Pada dasarnya orang tua dapat mulai melatih bayi tengkurap sejak usianya satu bulan.
Asal tahu saja, posisi tengkurap pada bayi ini sangat baik untuk merangsang perkembangan motorik dan melatih kekuatan lehernya.
Namun sebenarnya, secara alami umur berapa bayi bisa tengkurap? Berikut ini penjelasannya!
Artikel terkait: Bisa Bahaya, Ini Fakta dari Mitos Bayi Tidur Tengkurap yang Wajib Anda Tahu!
Umur Berapa Bayi Bisa Tengkurap?
Mengutip dari laman Verywell Family, kebanyakan bayi mempelajari keterampilan berguling dan tengkurap pada usia 4 hingga 6 bulan. Namun, ada juga bayi yang mulai menunjukkan keterampilan ini pada usia 3 bulan.
Awalnya bayi akan mulai dengan berguling dari perut ke belakang. Selama beberapa bulan ke depan, ia akan menyempurnakan keterampilan ini, termasuk melakukan gerakan memutar arah yang lebih menantang dari belakang ke depan- hingga mantap tengkurap.
Laura Jana, MD, FAAP, dokter anak dan juru bicara American Academy of Pediatrics mengatakan, pada usia 6 bulan, sekitar 75% bayi akan dapat berguling dari depan ke belakang. Selain itu, banyak bayi dapat berguling dua arah pada saat berusia 6 bulan atau segera setelahnya.
Di usia sekitar 4 bulan, sebagian besar bayi juga memiliki kemampuan untuk mengangkat kepala tanpa penyangga, memegang mainan kecil, dan mendorong siku sambil berbaring tengkurap (seperti push-up bayi). Semua keterampilan ini membantu penguasaan keterampilan mereka untuk berguling.
Akan tetapi, bila di usia 4-6 bulan bayi Anda belum juga menguasai keterampilan, tidak ada yang salah dengan perkembangnya, Bunda.
Namun, bila hingga usia 6 bulan bahkan lebih bayi tidak juga mampu berguling atau menggerakkan tubuhnya secara sederhana, Anda harus mengonsultasikannya ke dokter anak.
Melansir dari laman Babycenter, tengkurap bisa menjadi awal latihan bagi bayi untuk dapat membantunya mempelajari posisi lain, seperti posisi berguling dan duduk.
“Pengalaman bayi berada di posisi tengkurap bisa membantu mereka melatih posisi lainnya. Misalnya bayi belajar merayap, duduk, merangkak, dan menarik tubuhnya,” jelas Danette Glassy, seorang dokter anak di Mercer Island dan ketua American Academy of Pediatrics (AAP).
Untuk melatih bayi tengkurap, orang tua bisa melakukannya dengan tummy time. Tummy time merupakan kegiatan bermain bayi dalam posisi tengkurap atau telungkup.
Artikel terkait: Usia berapa bayi boleh tidur tengkurap? Ini penjelasannya
Apa Penyebab Bayi Belum Bisa Tengkurap?
“Umur berapa bayi bisa tengkurap?” “Bila di usia itu bayi saya belum juga bisa tengkurap, apa penyebabnya?” pertanyaan-pertanyaan ini kerap ditanyakan para ibu, khususnya ibu baru.
Melansir laman Medical News Today, berikut ini 4 faktor penyebab bayi belum juga bisa tengkurap.
1. Perkembangan Motorik Lambat
Berguling dan tengkurap merupakan bagian dari keterampilan motorik. Bila bayi belum juga bisa melakukannya hingga usia 6 bulan lebih, ada kemungkinan perkembangan keterampilan motoriknya lebih lambat dari bayi lain.
2. Kurang Latihan dan Dukungan
Meskipun tengkurap bisa secara alami dilakukan bayi, tetapi tetap keterampilan ini menuntut latihan dan dukungan dari Parents.
