Prolaps tali pusat adalah salah satu risiko yang sangat kecil, namun potensial terjadi dan memerlukan tindakan medis segera untuk mengurangi risiko konsekuensi serius pada bayi.
Seperti diketahui, semua makanan dan oksigen dari ibu dapat diterima oleh bayi melalui tali pusat. Hal ini sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi.
Dokter Rosita Indriani, Sp.OG., Spesialis Kebidanan Kandungan dari RS EMC Tangerang menambahkan, “Kondisi dan keberadaan tali pusat yang normal harus selalu dipantau dan dipertahankan hingga bayi lahir.”
Namun sayangnya, ada beberapa kondisi yang dapat menyebabkan masalah pada tali pusat. Salah satunya masalah prolaps tali pusat.
Terjadinya kondisi tersebut dapat menyebabkan kompresi pada tali pusat yang sehingga aliran oksigen dan makanan ke bayi menjadi terputus. Berikut ini informasi selengkapnya untuk Anda.
Artikel terkait: 3 Komplikasi tali pusar bayi yang berbahaya selama proses persalinan
Apa Itu Prolaps Tali Pusat?
Prolaps tali pusat adalah ketika tali pusat bayi yang belum lahir tergelincir melalui leher rahim dan masuk ke dalam vagina setelah ketuban ibu pecah dan sebelum bayi turun ke jalan lahir, demikian sebagaimana dikutip What to Expect.
Selama persalinan, tali pusat yang prolaps dapat terkompresi oleh bagian terbawah bayi di jalan lahir. Karena tali pusat mengantarkan darah dari plasenta ke bayi, prolaps tali pusat dapat mengganggu suplai oksigen bayi.
Prolaps tali pusat dapat didiagnosis dengan melihat atau meraba tali pusat pada pemeriksaan dalam. Selain itu, bayi mungkin memiliki denyut jantung janin abnormal (denyut jantung kurang dari 110 denyut per menit atau lebih dari 160 denyut per menit).
Perawatan cepat dari profesional medis sangat penting. Semakin lama penundaan, semakin besar risiko komplikasi yang berkaitan dengan hipoksia bayi serta dapat menyebabkan kematian pada bayi.
Artikel Terkait: Sulit merasakan tendangan janin bisa jadi tanda plasenta anterior, bahayakah?
Gejala yang Biasanya Terjadi
Sebagian besar prolaps tali pusat terjadi segera setelah ketuban pecah. Sebuah penelitian yang dipublikasikan di National Library of Medicine menemukan bahwa 57 persen prolaps terjadi dalam waktu 5 menit setelah ketuban pecah, dan 67 persen terjadi dalam waktu 1 jam setelah ketuban pecah.
Healthline juga menulis, jika Bunda berada di rumah, gejala paling umum dari prolaps tali pusat adalah merasakan tali pusat di dalam vagina Anda setelah air ketuban Anda pecah. Jika Anda merasa dapat merasakan ‘kabel’nya, segera periksa ke dokter.
Jika Anda berada di rumah sakit, dokter atau bidan Anda dapat mendeteksi masalah ini saat mereka melakukan pemeriksaan dalam dan merasakan tali pusat atau jika bayi Anda memiliki detak jantung yang tidak normal. Oleh karena itu, sangatlah penting ketika ibu sedang menjalani proses persalinan, detak jatung bayi juga harus rajin dipantau.
Faktor Risiko dan Penyebab
Kondisi ini sebenarnya sebenarnya jarang terjadi. Komplikasi kehamilan tertentu dapat meningkatkan risikonya. Berikut di antaranya:
Dalam satu penelitian, presentasi sungsang menyumbang 36,5 persen persalinan di mana prolaps terjadi. Malpresentasi lain yang dapat meningkatkan risiko kondisi ini termasuk letak lintang, oblik, dan tidak stabil, dikutip laman kesehatan Healthline.
Menurut American Academy of Family Physicians (AAFP), kemungkinan prolaps meningkat jika ketuban Anda pecah sebelum waktunya dan bayi Anda lahir kurang dari 37 minggu.
Bayi yang lebih kecil meningkatkan kemungkinan prolaps.
- Cairan ketuban terlalu banyak
Terlalu banyak cairan ketuban dapat menyebabkan prolaps.
Penelitian tahun 2018 menunjukkan bahwa hampir 50 persen insiden ini dapat disebabkan oleh prosedur medis seperti amniotomi – ketika seorang profesional kesehatan memecahkan kantung ketuban selama persalinan.
