TAP top app download banner
theAsianparent Indonesia Logo
theAsianparent Indonesia Logo
kemendikbud logo
Panduan Produk
Keranjang
Masuk
  • Kehamilan
    • Kalkulator perkiraan kelahiran
    • Tips Kehamilan
    • Trimester Pertama
    • Trimester Kedua
    • Trimester Ketiga
    • Melahirkan
    • Menyusui
    • Kehilangan bayi
    • Project Sidekicks
  • Anak
    • Bayi Baru Lahir
    • Bayi
    • Balita
    • Prasekolah
    • Anak
    • Praremaja & Remaja
  • Perkembangan Otak
  • Cari nama bayi
  • Rangkaian Edukasi
    • Pengasuhan Anak
    • Edukasi Prasekolah
    • Edukasi Sekolah Dasar
    • Edukasi Remaja
  • TAPpedia
  • TAP Rekomendasi
  • Parenting
    • Keluarga
    • Doa Islami
    • Pernikahan
    • Seks
    • Berita Terkini
  • Kesehatan
    • COVID-19
    • Info Sehat
    • Penyakit
    • Vaksinasi
    • Kebugaran
  • Gaya Hidup
    • Korea Update
    • Hiburan
    • Travel
    • Fashion
    • Kebudayaan
    • Kecantikan
    • Keuangan
  • Nutrisi
    • Resep
    • Makanan & Minuman
    • Sarapan Bergizi
  • Ayah manTAP!
    • Kesehatan Ayah
    • Kehidupan Ayah
    • Aktivitas Ayah
    • Hobi
  • VIP
  • Event

Waspada Penyakit Lupus pada Anak, Ini Gejala dan Cara Mengobatinya

Bacaan 5 menit
Waspada Penyakit Lupus pada Anak, Ini Gejala dan Cara Mengobatinya

Lupus pada anak rata-rata muncul pada usia 12 tahun dan lebih banyak dialami oleh remaja perempuan.

Lupus pada anak atau lengkapnya sistemik lupus eritematosus (SLE) adalah penyakit di mana sistem kekebalan tubuh terlalu aktif sehingga menyerang sel-sel dan jaringan normal tubuh.

Proses ini selanjutnya menimbulkan peradangan dan kerusakan pada berbagai organ, seperti kulit, sendi, ginjal, jantung, paru, otak dan sistem saraf.

Seiring dengan waktu, kerusakan yang ada dapat berujung pada komplikasi yang serius dan mengancam nyawa. 

Penyakit ini bisa dialami oleh anak maupun orang dewasa. Pada anak, sebagian besar kasus lupus mulai muncul pada usia 12 tahun, kala anak memasuki masa pubertas.

Lupus jarang ditemukan sebelum anak mencapai usia 5 tahun. Diduga, ada peran dari hormon-hormon reproduksi yang meningkat di masa pubertas terhadap kemunculan lupus.

Lupus lebih banyak diderita oleh remaja perempuan ketimbang laki-laki. Penyakit ini juga lebih banyak ditemukan pada etnis tertentu, seperti Afro-Amerika, Hispanik, Asia Selatan dan Asia Tenggara, serta orang Amerika Utara asli.

Artikel Terkait: Kisah Inspiratif: Berdamai Dengan Penyakit Autoimun

Gejala Lupus pada Anak

Lupus pada Anak

Pada satu waktu, anak dengan lupus dapat mengalami periode flare atau serangan penyakit, di mana gejala-gejala menjadi aktif.

Di waktu lain, gejala bisa tidak muncul sama sekali atau sangat ringan. Periode ini disebut dengan remisi. 

Saat mengalami flare, anak dengan lupus dapat mengalami salah satu atau lebih gejala berikut ini:

  • Demam, rasa lelah/lemas, berat badan menurun.
  • Ruam kemerahan pada bibi dan tulang hidung. 
  • Ruam berbentuk lingkaran (lupus diskoid) yang menimbul pada kulit.
  • Ruam kulit akibat terpapar sinar matahari.
  • Radang sendi atau artritis pada dua atau lebih sendi, kerap kali jari-jari tangan dan kaki.
  • Penumpukan cairan di sekitar jantung atau paru.
  • Luka pada mulut atau hidung.
  • Gangguan ginjal.
  • Kejang.
  • Kelainan darah seperti kurang darah (anemia) atau mudah memar) serta kadar trombosit dan leukosit yang rendah.

Lupus didiagnosis melalui kombinasi paling sedikit 4 gejala fisik dan/atau kelainan pada pemeriksaan darah.

Pemeriksaan darah dapat mencakup pemeriksaan auto-antibodi, yang menyerang sel dan jaringan normal dalam tubuh.

Panel anti-nuclear antibody (ANA) hampir selalu muncul dalam kadar yang tinggi pada individu dengan lupus.

Akan tetapi, pemeriksaan ini tidak spesifik karena dapat terdeteksi pula pada anak sehat maupun yang mengalami penyakit lain.

Perlu diketahui bahwa gejala lupus dapat menyerupai berbagai penyakit lain. Mengalami salah satu dari gejala-gejala di atas pun tak langsung berarti anak mengalami lupus.

