Selama masa kehamilan, Bunda akan mengalami berbagai perubahan pada tubuh akibat pengaruh hormon yang juga turut berubah. Salah satu gangguan kehamilan yang mungkin terjadi adalah trombositopenia atau trombosit rendah pada ibu hamil.
Selain tekanan darah tinggi dan anemia, ibu hamil juga rentan mengalami penurunan kadar trombosit dalam darah.
Jurnal dari National Library of Medicine mencatat, sekitar 6-15% ibu hamil mengalami trombositopenia.
Sebagian besar, kondisi ini terjadi pada trimester akhir atau menjelang persalinan.
Lalu, apa penyebab penurunan trombosit yang terjadi pada ibu hamil? Apa risikonya pada ibu dan juga janin?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, simak terus artikel di bawah untuk mengetahui penjelasan dan cara pengobatannya.
Apa Penyebab Trombosit Rendah pada Ibu Hamil?
Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab trombosit rendah pada ibu hamil, di antaranya yaitut:
1. Trombositopenia Gestasional
Trombositopenia Gestasional adalah kondisi penurunan kadar trombosit yang disebabkan oleh perubahan selama kehamilan.
Ini merupakan kondisi di mana jumlah trombosit turun ke kisaran di bawah 150.000 per mikroliter darah.
Kondisi ini menyumbang 70 hingga 80 persen dari kasus trombositopenia pada kehamilan, dan akan membaik secara spontan setelah melahirkan.
2. Idiopatik Trombositopenik Purpura (ITP)
Penyebab trombosit rendah pada ibu hamil kedua ada Idiopatik Trombositopenik Purpura (ITP).
Ini merupakan kondisi gangguan pada sistem kekebalan tubuh atau autoimun yang dirangsang karena penghancuran trombosit di organ limpa.
Penyakit ini menyebabkan tubuh mudah memar atau berdarah yang diakibatkan rendahnya jumlah sel keping darah dalam tubuh.
Artikel terkait: Putri Atiqah Hasiholan dirawat di rumah sakit, apa saja penyebab trombosit rendah?
3. Preeklamsia dan Sindrom HELLP
Preeklamsia terjadi akibat tekanan darah tinggi selama kehamilan dan dapat menyebabkan sindrom HELLP (hemolisis, peningkatan enzim hati, trombosit rendah).
Kondisi ini dapat memicu gumpalan darah, pendarahan hebat, hingga pemisahan plasenta sebelum waktunya.
HELLP membutuhkan perawatan medis. Walaupun demikian, kondisi ini tidak memengaruhi fungsi hati dan organ lain pada bayi.
4. Mikroangiopati Trombotik
Kemungkinan penyebab trombosit rendah pada ibu hamil selanjutnya yaitu Thrombotic Thrombocytopenic Purpura (TTP) dan Hemolytic Uremic Syndrome (HUS), yang secara bersama-sama disebut sebagai mikroangiopati trombotik.
Ini merupakan sindrom klinis yang ditandai dengan adanya anemia hemolitik (penghancuran sel darah merah), trombosit rendah, dan kerusakan organ akibat pembentukan bekuan darah mikroskopis di kapiler dan arteri kecil.
Namun pada kehamilan, kondisi ini cukup langka yang terjadi pada 1 dari 25 ribu kehamilan.
5. Penyebab Lain-Lain
Selain empat hal di atas, trombositopenia juga dapat disebabkan oleh:
- kekurangan vitamin B12 dan asam folat
- solusio plasenta
- infeksi berat
- paparan radiasi dalam waktu yang lama
- dampak persalinan caesar
- mengonsumsi obat-obatan tertentu
Artikel terkait: Waspada Sindrom HELLP Saat Hamil! Kenali Penyebab, Gejala, dan Diagnosisnya
Berapa Trombosit Normal pada Ibu Hamil?
Trombosit berfungsi sebagai pembeku darah untuk menutup luka dan mencegah terjadinya perdarahan berlebih.
