Bayi muntah kuning adalah kondisi berbahaya yang harus diwaspadai orang tua.
Muntah bayi biasanya berwarna putih yang disebut gumoh, karena kekenyangan ASI atau lainnya.
Namun jika muntahannya berwarna kuning, Bunda harus segera membawa si kecil ke dokter.
Parents perlu mengetahui apa saja gejala, penyebab, dan cara mengatasinya berikut ini.
Artikel terkait: Apa Penyebab Bayi Muntah Menyembur? Ini Kata Dokter Anak
Gejala Bayi Muntah Kuning yang Harus Diwaspadai
Usus terlilit atau tersimpul pada bayi adalah kelainan yang disebut intestinal malrotation.
Dan sering berubah menjadi komplikasi volvulus pada tahun pertama setelah kelahiran bayi.
Gejala yang harus diwaspadai orang tua:
- Bayi muntah warna kuning atau hijau
- Sakit di bagian perut
- Sembelit atau susah buang air besar
- Kotoran bayi bernoda merah seperti darah
- Bayi mudah tersentak atau terkejut.
Apabila bayi Anda mengalami gejala di atas, segeralah membawanya ke dokter.
Jangan tunggu sampai bayi lemas dan tidak menangis lagi. Penanganan dini meningkatkan peluang bayi untuk selamat.
Artikel terkait: 7 Penyebab Bayi Muntah Setelah Minum ASI, Waspadai Jika Disertai Gejala Ini
Penyebab Muntah Kuning
Secara umum muntah bukanlah suatu kondisi medis. Muntah adalah gejala yang menyertai berbagai kondisi, mulai dari infeksi hingga penyakit kronis.
Muntah yang hanya berlangsung 1 atau 2 hari biasanya tidak dianggap serius.
Ini mungkin hanya reaksi dari tubuh terhadap iritasi di usus atau cara tubuh untuk membuang hal-hal berbahaya.
Biasanya muntah akan berwarna putih atau kecoklatan, atau tergantung dengan apa yang dikonsumsi sebelum muntah.
Namun, mengapa muntah bisa berubah warna? Seringkali, warna muntah akan berubah saat tubuh berkembang melalui setiap tahap kondisi yang mendasarinya.
Misalnya, muntah akibat flu perut bisa dimulai dengan warna hijau atau kuning dan berubah menjadi oren.
Secara lebih spesifik, muntah hijau atau kuning mungkin menandakan bahwa si kecil mengeluarkan cairan yang disebut empedu.
Cairan ini dibuat oleh hati dan disimpan di kantong empedu.
Namun cairan empedu ini juga tidak selalu membahayakan.
Misalnya saat perut si Kecil kosong atau belum menyusui dan makan apapun, sehingga muntah yang keluar adalah cairan empedu.
Penyebab lain muntah berwarna hijau atau kuning termasuk:
- refluks empedu
- keracunan makanan
- muntah saat perut kosong
- obstruksi usus atau penyumbatan usus.
Artikel terkait: Bayi Muntah Darah, Haruskah Khawatir? Kenali Penyebab dan Cara Mengatasinya
Apakah Bayi Muntah Kuning Normal?
Normal atau tidaknya bayi muntah kuning dapat dilihat dari penyebab yang mendasarinya.
Bila penyebabnya adalah perut kosong atau muntah setelah makan makanan berwarna kuning, mungkin tidak akan menimbulkan kondisi yang lebih berbahaya.
Namun, muntah kuning pada bayi yang dialami terus-menerus, dengan munculnya gejala lain seperti yang disebutkan di atas, ini adalah tanda bahwa muntah bayi tidak normal.
Si Kecil harus segera mendapatkan penanganan dokter untuk mencari tahu penyebabnya.
Karena itu Parents perlu memerhatikan tanda bahaya ketika si kecil mengalami muntah berwarna kuning.
Kemudian segera periksakan diri ke dokter. Berikut ini yang perlu Parents perhatikan.
1. Muntah (Proyektil) yang Sering dan Kuat
Terutama jika si Kecil masih berusia di bawah dua bulan. Ini bisa menjadi tanda bahwa saluran antara perut dan ususnya menjadi terlalu sempit (stenosis pilorus), yang berarti dia tidak mendapatkan nutrisi yang dia butuhkan.
2. Muntah Berwarna Hijau atau Kuning Kehijauan yang Terus-menerus
Ini bisa menjadi tanda penyumbatan di usus bayi.
