Antenatal care adalah pemeriksaan yang penting dalam masa kehamilan. Akan tetapi, Antenatal care selama masa pandemi kadang menjadi prioritas sampingan karena terbatasnya akses dan fasilitas kesehatan. Namun, ternyata ini tidak boleh dilakukan karena bisa membawa dampak buruk bagi ibu hamil dan calon buah hatinya.
Oleh karena itu, dr. Yassin Yanuar Mohammad, Sp.OG-KFER, M.Sc selaku dokter spesialis kebidanan dan kandungan konsultan fertilitas, endokrinologi, dan reproduksi yang berpraktik di RS Pondok Indah Jakarta, mengampanyekan pentingnya melakukan antenatal care selama pandemi dengan cara tertentu agar aman dan nyaman. Berikut ini pemaparan dan ilmu dari dokter Yassin.
Apa yang Dimaksud Antenatal Care?
Antenatal care adalah pemeriksaan berkala yang dilakukan pada ibu hamil untuk mencegah terjadinya komplikasi kehamilan dan persalinan.
Pemeriksaan ini bertujuan untuk memastikan kondisi ibu hamil maupun bayi yang dikandungnya tetap sehat. Harapannya adalah ibu hamil dapat menikmati kehamilannya dalam keadaan optimal, baik fisik, mental, dan sosial.
Antenatal care atau ANC adalah juga terkait dengan konsultasi seputar gizi dan asupan nutrisi selama kehamilan. Seperti yang sudah Parents ketahui bahwasanya memenuhi kebutuhan gizi di 1000 hari pertama kehidupan anak sangatlah penting. Dampak dari asupan nutrisi yang kurang bisa menghambat pertumbuhan anak.
Tujuan Antenatal Care bagi Ibu Hamil
1. Menunjang Ibu untuk Bisa Mengalami Kehamilan yang Menyenangkan
Tidak bisa dipungkiri bahwasannya kehamilan membawa sejumlah ketidaknyamanan karena ketidakstabilan hormon di dalam tubuh ibu hamil. Oleh karena itu, ibu hamil memerlukan pelayanan antenatal untuk bisa menekan gangguan selama kehamilan dengan tubuh yang bugar dan sehat.
2. Mencegah Komplikasi dan Mendeteksi Adanya Risiko Kehamilan serta Persalinan
Komplikasi selama kehamilan dan persalinan yang dimaksud misalnya diabetes gestasional, tekanan darah tinggi, risiko perdarahan hebat, dan komplikasi lainnya.
3. Menghindari Kelahiran Prematur
Dengan pemeriksaan rutin, Bunda bisa mengurangi risiko bayi lahir prematur. Selain itu, antenatal care juga bertujuan untuk menghindari bobot bayi yang terlalu berat atau terlalu ringan, mencegah terjadinya kelainan pertumbuhan bayi karena malnutrisi selama kehamilan, dan lain-lain.
Penanganan Antenatal Care
Penanganan antenatal care dapat berwujud dalam berbagai tindakan, tergantung dengan kondisi kehamilan. Berbagai bentuk pemeriksaannya misalnya mencakup pemeriksaan fisik, wawancara, atau konsultasi terhadap ibu hamil dan pemeriksaan cek laboratorium.
Intervensi Nutrisi dalam Antenatal Care
Intervensi nutrisi adalah salah satu fokus antenatal care yang penting untuk diperhatikan oleh ibu hamil. Nutrisi memegang peranan penting untuk:
1. Mengonsumsi Makanan Cukup Energi
Makanan cukup energi yang dimaksud adalah bisa memenuhi kebutuhan makronutrien dan mikronutrien ibu hamil. Bunda mesti mengonsumsi makanan yang beragam, seperti sayuran berwarna-warni, protein yang terdiri dari ikan, daging ayam, dan yang lainnya, serta buah-buahan segar.
Jangan lupa juga dengan kebutuhan seperti karbohidrat, vitamin, dan mineral yang juga perlu dipenuhi.
2. Suplemen Tambahan
Untuk menunjang perkembangan dan kesehatan ibu hamil serta bayinya, ada beberapa suplemen yang mesti dikonsumsi.
- Asam folat sebanyak 400 mcg per hari mencegah neural tube defect.
- Zat besi sebanyak 30 sampai 60 mg per hari yang memiliki manfaat untuk mencegah persalinan prematur, mencegah anemia, dan sepsis nifas.
- Kalsium sebanyak 1,5 sampai 2 gram per hari untuk mencegah preeklamsia.
- Suplemen zinc untuk memenuhi kebutuhan mikronutrien ibu hamil.
