Gejala awal neuroblastoma mirip dengan penyakit umum lainnya. Padahal, penyakit ini bukan penyakit biasa, melainkan sejenis kanker langka yang mulai tumbuh saat bayi masih berada di dalam kandungan dan berkembang setelah dilahirkan.
Berikut ini beberapa hal yang perlu Anda ketahui untuk membantu Anda mewaspadai gejala lainnya, Parents!
Mengenal Neuroblastoma
Ashira, balita yang meninggal karena kanker neuroblastoma. Foto: screenshot youtube
Neuroblastoma adalah jenis kanker langka yang paling sering menyerang anak-anak usia 5 tahun atau yang lebih muda. Sementara pada anak yang lebih besar jarang terjadi.
Penyakit ini, menurut laman Cancer.org, disebutkan mulai terbentuk dan sering ditemukan pada embrio atau janin.
Jenis kanker ini berkembang ketika sel neuroblas (sel saraf yang belum matang) yang ditemukan di beberapa area tubuh dan seharusnya membentuk jaringan sistem saraf simpatik malah tumbuh menjadi sel kanker. Istilah neuro sendiri mengacu pada saraf, sedangkan blastoma mengacu pada kanker yang dimulai pada sel belum matang atau berkembang.
Sistem saraf simpatik adalah sistem saraf yang berfungsi untuk mengatur kerja organ tubuh involunteer atau di luar kehendak, dengan cara meningkatkan denyut jantung dan tekanan darah, mengerutkan pembuluh darah, mengeluarkan hormon, dan pernapasan.
Menurut Mayo Clinic, neuroblast biasanya tumbuh pertama kali di dalam dan di sekitar kelenjar adrenal dan berada di atas ginjal atau di jaringan saraf yang berjalan di sepanjang sumsum tulang belakang di leher, dada, perut atau panggul.
Kelenjar adrenal adalah jaringan berbentuk segitiga pada bagian paling atas ginjal yang bertugas untuk mengeluarkan hormon pengatur detak jantung, tekanan darah, dan fungsi-fungsi organ penting lainnya.
Seperti pada umumnya penyakit kanker, neuroblastoma sangat mudah menyebar dan menyerang bagian tubuh lainnya, seperti kelenjar getah bening, kulit, liver, tulang, termasuk tulang sumsum.
Penyakit kanker ini juga dapat berkembang di daerah lain seperti di perut, dada, leher, dan dekat tulang belakang, di mana kelompok sel saraf berada.
Pengobatannya tergantung pada beberapa faktor. Ada yang bisa hilang dengan sendirinya, tetapi ada juga yang memerlukan beberapa perawatan.
Artikel terkait: Ini yang harus dilakukan bila anak menderita penyakit keturunan
Penyebab Neuroblastoma
Seperti dikemukakan di atas, kanker ini tumbuh karena neuroblas yang seharusnya membentuk jaringan syaraf, membelah diri dalam jumlah yang tidak dapat terkontrol.
Akan tetapi, hingga saat ini belum ada yang mengetahui penyebab atau bagaimana neuroblas itu gagal tumbuh dan berkembang menjadi kanker. Namun, 1 hingga 2 persen kasus neuroblastoma umumnya disebabkan oleh faktor genetik.
Banyak peneliti menduga, adanya DNA yang abnormal dalam neuroblas adalah faktor utama dari keabnormalan tersebut. Keabnormalan DNA ini bisa terjadi karena adanya susunan kromosom yang hilang atau malah berlebih.
National Health Service menyebutkan, ini memengaruhi sekitar 100 anak setiap tahun di Inggris dan paling sering terjadi pada anak di bawah usia 5 tahun, rata-rata berusia di bawah 1 tahun. Dibandingkan anak perempuan, anak laki-laki lebih sering menderita kanker ini, perbandingannya sedikit lebih besar.
