokok aktif
- Kondisi kesehatan kronis seperti diabetes
Artikel terkait: Ketahui 5 Fungsi Plasenta yang Krusial Bagi Janin dan Masalahnya yang Harus Diwaspadai
Penyebab dan Faktor Risiko
Penyebab vasa previa tidak diketahui hingga kini penyebabnya. Namun diperkirakan, ada dua penyebab utamanya, yakni:
1. Velamentous Cord Insertion (Penyisipan Tali Pusat Velamentous)
Selama kehamilan, bayi mendapat makanan dari plasenta melalui tali pusar. Tali pusat biasanya menempel pada pusat plasenta, dan pembuluh darah dilindungi di dalam struktur ini.
Pada penyisipan tali pusat, tali pusat dimasukkan ke dalam kantung ketuban, bukan ke dalam plasenta. Ketika pembuluh darah mengalir melalui kantung ketuban, tali pusat tidak memiliki perlindungan membrane dan dilapisi Wharton Jelly –bagian dalam tali pusat yang mengandung semacam zat dan berbentuk seperti jeli. Bila pembuluh darah di kantung ketuban berada di atas serviks, maka kondisi ini bisa menyebabkan vasa previa.
2. Plasenta Bilobed (Bi-lobed Placenta), Multilobed, atau Succenturiate
Plasenta pada rahim dapat membentuk dua lobus (disebut plasenta bilobed) –jarang sebenarnya yang dapat membentuk lebih dari dua lobus (disebut multilobed), bahkan terkadang ada juga yang membentuk lobus yang lebih kecil (disebut lobus succenturiate). Dalam kasus ini, vasa previa terjadi jika pembuluh darah yang mengalir di antara lobus-lobus akhirnya menempel pada serviks.
Plasenta bilobed, multilobed, atau succenturiate dapat terjadi jika plasenta berimplantasi di salah satu tempat berikut:
- Di atas fibroid di rahim
- Area penurunan suplai darah
- Area operasi sebelumnya
- Di atas serviks
Ketika bayi Anda siap untuk lahir, kantung ketuban pecah. Bayi kemudian bergerak melalui leher rahim dan keluar melalui vagina. Jika Anda menderita vasa previa, pecahnya kantung ketuban juga akan membuat pembuluh darah pecah. Ini akan menyebabkan bayi Anda dan mungkin Anda kehilangan banyak darah.
Diagnosis Vasa Previa
Metode terbaik untuk mendeteksi vasa previa adalah dengan melakukan pemindaian transvaginal dilakukan secara internal dan dikombinasikan dengan Doppler berwarna.
Cara kerjanya adalah dengan memasukkan transduser (alat yang dapat mengubah suatu bentuk energi ke bentuk energi lainnya) berupa probe lurus tipis ke dalam vagina sejauh beberapa inci oleh sonographer –sisa tongkat atau transduser tetap berada di luar tubuh.
Transduser menghasilkan gelombang ultrasound, dan alat ini jauh lebih akurat daripada menggunakan pemindaian perut, karena memungkinkan ahli sonografi untuk melihat area yang diinginkan dengan jelas.
Warna pada Doppler memungkinkan teknisi melihat ke arah mana darah mengalir dan pada kecepatan berapa.
Akan tetapi, pemeriksaan di atas biasanya dilakukan bila dokter sudah mendapatkan diagnosis berdasarkan pemeriksaan USG. Sebab, masalah kesehatan ini terbilang langka, maka metode pemeriksaan ini tidak dijadikan sebagai pemeriksaan rutin.
Dan dokter mungkin akan merekomendasikan tes ini bila Anda memiliki satu atau lebih faktor risiko dan gejala yang dijelaskan di atas.
Artikel terkait: Benarkah plasenta bayi aman dimakan? Berbahaya atau ada manfaatnya?
Gejala Vasa Previa
Tanda atau gejala vasa previa biasanya tidak dirasakan oleh ibu hamil, dan bahkan sering kali tidak terdeteksi hingga masa persalinan –ada lebih dari separuh kasus yang tidak terdeteksi pada kehamilan mengakibatkan lahir mati.
Gejala yang berhubungan dengan vasa previa juga biasanya baru akan terlihat sampai persalinan dimulai. Biasanya tanda-tanda akan terlihat ketika janin mungkin mengalami distres yang signifikan atau setelah bayi lahir mati.
Tanda atau gejala yang dialami dan tidak disadari ibu hamil dengan vasa previa adalah:
- Perdarahan vagina tanpa rasa sakit, tanda ketuban pecah.