Mengenai zat lainnya, seperti kafein masih boleh dikonsumsi ibu hamil, sepanjang memiliki batasan tertentu yakni maksimal 200 mg per hari.
Antenatal Care terkait Risiko Kesehatan Ibu dan Janin
Ada beberapa hal yang mesti diperhatikan saat memeriksa kondisi ibu hamil dan janinnya. Untuk ibu hamil, berikut ini adalah beberapa kondisi yang mendapat perhatian khusus selama antenatal care.
- Kondisi tubuh anemia
- Hubungan dengan pasangan, terkait risiko ibu hamil mengalami kekerasan dalam rumah tangga atau tidak
- Memiliki diabetes atau tidak
- Mengonsumsi tembakau atau zat terlarang
- Memiliki riwayat infeksi penyakit kelamin
- Mengidap penyakit HIV
- Memiliki TBC
Sedangkan, untuk memeriksa kondisi janin selama antenatal care dilakukan dengan pemantauan gerak janin, pemantauan tinggi fundus pada daerah yang tidak memiliki USG, menggunakan fasilitas lain, seperti CTG, USG, dan USG arus darah.
Jenis Pemeriksaan Antenatal
Berikut beberapa jenis pemeriksaan antenatal yang akan Bunda terima saat masa kehamilan menurut revisi ke-10 dari buku International Statistical Classification of Diseases and Related Health Problems atau ICD 10 antenatal care mencakup:
Antenatal Care Pertama
Pemeriksaan pertama ini sebaiknya segera dilakukan setelah Anda mengetahui bahwa Anda hamil. Anda bisa melakukan konsultasi dengan bidan, dokter kandungan ataupun ke Puskesmas terdekat. Menemui tenaga medis yang kompeten sedini mungkin dapat memberikan informasi yang Bunda butuhkan mengenai kehamilan yang sehat.
Beberapa tes akan dilakukan mulai dari skrining sel sabit dan talasemia sebelum Anda hamil 10 minggu. Jika Anda memiliki kebutuhan kesehatan khusus, bidan, dokter umum atau dokter kandungan Anda dapat mengambil tanggung jawab bersama untuk mendukung perawatan kehamilan..
Jika ini merupakan kehamilan pertama, biasanya Bunda akan dijadwalkan untuk melakukan 10 pertemuan antenatal. Namun jika Bunda sudah pernah melahirkan sebelumnya, jumlahnya akan lebih sedikit yakni sekitar 7 kali pertemuan. Beri tahu dokter Anda jika Anda memiliki disabilitas tertentu yang membuat Bunda memiliki persyaratan khusus untuk pertemuan antenatal berikutnya.
Antenatal Care Setelah 24 Minggu
Setelah kehamilan mencapai usia 24 minggu, pertemuan antenatal biasanya akan lebih sering. Namun, jika kehamilan Anda dalam keadaan sehat dan tidak ada kondisi khusus, bisa jadi pertemuan tersebut tidak terlalu banyak. Kunjungan berikutnya juga cenderung lebih singkat.
Dalam pertemuan ini, biasanya Bidan atau dokter Anda akan:
- Memeriksa urin dan tekanan darah Anda.
- Merasakan perut Anda untuk memeriksa posisi bayi.
- Mengukur rahim untuk memeriksa pertumbuhan bayi Anda.
- Mendengarkan detak jantung bayi, jika Anda menginginkannya.
Dalam pertemuan tersebut, Bunda juga dapat mengajukan pertanyaan atau berbicara tentang apa pun yang meresahkan. Membicarakan perasaan Anda sama pentingnya dengan semua tes dan pemeriksaan antenatal.
Berikut beberapa informasi yang akan diberikan oleh dokter Anda, dan jika tidak Anda bisa menanyakannya:
- Membuat rencana kelahiran Anda
- Mempersiapkan persalinan dan kelahiran
- Bagaimana cara mengetahui apakah Anda sedang dalam proses persalinan aktif
- Induksi persalinan jika bayi Anda terlambat (setelah perkiraan tanggal persalinan Anda)
- “baby blues” dan depresi pascakelahiran
- Cara memberi makan bayi Anda
- Vitamin K (diberikan untuk mencegah perdarahan akibat defisiensi vitamin K pada bayi Anda)
- Tes skrining untuk bayi baru lahir
- Menjaga diri sendiri dan bayi Anda yang baru lahir
Pada setiap pertemuan antenatal dari 24 minggu kehamilan, bidan atau dokter akan memeriksa pertumbuhan bayi Anda. Untuk melakukan ini, mereka akan mengukur jarak dari bagian atas rahim Anda ke tulang kemaluan Anda.
