Iritasi pastinya menjadi mimpi buruk terbesar bagi orang tua. Namun, ada fakta tersembunyi yang tidak semua orang tua tahu, pup bayi bercampur air pipis adalah salah satu pemicu ruam popok yang paling umum.
Bercampurnya urine dan feses di dalam popok dapat meningkatkan pH lokal, yang berpotensi menyebabkan iritasi pada kulit bayi-terutama karena kulit mereka masih sangat sensitif. Fenomena feses (poo) bayi bercampur urine (pee) inilah yang dapat menyebabkan bencana yang dikenal sebagai APeePooCalypse.
Kalau dunia mengenal apocalypse sebagai akhir dari segalanya, maka bokong bayi punya versinya sendiri: APeePooCalypse. Masih banyak orang tua yang tak sadar akan dampak dari bahaya APeePooCalypse. Padahal, bahaya ruam kulit akibat bercampurnya pup dan pipis bayi sudah lama terjadi. Sayangnya, tidak ada yang menghentikan kondisi tersebut.
Simak fakta mengenai ruam bayi yang disebabkan oleh bercampurnya pup dan pipis bayi dan bagaimana orang tua dapat menghentikan bahaya risiko iritasi terjadi!
Kenapa Pup Bayi yang Bercampur dengan Air Pipis Berbahaya?

Pup bayi bercampur air pipis berbahaya bagi kulit buah hati yang masih sangat sangat halus dan sensitif. Perpaduan antara urin dan feses dapat menghasilkan lebih banyak amonia, yang berpotensi meningkatkan iritasi kulit bayi.
Terbentuknya amonia akan meningkatkan pH kulit bayi dari tingkat idealnya antara 5,5 sampai 6,0 menjadi tidak ideal. Melansir jurnal berjudul pH value of infant’s skin is higher on diaper area compared to nondiaper area, rata-rata pH area popok bayi mencapai 6,11.
Meningkatnya pH area popok bayi hingga 6,11 tersebut menyebabkan kulit bayi tiga kali lebih rentan terhadap iritasi. Ditambah lagi, kontak pup dengan kulit bayi dalam jangka waktu lama juga berbahaya karena selain kotor dan mengandung banyak bakteri, pup juga mengandung enzim (protease dan lipase) yang fungsinya memecah makanan di dalam usus. Kombinasi ini dapat merusak lapisan kulit bayi.
Inilah fenomena yang disebut sebagai APeePooCalypse. Banyak orang tua yang belum menyadari bahaya APeePooCalypse terhadap bayi, sehingga buah hati terancam mengalami ruam di bagian bokong.
Sayangnya, APeePooCalypse tidak bisa dicegah maupun dihindari karena model popok bayi yang tidak memisahkan area untuk pup dan pipis. Popok bayi (diapers) sangat memungkinkan bercampurnya pup dan pipis bayi di satu area yang sama.
Jika orang tua tak segera menyadari bayi pipis dan pup, maka kulit bokong bayi yang masih sangat sensitif dan halus itu akan kontak lama dengan pup dan pipisnya. Alhasil, ruam akibat iritasi sangat mungkin terjadi.
Artikel terkait: Ciri Kulit Bayi Sensitif, Penyebab, dan Tips Merawatnya
Ruam seperti Apa yang Disebabkan oleh Bercampurnya Pup dan Pipis Bayi?