Bila orang tua khawatir, sebaiknya segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat.

Penyebab Lupus pada Anak

Lupus pada Anak

Penyebab spesifik dari lupus belum diketahui. Diperkirakan, ini merupakan kombinasi dari berbagai faktor yang mencakup:

  • Lingkungan, seperti paparan virus, matahari, atau akibat reaksi obat
  • Hormon, seperti di masa pubertas
  • Faktor genetik. Namun, tidak semua individu dengan faktor ini akan mengalami lupus. 

Lupus juga dapat dipicu oleh beberapa faktor lain, seperti:

  • Infeksi.
  • Paparan sinar matahari.
  • Reaksi obat.
  • Paparan asap rokok.
  • Perubahan hormon di masa pubertas.

Cara Mengobati Lupus

Lupus pada Anak

Artikel Terkait: Panduan Lengkap Pola Makan untuk Atasi Autoimun, Apa yang Boleh dan Tak Boleh?

Hingga kini, belum ada cara untuk menyembuhkan lupus. Akan tetapi, perawatan yang tepat dapat mengendalikan gejalanya dan meningkatkan kualitas hidup penderitanya, sekaligus mencegah komplikasi yang bersifat mengancam nyawa.

Anak dengan lupus biasanya diobati oleh dokter spesialis anak yang ahli reumatologi beserta timnya.

Tim medis dapat mencakup perawat, konselor, fisioterapis, dan terapis lainnya.

Tim ini akan bekerja sama dengan keluarga, sekolah, maupun komunitas lain untuk menjaga kondisi fisik dan psikologis anak. 

Konseling kerap diperlukan selama anak menjalani pengobatan untuk membantunya memahami dan mengelola penyakit dalam jangka panjang.

Cerita mitra kami
Butuh Penanganan Cepat Saat Anak Terus Muntah dan Lemas? Dokter Spesialis Anak Ada 24 Jam di Mayapada Hospital Jakarta Selatan
Butuh Penanganan Cepat Saat Anak Terus Muntah dan Lemas? Dokter Spesialis Anak Ada 24 Jam di Mayapada Hospital Jakarta Selatan
Si Kecil Mual Muntah Berulang? Tak Perlu Cemas, Dokter Spesialis Anak Selalu Ada 24 Jam di Mayapada Hospital Kuningan
Si Kecil Mual Muntah Berulang? Tak Perlu Cemas, Dokter Spesialis Anak Selalu Ada 24 Jam di Mayapada Hospital Kuningan
Bukan Hanya Gigitan - Biaya Tersembunyi Demam Berdarah untuk Keluarga di Indonesia
Bukan Hanya Gigitan - Biaya Tersembunyi Demam Berdarah untuk Keluarga di Indonesia
Kaum Sweet Tooth, Jangan Sampai Diabetes! Kenali Ciri-Ciri dan Cara Menghindarinya
Kaum Sweet Tooth, Jangan Sampai Diabetes! Kenali Ciri-Ciri dan Cara Menghindarinya

Ini karena lupus tergolong penyakit yang diderita seumur hidup serta memerlukan pengobatan teratur dan kunjungan rutin dengan dokter yang merawat. 

Tujuan pengobatan lupus adalah:

  • Menghentikan peradangan dengan menekan sistem kekebalan tubuh.
  • Meredakan gejala.
  • Melindungi organ-organ dari kerusakan permanen.

Pengobatan

Waspada Penyakit Lupus pada Anak, Ini Gejala dan Cara Mengobatinya

Jenis pengobatan yang diberikan bergantung pada tingkat keparahan penyakit dan gejala yang timbul.

Obat-obatan yang biasa digunakan mencakup:

  • Kortikosteroid seperti prednisone untuk mengendalikan peradangan

Prednisone merupakan salah satu obat yang bekerja paling cepat dan efektif untuk mengatasi lupus dan mengendalikan peradangan yang merusak organ tubuh.

Obat ini biasanya dipakai selama beberapa tahun.

Efek samping tersering, yakni sering mengalami infeksi oleh karena obat ini menekan sistem kekebalan tubuh, penambahan berat badan, muncul stretch mark, hipertensi, osteoporosis, depresi, glaukoma, dan katarak. 

  • Hydroxychloroquine, yakni obat antimalaria yang digunakan mengurangi frekuensi serangan (flare-up) lupus

Pada kasus yang amat jarang, penggunaannya dapat menyebabkan kerusakan permanen pada retina.

Oleh sebab itu, anak dengan lupus yang mendapat pengobatan ini harus rutin menjalani pemeriksaan kesehatan mata.

  • Imunosupresan, yakni obat untuk menekan sistem kekebalan tubuh agar dapat menghentikan serangan lupus

Contohnya, yaitu azathioprine, mycophenolate mofetil, methotrexate, cyclophosphamide, rituximab, dan belimumab.

Obat-obat pada golongan ini dapat menurunkan jumlah sel darah putih sehingga seseorang menjadi rentan mengalami infeksi, atau menyebabkan peradangan hati.