Faktor Risiko
Anak-anak dengan riwayat keluarga neuroblastoma lebih mungkin berisiko mengembangkan penyakit ini di dalam tubuhnya. Namun, neuroblastoma familial diperkirakan terdiri dari sejumlah kecil kasus neuroblastoma. Dalam kebanyakan kasus neuroblastoma, penyebabnya tidak pernah diidentifikasi.
Tanda atau Gejala
Neuroblastoma di Perut
Tanda terjangkitnya neuroblastoma pada anak bisa berbeda-beda, tergantung di mana sel kanker ini pertama kali tumbuh serta daerah penyebarannya. Bila sel kanker tumbuh di perut –area paling umum kejadian neuroblastoma– awalnya anak akan rewel, mudah lelah, kehilangan nafsu makan, dan demam. Mungkin Anda tidak akan menyadari anak mengidap neuroblastoma karena gejalanya sangat mirip dengan penyakit lain.
Selain itu, anak juga akan mengeluh:
- Sakit perut
- Massa atau benjolan yang tidak wajar tumbuh di bawah kulit. Misalnya di bagian perut (bisa juga di leher, dada atau bagian tubuh lain)
- Perubahan kebiasaan buang air besar, seperti diare atau sembelit
Neuroblastoma di Dada
Gejala neuroblastoma di dada bisa berupa:
- Mengi
- Sakit dada
- Perubahan pada mata, termasuk kelopak mata yang terkulai dan ukuran pupil yang tidak sama
Sementara benjolan biasanya tumbuh menembus jaringan tubuh dan menyebabkan anak mengalami:
- Perut bengkak, rasa sakit berlebih pada bagian perut dan hilangnya nafsu makan (jika neuroblastoma terjadi pada bagian perut).
- Nyeri atau sakit yang sangat pada tulang, mata menghitam, dan kulit pucat (terjadi jika neuroblastoma telah menyebar ke tulang).
- Tubuh menjadi lemah, mati rasa, dan ketidakmampuan menggerakkan anggota tubuh, serta sulit berjalan (terjadi bila kanker telah mendesak saraf tulang belakang).
- Kelopak mata terkulai, pupil yang tidak sama ukurannya, berkeringat, serta kulit yang memerah. Gejala ini biasa muncul jika ada kerusakan sistem saraf pada tubuh dan biasa disebut dengan nama Horner sindrom (gejala ini terjadi bila kanker berada di leher).
- Susah untuk bernapas (bila kanker berada di dada).
Segera bawa buah hati Anda ke dokter bila Parents menemukan ada tanda atau gejala yang mengkhawatirkan. Sebutkan juga setiap perubahan dalam perilaku atau kebiasaan anak pada dokter.
Artikel terkait: Penderita kanker anak makin meningkat, Parents wajib waspadai 4 tanda ini!
Tahapan Neuroblastoma
Seperti kebanyakan kanker, neuroblastoma juga memiliki tahapan perkembangan atau stadium. Tahapan ini yang nantinya menunjukkan apakah kanker akan menyebar, pun jika iya, bisa dilihat seberapa jauh.
Sistem stadium yang digunakan untuk neuroblastoma adalah:
- Stadium L1: Kanker hanya di satu tempat dan belum menyebar, serta dapat diangkat dengan operasi.
- Stadium L2: Kanker ada di satu tempat dan belum menyebar, tetapi tidak dapat diangkat dengan aman melalui operasi.
- Stadium M: Kanker telah menyebar ke bagian lain dari tubuh.
- Stadium Ms: Kanker telah menyebar ke kulit, hati atau sumsum tulang pada anak-anak berusia kurang dari 18 bulan.
Mengetahui stadium neuroblastoma pada anak Anda akan memungkinkan dokter untuk memutuskan perawatan mana yang terbaik.
Tahapan Diagnosis
Untuk memastikan buah hati Anda mengidap neuroblastoma, dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan dan juga tes. Tes kanker ini meliputi:
- Tes urine untuk memeriksa bahan kimia tertentu yang diproduksi oleh sel neuroblastoma yang ditemukan dalam urine.
