Bagaimana tahapan perkembangan kognitif anak usia dini yang sehat dan ideal? Selengkapnya, simak tahapan perkembangan kognitif anak usia dini, dari baru lahir hingga usia 5 tahun di bawah ini.
Apa Saja Tahap-Tahap dalam Perkembangan Kognitif Anak?

Melansir laman verywell mind, berikut tahap-tahap perkembangan kognitif mulai dari bayi hingga usia dini.
Dari Lahir hingga 3 Bulan
Tiga bulan pertama kehidupan seorang anak adalah masa penuh keajaiban. Tonggak perkembangan utama pada usia ini berfokus pada eksplorasi indra dasar dan pembelajaran lebih lanjut tentang tubuh dan lingkungan.
Selama periode ini, sebagian besar bayi mulai:
- Menunjukkan perilaku antisipatif, seperti mencari dan mengisap puting susu atau botol susu
- Mendeteksi perbedaan nada dan volume suara
- Membedakan objek dengan lebih jelas dalam jarak 30 cm
- Berfokus pada objek yang bergerak, termasuk wajah pengasuh
- Melihat semua warna spektrum visual manusia
- Membedakan rasa, dari manis, asin, pahit, dan asam
- Menggunakan ekspresi wajah untuk merespons lingkungan mereka
Dari 3 hingga 6 Bulan
Pada awal masa bayi, kemampuan persepsi masih berkembang. Dari usia 3–6 bulan, bayi mulai mengembangkan indra persepsi yang lebih kuat.
Pada usia ini, sebagian besar bayi mulai:
- Menirukan ekspresi wajah
- Bereaksi terhadap suara-suara yang familiar
- Mengenali wajah-wajah yang familiar
- Merespons ekspresi wajah orang lain
Usia 6 hingga 9 Bulan
Mencari tahu isi pikiran bayi bukanlah tugas yang mudah. Plus, bayi belum bisa mengutarakan pikirannya secara verbal.
Untuk mempelajari lebih lanjut tentang proses mental bayi, para peneliti telah menemukan banyak tugas kreatif yang mengungkap cara kerja otak bayi.
Usia 6–9 bulan, para peneliti menemukan bahwa sebagian besar bayi mulai:
- Menatap lebih lama pada benda-benda yang “mustahil”, seperti benda yang melayang di udara
- Membedakan gambar-gambar yang menunjukkan jumlah benda yang berbeda
- Memahami perbedaan antara benda hidup dan benda mati
- Memanfaatkan ukuran relatif suatu benda untuk menentukan jaraknya
Usia 9 hingga 12 Bulan
Seiring bayi menjadi lebih mahir secara fisik, mereka dapat menjelajahi dunia di sekitar mereka lebih dalam. Duduk, merangkak, dan berjalan hanyalah beberapa tonggak fisik yang memungkinkan bayi memperoleh pemahaman mental yang lebih baik tentang dunia di sekitar mereka.
Menjelang usia satu tahun, sebagian besar bayi dapat:
- Menikmati melihat buku bergambar
- Menirukan gestur dan beberapa tindakan dasar
- Memanipulasi benda dengan membaliknya, mencoba memasukkan satu benda ke benda lain, dll.
- Merespons dengan gestur dan suara
- Memahami konsep kekekalan benda, gagasan bahwa suatu benda tetap ada meskipun tidak dapat dilihat
Dari 1 hingga 2 Tahun
Setelah mencapai usia satu tahun, perkembangan fisik, sosial, dan kognitif anak-anak tampaknya berkembang pesat. Anak-anak pada usia ini menghabiskan banyak waktu mengamati tindakan orang dewasa, sehingga penting bagi orang tua dan pengasuh untuk memberikan contoh perilaku yang baik.
Kebanyakan anak usia satu tahun mulai:
- Mengenali benda-benda yang serupa
- Meniru tindakan dan bahasa orang dewasa
- Belajar melalui eksplorasi
- Menunjuk benda dan orang yang familiar di buku bergambar
- Membedakan antara “Aku” dan “Kamu”
- Memahami dan merespons kata-kata
Dari Usia 2 hingga 3 Tahun
Pada usia dua tahun, anak-anak menjadi semakin mandiri. Karena mereka kini mampu menjelajahi dunia lebih luas, banyak pembelajaran selama tahap ini merupakan hasil dari pengalaman mereka sendiri.
Kebanyakan anak usia dua tahun mampu:
- Mengenali bayangan mereka sendiri di cermin berdasarkan namanya
- Menirukan tindakan orang dewasa yang lebih kompleks (bermain rumah-rumahan, berpura-pura mencuci pakaian, dll.)