Pergerakan Bayi
Pemeriksaan antenatal yang juga akan dilakukan adalah mengecek pergerakan bayi. Jika Bunda merasakan gerakan bayi melambat, kurang sering atau bahkan berhenti sama sekali segera hubungi dokter kandungan, tidak perlu menunggu sampai keesokan harinya.
Anda akan ditawari pemindaian ultrasound jika mereka memiliki kekhawatiran tentang bagaimana bayi Anda tumbuh dan berkembang.
Catatan Kehamilan
Selain pemeriksaan yang tidak kalah pentingnya adalah catatan selama proses konsultasi. Pada setiap pertemuan, bidan atau tenaga medis lainnya akan memasukkan rincian kondisi Anda dalam buku catatan dan menambahkannya pada pertemuan berikutnya.
Anda akan membawa pulang catatan kehamilan Anda dan diminta untuk membawanya pada setiap pertemuan antenatal Anda. Bawalah catatan Anda ke mana pun Anda pergi jika Anda memerlukan perhatian medis saat Anda jauh dari rumah.
Anda dapat meminta tim dokter Anda untuk menjelaskan apa pun di catatan yang tidak Anda mengerti.
Artikel Terkait: Penting! Mengenal Kelas Prenatal dan Beragam Manfaatnya untuk Ibu Hamil
Pertanyaan-Pertanyaan yang Diajukan Dokter Saat Konsultasi
Sebagai gambaran bagi ibu hamil, terutama bagi bumil dengan kehamilan pertama mungkin Anda penasaran apa saja yang akan ditanyakan oleh dokter saat proses konsultasi. Berikut beberapa gambaran pertanyaan yang diajukan dokter pada ibu hamil saat memulai konsultasi:
- Kapan hari pertama haid terakhir Anda?
- Bagaimana kondisi kesehatan Anda secara keseluruhan?
- Penyakit apa yang pernah diderita?
- Apakah pernah mendapakan tindakan operasi sebelumnya?
- Sudah pernah hamil atau mengalami keguguran sebelumnya?
- Dari mana asal etnis Anda dan pasangan? Ini diperlukan untuk mengetahui apakah bayi Anda berisiko mengalami kondisi bawaan tertentu.
- Apakah keluarga Anda memiliki riwayat anak kembar?
- Pertanyaan seputar pekerjaan Anda, pekerjaan pasangan Anda, dan akomodasi seperti apa yang Anda tinggali untuk melihat apakah keadaan Anda dapat memengaruhi kehamilan.
- Bagaimana perasaan Anda dan apakah Anda merasakan depresi?
Waktu untuk konsultasi antenatal dengan dokter ataupun bidan adalah kesempatan bagi Anda untuk menyampaikan keluhan apa pun yang sedang dirasakan, baik secara fisik maupun sosial. Segera sampaikan dengan mereka jika membutuhkan dukungan ekstra atau berada dalam lingkungan yang berisiko bagi Anda dan kehamilan.
Jadwal Konsultasi Kehamilan dengan Dokter Kandungan
Menurut WHO, seorang ibu paling tidak melakukan 8 kali pemeriksaan dan konsultasi pada dokter kandungan atau pihak medis di Puskesmas selama kehamilannya. Konsultasi ini terkait dengan pemantauan dan pemeriksaan terhadap ibu dan janinnya agar terhindar dari segala risiko selama kehamilan.
Berikut ini adalah manfaat dan tujuan pemeriksaan USG rutin dalam tiap periode usia kandungan.
1. Usia Kandungan Kurang dari 10 Minggu
Pemeriksaan dan konsultasi ke dokter kandungan pada usia kandungan kurang dari 10 minggu memiliki manfaat sebagai berikut:
- Memastikan kehamilan
- Memastikan lokasi kehamilan berada di tempat yang tepat atau tidak
- Jumlah kehamilan tunggal atau kembar
- Mendeteksi penyakit atau gangguan
- Memastikan usia kehamilan
2. Usia Kandungan 11 sampai 13 Minggu
Pada usia kandungan ini, pemeriksaan USG bertujuan untuk:
- Skrining kelainan kromosom biasanya ini dilakukan untuk mendeteksi adanya down syndrome pada janin atau tidak
- Memastikan kehamilan
- Pemeriksaan anatomi janin
3. Usia Kandungan 18 sampai 24 Minggu
Pemeriksaan USG pada usia kandungan 18-24 minggu memiliki tujuan skrining organ tubuh janin secara komprehensif. Misalnya saja memeriksa kondisi organ wajah dan kelengkapan tubuh lainnya, seperti tangan dan kaki.
