Parents tentu sudah tidak asing lagi dengan sawan pada bayi, kondisi ini kerap kali dikaitkan dengan hal mistis.
Sebab, bayi bisa saja tiba-tiba menangis kencang, rewel, bahkan kejang tanpa tahu penyebab yang jelas.
Lantas, apakah benar jika sawan pada bayi ini disebabkan oleh hal mistis? Atau ini hanya mitos?
Berikut penjelasannya, Parents.
Artikel terkait: Ini Mitos Bayi yang Salah dan Tidak Perlu Dipercaya Lagi, Parents
Gejala dan Tanda Sawan pada Bayi
Meski acap kali dikaitkan dengan hal mistis, faktanya sawan yang biasa terjadi pada bayi memiliki penjelasan secara medis.
Sawan sendiri adalah suatu kondisi ketika tiba-tiba terjadi kejang, kancing mulut, dan sebagainya yang biasanya penyebabnya tidak diketahui dengan jelas.
Mengutip dari laman SehatQ, bayi yang terkena sawan dapat dikenali apabila ia mengalami gejala sebagai berikut:
- Menangis kencang terus-menerus yang biasanya terjadi di waktu sore atau malam hari
- Terlihat kesakitan dan merasa tidak nyaman
- Memuntahkan susu atau makanan (refluks)
- Menggenggam jari-jarinya
- Wajah menjadi merah
- Kejang diikuti demam
- Menarik kaki dan melengkungkan punggung
Artikel terkait: Waspadai 5 Penyakit Gangguan Kejang Pada Bayi yang Wajib Anda Ketahui
Penjelasan Sawan secara Medis
Sawan merupakan kondisi serangan kejang yang biasanya terjadi ketika bayi sedang mengalami demam.
Hal ini disebabkan oleh meningkatnya suhu tubuh yang mengganggu sinyal normal di otak atau koneksi antar sel saraf di otak.
Akibatnya, otot-otot pada bayi menjadi kaku dan menimbulkan kejang. Gejala tersebut juga dapat disamakan dengan epilepsi.
Masih mengutip dari SehatQ, sawan juga dapat disebabkan oleh kondisi lain seperti kolik.
Kolik adalah suatu kondisi ketika bayi menangis terus-menerus hingga beberapa jam lamanya dan sulit untuk didiamkan meskipun si Kecil dalam keadaan sehat dan kenyang.
Meskipun kondisi ini terlihat mengkhawatirkan, kolik sebenarnya bukanlah gangguan kesehatan dan cukup wajar dialami bayi yang baru lahir.
Dalam situasi tertentu, kolik dapat diikuti oleh gejala sawan.
Adapun kemungkinan penyebab terjadinya kolik pada bayi, antara lain pencernaan yang belum sempurna, sistem saraf yang belum berkembang sempurna, dan perubahan bakteri normal dalam sistem pencernaan.
Bayi yang mengalami sawan umumnya adalah bayi yang berada di usia bulan-bulan awal setelah kelahiran.
Kondisi ini secara signifikan mulai menghilang bersamaan dengan bertambahnya usia si Kecil.
Artikel terkait: Beberapa Cara Jitu untuk Menenangkan Bayi yang Rewel
Cara Mengatasi Sawan pada Bayi
Kebanyakan orang tua akan merasa kebingungan dan tidak tahu harus melakukan apa ketika bayinya mengalami sawan.
Langkah pertama untuk menangani sawan adalah dengan mengetahui penyebabnya dan melakukan tindakan pencegahan berdasarkan penyebabnya tersebut.
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) merekomendasikan melakukan beberapa tindakan ketika si Kecil mengalami sawan.
Apabila sawan pada bayi disebabkan oleh kejang karena demam, orang tua tidak boleh panik.
Melansir dari laman IDAI, sebaliknya lakukan langkah-langkah pertolongan pertama sebagai berikut:
- Letakkan si Kecil di tempat yang aman, jauhkan ia dari benda yang berbahaya.
- Baringkan bayi dengan posisi miring untuk menghindari tersedak dan agar oksigen dapat mengalir dengan lancar.
- Si Kecil tidak boleh diberikan makanan maupun minum selama selama kejang agar ia dapat bernapas dengan normal.
- Jangan juga memasukkan benda-benda seperti sendok, kayu, jari orang tua, serta benda apa pun ke dalam mulut bayi.
- Jangan memaksa menahan gerakan anak untuk menghentikan kejangnya, karena berisiko menyebabkan patah tulang.
- Amati hal apa saja yang terjadi ketika bayi kejang, tujuannya sebagai informasi untuk diberikan kepada dokter. Tunggu sampai kejang berhenti, lalu segera bawa bayi ke fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapat pertolongan yang tepat.
Mengutip dari SehatQ, jika penyebabnya adalah kolik, maka orang tua dapat menenangkan bayi dengan cara:
- Menyusui bayi dengan teratur
- Mengubah posisi badannya menjadi duduk atau berbaring
- Mengusap atau mengelusnya
- Memberikan dot
- Melakukan sentuhan skin-to-skin
- Membedong si Kecil
- Membawanya berjalan-jalan di sekitar rumah
****
Nah, itulah penjelasan sawan pada bayi dari segi medis beserta langkah pertolongan pertama yang bisa Parents lakukan.
Jadi, jangan bingung lagi jika si Kecil mengalami sawan, ya.
Baca juga:
15 Penyebab Bayi Menangis Histeris di Malam Hari dan Cara Mengatasinya
Bayi Demam Naik Turun, Haruskah Orangtua Panik?
8 Jenis Penyakit Kulit Bayi yang Bisa Menular, Waspadai Gejalanya!
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.