Tahukah Parents bahwa setiap tahun ada 100 penderita kanker baru dari 100.000 penduduk, dan 2% di antaranya merupakan kanker anak? Bahkan, data membuktikan bahwa penyakit kanker menjadi penyebab kematian kedua terbesar pada anak di rentang usia 5-14 tahun. Hal ini tidak terlepas karena para orangtua sulit mendeteksi gejala kanker pada anak.
Fakta ini dipaparkan oleh dr. Marurul Aisyi, Sp.A (K) dalam acara media edukasi ‘Kenali Gejala Dini Kanker Pada Anak’ yang dilangsungkan di Departement Kementerian Kesehatan RI.
Mengingat gejala kanker pada anak ini tidak mudah untuk diketahui, dr. Marurul mengingatkan bahwa penting bagi orangtua untuk bisa lebih peka, khususnya dengan perubahan yang dirasakan atau dialami oleh anak.
Apalagi mengingat bahwa anak-anak masih kesulitan untuk mengidentifikasi apa yang dirasakan karena belum adanya kemampuan untuk mengemukakan apa yang ia rasa secara detail. Selain itu, berbeda dengan kanker dewasa, kanker pada anak memang tidak bisa dilakukan screening lebih dahulu.
“Screening itu bisa diartikan sebagai upaya pemeriksaan sebagai langkah untuk mencegah sebelum penyakit itu terjadi. Sayangnya, untuk kanker pada anak tidak bisa screening. Berbeda dengan kanker orang dewasa.”
“Upaya screening pada orang dewasa itu misalnya melakukan papsmear, kemudian cek mamografi untuk diteksi kanker payudara. Ini adalah contoh screening pada kasus kanker orang dewasa, pada anak tidak bisa. Namun, untuk anak-anak yang bisa dilakukan clinical finding, lebih dulu melihat gejala baru dilakukan pemeriksaan,”
Tak mengherankan jika pada akhirnya tidak sedikit pasien kanker pada anak ini baru diketahui saat kondisinya sudah memasuki stadium lanjut.
Konsultan Hematologi Onkologi Anak Rs Kanker Dharmais ini juga mengingatkan bahwa ada beberapa penyebab kanker pada anak. Di mana kanker pada anak 1%-5% dikarenakan faktor lingkungan, 5%-15% faktor genetik dan 75-90% sebabnya tidak diketahui atau multifaktor.
Menurut dr.Mururul Aisyi, Sp.A(K), ada 5 jenis kanker yang banyak menyerang anak-anak, yaitu leukimia, retinoblastoma, neuroblastoma, limofa, dan osteosarkoma. Oleh karena itu, ia berharap orangtua harus lebih paham dan teredukasi dengan segala informasi yang terkait dengan kanker pada anak.
Berikut ini cara mengenali gejala kanker pada anak. Apa saja?
Coba perhatikan bagaimana kondisi mata anak, apakah memiliki bintik putih pada mata seperti mata kucing? Atau penglihatan terganggu, bola mata nampak lebih besar, mata menonjol, serta terjadinya pendarahan pada mata secara spontan?
Pembengkakan dalam organ seperti organ hati, limpa, kelenjar getah bening, ataupun tulang, memang sulit terdeteksi. Namun sebenarnya pembengkakan pada leher, ataupun buah zakar yang bisa terlihat secara kasat mata perlu diwaspadai sebagai gejala kanker pada anak.
Ada beberapa tanda umum sehingga banyak orangtua tidak menyadari bahwa ini merupakan gejala kanker. Misalnya, pucat, demam yang tidak diketahui sebabnya, pendarahan yang abnormal seperti tiba-tiba saja anak sering lebam, atau ditemu tanda biru-biru di beberapa area tubuh. Serta mimisan, kencing berdarah hingga penurunan berat badan yang signifikan.
Gejala kanker pada anak lainnya yang perlu diwaspadai adalah saat anak merasa sakit kepala yang berkepanjangan dan disertai mual atau muntah. Termasuk gangguan keseimbangan, penurunan kesadaran, kejang, perubahan perilaku.
Bisakah kanker pada anak dicegah?
Ditemui di acara yang sama, dr. Cut Putri Arianie, MH.Kes – Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) mengatakan bahwa yang paling penting dan diharapkan oleh semua lapisan. Baik pihak pemerintahan ataupun masyarakat tentu bisa mengetahui sebelum menemukan gejala kanker pada anak.
“Tentu kita ingin mengetahui sejak awal, masyarakat bisa paham dan terinformasikan dan mendapat edukasi supaya bisa mencegahnya. Karena kalau penyakit tidak menular seperti kanker ini pembiayaan juga akan besar. Cuma memang ada banyak kesulitannya seperti upaya pencegahan,”
Padahal menurutnya, segala macam penyakit termasuk kanker pada ada kunci pencegahannya terletak pada perubahan perilaku hidup sehat.
Seluruh faktor risiko penyakit tidak menular, termasuk kanker sebenarnya sangat mudah dicegah. Tapi memang sulit untuk dilakukan. Mencegahnya seperti apa? Berhenti merokok, setiap hari jangan lupa untuk olahraga minimal 30 menit, batasi asupan gula, garam dan lemak. Semua ini adalah sumber dari penyakit tidak menular. Kalau kita tidak bisa mengubahnya, ya akan sulit.
Ia menambahkan, “Untuk anak, usahakan tidak terpapar oleh rokok. Kalau olahraga biasakan anak melakukan aktivitas fisik. Sementara asupan gula garam, ya tidak perlu berlebihan,”
Sebagai orangtua, menjaga dan memastikan anak untuk bisa tumbuh sehat tentu saja merupakan suatu kewajiban. Oleh karena itu penting untuk melakukan pencegahan dengan mengenalkan dan membiasakan pola hidup sehat.
Seperti yang dikatakan dr. Marurul Aisyi, Sp.A (K), bahwa kita, sebagai orang dewasa punya masa lalu untuk diceritakan, anak-anak punya masa depan untuk diperjuangkan. Sudahkah kita melakukannya dengan baik?
Baca juga:
Awas! 5 Jenis makanan dan minuman ini bisa menyebabkan kanker
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.