11 Tanda-Tanda Bahaya Masa Nifas yang Perlu Bunda Ketahui

Pelajari tanda bahaya masa nifas ini untuk mengetahui apakah Anda mengalaminya.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Setelah melahirkan, beberapa ibu mengalami gejala komplikasi yang menyerang fisik hingga mental. Penting bagi Bunda untuk mengenali tanda bahaya masa nifas ini agar dapat segera meminta bantuan pasangan ataupun tenaga ahli untuk mengatasi kondisi ini.

Beberapa ibu mengalami gejala sakit yang tidak biasa, namun akan hilang dalam beberapa minggu. Namun, beberapa lainnya butuh bantuan medis untuk dapat menangani masalah yang sedang dihadapi. Oleh karena itu, Bunda perlu mengetahui gejala seperti apakah yang termasuk ke dalam tanda bahaya masa nifas.

Artikel terkait: Berapa Lama Masa Nifas dan Bagaimana Ciri-Ciri Darah Nifas? Simak Penjelasannya!

11 Tanda Bahaya Masa Nifas

Jika Anda merasakan gejala-gejala dalam tubuh yang terasa sakit atau tidak wajar, segera diskusikan dengan pasangan, keluarga atau tenaga medis Anda. Berikut beberapa tanda bahaya nifas yang bisa terjadi pada ibu yang baru melahirkan:

1. Pendarahan Pascapersalinan

Pendarahan setelah melahirkan adalah kondisi yang normal. Ini terjadi saat rahim melepaskan lapisan kehamilannya yang disebut lochia. Tetapi, perdarahan yang berlebihan tentu memerlukan penanganan lebih lanjut.

Keluarnya darah dari vagina segera setelah melahirkan atau hingga 12 minggu setelahnya dianggap sebagai perdarahan pascapersalinan. Ini dapat terjadi karena beberapa kondisi. Misalnya, ketika rahim tidak berkontraksi secara efektif setelah melahirkan, jika ada sisa-sisa kehamilan di dalam rahim, jika Anda memiliki kelainan pendarahan, atau karena adanya robekan di dalam rahim atau jalur persalinan. 

Segera hubungi tenaga kesehatan jika Anda mengalami pendarahan yang berlebihan seperti ini. Termasuk ketika aliran darah yang tidak menunjukkan pengurangan setelah tiga hari, mengeluarkan gumpalan besar (lebih besar dari bola golf), mengeluarkan darah merah terang setelah tiga hari, atau merendam lebih dari satu pembalut dalam satu jam.

2. Inkontinensia Pascapersalinan

Inkontinensia adalah kondisi hilangnya kontrol kandung kemih, sehingga seseorang bisa mengeluarkan urine tanpa disadari. Ini juga biasa terjadi pada ibu yang baru saja melahirkan. Kondisi ini bisa juga disebut sebagai inkontinensia stres karena selama kehamilan kandung kemih Anda menjadi stres karena tekanan yang meningkat. Inkontinensia ini sedini mungkin sudah dimulai selama kehamilan. 

Setelah kehamilan, otot dasar panggul akan semakin melemah. Kondisi ini dapat menyebabkan inkontinensia berlanjut, terutama jika Anda mengalami kerusakan pada saraf atau jika Anda pernah menjalani episiotomi.

Bagi sebagian besar ibu melahirkan, inkontinensia urin berangsur membaik dalam beberapa minggu setelah melahirkan. Namun, sebagian di antaranya membutuhkan waktu pemulihan yang lebih lama.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Jika kondisi ini tidak menunjukkan perbaikan selama lebih dari 2 minggu, segera konsultasikan dengan dokter. Selanjutnya, mereka mungkin akan melakukan pemeriksaan untuk memastikan bahwa Anda tidak memiliki infeksi saluran kemih (ISK). Apabila ditemukan gejala yang mengarah pada kondisi tersebut, dokter Anda mungkin akan memberikan rujukan ke ahli uroginekologi untuk evaluasi lebih lanjut atau melakukan terapi fisik rehabilitasi panggul untuk perawatan.

Kerusakan pada otot-otot dasar panggul dan atau saraf selama persalinan juga dapat menyebabkan inkontinensia usus. Kondisi ini dapat menyusahkan penderitanya jika ingin buang air besar secara tiba-tiba. Gejala inkontinensia usus ini di antaranya adalah diare, sembelit, gas, dan kembung.

Butuh beberapa bulan untuk inkontinensia usus dapat menunjukkan perbaikan berbarengan dengan perbaikan area yang terdampak. Sementara itu, jika Bunda merasa tidak nyaman, segera diskusikan dengan dokter. Mereka mungkin akan merujuk Anda ke ahli terapi fisik rehabilitasi panggul.

