Salah satu mitos bayi jatuh dari ayunan adalah: orang tua harus segera menyiram lokasi jatuhnya bayi dengan air.
Hal ini dipercaya bisa mengusir roh yang mungkin berada di area yang dapat membahayakan. Lalu, benarkah mitos bayi jatuh dari ayunan ini, Parents?
Faktanya, tidak ada bukti yang bisa dipertanggung jawabkan akan hal ini.
Pada kenyataannya, Parents diimbau untuk fokus pada keselamatan bayi yang jatuh.
Jika bayi jatuh dari ayunan, tindakan pertama yang harus dilakukan orang tua adalah segera melihat kondisi bayinya, apakah ada tanda-tanda cedera.
Nah, di artikel ini theAsianparent akan membahas seputar mitos dan berbagai hal yang sebaiknya menjadi perhatian Parents ketika bayi terjatuh dari ayunan.
Artikel Terkait: 10 Pertolongan Pertama Bayi Jatuh dari Tempat Tidur, Kapan Harus Waspada?
Mitos Bayi Jatuh dari Ayunan, Apa yang Sebaiknya Dilakukan?
Meski kita hendaknya menghormati kepercayaan yang berkembang di masyarakat, tetapi Parents hendaknya tidak menjadikan anggapan tersebut sebagai salah satu yang membuat cemas.
Dibandingkan merasa was-was, setiap orang tua hendaknya bisa lebih mementingkan penanganan setelah si kecil jatuh, maupun upaya preventif agar hal tersebut tidak terjadi lagi.
Beberapa hal yang sebaiknya dilakukan Parents supaya si Kecil aman antara lain.
1. Jangan Panik, Tenangkan Anak
Tenangkan anak, karena biasanya dia akan menangis.
Jangan buru-buru mengangkat atau menggendongnya, perhatikan terlebih dahulu apakah anak mengalami cedera.
Perkirakan ketinggian kejatuhan anak.
Apakah dari tempat tinggi? Semakin tinggi, semakin besar kemungkinan bahayanya.
Apakah dia jatuh ke lantai keras atau lembut? Jatuh ke permukaan yang lebih keras lebih berbahaya dibandingkan yang lebih lembut.
Cek apakah si Kecil jatuh ke lantai keramik, semen, kayu, tanah atau permukaan lain.
Lalu periksa tanda-tanda cedera.
2. Periksa Tanda-tanda Cedera
Saat bayi jatuh dari ayunan, hal pertama yang harus dilakukan Parents yakni memeriksa tanda-tanda cedera.
Pertolongan medis segera harus dicari jika si Kecil menunjukkan tanda-tanda kemungkinan gegar otak, patah tulang, atau tanda-tanda cedera serius lainnya.
Penting juga untuk melihat tanda-tanda syok, seperti kulit pucat, berkeringat, atau tanda kesulitan bernapas.
Sekalipun bayi tampak baik-baik saja, Parents sebaiknya harus membawa bayinya ke dokter untuk memastikan tidak ada cedera serius yang terjadi.
Di sisi lain, membilas area tersebut dengan air tidak akan selalu menyembuhkan luka bayi.
Justru pada beberapa kasus dapat menyebabkan bahaya lebih lanjut jika bayi sudah terluka.
Artikel Terkait: Mitos Bayi Jatuh dari Tempat Tidur Ini Jangan Lagi Dipercaya, Simak Faktanya
3. Pantau Perubahan Perilaku Si Kecil
Saat bayi jatuh dari ayunan, sebaiknya Parents tidak langsung menyiram area tersebut dengan air.
Sebaliknya, penting untuk mengamati perubahan perilaku bayi, terutama selama 24 jam setelah dia terjatuh.
Meskipun cedera akibat jatuh dari ayunan bisa jadi ringan dan tidak langsung terlihat, penting untuk memantau dan membawanya ke dokter jika ada perubahan yang diamati.
Perubahan perilaku dapat berupa tangisan berlebihan, kurang minat makan, dan perubahan pola tidur.
4. Cari Pertolongan Medis Jika Perlu
Jika bayi jatuh dari ayunan, sebaiknya segera cari pertolongan medis, Parents.
Hal ini penting, terutama jika si Kecil muntah, tampak mengalami cedera kepala atau leher, terutama jika ada tanda gegar otak atau tidak sadarkan diri.
Seorang dokter dapat mengevaluasi anak dan memberikan perawatan medis yang diperlukan jika diperlukan.
Selain itu, Parents hendaknya mencari tanda-tanda memar atau bengkak dan memantau bayi jika ada tanda-tanda syok.
Dengan mengambil tindakan cepat, Anda dapat memastikan bayi menerima perawatan terbaik.
Artikel Terkait: Jangan Panik, Ketahui Pertolongan Pertama saat Gigi Bayi Patah Karena Jatuh!
5. Utamakan Keselamatan saat Menggunakan Ayunan
Saat menggunakan ayunan untuk bayi, keselamatan harus menjadi prioritas nomor satu.
Oleh karena itu, Parents sebaiknya fokus untuk mencegah bayi jatuh dengan mengikuti pedoman keselamatan dan petunjuk penggunaan ayunan yang aman.
Selalu pastikan ayunan aman dan kokoh, bayi diamankan dengan benar, dan ayunan digunakan pada permukaan yang datar dan rata untuk mengurangi kemungkinan bayi jatuh.
Kapan Harus ke Dokter Saat Anak Terjatuh dari Ayunan?
Anda harus segera menghubungi dokter jika si Kecil memiliki tanda-tanda ini setelah jatuh dari ayunan.
- Muntah
- Keluar darah atau cairan dari hidung atau telinga
- Tidak sadarkan diri
- Tidak bernapas atau kesulitan bernapas
- Kejang
- Mengalami bengkak
- Mengalami cedera kepala seperti luka, tergores, atau penyok
Jika bayi Anda mengalami gejala-gejala di atas, sebaiknya jangan diangkat. Tunggu ambulans untuk membantu si Kecil.
Terkecuali jika si Kecil mengalami kejang, segera posisikan mereka dalam posisi miring sambil menunggu ambulans.
Jika dia tidak bernapas, segera mulai CPR jika Anda tahu cara melakukannya.
***
Kesimpulannya, mitos bayi jatuh dari ayunan hendaknya tak membuat Parents merasa was-was.
Sebaliknya, orang tua harus fokus pada langkah-langkah keamanan yang tepat dan memastikan bahwa area bermain mereka dalam kondisi yang baik dan aman.
Bila si Kecil terjatuh, sebaiknya segera periksa kondisinya dan bawa ke dokter bila perlu.
****
Baca Juga:
Bayi Belajar Jalan Sering Jatuh Terduduk, Bahayakah? Ini Penjelasannya
Catat! Ini penanganan saat anak demam, tersedak, dan jatuh dari tempat tinggi
Tak Perlu Panik, Segera Lakukan 5 Cara Menangani Anak Jatuh Telentang dan Muntah!
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.