- Darah dari perdarahan berwarna gelap –karena darah bayi tidak memiliki oksigen sebanyak yang ada pada darah Anda sehingga darahnya tampak lebih gelap.
- Detak jantung bayi di rahim lambat.
Bila Bunda mengalami ini, segera cari bantuan medis. Kalaupun ada yang berhasil terdiagnosis, biasanya pada saat pemeriksaan ultrasonografi anatomi obstetrik rutin di pertengahan kehamilan.
USG di pertengahan kehamilan memang merupakan pemeriksaan antenatal standar untuk menilai lokasi plasenta dan tali pusat. Saat ini dokter bisa saja menemukan vasa previa dan kemudian melakukan pengujian tambahan dan menganjurkan tindak lanjut pada ibu hamil.
Apabila tidak sembuh selama kehamilan, persalinan dini melalui operasi caesar biasanya paling sering disarankan. Hal ini dianjurkan untuk menghindari permulaan persalinan atau ketuban pecah, yang dapat dikaitkan dengan kehilangan darah janin yang cepat dan signifikan.
Artikel terkait: Bahaya polusi udara bagi Bumil, menembus plasenta hingga sebabkan anak lahir autis!
Cara Mencegah dan Mengatasi
Selain gejala dan tandanya yang tidak dapat dirasakan, cara mencegah vasa previa juga tidak ada. Namun bila dokter dapat mendiagnosis berdasarkan penglihatannya di USG sebelum ibu melahirkan, maka kemungkinan kelangsungan hidup bayi bisa sangat baik dengan manajemen perawatan yang tepat.
Dalam beberapa kasus, vasa previa juga dapat hilang selama kehamilan. Oleh karena itu, bila dokter kandungan sudah mendiagnosis Anda dengan vasa previa, penting untuk memastikan bahwa Bunda ditangani oleh tenaga ahli yang profesional.
Bersama dengan dokter, Bunda dapat mengelola kondisi kehamilan dengan baik. Pun memungkinkan kehamilan berkembang secara aman dan optimal, dan membantu Anda dalam menghadapi berbagai risiko yang mungkin terjadi –persalinan dini atau pecah ketuban.
Tujuan pengobatan adalah untuk memperpanjang kehamilan ibu secara aman dan menghindari pecahnya pembuluh darah ketika direkomendasikan melahirkan bayi di awal. Perawatan lainnya termasuk:
- Memantau bayi dengan tes non-stres dua kali seminggu yang dimulai antara minggu 28 dan 32.
- Bunda mungkin dirawat di rumah sakit antara 30 dan 32 minggu untuk memantau bayi lebih dekat. Ada beberapa kasus di mana ibu hamil dengan vasa previa harus menjalani rawat inap selama trimester ketiga guna pemantauan ketat dan istirahat total.
- Suntikan kortikosteroid untuk membantu paru-paru bayi matang.
- Istirahat panggul mungkin disarankan, yang berarti menghindari hubungan seks atau memasukkan apa pun ke dalam vagina.
- Persalinan C-section yang direncanakan antara usia kehamilan 34 dan 37 minggu. Ini guna menghindari kontraksi alami yang bisa menyebabkan selaput ketuban pecah secara spontan yang kemudian berimbas pada pecahnya pembuluh darah bayi dan pendarahan pada ibu.
Ketika vasa previa tidak didiagnosis selama periode prenatal, persalinan spontan atau ketuban pecah dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius karena perdarahan janin yang parah, termasuk:
- Kematian janin atau neonatus
- Anemia janin berat yang membutuhkan transfusi
- Cerebral palsy
Sejauh ini vasa previa tidak menimbulkan risiko kesehatan fisik bagi ibu yang melahirkan. Risiko justru lebih besar dialami bayi karena bisa mengakibatkan kehilangan nyawa mereka atau juga kelahiran cacat (cerebral palsy).
Yang pasti, bila Bunda didiagnosis penyakit ini, segera lakukan perawatan dengan dokter untuk memastikan kelangsungan hidup bayi tetap aman dan optimal. Semoga Bunda selalu sehat selama menjalani kehamilan.
Baca juga:
id.theasianparent.com/bila-anda-mengalami-plasenta-previa
id.theasianparent.com/plasenta-akreta
8 Jenis Gangguan Kehamilan yang Bisa Berakibat Fatal, Bumil Perlu Waspada
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.