Waspada Kekurangan Vitamin D untuk Ibu Hamil, Ini 6 Pengaruhnya pada Janin

Salah satu bahaya defisiensi vitamin D saat hamil adalah berat badan lahir rendah pada bayi. Cek lengkapnya di sini!

Vitamin D untuk ibu hamil memiliki manfaat penting untuk pertumbuhan janin. Karena itu, defisiensi vitamin D pada ibu hamil menjadi hal penting yang harus diperhatikan karena akan memengaruhi kesehatan kehamilan dan perkembangan janin.

Berikut penjelasan lengkap tentang bahaya defisiensi vitamin D dan cara mencegahnya pada ibu hamil.

Artikel terkait: 7 Rekomendasi Merk Vitamin D untuk Ibu Hamil di 2024, Ini Dosis yang Dianjurkan

Apa Manfaat Vitamin D untuk Ibu Hamil?

Waspada Kekurangan Vitamin D untuk Ibu Hamil, Ini 6 Pengaruhnya pada Janin

Sama seperti mineral lainnya, vitamin D memiliki manfaat yang penting untuk ibu hamil selama menjalani kehamilannya. Beberapa manfaatnya ialah sebagai berikut.

1. Menurunkan Risiko Preeklampsia 

Sebuah tinjauan pada 2019 menunjukkan bahwa ibu hamil yang kekurangan vitamin D mungkin memiliki risiko lebih besar terkena preeklamsia dan melahirkan bayi prematur.

Peneliti dari studi ulasan tahun 2020 menemukan bahwa mungkin ada hubungan antara konsentrasi vitamin D yang lebih tinggi selama kehamilan dan penurunan risiko preeklamsia dan kelahiran prematur.

Namun, para peneliti membutuhkan uji klinis yang dirancang baik dengan suplementasi vitamin D untuk mendefinisikannya dengan lebih baik.

2. Mencegah Diabetes Gestasional

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa status vitamin D yang buruk berkaitan erat dengan risiko penyakit diabetes gestasional

3. Menurunkan Risiko Infeksi Bakteri Vagina

Mengatasi kekurangan vitamin D juga dapat mengurangi risiko vaginosis bakteri asimtomatik pada ibu hamil.

Namun, penelitian yang saling bertentangan tidak menemukan hubungan antara suplementasi vitamin D dan pencegahan vaginosis bakteri.

4. Mencegah Asma

Mungkin ada hubungan antara asupan vitamin D yang cukup selama kehamilan dan penurunan risiko asma dan perkembangan alergi makanan pada bayi baru lahir dikemudian hari.

Namun, buktinya tidak pasti, dan diperlukan lebih banyak penelitian.

5. Vitamin D Mengatur Suasana Hati dan Mengurangi Depresi

Penelitian telah menunjukkan bahwa vitamin D mungkin memainkan peran penting dalam mengatur suasana hati dan mengurangi risiko depresi, terutama yang sering dialami saat hamil. 

Sebuah studi juga mengidentifikasi kadar vitamin D yang rendah sebagai faktor risiko untuk gejala fibromyalgia yang lebih parah, kecemasan, dan depresi.

Artikel terkait: Studi: Depresi Saat Hamil Tingkatkan Risiko Melahirkan Caesar

Apa Manfaat Vitamin D untuk Janin?

Vitamin D adalah salah satu nutrisi paling penting untuk pertumbuhan dan perkembangan janin. Berikut ini beberapa manfaat vitamin D untuk janin:

1. Membantu Pertumbuhan Tulang dan Gigi Janin

Vitamin D memiliki peran kunci dalam perkembangan tulang janin. Meskipun sangat jarang, dalam kasus malnutrisi parah, kadar vitamin D yang rendah selama kehamilan telah dikaitkan dengan kondisi seperti rakhitis (pelunakan tulang), penyakit otot, dan kejang pada bayi baru lahir.

Karena itu manfaat vitamin D untuk janin tidak bisa disepelekan. 

2. Membantu Pertumbuhan dan Perkembangan Janin

Sama seperti mineral lainnya, vitamin D dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan janin di dalam kandungan.

Mereka berperan untuk memenuhi asupan janin sehingga pertumbuhannya optimal.

3. Membantu Perkembangan Organ Jantung

Pertumbuhan organ jantung dan juga organ tubuh lainnya akan dimaksimalkan dengan asupan vitamin D yang memadai. 

4. Mencegah Infeksi Virus dan Bakteri

Vitamin D juga berperan mendukung imunitas dan kekebalan tubuh. Bagi janin, ini bisa melindungi diri dari infeksi virus dan bakteri yang mungkin diidap oleh sang ibu.

Namun, dengan mencukupi asupan vitamin D, risiko terjangkit berbagai infeksi saat hamil mungkin akan menurun.

Artikel terkait: Ini Penyebab Perut Bagian Bawah Sakit Saat Hamil

Perlukah Mengonsumsi Suplemen Vitamin D?

Waspada Kekurangan Vitamin D untuk Ibu Hamil, Ini 6 Pengaruhnya pada Janin

Bunda mungkin perlu mengonsumsi suplemen vitamin D selama kehamilan karena sebagian besar vitamin prenatal hanya mengandung 400 IU (10 mcg) vitamin D.

Sulit untuk mendapatkan cukup vitamin D dari makanan saja, bahkan jika Anda memilih makanan yang kandungan vitamin D nya banyak.

Bagaimana bila mendapatkan vitamin D dari matahari? Kulit memproses sinar matahari untuk memproduksi vitamin D. Jadi, beberapa ahli merekomendasikan untuk berjemur di pagi hari. 

Tetapi, paparan sinar ultraviolet [UV] matahari yang intensif membuat perubahan pigmen yang dapat menyebabkan penggelapan kulit pada ibu hamil.

Kebanyakan dokter menganjurkan agar ibu hamil melindungi kulit dari sinar matahari (dengan tabir surya dan pakaian) dan sebaiknya mendapatkan vitamin D dari makanan atau suplemen yang direkomendasikan dokter.

Dosis Vitamin D untuk Ibu Hamil

Mengonsumsi vitamin selama kehamilan penting dilakukan ibu hamil agar kesehatan kehamilan tetap terjaga. Konsumsi harian yang dianjurkan yaitu minimal 600 IU dan maksimal 4000 IU.

Jumlah ini menguntungkan kehamilan Anda juga janin karena dapat mencegah bayi lahir prematur dan menjauhkannya dari infeksi berbahaya.

Artikel Terkait: 10 Suplemen Asam Folat Ibu Hamil Pilihan untuk Kesehatan Bunda dan Janin

Defisiensi Vitamin D Selama Kehamilan dan Akibatnya

Telah banyak penelitian membuktikan bahwa vitamin D amat esensial untuk mencegah penyakit degeneratif berbahaya seperti diabetes tipe 1 dan 2, hipertensi, intoleransi glukosa dan masalah kesehatan lainnya.

Studi lain juga membuktikan konsumsi vitamin D yang cukup dapat mengurangi risiko bayi terkena asma sebesar 40%. Di sisi lain, kebutuhan vitamin D yang tercukupi turut memengaruhi kualitas air susu ibu.

Bahkan, kecukupan vitamin D harian berpengaruh terhadap kesuburan. Mengonsumsi vitamin D yang cukup akan meningkatkan kesempatan pasangan untuk memperoleh keturunan dan meningkatkan produksi sperma lebih berkualitas.

Lantas, apa yang terjadi jika ibu hamil kekurangan asupan vitamin ini?

  1. Meningkatkan risiko penyakit seperti anemia, diabetes, preeklamsia, vaginosis bakterialis
  2. Meningkatkan risiko kelahiran caesar yang tidak direncanakan
  3. Risiko bayi lahir dengan berat rendah
  4. Kerusakan enamel gigi pada bayi
  5. Penurunan fungsi kognitif bayi
  6. Meningkatkan risiko obesitas bayi di masa tumbuh kembangnya

Apa Saja Makanan yang Mengandung Vitamin D?

makanan kaya vitamin D, defisiensi vitamin D

Sinar matahari digadang-gadang sebagai sumber vitamin D yang mudah dan murah untuk didapat. Kebutuhan vitamin pada Bumil juga bisa dipenuhi lewat suplemen dari dokter kandungan.

Selain itu, defisiensi vitamin D juga bisa dicegah dengan mengonsumsi beberapa jenis makanan berikut:

1. Salmon

Salmon adalah ikan berlemak yang dikenal sebagai sumber vitamin D yang bagus. Menurut Database Komposisi Makanan Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA), satu porsi 3,5 ons (100 gram) salmon Atlantik yang dibudidayakan mengandung 526 IU vitamin D, atau 66% dari nilai harian.

Rata-rata, salmon liar memiliki lebih banyak vitamin D. Jumlah vitamin D akan bervariasi tergantung di mana salmon ditangkap dan waktunya dalam setahun.

Satu studi menunjukkan bahwa kandungan vitamin D salmon yang ditangkap di laut Baltik berkisar antara 556-924 IU vitamin D per satu porsi 3,5 ons (100 gram), menyediakan 70-111% dari nilai harian.

2. Minyak Hati Ikan Cod

Jika Anda tidak menyukai ikan, mengonsumsi minyak ikan cod adalah cara terbaik untuk mendapatkan nutrisi. Ini adalah sumber vitamin D yang sangat baik.

Sekitar 450 IU per sendok teh (4,9 mL) mengandung 56% dari nilai harian. Minyak ikan cod juga telah digunakan selama bertahun-tahun untuk mengobati kekurangan vitamin D. Ini juga memiliki riwayat digunakan sebagai bagian dari pengobatan rakhitis, psoriasis, dan TBC.

Selain itu, minyak hati ikan kod mengandung asam lemak omega-3 yang tinggi. Omega-3 berperan dalam kesehatan jantung dan dapat mengurangi peradangan dalam tubuh.

3. Ikan Tuna

Banyak orang menyukai tuna kalengan karena rasanya yang enak dan cara penyimpanannya yang mudah.

Biasanya, lebih murah daripada membeli ikan segar. Tuna kalengan mengemas hingga 269 IU vitamin D dalam porsi 3,5 ons (100 gram), yang merupakan 34% dari nilai harian.

Namun, tetap perhatikan dan pilih ikan tuna yang segar, karena ikan tuna dikenal mengandung merkuri.

Untuk mengonsumsinya, pastikan Bunda mendapatkan rekomendasi dari dokter tentang berapa banyak asupan yang tepat.

4. Ikan Sarden

Sarden kaleng mengandung 46 IU per 2 sarden. Meskipun sarden mungkin bukan yang teratas dalam daftar makanan sumber vitamin D, ikan mini adalah sumber yang baik dari dua nutrisi pembentuk tulang, vitamin D dan kalsium.

5. Kuning Telur

Ikan bukan satu-satunya sumber vitamin D. Telur utuh adalah sumber lain yang juga sama baiknya dengan ikan.

Sebagian besar protein dalam telur ditemukan dalam putih telur, dan lemak, kemudian vitamin dan mineral ditemukan di kuning telur. Kuning telur dari satu telur besar mengandung 37 IU vitamin D, atau 5% dari nilai harian.

6. Jamur

Selain makanan di atas, jamur adalah satu-satunya sumber vitamin D non-hewani yang patut dipertimbangkan. Seperti manusia, jamur dapat mensintesis vitamin D saat terkena sinar UV.

Namun, jamur menghasilkan vitamin D2, sedangkan hewan menghasilkan vitamin D3. Meskipun vitamin D2 membantu meningkatkan kadar vitamin D dalam darah, itu mungkin tidak seefektif vitamin D3. 

Sebelum mengonsumsinya, cari tahu atau konsultasikan lebih dahulu tentang keamanan jamur untuk ibu hamil, ya.

7. Susu Sapi

Susu sapi adalah sumber nutrisi yang baik secara alami, termasuk kalsium, fosfor, dan riboflavin.

Di beberapa negara, susu sapi diperkaya dengan vitamin D. Di Amerika Serikat, 1 cangkir susu sapi yang diperkaya mengandung 115 IU vitamin D per cangkir (237 mL), atau sekitar 15% dari nilai harian.

8. Susu Kedelai

Karena vitamin D ditemukan hampir secara eksklusif dalam produk hewani, para vegetarian dan vegan mungkin merasa lebih sulit untuk mendapatkannya. 

Untuk alasan ini, pengganti susu nabati seperti susu kedelai banyak diperkaya dengan vitamin D, bersama dengan nutrisi lain yang biasanya ditemukan dalam susu sapi. 

Jumlahnya dapat bervariasi tergantung pada merek. Satu cangkir (237 mL) mengandung sekitar 100-119 IU vitamin D, atau 13-15% dari nilai harian.

9. Jus Jeruk yang Difortifikasi

Sekitar 65% orang di seluruh dunia tidak toleran laktosa, dan sekitar 2% memiliki alergi susu.

Untuk alasan ini, beberapa perusahaan membuat jus jeruk dengan kandungan vitamin D dan nutrisi lain, seperti kalsium. Satu cangkir (237 mL) jus jeruk yang diperkaya dengan sarapan dapat memulai hari Anda dengan vitamin D hingga 100 IU, atau 12% dari nilai harian.

Namun, jus jeruk bukanlah pilihan yang bagus untuk semua orang. Bagi orang yang rentan terhadap refluks asam, jus jeruk bisa memperburuk gejalanya.

Jika Anda mengidap diabetes atau diabetes gestasional, Anda mungkin perlu berhati-hati karena jus menyebabkan lonjakan kadar gula darah. 

10. Sereal dan Oatmeal

Sereal adalah makanan lain yang dapat diperkaya dengan vitamin D. 

Satu cangkir gandum oatmeal mengandung 145 IU vitamin D, setara dengan 18% dari nilai harian. Sedangkan satu cangkir sereal beras renyah yang diperkaya memiliki 85 IU vitamin D, atau 11% dari nilai harian.

Perlu diingat, tidak semua sereal mengandung vitamin D. Sebaiknya periksa label nutrisi untuk mengetahui berapa banyak vitamin D dalam produk.

Meskipun sereal dan oatmeal yang diperkaya memberikan lebih sedikit vitamin D daripada makanan lainnya, ini bisa menjadi pilihat tepat untuk menyeimbangkan asupan harian Anda.

11. Yoghurt

Sama seperti produk susu lainnya, yoghurt juga diperkaya dengan vitamin D. Untuk memastikan berapa jumlah kandungan vitamin D dalam yoghurt, cobalah periksa dalam kemasannya.

12. Keju

Rata-rata keju dikemas dengan vitamin D karena keju termasuk bagian dari produk susu, seperti yoghurt. Dalam 1,5 ons keju mengandung 85 UI vitamin D. Karena itu keju bisa menjadi pilihan yang tepat untuk memenuhi asupan vitamin D harian.

13. Susu Almond

Dalam satu cangkir susu almond mengandung 107 UI vitamin D. Susu almond juga dapat menjadi pilihan untuk para vegan dan vegetarian yang tidak mengonsumsi susu sapi.

14. Daging dan Hati

Meskipun tidak sebanyak ikan, daging dan hati juga mengandung vitamin D. 

15. Tahu yang Difortifikasi

Alternatif daging yang kaya protein ini kaya akan sejumlah nutrisi, termasuk kalsium, zat besi, vitamin B12 dan vitamin D. Satu cangkir tahu menawarkan 5,7 mikrogram atau 28 persen dari nilai harian vitamin D Anda.

Artikel Terkait: 7 Vitamin B Complex untuk Ibu Hamil Rekomendasi, Cek Bunda!

Bagaimana Bila Kelebihan Vitamin D saat Hamil?

Ibu hamil pasti akan melakukan apapun untuk memastikan janin di rahimnya selalu sehat termasuk vitamin D, namun apa yang terjadi jika Anda mengonsumsi vitamin ini melebihi dosis yang dianjurkan?

Melansir laman New York Times, seorang juru bicara A Johns Hopkins Hospital menyebutkan bahwa terdapat korelasi erat kelebihan vitamin D dengan tanda abnormal pada bayi.

Ibu hamil yang mengonsumsi terlalu banyak vitamin D akan melahirkan bayi dengan keterbelakangan mental dan kelainan darah bahkan sebelum lahir.

“Studi memperlihatkan ada potensi bahaya yang bisa didapat jika kebutuhan vitamin D melebihi dosis yang direkomendasikan. Vitamin memang bagus, namun terlalu banyak akan menyebabkan sesuatu menjadi buruk,” ujar Dr. Robert E. Cooke, kepala dokter anak di rumah sakit yang sama.

Dokter tersebut memberikan contoh seorang ibu hamil yang mengonsumsi 2000-3000 unit vitamin D selama hamil, yang ditambah dengan minum 1,5-2 liter susu dan makanan kaya vitamin D lainnya. Bukannya sehat, sang anak mengalami keterbelakangan mental, kelainan jantung, tekanan darah tinggi dan gangguan ginjal.

Nah, Bunda, pastikan mengonsumsi vitamin D yang cukup selama mengandung supaya kehamilan dan janin tetap sehat.

***

 

Baca juga: 

10 Manfaat Vitamin E untuk Ibu Hamil Beserta Dosis yang Tepat

Perbedaan Vitamin D dan Vitamin D3, Mana yang Lebih Bagus?

Apa yang Terjadi pada Bayi Jika Ibu Menyusui Kurang Vitamin D?

Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.