- Mencocokkan benda dengan kegunaannya
- Menyebutkan nama benda dalam buku bergambar
- Menanggapi arahan sederhana dari orang tua dan pengasuh
- Mengurutkan benda berdasarkan kategori (misalnya, hewan, bunga, pohon, dll.)
- Menyusun cincin pada pasak dari yang terbesar ke terkecil
Dari Usia 3 hingga 4 Tahun
Anak-anak menjadi semakin mampu menganalisis dunia di sekitar mereka secara lebih kompleks. Saat mereka mengamati lingkungan mereka, mereka mulai memilah dan mengategorikan benda dan ide ke dalam berbagai kategori, yang sering disebut sebagai skema.
Karena anak-anak menjadi jauh lebih aktif dalam proses pembelajaran, mereka juga mulai mengajukan pertanyaan tentang dunia di sekitar mereka. “Mengapa?” menjadi pertanyaan yang sangat umum di sekitar usia ini.
Pada usia tiga tahun, sebagian besar anak mampu:
- Mengajukan pertanyaan “mengapa” untuk mendapatkan informasi
- Menunjukkan kesadaran akan masa lalu dan masa kini
- Belajar dengan mengamati dan mendengarkan instruksi
- Mempertahankan rentang perhatian yang lebih lama, sekitar 5 hingga 15 menit
- Mengelompokkan benda berdasarkan ukuran dan bentuk
- Mencari jawaban atas pertanyaan
- Memahami cara mengelompokkan dan mencocokkan benda berdasarkan warna
Usia 4 hingga 5 Tahun
Menjelang usia sekolah, anak-anak menjadi lebih baik dalam menggunakan kata-kata, meniru tindakan orang dewasa, berhitung, dan aktivitas dasar lainnya yang penting untuk persiapan sekolah.
Sebagian besar anak usia empat tahun mampu:
- Membuat gambar yang sering mereka beri nama dan jelaskan
- Menghitung sampai lima
- Menggambar bentuk seseorang
- Menyebutkan dan mengidentifikasi berbagai warna
- Berima
- Memberitahu tempat tinggal mereka
Apa Saja 4 Tahap Perkembangan Kognitif menurut Jean Piaget?
Menurut psikolog asal Swiss Jean Piaget, ada 4 tahap perkembangan kognitif manusia, yakni:
- Tahap Pertama, Sensorimotor (Usia 0 hingga 2 Tahun). adalah masa ketika anak-anak menguasai dua fenomena: kausalitas dan kekekalan objek. Bayi dan balita menggunakan kemampuan indra dan motorik mereka untuk memanipulasi lingkungan dan belajar tentang lingkungan tersebut. Mereka memahami hubungan sebab-akibat, seperti menggoyangkan mainan kerincingan dapat menghasilkan suara dan mengulanginya, atau bagaimana tangisan dapat membuat orang tua terburu-buru memberi perhatian. Seiring lobus frontal matang dan daya ingat berkembang, anak-anak dalam kelompok usia ini dapat membayangkan apa yang mungkin terjadi tanpa menimbulkan akibat secara fisik; inilah munculnya pikiran dan memungkinkan perencanaan tindakan. Kekekalan objek muncul sekitar usia enam bulan. Ini adalah konsep bahwa objek tetap ada meskipun saat ini tidak terlihat.
- Tahap “Pra-operasional” (usia 2 hingga 7 Tahun). Ketika seorang anak dapat menggunakan representasi mental seperti pikiran simbolis dan bahasa. Anak-anak dalam kelompok usia ini belajar meniru dan berpura-pura bermain. Tahap ini ditandai oleh egosentrisme, yaitu ketidakmampuan untuk memahami bahwa orang lain dapat berpikir berbeda dari dirinya, dan bahwa segala sesuatu (baik atau buruk) entah bagaimana terhubung dengan dirinya sendiri.
- Tahap “Operasional Konkret” (Usia 7 hingga 11 Tahun). Ketika anak menggunakan operasi logika ketika memecahkan masalah, termasuk penguasaan penalaran induktif dan konservasi.
- Tahap Operasional Formal (usia 12 Tahun ke Atas). Menunjukkan bahwa seorang remaja dapat menggunakan operasi logika dengan kemampuan untuk menggunakan abstraksi. Remaja dapat memahami teori, berhipotesis, dan memahami ide-ide abstrak seperti cinta dan keadilan.
Bagaimana Cara Menstimulasi Tahapan Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini?

