Penyakit Sindrom Stevens-Johnson atau disingkat SSJ adalah kelainan kulit yang sangat serius. Kondisi ini menyebabkan kulit berubah menjadi kemerahan atau keunguan dan kemudian mengelupas.
Selain mengenai kulit bagian luar, kelainan juga bisa terjadi pada membran mukosa, atau lapisan lembap yang membentuk dinding mulut, hidung, saluran kelamin, dan bagian tubuh lain.
Penyakit Sindrom Stevens-Johnson: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengobati

Kondisi ini pertama kali dilaporkan pada tahun 1922 oleh duo dokter, yakni Albert Stevens dan Frank Johnson, yang mengevaluasi gejala dari sebuah kondisi yang belum diketahui pada dua anak laki-laki. Sebagai apresiasi terhadap hasil kerja mereka, kondisi yang dialami dua anak laki-laki tersebut akhirnya dinamakan Sindrom Stevens-Johnson.
Sindrom Stevens-Johnson memiliki kemiripan dengan penyakit kulit yang disebut nekrolisis epidermal toksik (NET). Para pakar menganggap bahwa keduanya berada pada spektrum penyakit yang sama, dengan SSJ memiliki intensitas penyakit yang lebih ringan ketimbang NET. Pengobatan untuk kedua kondisi ini kurang lebih sama.
Gejala yang Perlu Diwaspadai
Gejala yang paling bermakna pada Sindrom Stevens-Johnson adalah kelainan pada kulit. Pada satu sampai tiga hari pertama sebelum gejala kulit muncul, SSJ menimbulkan:
- Demam di atas 39 derajat celcius
- Gejala seperti flu
- Mata gatal atau seperti terbakar
- Nyeri sendi
- Batuk
Setelah itu, akan timbul bercak kemerahan pada kulit, yang terasa nyeri. Bercak dapat terlihat lebih gelap di bagian dalam dan lebih terang di bagian luar. Bercak ini pertama-tama muncul di wajah dan dada, yang kemudian meluas ke telapak tangan atau kaki.
Selanjutnya, bercak ini akan menjadi lepuhan yang mudah pecah dan kemudian mengelupas. Kondisi ini kurang lebih mirip dengan kulit yang mengalami luka bakar luas.
Selain perubahan pada kulit luar tubuh, SSJ dapat memicu sariawan, pembengkakan serta pengerasan pada membran mukosa mulut, mata, vagina, penis, paru, dan area lainnya. Efeknya dapat menyebabkan:
- Mata merah dan berair atau kedua kelopak mata saling menempel
- Nyeri saat berkemih atau sulit berkemih
- Sulit bernapas, penumpukan cairan di dalam paru, atau infeksi paru
Individu dengan gejala pada mata dapat mengalami komplikasi jangka panjang seperti kehilangan penglihatan atau terbentuknya jaringan parut yang luas di sekitar mata. Secara statistik, komplikasi ini dialami oleh lebih dari 50 persen individu dengan SSJ. Meski demikian, penanganan dini dapat meminimalisasi atau mencegah komplikasi pada mata.
Pada sebagian kecil kasus, kelainan pada SSJ dapat menyebar ke saluran cerna, sehingga menyebabkan gejala seperti diare atau tinja yang berwarna kehitaman.
Penyebab Penyebab Sindrom Stevens-Johnson

Sampai sekarang, belum diketahui penyebab pasti munculnya Sindrom Stevens-Johnson. Akan tetapi, kondisi ini kerap dipicu oleh konsumsi obat-obatan tertentu atau infeksi seperti pneumonia dan virus Human Immunodeficiency Virus (HIV).
Obat-obatan yang sering memicu SSJ, yakni:
- Obat untuk mengatasi penyakit Gout atau artiritis pirai seperti allopurinol
- Obat untuk mengatasi kejang dan gangguan jiwa seperti carbamazepine, phenytoin, fosphenytoin, lamotrigine, phenobarbital
- Antibiotik golongan sulfonamid (sulfa), yakni trimethoprim-sulfamethoxazole (TMP-SMX) atau disebut juga co-trimoxazole
- Obat anti-HIV nevirapine
- Antinyeri seperti paracetamol, ibuprofen, naproxen sodium, meloxicam, piroxicam
Kemunculan SSJ bisa terjadi saat sedang menggunakan obat hingga dua minggu setelah berhenti memakainya.
Risiko kejadian SSJ juga meningkat dengan adanya faktor-faktor berikut:
- Mengalami infeksi HIV. Secara statistik, ditemukan bahwa insidens SSJ 100 kali lebih besar pada pengidap HIV dibandingkan dengan populasi umum.
- Memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah akibat transplantasi organ, HIV/AIDS, dan penyakit autoimun.
- Mengidap kanker pada sel darah.
- Memiliki riwayat SSJ, khususnya yang diakibatkan oleh konsumsi obat tertentu.
- Memiliki riwayat keluarga dengan SSJ, terutama pada anggota keluarga inti.
- Adanya faktor genetik tertentu yang meningkatkan risiko SSJ.
Cara Mengobati Sindrom Stevens-Johnson