- Scan atau foto beberapa bagian tubuh melalui X-ray, CT-scan, MRI, USG, atau scan tulang untuk melihat area neuroblastoma dari berbagai bagian tubuh secara detail.
- Pemindaian mIBG scintiscan (iodine-131-meta-iodobenzyl-guanidine), yaitu pengambilan gambar dua dimensi yang melibatkan injeksi zat yang diambil dari sel neuroblastoma untuk memastikan penyebaran sel kanker dalam tubuh.
- Biopsi, yaitu tes jaringan tubuh dengan pengambilan sampel sel dari jaringan tumor untuk diperiksa di bawah mikroskop sehingga jenis kanker dapat diidentifikasi. Sampel biasanya diambil dengan anestesi umum menggunakan jarum khusus. Biopsi sumsum tulang juga mungkin dilakukan untuk melihat apakah ada sel kanker di sumsum tulang.
Setelah semua tes ini selesai, dokter biasanya sudah bisa memastikan lokasi, ukuran, tahapan kanker, serta sejauh mana kanker telah menyebar ke bagian tubuh lain.
Komplikasi
Komplikasi yang bisa saja disebabkan neuroblastoma termasuk:
- Penyebaran kanker (metastasis). Neuroblastoma dapat menyebar (metastasis) ke bagian lain dari tubuh, seperti kelenjar getah bening, sumsum tulang, hati, kulit dan tulang.
- Kompresi sumsum tulang belakang. Tumor dapat tumbuh dan menekan sumsum tulang belakang, menyebabkan kompresi sumsum tulang belakang. Kompresi sumsum tulang belakang dapat menyebabkan rasa sakit dan kelumpuhan.
- Tanda dan gejala yang disebabkan oleh sekresi tumor. Sel neuroblastoma dapat mengeluarkan bahan kimia tertentu yang mengiritasi jaringan normal lainnya, menyebabkan tanda atau gejala yang disebut sindrom paraneoplastik. Salah satu sindrom paraneoplastik yang jarang terjadi pada orang dengan neuroblastoma menyebabkan gerakan mata yang cepat dan kesulitan dengan koordinasi. Sindrom langka lainnya menyebabkan pembengkakan perut dan diare.
Pengobatan Neuroblastoma
Sebagian kasus neuroblastoma memerlukan pengobatan. Namun, ada beberapa pula tipe dari kanker ini yang dapat hilang dengan sendirinya.
Faktor usia, karakter tumor, dan penyebaran kanker pada tubuh anak adalah 3 hal utama yang menjadi pertimbangan dokter dalam menangani penyakit ini.
Berdasarkan ketiga faktor tersebut, ada tiga kelompok neuroblastoma untuk membedakan pola pengobatannya. Yaitu tipe risiko ringan, intermediate (sedang), dan berisiko tinggi.
Anak pada dua kategori pertama memiliki kemungkinan untuk sembuh lebih besar dibanding mereka yang berisiko tinggi. Biasanya penderitanya adalah bayi yang usianya kurang dari 18 bulan dengan status stadium L1 atau Ms yang tidak memiliki gejala. Mereka tidak memerlukan perawatan apa pun, karena kanker terkadang dapat hilang dengan sendirinya.
Sementara, sekitar 1,5% dari anak penderita neuroblastoma termasuk kategori berisiko tinggi yang sangat sulit untuk sembuh. Oleh karena itu, pengobatan seperti operasi, terapi radiasi, dan kemoterapi pun dilakukan –stem cell atau transplantasi tulang juga bisa menjadi terapi tambahan.
- Operasi: Untuk mengangkat tumor/kanker.
- Kemoterapi: Ini mungkin satu-satunya pengobatan yang diperlukan atau mungkin diberikan untuk mengecilkan kanker sebelum operasi.