4. Usia Kandungan 28 sampai 32 Minggu
Pada usia kandungan kurang lebih 7 sampai 8 bulan, pemeriksaan USG dilakukan untuk memeriksa:
- Anatomi janin
- Laju pertumbuhan janin sudah sesuai atau belum
- Letak ari-ari atau plasenta
- Jumlah air ketuban
5. Usia Kehamilan 36 sampai 40 Minggu
Menjelang persalinan, USG dilakukan dengan tujuan sebagai berikut:
- Pemeriksaan anatomi janin
- Pertambahan ukuran janin
- Menaksir berat janin saat lahir yang sangat berkaitan dengan cara atau metode persalinan
- Ketuban
- Plasenta
Antenatal Care Selama Masa Pandemi
Meskipun dalam kondisi serba terbatas, antenatal care tetap harus dilakukan dengan beberapa perubahan seperti yang dijelaskan di bawah ini.
1. Melakukan Pemeriksaan Antenatal Rutin dengan Beberapa Modifikasi
Melakukan pemeriksaan antenatal rutin dengan beberapa modifikasi dilakukan secara virtual dan jarak jauh. Tentu saja cara ini hanya bisa dilakukan untuk pelayanan terkait diskusi dan konsultasi.
Memodifikasi layanan konsultasi seperti ini bisa mencegah terjadinya transmisi COVID-19 dan meminimalkan ibu hamil untuk keluar dari rumah. Namun, tentunya ibu hamil tetap harus melakukan USG dalam jumlah minimal tertentu selama masa kehamilan.
2. Melakukan USG Sesuai Anjuran WHO
WHO menganjurkan untuk melakukan konsultasi dan pemeriksaan janin paling tidak 8 kali selama kehamilan. Dalam kondisi pandemi begini, ibu hamil yang memiliki risiko rendah hendaknya melakukan minimal 6 kali konsultasi dengan dokter kandungan. Sedangkan, untuk ibu hamil risiko tinggi dapat dilakukan sesuai dengan kebutuhan.
3. Menjadwalkan Konsultasi dan Pemeriksaan Laboratorium dalam Waktu yang Sama
Konsultasi dan pemeriksaan laboratorium dapat dilakukan dalam waktu yang sama dengan menghubungi terlebih dahulu pihak klinik atau rumah sakit. Jika Parents memerlukan konsultasi tambahan bisa dilakukan secara virtual dan jarak jauh.
Meskipun ada beberapa perubahan terkait pelayanan antenatal selama pandemi, ibu hamil tetap harus ke rumah sakit jika mengalami gangguan kehamilan seperti:
- Muntah hebat
- Perdarahan pecah
- Ketuban pecah dini
- Tekanan darah tinggi
- Tidak bisa merasakan gerakan janin
- Kejang
- Kontraksi
Ibu hamil yang ingin melakukan persalinan juga mesti melakukan skrining COVID-19 sebelum ke rumah sakit, beserta keluarga yang ikut menemani seperti suami atau kerabat lainnya.
Perubahan Rumah Sakit Selama Pandemi COVID-19
Banyak rumah sakit, termasuk Rumah Sakit Pondok Indah (RSPI) juga telah melakukan beberapa perubahan terkait adanya kondisi pandemi COVID-19. Perubahan ini dilakukan agar pasien bisa dengan nyaman dan aman melakukan pemeriksaan kesehatan di rumah sakit.
Berikut ini adalah beberapa perubahan yang terjadi di RSPI selama masa pandemi.
- Melakukan pemisahan layanan antara ibu dan anak
- Memiliki komite untuk pencegahan COVID-19
- Melakukan skrining pasien bergejala COVID-19
- Memiliki beragam layanan bebas sentuh seperti tombol parkir dengan sensor tangan dan lainnya
- Melakukan social distancing
- Pemakaian masker dan APD yang lengkap pada staff medis
- Pembatasan pasien dan jumlah pengunjung
Demikianlah seputar antenatal care selama pandemi. Meski kondisi masih serba terbatas, tetapi kesehatan tetap menjadi pilihan utama. Semoga bumil senantiasa sehat dan bisa menikmati kehamilan dengan optimal.
***
Artikel telah diupdate oleh: Anna Nurjanah
Baca Juga:
5 Tanda Ibu Hamil Cukup Gizi dan Nutrisi yang Perlu Ada di Makanannya
Bisakah preeklampsia pada kehamilan dicegah? Ini penjelasan dokter kandungan
Perkembangan Janin 25 Minggu, Panduan Kehamilan dari Minggu ke Minggu
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.