3. Darah dalam Muntahan Bayi
Meskipun ini bisa sangat mengkhawatirkan untuk dilihat, kondisi ini tidak selalu menjadi pertanda bahwa bayi sakit.
Misalnya, jika Bunda menyusui dan memiliki puting yang pecah-pecah dan berdarah, si Kecil mungkin bisa menelan sedikit darah.
Tapi terkadang itu bisa menjadi pertanda masalah serius, jadi Anda harus selalu memeriksakannya, untuk berjaga-jaga.
4. Darah di Popok Bayi
Darah dalam feses bayi terkadang bisa menjadi tanda infeksi atau alergi.
5. Muntah Kuning Disertai Tanda-tanda Dehidrasi
Bayi dapat mengalami dehidrasi jauh lebih cepat daripada orang dewasa, terutama jika mereka sering muntah.
Cari saran medis segera jika bayi memiliki tanda-tanda dehidrasi, seperti popok basah yang lebih sedikit, mulut kering, menangis tanpa air mata, kantuk yang tidak biasa, pernapasan cepat, atau titik lunak cekung (fontanelle) di kepalanya.
Artikel terkait: 8 Tanda Bayi Dehidrasi Ringan hingga Berat, Kapan Harus ke Dokter?
6. Menolak untuk Memberi Makan
Jika bayi menolak semua makanan atau minuman selama lebih dari beberapa jam, atau tidak dapat menahan cairan apa pun, ia berisiko mengalami dehidrasi.
7. Muntah yang Lebih dari Dua Hari
Muntah yang berlangsung lebih dari satu atau dua hari bisa menjadi tanda adanya infeksi atau penyakit lain yang memerlukan perawatan.
8. Gejala Lain yang Lebih Mengkhawatirkan
Gejala lain yang mengkhawatirkan, seperti jika bayi demam, atau tampaknya mengalami sakit perut yang parah.
Bunda yang paling mengenal si Kecil, jadi jika Anda memiliki kekhawatiran tentang kesejahteraannya, selalu lebih baik untuk memercayai insting dan mencari bantuan.
Artikel terkait: Bayi Sering Kentut dan Terlihat Sakit Perut? Kenali Penyebab dan Cara Mengatasinya
Haruskah Bayi Muntah Kuning Diatasi?
Sebagian besar bayi dan anak-anak mudah muntah dan biasanya akan sembuh dengan cepat. Setelah muntah, si Kecil mungkin akan merasa lapar dan haus.
Berikan banyak minum agar mereka tidak mengalami dehidrasi.
Jika si Kecil terus muntah dan terlihat tidak sehat, jangan tunggu lama untuk menemui dokter anak.
Jangan menggunakan obat untuk menghentikan muntah tanpa berkonsultasi dulu dengan dokter.
Bila Parents mendapati gejala yang membahayakan dan terlihat mengkhawatirkan, tentu saja bayi muntah kuning perlu diatasi dengan berbagai perawatan dokter.
Dokter pun akan menyesuaikan perawatan si kecil sesuai dengan penyebab muntah kuningnya.
Artikel terkait: Perut Bayi Baru Lahir Sering Kembung? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya
Bisakah Dicegah?
Secara umum muntah bisa dicegah dengan beberapa cara. Misalnya dengan mengubah posisi yang berbeda untuk menyusui.
Bunda dapat membantu mengurangi kemungkinan bayi muntah dengan beberapa cara ini:
- Beri makan bayi dalam posisi tegak
- Sangga bayi setelah menyusu
- Baringkan bayi di sisi kiri
- Hindari menggoyangkan atau mengajak bayi main setelah menyusui.
Untuk membantu mengatasi refluks ringan, Bunda bisa mengentalkan makanan bayi dengan tepung maizena atau pengental makanan bayi.
Jika si Kecil merasa tidak nyaman setelah muntah atau tidak mau tenang, coba berikan ASI. Ini akan mencuci asam apa pun kembali ke perut.
Beberapa bayi mengalami mulas, yang merupakan sensasi terbakar di dada.
Mereka mungkin gelisah setelah makan atau saat berbaring. Dokter mungkin dapat menyarankan antasid untuk meredakan mulas.
Semoga bermanfaat.
***
Baca juga:
Berbagai Penyebab Bayi Muntah, Bisakah Dicegah?
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.