Pada umumnya, jumlah normal trombosit berkisar antara 150.000 – 450.000 trombosit per mikroliter darah.
Pada kehamilan biasa, trombosit biasanya memang menurun pada trimester akhir kehamilan dan juga apabila Bunda sedang hamil anak kembar.
Bagi sebagian besar wanita, penurunan tersebut hitungannya masih dalam batas normal.
Akan tetapi lain halnya ketika jumlah trombosit turun menjadi antara 100.000 dan 150.000 trombosit per mikroliter darah, dokter Anda akan mendiagnosis trombositopenia gestasional ringan.
Apa Risiko Jika Trombosit Rendah saat Hamil?
Melansir Baby Center, trombosit rendah pada Ibu hamil tipe trombositopenia gestasional tidak akan membahayakan janin dalam kandungan.
Selain itu risiko janin mengalami trombosit rendah juga sangat kecil.
Studi menunjukkan hal tersebut mungkin hanya memengaruhi 0,1% hingga 1,7% bayi baru lahir.
Bunda juga tetap bisa menyusui meski saat hamil memiliki trombosit yang rendah asalkan kebutuhan gizi harian harus tetap tercukupi dengan baik.
Kabar baiknya adalah bahwa meskipun trombosit rendah pada Ibu hamil, namun trombosit tetap berfungsi normal.
Namun, jika trombosit terlalu rendah, dapat berisiko menyebabkan perdarahan hebat saat menjalani persalinan, kelahiran prematur dan juga tidak disarankan untuk mendapat epidural selama persalinan.
Cara Mengobati Trombosit Rendah saat Hamil
Dalam kebanyakan kasus, trombositopenia pada ibu hamil tidak memerlukan pengobatan khusus.
Dokter mungkin hanya akan memantau kondisi ibu hamil serta menyarankan Bunda untuk mengonsumsi suplemen folat dan vitamin B12 yang dapat mendukung produksi trombosit.
Namun, kasus yang lebih parah akan membutuhkan perawatan yang tepat.
Perawatan ini akan melibatkan perawatan kondisi medis (preeklamsia, HELLP, autoimun dan lainnya) yang menyebabkan trombosit turun.
Artikel terkait: 10 Risiko Penyakit Setelah Melahirkan Normal, Bunda Perlu Waspada!
Pertanyaan Populer Terkait Trombosit Rendah pada Ibu Hamil
1. Tanda/gejala ibu hamil alami trombosit rendah?
Umumnya tidak bergejala, namun beberapa ibu hamil mengeluhkan beberapa masalah kesehatan seperti mudah memar, gusi berdarah, terdapat urine pada urine atau tinja, sering mimisan, mudah lelah.
Ada juga yang mengalami pembengkakan pada kaki, pergelangan kaki, tangan dan wajah.
2. Makanan yang dikonsumsi saat alami trombosit rendah?
Beberapa makanan yang dapat menaikkan trombosit di antaranya jambu biji, gandum utuh, sayuran hijau, wortel, jeruk, kurma, mangga, kiwi dan delima.
3. Apa saja faktor-faktor atau kondisi yang dapat mempengaruhi jumlah trombosit pada seseorang?
Kondisi yang dapat memengaruhi jumlah trombosit yaitu adanya kerusakan jaringan, kehilangan darah, infeksi, peradangan, kanker, kelainan sumsum tulang belakang, faktor genetik dan juga efek samping dari obat-obatan tertentu.
***
Meskipun trombositopenia biasanya merupakan bagian alami dari kehamilan, namun tetap lakukan pemeriksaan rutin dan jangan lupa berkonsultasi selama masa kehamilan kepada dokter Bunda, ya.
Baca juga:
12 Jenis Kelainan Darah yang Paling Sering Ditemui, Cek Gejalanya!
Mengenal Sindrom Antifosfolipid Saat Hamil, Golongan Orang Ini Berisiko
PEB Kehamilan, Kondisi Preeklamsia Berat yang Harus Diwaspadai Ibu Hamil
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.