Bayi dapat berguling lebih awal jika Anda mendorongnya dengan menghabiskan waktu bermain bersama di lantai (tummy time, misalnya). Dorongan untuk bergerak dapat membantu menstimulasi tubuh mereka untuk terus berlatih.
3. Prematur
Bayi yang lahir prematur cenderung berkembang lebih lambat di awal kehidupannya. Misalnya, bayi yang lahir 2 bulan lebih awal, mungkin akan berguling 2 bulan lebih lambat dari biasanya untuk bayi cukup bulan.
Namun, mereka biasanya akan mampu mengejar di bulan atau tahun berikutnya.
4. Obesitas
Sebuah studi tahun 2012 menemukan bahwa bayi yang berguling kemudian memiliki lebih banyak jenis lemak tubuh tertentu pada usia 3 tahun, tetapi tidak secara keseluruhan lemak tubuh atau obesitas.
Akan tetapi, beberapa penelitian menunjukkan bahwa budaya atau lokasi geografis dapat memengaruhi cara bayi berguling.
Sebagai contoh, sebuah penelitian yang lebih tua, dari tahun 2004, menemukan bahwa bayi di Hong Kong atau China berguling dari belakang ke perut terlebih dahulu —arah yang berlawanan dengan bayi di Amerika Serikat, yang biasanya berguling dari perut ke belakang terlebih dahulu.
Bagaimana Cara Melatih Bayi Tengkurap?
Melansir beberapa sumber, berikut cara melatih bayi tengkurap.
1. Tummy Time
Pada dasarnya bayi belajar berguling secara naluriah, jadi itu bukan sesuatu yang perlu Anda ajarkan kepada mereka.
Namun, kata Dr. Jana, meski tidak secara eksplisit, ada beberapa hal yang dapat Anda lakukan untuk mendorong tonggak perkembangan penting ini pada bayi, yakni dengan tummy time.
Beberapa hal yang harus diperhatikan tentang tummy time:
- Kapan tummy time mulai bisa dilakukan? Tummy time merupakan langkah pertama untuk membuat bayi Anda berguling. Tummy time bisa mulai dipelajari pada bayi mulai usianya 0 hingga 6 bulan. Di usia 4 bulan ia akan mulai berguling sendiri dengan mengayunkan tubuhnya sendiri ke depan dan ke belakang, atau dari perut ke belakang sebelum mereka berguling dari belakang ke perut. Dan sekitar usia 6 bulan, bayi sudah bisa berguling di kedua sisi.
- Berapa lama kegiatan ini dilakukan? Kegiatan ini idealnya dilakukan dalam waktu 5 menit. Academy of American Pediatrics (AAP) merekomendasikan 3 hingga 5 menit waktu perut, 2 hingga 3 kali sehari. Namun, Parents tidak harus melakukannya secara formal atau dengan jadwal yang telah ditentukan. Anda juga tidak perlu menghitung menit atau hari saat melakukannya, apalagi jika bayi belum bisa menikmatinya.
- Awasi selama tummy time Lakukan kegiatan ini secara berulang pada bayi dan tentunya harus berada di bawah penjagaan orang tua. Jangan lupa untuk meletakkan bayi pada tempat yang nyaman dan bersih.
Berinteraksi jugalah dengannya dengan melakukan kontak mata. “Ini bisa membuat proses lebih menyenangkan dan interaktif bagi bayi jika Anda benar-benar (perutnya) turun ke lantai dan berbaring, melihat, dan berinteraksi (dengan Anda),” saran Dr. Jana.
Selain itu, ada beberapa manfaat lain tummy time:
- memperkuat otot-otot bayi seperti leher, kepala, otot bahu dan punggung untuk mempersiapkannya dalam berguling dan akhirnya duduk,
- membantu bayi mengembangkan keterampilan sensorik-persepsi, keseimbangan, visual, dan pemecahan masalah.
Melakukan tummy time secara spontan dan dengan main-main adalah yang terbaik, serta usahakan bukan ketika bayi sedang rewel. Pastikan juga bayi sedang mengenakan popok yang bersih dan tidak sedang dalam kondisi lelah.