Sindrom Stevens-Johnson adalah kegawatdaruratan medis yang membutuhkan perawatan segera di rumah sakit. Sebagian, bahkan perlu dirawat di unit perawatan intensif (ICU) atau pusat luka bakar. Durasi perawatan yang dilakukan di rumah sakit ini rata-rata memakan waktu 2-4 minggu.
Pengobatan SSJ bertujuan untuk menghilangkan penyebab, merawat luka, mengendalikan nyeri dan meminimalisasi komplikasi. Pertama-tama, dokter akan mencari tahu apakah SSJ disebabkan oleh konsumsi obat-obatan tertentu. Bila ya, maka konsumsi obat penyebab harus segera dihentikan. Konsumsi obat-obat lain yang tidak esensial juga sebaiknya dihentikan.
Selanjutnya, dilakukan perawatan suportif dan pemberian obat-obatan. Perawatan suportif mencakup:
- Perawatan luka seperti pengangkatan jaringan kulit mati, menjaga kulit tetap lembap, pembalutan luka, dan lain-lain
- Pengelolaan nyeri
- Perawatan mata
- Pemberian cairan dan nutrisi
- Bantuan pernapasan
- Perawatan rongga mulut , seperti penggunaan obat kumur atau salap untuk sariawan
- Perawatan kelamin
- Menjaga suhu ruangan antara 30-32 derajat celcius
- Pemantauan infeksi kulit
Obat-obatan yang umumnya digunakan untuk mengatasi SSJ, mencakup pemberian:

- Pereda nyeri untuk mengurangi rasa tidak nyaman
- Steroid topikal (dioleskan pada kulit) dan/atau oral (diminum) untuk mengurangi peradangan
- Antibiotik untuk mengatasi infeksi
- Imunomodulator seperti cyclosporine yang dapat memperlambat gejala
Selama perawatan, individu dengan SSJ akan menjalani pemantauan ketat untuk mencegah komplikasi seperti:
- Dehidrasi. Individu dengan SSJ rentan mengalami dehidrasi akibat kulit yang terkelupas serta adanya sariawan pada mulut dan tenggorok yang membuat kesulitan untuk minum.
- Infeksi darah (sepsis). Ini terjadi ketika bakteri yang menginfeksi kulit atau bagian yang luka lainnya, memasuki aliran darah dan menyebar ke seluruh tubuh. Kondisi ini cenderung memburuk dengan cepat dan dapat mengancam nyawa.
- Gangguan pada mata, seperti peradangan, mata kering, dan sensitif terhadap cahaya. Gangguan penglihatan dan kebutaan juga bisa terjadi pada kasus SSJ yang berat, meski jarang.
- Adanya gangguan paru yang menyebabkan gagal napas akut.
- Kerusakan kulit yang permanen. Kulit yang kembali tumbuh pasca pemulihan mungkin disertai benjolan atau warnanya tidak normal. Di samping itu, bisa terjadi rambut rontok serta pertumbuhan abnormal pada kuku jari tangan dan kaki.
Perlu diketahui bahwa proses pemulihan dari Sindrom Stevens-Johnson memakan waktu berminggu-minggu hingga berbulan-bulan.
Bila kambuh, episode ulangan penyakit Sindrom Stevens-Johnson biasanya lebih berat dari episode pertama dan bisa fatal. Untuk mencegah hal ini, hindari obat-obatan pemicu bila memang itu yang menyebabkan SSJ. Anggota keluarga inti dari penderita sebaiknya pun menghindari obat-obatan ini sebab sebagian kasus SSJ memiliki faktor risiko genetik.
***
Baca juga:
Sindrom asperger, apa bedanya dari autisme? Waspadai 10 ciri ini
Perjalanan Sindrom Kawasaki baby Hayley: dari salah diagnosis hingga sembuh
Idap Hipertensi Selama Masa Kehamilan? Waspada Alami Sindrom HELLP
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.