Ibu hamil harus mendapat asupan vitamin yang cukup, salah satunya yaitu vitamin E. Terdapat beragam manfaat vitamin E untuk ibu hamil. Namun, saat mengonsumsinya, Bumil juga perlu tahu dosis yang tepat.
Bunda, yuk, simak penjelasan lebih lengkap mengenai vitamin E untuk ibu hamil.
Apa Itu Vitamin E?
Sumber: Freepik
Melansir laman Parenting Firstcry, vitamin E atau yang juga dikenal sebagai Alpha TE atau Alpha Tocopherol adalah adalah vitamin yang larut dalam lemak.
Adalah ilmuwan Amerika Herbert McLean Evans dan Katherine Scott Bishop yang menemukan vitamin ini pada tahun 1922. Awalnya vitamin ini dilambangkan sebagai “faktor anti-kemandulan X” yang diperlukan untuk reproduksi –pertama kali diselidiki 80 tahun yang lalu. Namun, kemudian dinamai menurut urutan abjad berturut-turut setelah penemuan vitamin A hingga D.
Vitamin E disebut Alpha-Tocopherol di mana menurut istilah Yunani, “tocos” berarti melahirkan, “phero” artinya menanggung, dan “-ol” menunjukkan alkohol. Vitamin E juga disebut sebagai “vitamin pelindung”.
Dalam kehamilan, vitamin ini memiliki peranan penting, salah satunya adalah membantu dalam perlindungan sel-sel tubuh dari radikal berbahaya (molekul oksigen reaktif). Selain itu, masih ada banyak lagi manfaat vitamin E yang bisa dirasakan ibu hamil dan janinnya.
Asupan vitamin E harus dikonsumsi ibu hamil dalam dosis yang tepat. Jika tidak, vitamin larut lemak yang memiliki fungsi utama sebagai antioksidan ini bisa sangat membahayakan bagi ibu hamil dan janinnya.
Artikel terkait: Vitamin B3 untuk Ibu Hamil: Manfaat, Dosis, Sumber Asupan
Manfaat Vitamin E untuk Ibu Hamil
Vitamin E dan kehamilan memiliki keterkaitan satu sama lain. Manfaatnya tidak hanya dirasakan ibu, tetapi juga bayi dalam kandungannya. Berikut ini manfaat vitamin E untuk ibu hamil:
1. Antioksidan
Vitamin E berperan sebagai antioksidan dan melindungi jaringan tubuh dari radikal bebas yang dapat membahayakan sel, organ, dan jaringan di tubuh Anda. Sehingga mampu mencegah banyak komplikasi dan gangguan potensial, seperti kanker, diabetes, radang sendi dan katarak, telah dikaitkan dengan oksidasi.
2. Produksi Prostaglandin
Jenis vitamin ini membantu dalam memproduksi prostaglandin, yang merupakan bahan kimia yang berperan untuk mengurangi jumlah produksi prolaktin. Prolaktin adalah hormon penyebab timbulnya gejala fisik dan emosional PMT (pre-menstrual tension) yang meningkat pada saat perempuan berovulasi. Dalam hal ini, vitamin E membantu tubuh untuk menyeimbangkan tingkat prolaktin yang pada gilirannya membantu sistem reproduksi perempuan berfungsi dengan baik.
3. Meningkatkan Sirkulasi Darah pada Ibu
Ketika sirkulasi darah di tubuh ibu baik, sirkulasi darah di plasenta juga akan baik, ini berarti oksigen mencapai bayi dan bayi berada dalam lingkungan rahim yang sehat.
4. Infertilitas
Penurunan motilitas sperma, jumlah sperma, dan fusi sperma-oosit semuanya telah dikaitkan dengan stres oksidatif pada infertilitas pria. Stres oksidatif ini bisa muncul karena konsumsi antioksidan yang tidak mencukupi atau produksi spesies oksigen reaktif (reactive oxygen species/ROS) yang berlebihan. Antioksidan (seperti vitamin C dan E) dan kofaktor antioksidan (seperti selenium, seng, dan tembaga) dapat membuang, mengais, atau menekan pembentukan ROS.