Pertimbangkan juga waktunya, yaitu ketika bayi baru bangun dari tidur siang dan dalam keadaan yang segar.
Apabila bayi mulai merasa tidak nyaman dan menangis, Bunda bisa mengangkat bayi dan tidak lagi melakukan tummy time. Jika ingin melakukannya lagi, tunggu hingga bayi merasa rileks.
Artikel terkait: Bayi Harus Sering Tummy Time (Tengkurap) Untuk Menghindari 3 Hal Ini
2. Meletakkan Bayi dalam Posisi Dada
Selain tummy time, Parents dapat mencoba meletakkannya di dada atau di atas pangkuan Anda. Posisi ini dapat membantu meringankan refluks dan ketidaknyamanan.
Posisi dada juga memungkinkan bayi melihat wajah Anda. Tidak bisa melihat wajah Anda mungkin menjadi salah satu alasan mereka kesal.
3. Berikan Mainan agar Bayi Tertarik
Suasana hati si Kecil memang sulit untuk diprediksi, maka orang tua bisa gunakan mainan lucu agar bayi selalu senang dan tidak mudah bosan.
Simpanlah mainan berwarna cerah dan berbunyi di hadapan bayi, lalu biarkan bayi untuk berusaha meraih mainan tersebut.
Membiarkan bayi bergerak dan melakukan peregangan akan membantunya memperkuat tubuhnya dan bersiap untuk melakukan gerakan selanjutnya.
Saat tengkurap, bayi akan berusaha meraih mainan atau benda yang ada di hadapannya dan mulai lebih tergerak untuk menggunakan tangan dan jari.
Selama waktu itu juga, Parents dapat membantu bayi duduk dan belajar mengendalikan gerakan kepalanya, dalam hal ini ia butuh sedikit dukungan Anda.
Ini semua adalah bagian penting untuk membantu anak berguling dan tengkurap. Mempelajari gerakan dan emosi yang berbeda pada tahap ini dapat membantu keterampilan fisik dan kognitif bayi.
4. Buat Area Bayi Aman dan Nyaman
Begitu bayi bisa berguling dan tengkurap, Parents harus lebih waspada dan berhati-hati. Pasalnya, dalam posisi ini bayi menjadi lebih fleksibel dan mobile.
“Sangat penting bagi orang tua untuk menyadari bahwa bahkan bayi terkadang bisa berguling dengan sendirinya. Sehingga sangat penting bagi Anda untuk melakukan pengawasan guna mencegah bayi jatuh dan cedera,” kata Dr. Jana.
Untuk menghindarinya dari bahaya dan celaka, lakukanlah ini, Bunda:
- Jangan pernah meninggalkan bayi sendirian tanpa pengawasan.
- Hindari bayi berada di permukaan yang tinggi, seperti meja, sofa, atau tempat tidur agar mereka tidak terjatuh ke lantai.
- Singkirkan benda berbahaya dari sekitar bayi. Misalnya benda kecil yang berisiko membuatnya masuk ke mulut dan tersedak; kemudian tali yang longgar/menjuntai yang bisa ditarik, terlepas, lalu jatuh menimpa bayi; benda tajam yang membuat bayi terluka; selimut atau benda lembut yang membuat bayi tersangkut atau menghalangi pernapasannya (menyebabkan risiko sindrom kematian bayi mendadak atau SIDS).
- Pastikan permukaan tempat bayi berada kokoh dan lembut (tidak keras untuk menghindari benturan dengan permukaan) kokoh.
- Perhatikan masalah, misalnya saat bayi mengangkat kepalanya apakah ia dapat mengontrolnya atau tidak. Atau saat Parents menawarkan mainan, perhatikan tangannya, dan bila ia mengepalkannya ada indikasi bayi mengalami gangguan perkembangan –tapi ini tetap harus melalui skrining dokter.
