Bicara soal gangguan kepribadian, sebagian orang mungkin masih mengkaitkan kondisi ini dengan seseorang yang memiliki kepribadian ganda. Hal tersebut sebenarnya kurang tepat, karena pada dasarnya gangguan kepribadian dan gangguan kepribadian ganda merupakan dua kondisi yang cenderung berbeda, lo.
Kepribadian ganda termasuk ke dalam gangguan disosiatif. Ini merupakan kelainan mental yang melibatkan tidak adanya kontinuitas antara pikiran, ingatan, tindakan, hingga identitas. Hal tersebut bisa terjadi karena disebabkan oleh gangguan kepribadian yang dialami oleh penderita, sehingga membuatnya memiliki kepribadian ganda.
Sementara itu, gangguan kepribadian secara umum juga termasuk ke dalam salah satu jenis penyakit mental. Kondisi ini dapat menyebabkan penderitanya mengalami pola pikir dan perilaku yang cenderung tidak normal.
Sehingga, hal tersebut pun bisa membuat pasien gangguan ini mengalami kesulitan untuk memahami situasi orang lain. Ia juga bisa mengalami kesulitan dalam berinteraksi dengan sosial sehingga dapat juga menyebabkan masalah dalam kegiatan sehari-harinya.
Artikel terkait: Kenali Tipe Kepribadian Anak Melalui Urutan Kelahirannya di Dalam Keluarga
Gangguan Kepribadian – Penyebab, Jenis, Gejala, dan Cara Mengatasi
Kepribadian merupakan kombinasi dari pikiran, emosi, dan perilaku yang membuat setiap individu unik. Hal ini terbentuk selama masa anak-anak dan bisa dipengaruhi oleh dua faktor, yakni gen dan lingkungan.
Secara umum, penyebab dari gangguan jenis ini sebenarnya belum diketahui secara pasti. Namun, kondisi ini diduga bisa juga dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan. Selain itu, beberapa faktor risiko lain juga bisa memengaruhi seseorang mengalami kondisi ini, yakni:
- Memiliki riwayat keluarga yang memiliki kondisi serupa atau penyakit mental lainnya.
- Tinggal dan dibesarkan di lingkungan keluarga yang tidak stabil dan tidak harmonis.
- Memiliki masalah traumatis saat masih anak-anak. Misalnya, diabaikan, mengalami pelecehan seksual, mendapatkan kekerasan verbal maupun fisik dari orang terdekat, dan sebagainya.
- Pernah didiagnosis mengalami gangguan perilaku semasa masa anak-anak.
- Pengaruh struktur otak.
Jenis, Tanda, dan Gejala Gangguan Kepribadian
Gangguan mental ini biasanya berkembang pada saat remaja menuju dewasa muda. Namun, tak dapat dipungkiri, jika anak-anak juga bisa saja mengalami gejalanya.
Agar kondisi ini bisa diketahui atau dideteksi sejak dini, kita tentunya perlu memahami tanda atau gejalanya. Adapun tanda atau gejala gangguan kepribadian ini berbeda-beda sesuai dengan jenisnya.
Gangguan mental ini dibagi menjadi tiga kelompok besar, yakni kelompok A, B, dan C. Melansir laman Mayo Clinic, berikut ulasan selengkapnya:
Kelompok A
Dalam kelompok ini, seseorang cenderung memiliki perilaku yang aneh dan tidak wajar. Beberapa macamnya adalah:
1. Skizotipal
Penderita gangguan ini kerap memiliki kecemasan atau rasa tidak nyaman ketika berada dalam situasi sosial. Ia juga kerap memiliki tingkah laku, gaya berpakaian, hingga gaya bicara yang tidak wajar dibandingkan dengan orang lain. Orang dengan skizotipal juga suka mengkhayal.
Gejalanya biasanya berupa pemikiran atau persepsi yang tidak biasa, memiliki emosi atau respons emosional yang tidak biasa, tak acuh, kerap curiga, yakin bahwa suatu kejadian yang sebenarnya normal atau biasa memiliki pesan tersembunyi yang dimaksudkan hanya untuknya.
2. Skizoid
Ditandai dengan kurangnya minat dalam hubungan sosial. Penderita gangguan skizoid biasanya lebih suka menyendiri dan memiliki sifat dingin. Ia berusaha menghindar untuk menjalin hubungan dekat dengan orang lain.
3. Gangguan Kepribadian Paranoid
Penderita gangguan kerpibadian paranoid kerap menyimpan curiga dan tidak percaya dengan setiap tindakan atau perilaku orang lain di sekitarnya. Ia juga kerap berpikiran negatif atau curiga berlebihan terhadap suatu hal yang sebenarnya normal dan biasa terjadi. Seseorang dengan gangguan kepribadian ini kerap berpikir bahwa dirinya selalu berada dalam situasi yang berbahaya.
Kelompok B
Kondisi ketika perilaku seseorang tidak bisa diprediksi. Perilakunya cenderung lebih emosional dan dramatis.
4. Gangguan Kepribadian Ambang
Merupakan gangguan saat penderitanya melakukan sesuatu secara impulsif dan cenderung berisiko. Gangguan ini umumnya terjadi pada remaja. Gejalanya bisa ditandai dengan adanya emosi yang tidak stabil, rapuh, dan kerap menyakiti diri sendiri atau bahkan memiliki pemikiran mengakhiri hidupnya.