Untuk membantu Si Kecil mencapai tahapan kognitif sesuai dengan usianya, Anda bisa melakukan stimulasi seperti ini:
Stimulasi Anak Usia 1 Tahun
- Menjelaskan Elemen Benda
Saat si Kecil tertarik dengan sebuah benda, Bunda bisa menjelaskan elemen-elemen yang ada dalam benda tersebut kepada si Kecil mulai dari warnanya, ukurannya, bentuknya, hingga kegunaannya. Misalnya saat si Kecil tertarik melihat mainan mobil-mobilan berwarna merah, pada tahapan perkembangan kognitif anak yang satu ini, Bunda bisa mengatakan “Nak, coba lihat mobilnya warna merah, tapi mobilnya Kecil ya, kita berdua a nggak muat nih masuk ke mobil ini.”
- Menyembunyikan Mainan Anak dan Minta Si Kecil Mencarinya
Stimulasi yang satu ini bisa menjadi kegiatan yang menyenangkan untuk si Kecil. Bunda hanya perlu menyembunyikan mainan si Kecil kemudian mintalah ia untuk mencarinya. Misalnya, ambil mainan balok si Kecil, kemudian perlihatkan kalau Bunda menyembunyikan mainan tersebut di bawah bantal atau selimut miliknya. Kemudian mintalah si Kecil mencari mainan balok yang sudah Bunda sembunyikan tadi.
Stimulasi Anak Usia 2 Tahun

- Ajak si Kecil Menyebutkan Nama Benda
Pada tahapan perkembangan kognitif anak yang satu ini, Bunda dapat mengenalkan berbagai benda untuk memperkaya pengetahuannya. Saat Bunda sedang bersantai di rumah atau naik mobil bersama si Kecil, Bunda bisa menunjukkan berbagai benda yang terlihat dan sebutkanlah nama benda-benda tersebut dan minta si Kecil menyebut ulang nama benda-benda yang sudah Bunda sebut. Misalnya saja, ketika melihat pohon, Bunda menunjuk ke arah pohon sambil menyebut “Itu pohon”. Lalu tunjuklah pohon lainnya dan tanyakan kepada si Kecil “Ini apa?”.
- Membacakan Buku untuk Si Kecil
Rajinlah membacakan berbagai buku cerita anak-anak kepada si Kecil. Selain memperkenalkan kata-kata, bunyi suara, dan bahasa, membacakan buku juga membuka wawasan dan pengetahuan si Kecil pada tahapan perkembangan kognitif anak yang satu ini. Dengan membacakan buku, si Kecil bisa mendapatkan berbagai informasi yang baik untuk mengembangkan kemampuan kognitifnya.
Stimulasi Anak Usia 3 Tahun

- Permainan Imajinasi
Permainan pura-pura menggunakan imajinasi dan benda yang ada di rumah bisa menjadi salah satu stimulasi untuk si Kecil. Misalnya, menggunakan balok mainan dan berpura-pura kalau balok berbagai warna tersebut adalah berbagai macam makanan. Sebagai contoh, balok berwarna merah dan hijau adalah semangka, atau balok berwarna kuning adalah pisang.
- Menggunakan Hitungan untuk Mengajarkan Disiplin
Sambil memperkenalkan konsep angka, Bunda juga bisa menggunakan hitungan untuk mengajarkan disiplin pada si Kecil. Misalnya ketika si Kecil buru-buru ingin menonton padahal makanannya belum habis, Bunda bisa mengatakan “Kamu baru bisa nonton setelah 2 suap lagi ya.” Lalu ajaklah Si Kecil menghitung suapan makanan.
Stimulasi Anak Prasekolah
- Mainkan permainan papan seperti “Ular Tangga” bersama anak Anda, atau permainan kartu.
- Bacalah buku dan ceritakan lelucon serta teka-teki.
- Ajak anak bermain susun dan susun, atau bermainlah dengan kotak kardus.
- Lakukan permainan jigsaw puzzle dan permainan memori.
- Mainkan permainan yang menggabungkan gerakan dan nyanyian – misalnya, “If you happy and you know it“.
- Saat mengemudi atau naik transportasi umum, cobalah permainan “coba temukan” – misalnya, “Coba temukan sesuatu yang berwarna hijau?”
- Ajak anak Anda untuk membantu memasak – anak-anak prasekolah dapat belajar banyak dari mengukur, menghitung, dan menyebutkan bahan-bahan sehat untuk makanan keluarga.
- Bermainlah di luar ruangan. Misalnya, Anda bisa membuat pai lumpur atau berjalan-jalan di alam bersama.
Artikel terkait: Parents, Yuk Terapkan Kebiasaan Ini di Rumah Agar Si Kecil Terlatih Berpikir Cepat
Itulah tahapan perkembangan kognitif anak usia dini dan berbagai kegiatan yang bisa menstimulasi perkembangan kognitif si Kecil. Yuk, lakukan dari sekarang, Parents!
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.