5. Jangan Patah Semangat
Melatih bayi tengkurap memang bukan suatu hal yang mudah untuk dilakukan sehingga dibutuhkan dedikasi dan semangat Anda dalam hal ini. Tenang, Bunda, kesabaran dan kegigihan Anda pasti akan membuahkan hasil yang manis.
Artikel terkait: Perkembangan Motorik Halus Anak Berdasarkan Usia dan Tips Melatihnya agar Optimal
Bagaimana Ciri-ciri Bayi Mau Tengkurap?
Ketika Si Kecil ingin tengkurap, biasanya ia akan menunjukkan beberapa tanda kesiapan, lho, Parents. Sebab untuk bayi, berguling hingga tengkurap merupakan suatu tindakan yang terkoordinasi.
Dibutuhkan kontrol kepala dan otot leher, lengan, inti tubuh, dan punggung yang kuat untuk mewujudkannya.
Mengutip Babycenter, berikut ciri-ciri bayi mau tengkurap sesuai dengan garis waktu pertumbuhannya:
1. Bayi Baru Lahir (Newborns)
Saat bayi Anda baru lahir, mungkin ia tidak memiliki banyak kontrol atau kekuatan kepala dan leher selama beberapa minggu pertama dan itu adalah hal yang normal. Atau, jika bayi Anda sudah mengangkat kepalanya di minggu-minggu pertama kehidupan, artinya mereka sudah siap!
Perbanyak waktu tummy time, bahkan sebagai bayi yang baru lahir, sangat penting untuk membantu membangun otot-otot itu. Parents bisa memulainya dengan sesi singkat beberapa kali sehari selama beberapa menit setiap kali.
2. Usia 1 sampai 2 Bulan
Bayi Anda mungkin kesulitan untuk mengangkat kepalanya ketika diletakkan di atas perutnya, dan pada akhirnya ia akan mulai mengangkat kepalanya sebentar dan memutarnya dari sisi ke sisi.
Ketika hal ini terjadi, Parents bisa bantu bayi Anda untuk menstimulasi tubuh mereka dengan menopang tubuhnya bahkan jika itu terlihat sedikit tidak nyaman dan membuat rewel.
3. Usia 3 sampai 4 bulan
Saat ini, ciri-ciri bayi mau tengkurap adalah bayi mungkin melakukan ” mini push-up” ketika diletakkan di atas perutnya, mengangkat kepala dan bahunya tinggi-tinggi dan menggunakan lengannya untuk menopang. Ini membantu memperkuat otot yang akan mereka gunakan untuk berguling.
Kemudian, bayi kemungkinan akan berguling untuk pertama kalinya, saat sedang melakukan tummy time.
Beberapa bayi mungkin “tidak sengaja” berguling dan tampak takut atau terkejut beberapa minggu sebelum mereka mulai berguling secara teratur.
4. Usia 5 sampai 6 bulan
Di masa ini, bayi mungkin akan sudah bisa mengangkat kepala, berguling ke bahu atau samping mereka, dan melengkungkan punggungnya untuk mengangkat dadanya dari lantai.
Mereka bahkan mungkin bergoyang-goyang, menendang kaki mereka, menggulung pinggul dari sisi ke sisi dan menggunakan kaki untuk mengangkat pinggul ke atas serta “berenang” dengan tangan mereka.
Semua latihan ini membantu bayi mengembangkan otot-otot yang mereka butuhkan untuk berguling ke dua arah – kemungkinan pada saat mereka berusia 5 atau 6 bulan.
Bayi 4 Bulan Belum Bisa Tengkurap, Normalkah?
Secara umum, bayi sudah mulai bisa tengkurap dengan sendirinya di usia 5 hingga 6 bulan. Jadi, sebenarnya sangat normal jika di usia 4 bulan ia belum bisa melakukan posisi tersebut.
Berdasarkan grafik perkembangan bayi dari Denver II, mengutip laman Hello Sehat, di usia 4 bulan ini umumnya bayi sudah bisa mengangkat kepala sendiri sekitar 90 derajat. Ia bisa melakukan gerakan ini karena adanya rangsangan atau rasa penasaran terhadap suatu hal.