5. Gangguan Kepribadian Antisosial
Ini bukan sekadar seseorang yang tidak suka keramaian ataupun suka menyendiri. Gangguan jenis ini ditandai dengan seseorang yang juga mengabaikan norma sosial yang ada. Misalnya, kerap melanggar hukum, selalu bersikap kasar dan agresif, hingga tidak memiliki rasa empati atau simpati pada keadaan orang lain.
6. Narsistik
Penderita gangguan ini meyakini bahwa dirinya lebih penting dan istimewa dari orang lain. Sering berfantasi mengenai keberhasilan, kekuasaan, dan kesuksesannya. Kerap juga melebih-lebihkan pencapaian atau kejadian yang ia alami.
7. Histrionik
Ditandai dengan kecemasan akan penampilan pada penderitanya. Penderita gangguan ini juga kerap mencari perhatian dan bicara secara dramatis.
Kelompok C
Gangguan kepribadian dalam kelompok ini ditandai dengan kecemasan atau rasa takut berlebihan yang dimiliki penderitanya.
8. Avoidant Personality Disorder
Merupakan kepribadian menghindar. Ditandai dengan penderitanya yang selalu berusaha menghindari kontak sosial karena ia merasa tidak akan diterima atau dipermalukan.
9. Gangguan Obsesif Kompulsif
Penderita gangguan ini biasanya sulit bekerja dengan orang lain. Pasalnya, ia memiliki standar yang terlalu tinggi. Ia juga mudah cemas jika sebuah hal tidak berjalan sesuai dengan keinginan atau standar yang ditetapkan olehnya.
10. Gangguan Kepribadian Dependen
Penderita gangguan ini sangat bergantung kepada orang lain. Ia merasa tidak percaya pada dirinya sendiri sehingga merasa tidak sanggup untuk melakukan suatu hal atau membuat keputusan seorang diri.
Artikel terkait: 3 Gangguan emosi anak, hati-hati salah memberi label padanya!
Komplikasi
Gangguan kepribadian dapat memengaruhi kehidupan penderitanya secara signifikan. Bahkan, bisa menganggu dan memengaruhi kualitas hubungan antara penderita dengan orang-orang di sekitar mereka. Bila tidak ditangani dengan baik, kondisi ini juga akan sangat berpengaruh pada setiap aspek kehidupan seperti pekerjaan atau hubungan personal pasien dengan orang lain.
Maka itu, apabila Anda atau orang terdekat mengalami gejala gangguan tersebut, maka tidak ada salahnya untuk segera berkonsultasi dengan dokter jiwa atau psikiater. Terutama ketika gejala tersebut sudah menganggu aktivitas sehari-hari, bahkan sudah pada tahap mengancam jiwa.
Diagnosis dan Pengobatan
Sama seperti gangguan mental lainnya, gangguan kepribadian tidak bisa didiagnosis oleh diri sendiri atau self diagnosis. Untuk memastikannya dokter akan melakukan tanya-jawab seputar riwayat kesehatan pasien serta beberapa tes penunjang untuk mendiagnosis adanya gangguan kepribadian pada seseorang.
Saat didiagnosis, dokter akan menyarankan pasien untuk melakukan beragam terapi psikologis untuk meringankan gejala serta mengendalikan emosi serta pemikiran penderitanya. Beberapa jenis terapi psikologis yang biasanya disarankan adalah terapi perilaku kognitif, terapi piskodinamik, dan terapi interpersonal.
Selain itu, penanganan berupa obat-obatan psikiatrik juga kerap digunakan. Pasien gangguan ini juga dianjurkan untuk menjalani hidup sehat seperti mengonsumsi makanan bernutrisi, olahraga, sera belajar mengelola stres dengan baik.
Bisakah Kondisi Ini Dicegah?
Sayangnya, gangguan kepribadian tidak bisa dicegah dan dapat terjadi pada siapa saja termasuk anak-anak. Meski begitu, kita tetap bisa berupaya mencegah kondisi ini dengan cara mengurangi faktor risikonya. Beberapa upaya yang bisa dilakukan di antaranya adalah:
- Senantiasa berbagi cerita pada orang-orang terdekat ketika menghadapi suatu masalah
- Menerapkan pola hidup sehat
- Belajar mengelola stres dengan baik
- Tidak mengonsumsi alkohol, merokok, atau mengonsumsi obat-obatan terlarang
- Ciptakan lingkungan yang aman dan penuh kasih sayang pada anak sebagai upaya pencegahan risiko terjadinya gangguan kepribadian pada si kecil.
Artikel terkait: 3 Tes Kepribadian Terpopuler Ini Bisa Mengungkap Sisi Lain Diri Anda, Berani Coba?
Itulah jenis-jenis gangguan kepribadian dan gejalanya yang perlu Parents ketahui. Apabila Anda atau orang terkasih menunjukkan gejala, jangan ragu untuk segera berkonsultasi dengan psikiater atau pun psikolog, ya. Semoga bermanfaat!
Jika Parents ingin berdiskusi seputar pola asuh, keluarga, dan kesehatan serta mau mengikuti kelas parenting gratis tiap minggu bisa langsung bergabung di komunitas Telegram theAsianparent.
***
Baca juga:
5 Jenis Gangguan Kognitif pada Anak, Kenali Gejalanya!
Waspada Kepribadian Ganda pada Remaja, Kenali Penyebab dan Gejalanya!
Mengenal gangguan narsistik, penyakit mental yang diduga dialami Reynhard Sinaga
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.