- Radioterapi: Kadang dapat digunakan setelah operasi untuk menghancurkan sel kanker yang tersisa di daerah yang terkena.
- Kemoterapi dosis tinggi diikuti dengan transplantasi sel punca –di mana sel punca dari anak dikumpulkan, dibekukan dan disimpan sebelum kemoterapi intensif, dan diberikan kembali setelahnya.
- Imunoterapi: Di mana obat yang secara langsung menargetkan sel-sel neuroblastoma diberikan, meskipun ini belum digunakan secara rutin.
Beberapa dokter juga menyarankan terapi retinoid, salah satu sub class vitamin A yang tujuannya untuk merangsang neuroblastoma tumbuh menjadi jaringan sel saraf yang normal. Dengan alasan ini pula retinoid biasa dipakai untuk mencegah pertumbuhan sel kanker setelah pengobatan.
Ada juga pengobatan terbaru, yakni vaksinansi tumor dan immunoterapi dengan monoclonal antibodi. Caranya yaitu dengan menyuntikkan cairan tertentu pada tubuh untuk memperbesar kemungkinan anak untuk bertahan. Terlebih bila kanker belum menyebar ke bagian tubuh yang lain serta diagonosis diketahui sebelum anak berumur 1 tahun.
Sayangnya, anak dengan neuroblastoma risiko tinggi sangat sulit sembuh, bahkan terapi kanker standar tidak mempan untuknya. Atau jika sembuh, ada kemungkinan untuk kambuh kembali.
Pengobatan neuroblastoma juga sering kali menimbulkan masalah lain seperti gangguan pertumbuhan, hingga gangguan fungsi organ tubuh yang lain. Misalkan, gangguan imunitas, di mana sel kekebalan tubuh malah menyerang jaringan sel saraf yang normal. Akibatnya bisa jadi anak akan sulit bicara, mengalami gangguan bahasa atau tingkah laku.
Artikel terkait: Waspada Retinoblastoma, Kanker ‘Mata Kucing’ Pada Anak
Bila si Kecil Menderita Neuroblastoma
Hati orang tua mana yang tak merasa nelangsa mendengar buah hatinya terkena kanker. Namun tak ada yang tak mungkin, dengan terus berharap kesembuhan pada Yang Maha Kuasa dan berusaha, buah hati Anda pasti bisa sembuh.
Anda bisa membantu kesembuhan si kecil dengan mengambil bagian:
- Menjalani uji klinis.
- Menjalani seluruh rangkaian perawatan dan pengobatan.
- Minta dukungan keluarga, teman-teman terdekat, dan komunitas kanker neuroblastoma. Sangat penting bagi Anda untuk bergabung di komunitas ini agar bisa mendapatkan informasi terbaru dan dukungan moral dengan sesama orangtua penderita.
- Carilah informasi dari dokter anak Anda mengenai uji coba apa pun yang berkaitan mengenai penyakit ini dan sertakan anak Anda di dalamnya.
- Diskusikan dengan si kecil –jika ia sudah dapat diajak berdiskusi– tentang penyakitnya sekaligus perawatan apa saja yang akan ia jalani. Lakukan dengan perlahan, dan beri gambaran satu persatu.
- Diskusikan juga dengan saudara kandungnya yang lain (bila ada) mengenai kondisi saudaranya ini. Jelaskan, bila semua perhatian orang tua tertuju padanya, agar mereka tidak iri dan cemburu.
- Jaga kesehatan Anda! Orang tua yang sehat tentu akan mampu menjadi dukungan terkuat bagi si kecil.
Semoga informasi terkait neuroblastoma bisa membantu, ya, Parents.
Artikel diupdate oleh: Ester Sondang
Baca juga:
Kenali Hemangioma Alias Bercak Merah pada Kulit Bayi, Berbahayakah?
Kisah Nyata: 7 Jam Setelah Lahir, Bayiku Meninggal Karena Thalassemia
Parents, kenali gejala dan mengatasi kanker pada anak berikut ini
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.