Adalah hal yang biasa terjadi saat mendapati bayi muntah setelah minum ASI, sebagian bayi pasti mengalami hal ini setelah menyusui. Walaupun normal, ketahui penyebab bayi muntah setelah minum ASI agar penanganan tepat dapat dilakukan.
Muntah setelah minum ASI dikenal dengan istilah "gumoh". Gumoh disebabkan oleh ASI kembali ke kerongkongan, karena otot di saluran pencernaan bayi masih lemah.
Ini adalah hal wajar, dengan catatan bayi tidak menjadi rewel atau sesak napas setelahnya. Muntah ini menjadi berbahaya jika ada gejala lain yang muncul setelahnya.
Penyebab Bayi Muntah Setelah Minum ASI
Pada dasarnya, gumoh terjadi akibat adanya ASI yang ditelan bayi, namun kembali lagi ke kerongkongan alias refluks. Refluks disebabkan karena ukuran lambung bayi masih sangat kecil dan karena katup pada kerongkongan belum sempurna, sehingga belum bekerja secara optimal untuk menahan isi lambung.
"Umumnya, bayi muntah setelah minum ASI akan berlangsung hingga usia bayi memasuki 4-5 bulan. Setelah itu, gumoh akan berhenti dengan sendirinya seiring dengan menguatnya katub pada kerongkongan," demikian penuturan dr. Gita selaku konselor laktasi saat kami hubungi melalui pesan WhatsApp.
Mengutip berbagai sumber, ini penyebab yang melatarbelakanginya.
1. Minum ASI Berlebihan

Penyebab bayi muntah setelah minum ASI yang sering terjadi adalah minum ASI yang berlebihan. Bayi memiliki perut yang kecil dengan sistem pencernaan yang belum sepenuhnya sempurna. Bukannya kenyang, terlalu banyak ASI akan membuat bayi mengeluarkan sebagian ASI yang telah ia minum.
Saat bayi merasa kekenyangan, ia bisa merasakan kembung, begah, dan sakit perut. Rasa tidak nyaman ini yang membuat bayi muntah usai minum ASI. Untuk itu, ada baiknya Bunda mengatur jumlah ASI yang diminum oleh bayi, tidak terlalu sedikit dan juga tidak berlebihan.
Artikel terkait: Agar ASI Banyak dan Kental, Simak 6 Cara yang Bisa Dilakukan
2. GERD
Pada kondisi tertentu, bisa jadi bayi yang muntah setelah minum ASI bisa menandakan ada masalah yang tak boleh disepelekan. Salah satunya GERD atau gastroesophageal reflux disease. Ini terjadi ketika asam lambung di perut bayi naik ke kerongkongan disertai ASI yang sebelumnya diminum.
Hal ini dapat menyebabkan bayi muntah di minggu pertama atau bulan kehidupannya. GERD pada bayi biasanya disertai gejala lain seperti rasa sakit dan tidak nyaman, tersedak, batuk, mengi, atau masalah pernapasan lainnya. Segera periksakan pada dokter terkait kondisi ini untuk mendapat penanganan tepat.
3. Menelan Udara Saat Menyusu

Tidak sengaja menelan udara selama menyusu juga bisa menjadi penyebab bayi muntah pasca menyusui. Ini kerap terjadi pada bayi yang minum ASI melalui botol. Jika bayi terlalu cepat minum susu, bisa jadi udara akan ikut terhirup bersama susu.
Udara yang tertelan akhirnya menyebabkan kembung dan ketidaknyamanan pada bayi. Akibatnya, bayi memuntahkan kembali ASI yang telah diminumnya. Batasi penggunaan botol susu dan pastikan bayi minum ASI secara perlahan.
4. Alergi
Bayi bisa juga merasa tidak nyaman atau sakit ketika bereaksi terhadap sesuatu yang dimakan atau diminumnya. Hal ini bisa juga berasal dari makanan yang dikonsumsi ibu. Terdapat deretan makanan yang berpotensi menjadi alergen.
Antara lain susu, telur, gandum, kacang-kacangan, biji-bijian, ikan dan kerang-kerangan membuat tingkat alergi bayi menjadi lebih tinggi. Alergi biasanya akan disertai gejala lain misalnya diare, bengkak, dan gatal di sekitar mulut, hidung atau matanya. Gejala ini biasanya muncul dalam beberapa menit atau jam setelah minum ASI.
Artikel terkait: Mengenal Bendungan ASI yang Kerap Dialami Busui, Samakah dengan Mastitis?
5. Masalah Pencernaan