3. Sembelit

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Pada awal masa nifas, Bunda mungkin akan sering merasakan sembelit karena tubuh sedang melakukan penyesuaiannya. Butuh waktu beberapa lama sampai dengan kondisi ini kembali normal. Namun, Bunda juga perlu mengenali apakah sembelit ini termasuk ke dalam tanda bahaya masa nifas. 

Ada beberapa faktor yang dapat menyertai kondisi sembelit yang Bunda rasakan. Misalnya saja nyeri perineum akibat episiotomi, konsumsi suplemen zat besi (dalam vitamin yang Anda konsumsi selama kehamilan), dan mengonsumsi obat-obatan selama persalinan (yang dapat memperlambat sistem pencernaan Anda).

Untuk mempercepat pemulihan sembelit di masa nifas ini, Anda dapat melakukan beberapa hal. Mulailah dengan makan makanan yang berserat tinggi seperti buah-buahan dan sayur-sayuran. Berjalan santai untuk menambah mobilitas Anda. Perlu diingat juga ya Bunda, untuk tidak mengonsumsi obat pencahar tanpa adanya resep dokter.

Sembelit ini menjadi tanda bahaya masa nifas jika tidak juga reda dalam beberapa hari dan disertai dengan sakit perut dan diare. Selain itu, jika terdapat darah atau lendir pada kotoran Anda, hal ini juga perlu menjadi perhatian. Segera konsultasikan ke dokter jika beberapa gejala tersebut ada pada kondisi sembelit yang Anda rasakan selama masa nifas.

Artikel terkait: 5 Gerakan dan Manfaat Senam Nifas, Bugar Kembali Pascapersalinan

4. Nyeri Payudara

Setelah melahirkan, payudara Anda akan terisi dengan ASI. Proses ini akan menimbulkan rasa yang tidak nyaman pada area payudara. Karena payudara Anda akan membengkak setidaknya selama 3 sampai 5 hari setelah Anda melahirkan. 

Meski demikian, rasa tidak nyaman ini biasanya tidak bereskalasi menjadi rasa sakit. Jadi, Anda harus tetap waspada akan penyakit mastitis. Ini adalah peradangan yang bisa menimbulkan rasa sakit pada jaringan payudara Anda. Ia dapat disebabkan oleh pembengkakan, saluran susu yang tersumbat, atau infeksi, sehingga Anda mungkin memerlukan antibiotik.

Segera konsultasi ke dokter jika Anda merasakan payudara Anda berubah memerah dan bersuhu hangat atau panas saat disentuh, demam, memiliki gejala seperti flu dan puting menjadi rata. Itu bisa menjadi tanda-tanda bahaya masa nifas yang memerlukan penanganan medis lebih lanjut. 

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

5. Kaki Bengkak

Kaki yang membengkak dapat berlanjut setelah Anda melahirkan bayi karena tubuh Anda terus membersihkan diri dari kelebihan cairan pada masa kehamilan. Ini disebut edema pascapersalinan, dan biasanya hilang dengan sendirinya dalam waktu sekitar satu minggu. Kondisi ini mungkin berlangsung lebih lama jika Anda menderita preeklamsia yang menyebabkan pembengkakan berlebih pada kaki dan tangan Anda di akhir kehamilan.

Namun, jika pembengkakan tidak kunjung hilang, atau jika Anda memiliki gejala lainnya, Anda mungkin mengalami deep vein thrombosis (DVT). DVT adalah gumpalan darah yang terbentuk di vena dalam, biasanya di kaki bagian bawah (walaupun bisa terjadi di tempat lain). Risiko DVT tertinggi terjadi pada minggu pertama setelah melahirkan. Jika gumpalan berjalan ke arteri paru-paru, itu bisa menyebabkan emboli paru yang bisa berakibat fatal.

Gejala yang merujuk pada tanda bahaya masa nifas adalah jika pembengkakan terjadi pada satu lengan atau kaki (seringkali betis), rasa sakit yang tidak membaik meskipun Anda bergerak, dan kulit yang hangat saat disentuh. Segera konsultasi ke dokter jika Anda mengalami gejala tersebut.

6. Tekanan Darah Rendah Atau Tinggi

Penurunan tekanan darah setelah melahirkan dapat terjadi karena perdarahan pascapersalinan. Tapi, lonjakan tekanan darah yang drastis  juga bisa menandakan masalah.

Gangguan tekanan darah serius yang dapat memengaruhi organ Anda setelah melahirkan biasa disebut dengan preeklamsia pascapersalinan. Sementara preeklamsia umumnya terjadi setelah 20 minggu kehamilan, itu bisa terjadi untuk pertama kalinya setelah melahirkan.