Bahayakah Kondisi Prolaps Tali Pusat?
Kondisi ini bisa terjadi sebelum maupun selama proses kelahiran. Tali pusat yang terkompresi bisa memengaruhi aliran darah sehingga mengurangi suplai oksigen ke otak bayi.
Prolaps tali pusat yang tidak segera ditangani dapat menyebabkan kerusakan pada otak janin, serta dapat menyebabkan komplikasi kesehatan lainnya bahkan kematian janin.
Jika Bunda mengalaminya saat berada di rumah sakit, Anda akan segera mendapatkan perawatan dan kemungkinan menjalani operasi caesar darurat.
Artikel terkait: 6 Kelainan tali pusat janin yang jarang disadari, bumil wajib tahu!
Penanganan
What to Expect menjelaskan, jika setelah ketuban pecah Bunda merasa tali pusat bayi Anda pada jalan lahir dan Anda belum berada di bangsal bersalin, segera berangkat ke rumah sakit. Sementara Anda di jalan menuju Rumah Sakit, angkat tangan dan lutut Anda dengan panggul ke atas dan kepala ke bawah untuk melepaskan tekanan dari tali pusat. Saat naik mobil, berbaringlah dengan pinggul terangkat.
Jika Anda sudah berada di rumah sakit saat tali pusat mengalami prolaps, praktisi Anda mungkin meminta Anda untuk mengubah posisi agar lebih mudah melepaskan kepala bayi Anda dan mengurangi tekanan dari tali pusat.
Bagaimana pun, bayi Anda harus dilahirkan dengan sangat cepat, yang mungkin memerlukan operasi Caesar segera. Persalinan yang cepat biasanya mencegah potensi risiko komplikasi (termasuk yang disebabkan oleh kekurangan oksigen pada bayi).
Kondisi yang tidak segera ditangani bisa menimbulkan kerusakan otak bahkan kematian janin.
Pencegahan Prolaps, Apakah Bisa?
Apakah ada yang dapat Anda lakukan untuk mencegah kondisi tersebut?
What to Expect menjelaskan benar-benar tidak ada cara untuk mengetahui sebelumnya apakah tali pusat bayi Anda akan prolaps. Meskipun ada faktor risiko, kondisi ini dapat terjadi pada orang berisiko rendah yang melahirkan bayinya cukup bulan.
Jika Anda memiliki faktor risiko, dokter Anda mungkin akan menjadwalkan operasi caesar.
Seberapa Sering Terjadi?
Seberapa umumkah kondisi ini dalam persalinan?
Prolaps tali pusat relatif jarang terjadi. What to Expect menulis kasus prolaps terjadi pada sekitar satu dari setiap 300 kelahiran.
Risiko kehamilan dengan prolaps tali pusat tergantung di mana prolaps terjadi dan usia serta berat lahir bayi Anda.
Menurut penelitian, angka kematian yang terjadi di luar rumah sakit cukup tinggi, tetapi jika terjadi di rumah sakit, angkanya turun menjadi 3 persen.
Sementara itu, pada bayi prematur dan bayi dengan berat badan lahir rendah memiliki risiko kematian akibat kondisi ini dua kali lipat dibandingkan dengan tanpa prolaps tali pusat.
Yang perlu diperhatikan adalah, banyak kondisi yang bisa terjadi pada janin di dalam kandungan, salah satunya prolaps tali pusat. Secara umum, masalah ini merupakan keadaan darurat yang jarang terjadi namun tidak dapat dicegah. Dengan memiliki kesadaran akan kemungkinan prolaps dapat membantu Bunda mengetahui apa yang dapat Anda lakukan untuk membantu Anda dan bayi Anda.
Demikian hal-hal yang perlu Bunda ketahui tentang apa itu prolaps tali pusat, penyebab, gejala, hingga cara penanganannya. Semoga informasi ini bermanfaat ya, Bunda.
***
Artikel telah diupdate oleh: Kalamula Sachi
Direview oleh:
dr. Rosita Indriani, Sp.OG
Dokter Spesialis Kebidanan Kandungan
RS EMC Tangerang
Baca juga:
Bayi Terlilit Tali Pusar: Tanda, Penyebab, Komplikasi dan Cara Mengatasi
Tali pusat bayi tak kunjung lepas hingga 14 hari? Ini saran dokter
Prosedur penyimpanan stem cell di Bank Darah Tali Pusat
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.