Sistem kekebalan tubuh bayi masih berkembang seiring pertumbuhannya. Pada masa ini, bayi bisa rentan terkena infeksi virus dan bakteri pada pencernaanya. Terlebih, kondisi ini bisa datang secara tiba-tiba.
Bayi mungkin memiliki siklus muntah yang datang dan pergi selama sekitar 24 jam. Ia bisa juga memiliki gejala lain seperti diare, demam atau sakit perut. Segera periksakan pada dokter jika gejala ini tak kunjung hilang selama lebih dari 24 jam.
6. Flu
Sistem kekebalan yang rentan memungkinkan si kecil rentan menderita flu. Mengutip Healthline, bayi mengalami pilek hingga tujuh kali pada tahun pertama. Pilek dan flu dapat menyebabkan berbagai gejala pada bayi. Jika dibiarkan, hal ini dapat memicu bayi muntah setelah menyusui.
Alasannya karena terlalu banyak lendir di hidung sehingga hidung tersumbat. Akibatnya, terjadi serangan batuk hebat yang terkadang menyebabkan muntah pada bayi.
Kendati merupakan hal yang normal, waspadai jika bayi menunjukkan gejala berikut ini:
- Demam
- Kurang mau atau tidak mau menyusu sama sekali
- Ruam
- Sulit tidur dan rewel
- Ubun-ubun tampak menonjol
- Perut bengkak
- Sesak napas
- Muntah disertai darah atau cairan hijau
- Muntah terus menerus lebih lebih dari satu atau dua hari
- Mengalami dehidrasi yang ditandai dengan bibir kering, menangis tanpa air mata, ubun-ubun cekung, dan jarang buang air kecil.
Artikel terkait: Jangan Sampai Salah, Begini Cara Ideal Menyimpan ASI di Kulkas Satu Pintu
Meringankan Muntah Pada Bayi

Muntah setelah menyusui bukanlah hal yang perlu dicemaskan, ini akan hilang dengan sendirinya seiring bertambahnya usia bayi. Adapun beberapa cara yang bisa Parents lakukan untuk meringankan keluhan yang ada:
- Posisi bayi. Usahakan posisi kepala bayi lebih tinggi dari tubuhnya saat menyusui. Pastikan tubuh bayi tetap tegak setelah menyusui agar bayi dapat lebih mudah bersendawa. Di samping itu, kepala bayi juga sebaiknya agak lebih tinggi ketika tidur. Hindari bantal, Anda dapat menaruh selimut atau handuk yang digulung di bawah bahu dan kepalanya.
- Biarkan bayi menyusu dalam keadaan tenang. Cara ini akan mencegah bayi mengisap udara terlalu banyak bersamaan dengan ASI.
- Frekuensi menyusui. Biasakan bayi menyusu secukupnya, namun lebih sering. Menyusui terlalu banyak dapat membuat lambung bayi teregang karena terlalu penuh, yang ada memicu bayi untuk muntah setelah minum ASI.
- Sendawakan bayi. Metode ini sangat sederhana, tetapi kerap lupa dilakukan. Tepuk pelan punggung bayi setelah menyusu agar ia bersendawa dengan sendirinya. Jangan lupa juga lakukan hal ini sebelum bayi berganti payudara.
- Pakaian bayi. Pastikan pakaian atau popok bayi tidak terlalu ketat supaya selama menyusui ia merasa nyaman. Selain itu, hindari menggendong bayi untuk sendawa dengan posisi perut bayi tepat di bahu Anda. Hal ini berpotensi menekan perutnya.
- Hindari menggoyangkan bayi atau membuat bayi aktif segera setelah menyusu. Usahakan tidak bepergian dengan kendaraan sesaat setelah bayi menyusu.
- Jika bayi sudah cukup besar, posisikan ia duduk sekitar 30 menit setelah selesai menyusu.
- Perhatikan nutrisi. Dalam hal ini adalah nutrisi ibu yang memungkinkan memicu reaksi alergi bayi. Jika sudah mengetahui alergennya, hentikan konsumsinya untuk sementara
Ada baiknya, Parents dapat membuat catatan seberapa sering bayi muntah setelah menyusui dan kira-kira apa yang menjadi pemicunya. Hal ini bisa menjadi rujukan ketika nantinya Anda berkonsultasi dengan dokter anak.
Artikel telah ditinjau oleh:
dr. Gita Permatasari
Dokter Umum dan Konsultan Laktasi
Jika Parents ingin berdiskusi seputar pola asuh, keluarga, dan kesehatan serta mau mengikuti kelas parenting gratis tiap minggu bisa langsung bergabung di komunitas Telegram theAsianparent.
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.