Gejala ini akan berkembang dalam 48 jam pertama setelah melahirkan, dan dapat muncul hingga enam minggu pasca persalinan. Jika tidak segera tidak diobati, dapat menyebabkan kejang, stroke, dan masalah serius lainnya.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

7. Depresi

Selain penyakit yang menyerang fisik, ibu yang baru melahirkan juga bisa terkena penyakit mental. Seringkali seorang ibu merasa sedih setelah bayi Anda lahir. Kasus ini terjadi pada sekitar 80 persen ibu melahirkan. Jenisnya beragam mulai dari postpartum blues, atau baby blues, pada saat setelah melahirkan.

Baby blues biasanya sembuh ketika kadar hormon stabil, jika tidak hilang dalam beberapa minggu atau disertai dengan gejala lain (seperti tidak bisa tidur atau perubahan nafsu makan), Anda mungkin mengalami depresi pasca persalinan atau post partum depression (PPD).

Menurut sebuah studi global besar yang diterbitkan pada tahun 2021, depresi pasca melahirkan memengaruhi satu dari setiap lima ibu di seluruh dunia setelah melahirkan. Tenang saja Bunda, PPD ini dapat diobati. Semakin cepat Anda mendapatkan bantuan, semakin cepat Anda akan merasa lebih baik.

Artikel terkait: Darah Nifas, dari Mana Asalnya dan Seperti Apa Normalnya?

8. Masalah Kardiovaskular

Peripartum cardiomyopathy (PPCM), juga disebut kardiomiopati pasca persalinan, adalah penyebab langka gagal jantung yang menyerang ibu menjelang akhir kehamilan atau dalam lima bulan setelah melahirkan. Kondisi ini menyebabkan jantung Anda menjadi lebih besar, melemahkan otot jantung dan membuat jantung Anda sulit untuk memompa darah ke organ-organ lainnya. 

PPCM dapat terjadi bahkan pada ibu tanpa penyakit jantung sebelumnya. Sebagian besar perempuan dengan PPCM akan memulihkan beberapa fungsi jantung mereka dengan perawatan lanjutan yang rajin, termasuk melalui konsumsi obat-obatan dan perubahan pola makan. 

Kondisi ini mungkin sulit diidentifikasi karena beberapa gejalanya mirip dengan yang mungkin Anda alami pada trimester ketiga kehamilan. Segera hubungi dokter jika Anda merasakan gejala-gejala seperti sesak napas saat beraktivitas dan saat berbaring, detak jantung tidak teratur atau palpitasi hingga pingsan.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

9. Demam 

Jika Anda terus merasa menggigil atau suhu tubuh naik sampai dengan lebih dari 38 derajat celsius, Anda juga perlu khawatir. Ini bisa jadi merupakan tanda endometritis yakni peradangan pada lapisan rahim (rahim) yang disebabkan oleh infeksi.

Kondisi ini dapat memengaruhi seluruh lapisan rahim Anda. Rahim biasanya aseptik atau bebas dari infeksi . Namun, perjalanan mikroba dari leher rahim dan vagina dapat menyebabkan peradangan dan infeksi. Kondisi ini biasanya terjadi akibat pecahnya ketuban saat melahirkan.

10. Muntah-Muntah

Layaknya pada masa awal kehamilan, fluktuasi hormon pasca-kehamilan juga dapat menyebabkan beberapa wanita kembali merasa mual di pagi hari atau dikenal juga sebagai morning sickness. Muntah-muntah juga bisa merupakan tanda terjadinya infeksi.

Apabila Anda terus muntah-muntah selama beberapa hari dan menghambat makanan untuk bisa masuk ke dalam tubuh Anda, penting untuk segera berkonsultasi dengan dokter. Jangan sampai Anda mengalami dehidrasi.

11. Infeksi

Ada beberapa jenis infeksi bakteri yang berkembang setelah melahirkan. Infeksi yang tidak segera diobati dapat menjadi serius dengan sangat cepat. Salah satu infeksi yang mungkin terjadi adalah infeksi payudara.

Kondisi ini terjadi ketika bakteri masuk ke saluran susu Anda (melalui puting pecah-pecah, misalnya), atau jika susu tidak sepenuhnya keluar dari payudara dan menjadi stagnan. Infeksi ini dapat dengan mudah berkembang jika tidak segera diobati.

Itulah tanda-tanda bahaya masa nifas yang perlu Bunda kenali agar bisa segera mengambil tindakan yang diperlukan. Semoga Bunda sehat selalu, ya.

***

 

Baca Juga:

6 Tips Sukses Menyusui di Masa Nifas, Busui Wajib Simak!

Inilah ciri darah nifas normal dan tidak normal, catat Bun!

Masa Subur Setelah Nifas, Kapan dan Bagaimana Cara Menghitungnya?