Dermatitis popok adalah ruam yang disebabkan oleh bercampurnya pup dan pipis bayi, saat APeePooCalypse terjadi. Melansir jurnal berjudul Diaper Dermatitis, dermatitis popok adalah reaksi peradangan kulit di area perineum dan perianal (area popok).
Dermatitis popok di area perineum dan perianal adalah kelainan kulit yang paling umum terjadi pada bayi. Kondisi ini paling sering disebabkan oleh iritasi kulit, namun ada penyebab lain seperti dermatitis atopik dan dermatitis seboroik yang muncul sebagai ruam popok.
Penyebab dermatitis popok beragam, termasuk beberapa faktor seperti peningkatan kelembapan dan kontak yang terlalu lama dengan urine atau feses.
Jika orang tua membiarkan bayi berkontak lama dengan popok yang sudah ada pup dan pipisnya, maka ruam dermatitis popok tidak dapat dihindarkan lagi. Pup bayi bercampur air pipis memicu APeePooCalypse dan meningkatkan risiko terjadinya ruam.
Peningkatan kelembapan yang diakibatkan oleh penggunaan popok, yang menyebabkan peningkatan gesekan dan maserasi, sehingga membuat kulit bayi yang masih sangat sensitif lebih rentan terhadap iritasi.
Perubahan pH kulit juga memainkan peran penting dalam peningkatan risiko ruam popok. Peningkatan pH di sekitar area popok akibat pemecahan urea urine dapat meningkatkan aktivitas enzim feses yang selanjutnya dapat merusak kulit.
Melansir Healthy Children, ruam popok yang disebabkan oleh iritasi akibat pup bayi bercampur air pipis tampak seperti bercak merah muda atau merah pada kulit yang tertutup popok.
Tentunya, tidak ada orang tua yang ingin buah hatinya mengalami ruam dermatitis popok yang membuat kulit sensitifnya merah meradang, bukan?
Bagaimana Cara Mencegah Ruam Kulit APeePooCalypse?

Memang belum ada solusi yang pasti tapi APeePooCalypse yang disebabkan oleh pup bayi bercampur air pipis dapat diminimalisir dengan menjaga kebersihan area bokong bayi, mengganti popok sesering mungkin, memilih popok dengan daya serap tinggi.
Tak kalah penting, orang tua harus mencari diapers yang desainnya memungkinkan pup dan pipis bayi tidak tercampur di satu area. Popok dengan zona area pemisah untuk pup dan pipis akan sangat membantu mencegah A-Poo-Pee-Calypse.
- Ganti popok sesering mungkin
Kelembapan akibat popok basah atau kotor yang dibiarkan terlalu lama dapat menyebabkan kulit bayi yang masih sangat sensitif lecet. Urine dalam popok juga dapat terurai seiring waktu.
Urine yang terurai menghasilkan zat kimia yang mengiritasi. Selain itu, enzim pencernaan yang terkandung dalam feses dapat mulai mengikis kulit.
Oleh karenanya, ganti popok sesering mungkin untuk menghindari kontak antara bokong bayi dengan pup dan pipis yang sudah tercampur.
- Bersihkan kulit dengan lembut
Kulit di area bokong bayi yang terpapar urine dan feses di popok harus dibersihkan dan dijaga agar tetap kering. Orang tua bisa membersihkan kulit dengan air dan pembersih non-sabun.
Pakai botol semprot atau semprotan air untuk ruam yang parah. Jika memungkinkan, bilas bokong bayi tanpa menggosoknya agar tidak memperparah iritasi. Tepuk-tepuk dengan lembut dan biarkan kulit mengering dengan sendirinya.
- Pilih popok berdaya serap tinggi
Popok dengan daya serap tinggi mampu meminimalisir paparan feses dan urine dengan bokong bayi. Semakin tinggi daya serap popok, semakin baik fungsinya menjaga kulit tetap kering.
- Pilih popok dengan zona area pemisah pipis dan pup
Popok (diaper) dengan zona area pemisah pipis dan pup bayi dapat meminimalisir bercampurnya urine dan tinja yang dapat meningkatkan pH lokal. Popok seperti ini bisa ditemukan di beberapa negara maju seperti Cina.
APeePooCalypse adalah bercampurnya pup dan pipis bayi, penyebab ruam merah dan dermatitis popok pada kulit buah hati yang masih sangat lembut dan sensitif. Pup bayi bercampur air pipis meningkatkan pH lokal dan menyebabkan iritasi.
Sayangnya, masih banyak orang tua yang belum tahu bahwa pup dan pipis bayi yang tercampur di popok dapat menyebabkan iritasi. Apalagi jika popok yang sudah penuh dan basah dibiarkan terlalu lama, tidak segera diganti.
Kulit bayi yang sensitif akan mudah iritasi dan muncul ruam merah jika dibiarkan lama terpapar pup dan pipis yang tercampur di popok. Memang hingga saat ini belum ada solusi konkrit untuk masalah ini, tapi Anda bisa mencegahnya dengan menjaga higienitas popok bayi Anda. Apakah bayi Anda salah satu yang berisiko mengalami ini?
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.