Untuk mengantisipasi efek samping ini, diperlukan pemeriksaan darah rutin.

  • Antinyeri seperti ibuprofen.
  • Suplemen kalsium dan vitamin D untuk mencegah osteoporosis akibat penggunaan kortikosteroid jangka panjang.

Target utama pengobatan lupus adalah membuat penyakit masuk ke dalam periode remisi, yakni periode di mana gejala-gejala dapat berhenti atau tidak terlalu tampak.

Dengan demikian, mencegah kerusakan organ dan memperbaiki kualitas hidup anak secara umum. 

Artikel Terkait: Jenis-Jenis Penyakit Autoimun Yang Sering Menyerang Wanita

Bisakah Lupus pada Anak Dicegah?

Waspada Penyakit Lupus pada Anak, Ini Gejala dan Cara Mengobatinya

Oleh karena penyebab lupus belum diketahui dengan pasti, belum ada cara untuk mencegahnya. Kekambuhan lupus dapat dikurangi dengan:

  • Menghindari paparan sinar matahari, seperti mengenakan tabir surya dengan SPF minimal 30, topi, atau pakaian yang tertutup (berlengan panjang).
  • Cukup tidur.
  • Rutin mengonsumsi obat-obatan yang diresepkan dokter.

Artikel Terkait: Cara Membuat Oralit untuk Bayi dan Anak, Ini Panduan Lengkapnya!

Anak juga disarankan rutin mengonsumsi suplemen kalsium dan vitamin D untuk mencegah osteoporosis.

Secara umum, lupus mengenai anak-anak dengan cara yang sama seperti orang dewasa.

Akan tetapi, lupus pada anak dapat lebih berat, melibatkan lebih banyak organ, dan menimbulkan kelainan darah yang lebih bermakna ketimbang pada orang dewasa.

Meski demikian, anak dengan lupus yang mendapatkan pengobatan secara dini dan tepat dapat hidup normal seperti anak lainnya. 

***

Baca Juga:

Menderita lupus saat hamil, lakukan ini Bun agar janin tetap sehat

Gejala dan Faktor Risiko Penyakit Lupus, Rentan Dialami Perempuan!

Ibu Hamil Mengidap Autoimun, Kenali Risiko dan Cara Menanganinya

 

Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.

img
Penulis

dr. Fiona Amelia, MPH

Diedit oleh:

Adisty Titania

  • Halaman Depan
  • /
  • TAPpedia
  • /
  • Waspada Penyakit Lupus pada Anak, Ini Gejala dan Cara Mengobatinya
Bagikan:
  • 3 Ciri Flu Singapura Sudah Sembuh yang Terlihat Jelas

    3 Ciri Flu Singapura Sudah Sembuh yang Terlihat Jelas

  • Parents Perlu Waspada, Ini 12 Ciri-Ciri Demam Berbahaya pada Bayi

    Parents Perlu Waspada, Ini 12 Ciri-Ciri Demam Berbahaya pada Bayi

  • Kenali Ciri dan Gejala Tipes pada Anak Beserta Cara Mengatasinya

    Kenali Ciri dan Gejala Tipes pada Anak Beserta Cara Mengatasinya

Author Image

dr. Fiona Amelia, MPH

Medical Writer dengan pengalaman di dunia kesehatan digital selama 5 tahun terakhir. Dokter sekaligus ibu dari 2 putra ini memiliki passion yang kuat di dalam dunia parenting serta edukasi seputar kesehatan ibu dan anak. Menyukai travelling dan olahraga, khususnya bulutangkis dan bersepeda. Untuk kontak, email di [email protected] atau DM Instagram @amelifio.
  • 3 Ciri Flu Singapura Sudah Sembuh yang Terlihat Jelas

    3 Ciri Flu Singapura Sudah Sembuh yang Terlihat Jelas

  • Parents Perlu Waspada, Ini 12 Ciri-Ciri Demam Berbahaya pada Bayi

    Parents Perlu Waspada, Ini 12 Ciri-Ciri Demam Berbahaya pada Bayi

  • Kenali Ciri dan Gejala Tipes pada Anak Beserta Cara Mengatasinya

    Kenali Ciri dan Gejala Tipes pada Anak Beserta Cara Mengatasinya

Daftarkan email Anda sekarang untuk tahu apa kata para ahli di artikel kami!
  • Kehamilan
  • Tumbuh Kembang
  • Parenting
  • Kesehatan
  • Gaya Hidup
  • Home
  • TAP Komuniti
  • Beriklan Dengan Kami
  • Hubungi Kami
  • Jadilah Kontributor Kami
  • Tag Kesehatan


  • Singapore flag Singapore
  • Thailand flag Thailand
  • Indonesia flag Indonesia
  • Philippines flag Philippines
  • Malaysia flag Malaysia
  • Vietnam flag Vietnam
© Copyright theAsianparent 2025. All rights reserved
Tentang Kami|Tim Kami|Kebijakan Privasi|Syarat dan Ketentuan |Peta situs
  • Fitur
  • Artikel
  • Beranda
  • Jajak

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti