Speech delay atau dikenal juga keterlambatan berbicara merupakan kondisi perkembangan berbahasa anak tidak sesuai dengan usianya. Tidak sedikit orang tua menganggap speech delay sebagai kondisi yang wajar atau normal. Padahal, jika speech delay pada anak tidak ditangani dengan tepat, ini bisa menjadi gangguan yang serius.
Perlu Parents ketahui, periode emas tumbuh kembang anak yaitu ketika ia memasuki usia 1 hingga 3 tahun.
Di masa ini si Kecil akan mengalami perkembangan fisik, serta perkembangan dalam hal kemampuan berkomunikasi atau berbahasa.
Sayangnya, tidak semua anak mengalami perkembangan berbahasa yang baik, dan ini harus Parents waspadai.
Salah satu masalah yang sering ditemui adalah speech delay.
Menurut penelitian, speech delay atau gangguan perkembangan bahasa ini memengaruhi 5 hingga 10 persen anak usia prasekolah.
Membahas mengenai speech delay pada anak, theAsianparent Indonesia telah berdiskusi langsung dengan ahlinya, yaitu dr. Anggia Hapsari, SpKJ(K), Psikiater Konsultan Anak dan Remaja dari Smartkid Clinic, Jakarta.
Yuk, langsung simak pembahasannya berikut ini.
Bagaimana Tahapan Perkembangan Berbahasa Anak?

1. Usia Baru Lahir hingga 5 Bulan
Anak bayi hingga usia 5 bulan sudah bisa mendekut, mengungkapkan suara senang dan tidak secara berbeda melalui tawa, tangisan atau rewelan. Mereka juga mengeluarkan suara saat diajak bicara.
2. Usia 6 hingga 11 Bulan
Di usia ini, bayi mulai mengerti “tidak”, celoteh (mengatakn “ba-ba-ba”) dan mengatakan “ma-ma” atau “da-da” tanpa arti.
Selain itu, mereka mencoba berkomunikasi dengan aksi atau gerakan, mencoba mengulangi suara Anda dan mengatakan kata pertama mereka.
3. Usia 12 hingga 17 Bulan
Normalnya, ketika anak memasuki usia 12 sampai 18 bulan, ia harus sudah bisa mengucapkan minimal empat hingga 6 kata.
Di usia ini, anak juga bisa menjawab pertanyaan sederhana secara nonverbal, mengatakan 2 hingga 3 kata untuk memberi label atau objek tertentu (meski pelafalan tidak jelas), dan mencoba meniru kata-kata sederhana.
4. 18 to 23 months
Memasuki usia 2 tahun, anak seharusnya sudah bisa mengucapkan lebih dari 50 kosa kata.
Tidak hanya mengucapkannya, tetapi di usia ini anak sudah mulai mampu merangkai kata-kata sederhana, seperti menyambungkan dua buah kata menjadi satu kalimat.
5. Usia 3 Tahun
Ketika anak memasuki usia 3 tahun, minimal ia harus mampu mengucapkan 400 kosa kata.
Anak juga sudah bisa menggabungkan 2 sampai 3 suku kata menjadi satu kalimat.
Selain itu, peniruan kata-kata juga sudah mulai berkurang. Pada usia ini, anak juga sudah bisa memahami instruksi dari orang lain sekitar 75%.
Parents, apabila anak sudah mencapai usia 2 atau 3 tahun, tetapi ia belum juga mampu berbicara dengan lancar atau hanya bisa mengucapkan potongan kata saja, maka ia dapat digolongkan mengalami speech delay atau keterlambatan berbicara.
6. Usia 4 hingga 5 Tahun
Di usia ini, si Kecil sudah mengerti konsep spasial, seperti “belakang” atau “samping, pertanyaan-pertanyaan kompleks.
Bicara mereka sudah bisa dimengerti, tetapi masih salah melafal kata-kata sulit.
Mereka juga bisa menggambarkan cara melakukan sesuatu, seperti menggambar lukisan, dan menjawab pertanyaan “mengapa”.
7. Usia 5 Tahun
Usia 5 tahun, anak bisa mengerti tentang konsep sekuensi waktu (misalnya, apa yang terjadi pertama, kedua, atau ketiga), mengikuti petunjuk hingga 3 petunjuk, mengerti rima, dan berpartisipasi dalam pembicaraan.
Selain itu, kalimat yang mereka ucapkan juga lebih panjang, bisa terdiri hingga 8 atau lebih kata, dan menggunakan kalimat kompleks.
Anak usia 5 tahun juga bisa menggambarkan objek dan menggunakan imajinasi mereka untuk mengarang cerita.
Apa Ciri-Ciri Anak Speech Delay?
Ciri-ciri anak speech delay yang perlu Parents waspadai di antaranya adalah:
- Pada usia 12 bulan: tidak menggunakan gestur, seperti menunjuk atau melambaikan tangan untuk mengucapkan selamat tinggal.
- Pada usia 18 bulan: lebih suka gestur daripada vokalisasi untuk berkomunikasi.
- Pada usia 18 bulan: kesulitan meniru suara.
- Pada usia 2 tahun: hanya dapat meniru ucapan atau tindakan dan tidak mengeluarkan kata atau frasa secara spontan.
- Pada usia 2 tahun: hanya mengucapkan beberapa suara atau kata berulang kali dan tidak dapat menggunakan bahasa lisan untuk berkomunikasi lebih dari kebutuhan langsungnya.
- Pada usia 2 tahun: tidak dapat mengikuti arahan sederhana.
- Pada usia 2 tahun: memiliki nada suara yang tidak biasa (seperti serak atau sengau).
Selain itu, konsultasikan dengan dokter jika cara bicara anak lebih sulit dimengerti dibandingkan anak seusianya, yakni:
- Orang tua dan pengasuh harus mengerti kira-kira 50% dari apa yang dibicarakan anak saat berusia usia 2 tahun dan 75% di usia 3 tahun.
- Di usia 4 tahun, hampir semua pembicaraan seorang anak harusnya sudah dimengerti, bahkan bagi orang yang tidak mengenal anak tersebut.
Tingkah Laku Anak Speech Delay?
Melansir Cleveland Clinic, salah satu tingkah laku anak dengan speech delay adalah kesulit mengucapkan kata atau mengerti apa yang orang lain katakan.
Selain itu, Healthy Children juga menggambarkan sebagian anak memperlihatkan masalah tingkah laku saat mengalami speech delay karena mereka frustrrasi ketika mereka tidak bsia mengekspresikan apa yang mereka butuhkan atau inginkan.
Speech delay sederhana sering bersifat sementara. Kondisi ini bisa membaik dengan sendirinya atau sedikit bantuan dari keluarga. Oleh karena itu, sangat penting untuk mendorong anak untuk “berbicara” dengan Anda melalui gestur dan suara serta Anda menghabiskan waktu bermain, membaca dan berbicara dengannya. Di beberapa kasus, si Kecil mungkin membutuhkan bantuan ahli atau terapis bahasa.
Apa Penyebab Anak Menjadi Speech Delay?
Ada beberapa penyebab anak menjadi speech delay, di antaranya:
- Gangguan oral, seperti masalah pada lidah atau langit-langit (atap mulut)
- Frenulum (lipatan di bawah lidah) yang pendek, yang dapat membatasi pergerakan lidah
Banyak anak dengan keterlambatan bicara memiliki masalah oral-motorik.
Masalah ini terjadi ketika terdapat masalah di area otak yang bertanggung jawab untuk berbicara.
Hal ini menyulitkan koordinasi bibir, lidah, dan rahang untuk menghasilkan bunyi bicara.
Anak-anak ini juga mungkin memiliki masalah oral-motorik lainnya, seperti masalah makan.
Selain itu, beberapa faktor juga bisa memengaruhi kemampuan bicara anak:
- Masalah pendengaran. Oleh karena itu, seorang audiolog harus menguji pendengaran anak setiap kali terdapat masalah bicara. Anak-anak yang mengalami kesulitan mendengar mungkin mengalami kesulitan dalam berbicara, memahami, meniru, dan menggunakan bahasa.
- Infeksi telinga, terutama infeksi kronis, yang dapat memengaruhi pendengaran. Namun, selama pendengaran normal pada satu telinga, kemampuan bicara dan bahasa akan berkembang secara normal.
- Masalah neurologi
- Disabilitas intelektual
- Autism spectrum disorder
- Kurang stimulasi
- Gangguan bahasa atau bicara
Mengapa Speech Delay Cenderung Lebih Sering Terjadi pada Anak Laki-laki?

dr. Anggia Hapsari, SpKJ(K), mengatakan bahwa masalah speech delay memang cenderung lebih sering terjadi pada anak laki-laki. Hal ini karena anak laki-laki lebih hiperaktif dibanding anak perempuan.
Kondisi “hiperaktif” nya ini bisa membuat fokus anak lebih mudah teralihkan. Ia menjadi tidak hanya fokus pada berbicara, karena lebih fokus pada aktivitas lainnya.
Anak Speech Delay Apakah Bisa Sembuh?
Anak speech delay bisa sembuh tergantung pada penyebabnya, sehingga deteksi dini speech delay sangat penting sehingga anak mendapatkan penanganan dan bisa pulih sebaik mungkin. Inilah sebabnya skrining awal dan mendapatkan intervensi dini sangat krusial.
Perawatan pertama adalah terapi bicara-bahasa. Jika kemampuan bicara ini hanyalah keterlambatan tumbuh kembang, ini adalah satu-satu penanganan yang dibutuhkan.
Dengan intervensi dini, anak mungkin bisa memiliki kemampuan bicara sesuai usianya ketika mereka masuk sekolah.
Penelitian menunjukkan bahwa jika keterlambatan bicara tidak ditangani sejak dini, hal ini dapat berlanjut pada 40-60% anak, yang memiliki risiko lebih tinggi mengalami berbagai masalah sosial, emosional, perilaku, dan kognitif di masa dewasa.
Bagaimana Mencegah Speech Delay pada Anak?
Speech delay bisa dicegah sedini mungkin. Beberapa tips sederhana dari dr. Anggia Hapsari, SpKJ(K), di bawah ini bisa Parents terapkan untuk mencegah terjadinya speech delay pada anak.
- Bermain sensory play, yaitu mengenalkan/menstimulasi panca indra anak dengan mengeksplorasi tekstur benda yang berbeda, seperti pasir, lilin malam, meremas jeli, kain beludru, atau bermain boneka.
- Mengajak anak berbicara sesering mungkin. Ketika mengajak anak berbicara, maka Parents harus melakukannya dengan perlahan atau tidak terburu-buru dan memakai bahasa yang jelas (bukan bahasa bayi, misalnya makan bukan mamam, minum bukan mimik dan sebagainya). Lalu, usahakan untuk mengajak anak berbicara dari depan agar anak dapat melihat wajah serta gerak bibir Parents.
- Melatih otot rahang anak.
- Membacakan buku cerita toddler atau baby sejak dini. Lakukan berulang-ulang kepada si Kecil agar ia bisa mengikuti dan memahami bahasa yang Parents sampaikan.
- Mengurangi penggunaan gadget. Selain itu, Parents juga disarankan untuk tidak mengenalkan gadget pada anak sebelum ia berusia 2 tahun.
- Tanggapi celotehan anak atau jawab pertanyaan yang ia berikan setiap ia bertanya.
Apa yang Harus Dilakukan Jika Anak Mengalami Speech Delay?
Sumber gambar: Freepik
Melansir dari berbagai sumber, apabila Parents merasakan adanya gejala keterlambatan berbicara pada anak, maka sebaiknya lakukan hal-hal berikut ini:
- Konsultasikan masalah speech delay kepada dokter tumbuh kembang anak dan psikolog. Usahakan untuk menjelaskan kepada para ahli tentang tumbuh kembang anak dan kemampuan apa saja yang sudah ia kuasai.
- Setelah berkonsultasi dengan para ahli, jika mereka memutuskan bahwa si Kecil memerlukan terapi berbicara, maka Parents pun wajib mengikuti saran ahli. Amati seluruh proses terapi yang dijalankan si Kecil agar Parents dapat memelajari caranya dan ikut berpartisipasi.
- Berikan anak kesempatan untuk berinteraksi dan bermain dengan teman-teman sebayanya, ya, Parents. Ini dilakukan karena dengan membiarkan si Kecil bermain dengan anak-anak yang lainnya dapat memotivasi agar ia belajar berbicara.
Itulah beberapa penjelasan mengenai speech delay pada anak agar Parents dapat mendeteksinya sedini mungkin, sehingga bisa mencegah terjadinya masalah tersebut.
Tetap semangat, ya, Parents, selalu perhatikan proses tumbuh kembang si kecil secara cermat dan detail.
***
Baca Juga:
Anak Speech Delay Sampai Usia 4 Tahun, Ayah ini Tetap Optimis
Anak Alami Speech Delay, Irish Bella: Aku Salah, Sering Kasih Gadget
4 Penyebab Anak Terlambat Berjalan (Delayed Walking) dan Cara Mengatasinya
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.