Sistem kekebalan tubuh bayi masih berkembang seiring pertumbuhannya.
Pada masa ini, bayi bisa rentan terkena infeksi virus dan bakteri pada pencernaanya. Terlebih, kondisi ini bisa datang secara tiba-tiba.
Bayi mungkin memiliki siklus muntah yang datang dan pergi selama sekitar 24 jam. Ini bisa memiliki gejala lain seperti bayi diare, demam atau sakit perut.
Segera periksakan pada dokter jika gejala ini tak kunjung hilang selama lebih dari 24 jam.
Kondisi ini mungkin adalah reaksi alergi terhadap susu sapi atau susu formula yang mengandung susu sapi.
Dalam kasus yang jarang, bayi mungkin memiliki intoleransi laktosa atau alergi protein susu.
Namun, perlu diingat bahwa ini datang dengan gejala lain, seperti diare.
Konsultasikan dengan dokter anak jika Bunda mencurigai adanya alergi atau intoleransi.
Dokter anak mungkin merekomendasikan perubahan pola makan atau menyusui si kecil untuk mengurangi muntah ASI. Pilihan meliputi:
- Susu formula protein kedelai
- Susu formula terhidrolisis ekstensif (EHF), sejenis formula yang mengandung protein yang dipecah dari susu sapi yang tidak mungkin menyebabkan reaksi alergi.
- formula berbasis asam amino (AAF), atau formula alternatif untuk bayi yang bermasalah dengan EHFs
- Namun, perlu diingat bahwa bayi biasanya tumbuh dari masalah pencernaan seiring bertambahnya usia.
6. Flu
Sistem kekebalan yang rentan memungkinkan si kecil rentan menderita flu.
Mengutip Healthline, bayi mengalami pilek hingga tujuh kali pada tahun pertama.
Pilek dan flu dapat menyebabkan berbagai gejala pada bayi.
Jika dibiarkan, hal ini dapat memicu bayi muntah setelah menyusui.
Alasannya karena terlalu banyak lendir di hidung sehingga hidung tersumbat.
Akibatnya, terjadi serangan batuk hebat yang terkadang menyebabkan muntah pada bayi.
Kendati merupakan hal yang normal, waspadai jika bayi menunjukkan gejala berikut ini:
- Demam
- Kurang mau atau tidak mau menyusu sama sekali
- Ruam
- Sulit tidur dan rewel
- Ubun-ubun tampak menonjol
- Perut bengkak
- Sesak napas
- Muntah disertai darah atau cairan hijau
- Muntah terus menerus lebih lebih dari satu atau dua hari
- Mengalami dehidrasi yang ditandai dengan bibir kering, menangis tanpa air mata, ubun-ubun cekung, dan jarang buang air kecil.
7. Stenosis Pilorus
Stenosis pilorus memang jarang terjadi. Biasanya ini memengaruhi sekitar 3 dari 1.000 bayi di Amerika Serikat.
Pilorus adalah bagian bawah lambung yang dilewati makanan dan zat lain sebelum memasuki usus kecil.
Otot-otot di pilorus dapat membesar pada bayi, yang menyebabkan saluran pilorus menyempit dan mencegah makanan keluar dari lambung.
Sebagian besar bayi yang mengalami stenosis pilorus berusia 3-5 minggu dan memerlukan perawatan dan pembedahan.
Beberapa tanda stenosis pilorus termasuk muntah proyektil susu, penurunan berat badan, dan konstipasi.
Perlu digaris bawahi bahwa ini adalah kondisi serius yang membutuhkan perawatan segera.
Artikel terkait: 10 Tanda Bayi Tidak Kenyang Minum ASI, Jangan Sampai Diabaikan!
Gejala Bayi Muntah ASI yang Berbahaya
Tidak seperti gumoh, muntah adalah proyeksi kuat cairan lambung.
Sedangkan gumoh adalah “aliran” cairan yang lebih lembut yang keluar.
Bayi biasanya tidak bereaksi terhadap gumoh, tetapi bayi yang muntah biasanya akan terlihat kesal atau menangis.
Dalam kasus yang jarang terjadi, kebiasaan muntah ASI mungkin mengindikasikan masalah kesehatan yang lebih serius.
Pastikan untuk berbicara dengan dokter jika Bunda melihat salah satu dari berikut ini:
- Tidak menambah berat badan dengan baik atau berat badan turun
- Muntah dengan tekanan kuat
- Menangis atau melengkungkan punggungnya saat menyusui
- Menolak untuk menyusui
- Dimulai setelah 6 bulan atau berlanjut setelah 18 bulan
- Berwarna kuning, hijau atau merah
- Muntah yang kuat atau proyektil yang sering terjadi
- Darah dalam feses
- Mengalami kesulitan bernapas atau tanda-tanda penyakit lainnya
- Menangis lebih dari 3 jam sehari dan lebih
- Mudah rewel dari biasanya
- Disertai gejala lain seperti tinja berdarah, mengi atau batuk, popok basah atau kotor lebih sedikit, lesu dan/atau demam.
Meringankan Muntah pada Bayi