Artikel Terkait: 10 Suplemen Asam Folat Ibu Hamil Pilihan untuk Kesehatan Bunda dan Janin
5. Endometriosis
Endometriosis adalah suatu kondisi yang ditandai dengan adanya jaringan endometrium di luar rongga rahim, memengaruhi 20-40% dengan infertilitas dan 40-87% perempuan dengan nyeri panggul kronis memiliki endometriosis. Insiden puncak masalah ini berada antara usia 35 dan 45 tahun. Masalah ini dikaitkan dengan stres oksidatif.
6. Mengurangi Risiko Keguguran
Keguguran adalah komplikasi kehamilan serius yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Kekurangan vitamin E juga telah dikaitkan dengan peningkatan risiko keguguran, meski belum diselidiki secara menyeluruh. Suplementasi vitamin E dalam makanan mengurangi tingkat keguguran pada ibu hamil sekitar 50%.
7. Sindrom Ovarium Polikistik
Sindrom ovarium polikistik (Polycystic Ovary Syndrome/PCOS) adalah cacat lahir yang umum pada perempuan selama usia subur. Endocrine Society merilis strategi pelatihan untuk PCOS (pada remaja dengan PCOS), metformin dan kontrasepsi hormonal adalah pilihan pengobatan.
Dalam hal ini, vitamin E bukan hormon, tetapi bertindak sebagai hormon yang bekerja dengan meniru efek progesteron pada tubuh, serta dengan mengurangi efek samping dari androgen tingkat tinggi (testosteron dan estrogen).
8. Mencegah Prematur
Setiap tahun, sekitar 15 juta bayi (1 dari 10) dilahirkan prematur atau sebelum waktunya –lebih dari 60% terjadi di Afrika Sub-Sahara dan Asia Selatan. Dan ini juga yang menjadi penyebab kematian pada bayi yang tertinggi kedua setelah pneumonia.
9. Mengurangi Risiko Ketuban Pecah Dini
Ketuban pecah dini didefinisikan sebagai ketuban pecah sebelum usia kehamilan 37 minggu tanpa adanya persalinan. Umumnya terjadi pada 1-2% persalinan dan mengakibatkan persalinan prematur dengan angka kematian reguler pada neonatus yang tinggi. Penyebabnya bisa infeksi, asap rokok, dan peradangan, ppmengonsumsi vitamin E sebelum dan selama kehamilan bisa mengurangi risiko ini.
10. Manfaat Lain
- Menjaga struktur lemak (lipid) dalam tubuh.
- Melindungi tubuh terhadap virus dan bakteri dengan memperkuat sistem kekebalan tubuh.
- Membantu memperlebar pembuluh darah guna mencegah pembekuan darah di dalam pembuluh.
- Membantu pembentukan RBC (red blood cell) atau sel darah merah.
- Mengatasi stretch mark selama kehamilan (minyak vitamin E).
- Membantu memproduksi vitamin K di dalam tubuh.
- Vitamin E digunakan oleh sel-sel dalam tubuh Anda untuk berinteraksi satu sama lain dan melakukan berbagai fungsi penting dengan koordinasi.
Artikel terkait: Vitamin B6 untuk Ibu Hamil: Manfaat, Dosis, dan Sumber Makanan
Manfaat Vitamin E untuk Perkembangan Janin
Selain bagi ibu hamil, vitamin ini pun memiliki banyak manfaat untuk perkembangan janin, di antaranya:
- Berperan dalam perkembangan awal sistem saraf embrio atau janin.
- Perkembangan mata dan kepala embrio.
- Mencegah anemia, baik pada ibu maupun janin.
- Mencegah gangguan neurologis, kerusakan otot, dan kardiomiopati.
- Meningkatkan kemampuan kognitif janin. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang memiliki konsentrasi vitamin E yang lebih tinggi saat lahir, telah meningkatkan kemampuan kognitif pada usia 2 tahun.
Dosis Vitamin E untuk Ibu Hamil
Sumber: Freepik
Bunda perlu benar-benar memperhatikan dosis asupan vitamin E sehari-hari agar tidak mengalami defisiensi (kekurangan) atau kelebihan vitamin E. Sebab, kedua kondisi tersebut sama-sama bisa menyebabkan komplikasi pada kehamilan.
Menurut laman Intechopen, dosis vitamin E disesuaikan berdasarkan usia seseorang. Untuk ibu hamil, dosis yang disarankan adalah tidak lebih dari 15 mg per hari. Ini bisa Anda dapatkan dari asupan makanan dan yang terkandung dalam vitamin prenatal. Diskusikan dengan dokter kandungan Anda bila ingin menambahkan suplemen lagi.
Lebih lengkap, berikut ini dosis vitamin E yang direkomendasikan untuk setiap tahapan usia seseorang:
|
Tahapan Usia
|
Jumlah yang Direkomendasikan
|
Bayi baru lahir – 6 bulan
|
4 mg/hari
|
7 – 12 bulan
|
5 mg/hari
|
1 – 3 tahun
|
6 mg/hari
|
4 – 8 tahun
|
7 mg/hari
|
9 – 13 tahun
|
11 mg/hari
|
14 – 18 tahun
|
15 mg/hari
|
Dewasa
|
15 mg/hari
|
Ibu Hamil
|
15 mg/hari
|
Ibu Menyusui
|
19 mg/hari
|
Makanan Kaya Vitamin E
Selain berasal dari vitamin prenatal yang umumnya diresepkan dokter kandungan, asupan vitamin E juga bisa Bunda dapatkan dari beberapa sumber makanan berikut ini:
- Sayuran berdaun hijau, seperti bayam, brokoli, kubis, kol, dan lainnya.
- Kacang-kacangan seperti kacang tanah, walnut, hazelnut, dan almond.
- Minyak nabati seperti minyak biji bunga matahari, zaitun, bibit gandum, minyak jagung dan kacang kedelai.
- Biji-bijian seperti biji bunga matahari (Anda bisa menambahkannya pada salad atau bubur), biji anggur, biji labu, jagung.
- Buah-buahan seperti anggur dan labu
- Telur rebus
- Makanan yang diperkaya seperti sereal, olesan roti, margarin, dan jus buah.
Sumber terkaya vitamin E ada di kacang-kacangan, bayam, biji-bijian, minyak zaitun, dan minyak bunga matahari.
Artikel Terkait: 6 Kebutuhan Ibu Hamil Trimester 2 Rekomendasi, Cek!
Perlukah Konsumsi Suplemen Vitamin E Saat Hamil?
Sumber: Freepik
Suplemen vitamin E hanya disarankan dikonsumsi oleh ibu hamil dengan kriteria tertentu, seperti:
- Mengalami tekanan darah tinggi
- Sindrom menopause
- Sindrom pramenstruasi
- Komplikasi pada akhir kehamilan
- Cystic fibrosis
- Hot flashes
- Mengalami gejala kanker payudara
Artikel terkait: Bumil, ini 5 vitamin yang wajib dikonsumsi selama masa kehamilan
Dampak Kekurangan Vitamin E
Kekurangan (defisiensi) vitamin E bisa menyebabkan beberapa dampak kesehatan pada tubuh, mulai dari kondisi ibu yang menurun hingga bayi lahir cacat.
- Hasil yang buruk pada kehamilan untuk bayi dan ibu
- Anemia
- Peningkatan risiko infeksi
- Pertumbuhan embrio terhambat
- Gangguan neurologis, kerusakan otot, atau kardiomiopati
Dampak Kelebihan Vitamin E
Tidak hanya kekurangan vitamin E, kelebihan vitamin ini juga bisa memberi dampak buruk pada kesehatan ibu dan janin. Di antaranya:
- Kemungkinan janin cacat lahir tinggi.
- Meningkatkan peluang ibu mengalami pendarahan dengan risiko pendarahan hebat di otak.
- Dapat meningkatkan risiko cacat jantung pada bayi.
Jadi sangat disarankan untuk tidak mengonsumsi suplemen vitamin E selama kehamilan tanpa rekomendasi dokter. Vitamin E untuk ibu hamil memang sangat diperlukan guna membantu perkembangan bayi di dalam kandungan serta kesehatan Bunda sendiri. Oleh karena itu, dosisnya harus cukup dan didapat dari makanan yang bergizi seimbang.
Artikel diupdate oleh: Ester Sondang
Baca Juga:
5 Alasan Mengapa Asam Folat Penting Bagi Ibu Hamil dan Ibu yang Sedang Promil
Bumil cari tahu yuk manfaat vitamin B kompleks dan juga asal sumbernya
7 Pantangan makanan ibu hamil yang bisa membuat janin cacat dan keguguran
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.