Nah, meski sudah bisa mengangkat kepala sendiri, tetapi di rentang usia 4 bulan ia cenderung belum lancar berguling maupun tengkurap. Pasalnya, tubuh bayi terutama bagian siku dan dada belum bisa menahan badannya sendiri saat melakukan posisi tengkurap ini.
Selain itu, beberapa bayi juga bisa saja lebih lambat tengkurap dari yang lainnya. Hal ini pun didasari oleh banyak faktor penyebab. Salah satu yang bisa menjadi penyebab bayi lebih lambat tengkurap adalah kelahiran prematur.
Bayi lebih cepat dilahirkan dari usia seharusnya sehingga ia memerlukan waktu lebih lama untuk mengembangkan kemampuan motoriknya dibandingkan dengan mereka yang lahir cukup bulan.
Artikel terkait: Normalkah Bayi 4 Bulan Belum Bisa Tengkurap? Ini Penjelasan dan Tips Menstimulasinya
Bayi 5 Bulan Belum Bisa Tengkurap, Normalkah?
Lantas, jika bayi usia 5 bulan belum bisa tengkurap, apakah normal?
Sejatinya, Apabila bayi usia 5 bulan belum dapat tengkurap Anda pun tidak perlu khawatir, sebab umumnya butuh waktu sekitar 5–6 bulan untuk bisa berguling dari posisi terlentang ke posisi tengkurap.
Walaupun anak bisa belajar tengkurap dengan sendirinya, melatih anak tengkurap dapat meningkatkan kekuatan ototnya.
Dengan begitu, risiko anak untuk mengalami keterlambatan perkembangan motorik akan lebih rendah. Anda dapat melakukan beberapa stimulus untuk membantu merangsang bayi agar dapat tengkurap.
Tentu setiap anak membutuhkan waktu yang berbeda-beda untuk dapat tengkurap, sehingga tidak dapat menyamakan antar semua bayi.
Apabila bayi sudah diberi stimulus namun bayi belum juga bisa tengkurap setelah usia 6 bulan, ada baiknya Anda berkonsultasi dengan dokter anak.
Dokter akan dapat melakukan pemeriksaan dengan melihat tumbuh kembang anak apakah ada keterlambatan tumbuh kembang atau tidak. Serta dokter akan memberikan penanganan yang tepat dan sesuai.
Kapan Harus Menghubungi Dokter?
Sekali lagi, tiap anak mengalami perkembagan yang berbeda-beda. Dalam hal tengkurap, ada bayi yang mulai berguling dan tengkurap sejak usia 3 bulan, dan ada juga yang di usia 6 bulan lebih.
AAP menguraikan tiga skenario di mana Parents mungkin harus memeriksakan kondisi bayi ke dokter anak perihal ketidakmampuannya berguling dan tengkurap. Yaitu:
- Bayi (pada usia berapa pun) berhenti berguling setelah sebelumnya dapat melakukannya.
- Pada usia 6 bulan atau lebih, bayi tidak dapat berguling dari posisi perut ke punggung.
- Pada usia 6 bulan atau lebih, otot-otot bayi tampak sangat kaku atau lemas.
Kata Dr. Jana, jika bayi tidak mencapai tonggak perkembangan ini di usia 6 bulan, bayi harus dievaluasi lebih lanjut dan dinilai lebih dekat oleh dokter anak.
Akan tetapi, kebanyakan kasus, apa yang dialami bayi biasanya masih dalam batas normal.
Namun, tidak ada salahnya juga untuk mendiskusikan hal ini dengan dokter sehingga Parents dapat mengesampingkan keterlambatan perkembangan yang mungkin memerlukan intervensi dini.
Baca juga:
Tummy Time pada Bayi: Manfaat, Cara Melakukan, dan Aturan yang Sebaiknya Dicermati
Baru Lahir, Anak Zaskia Sungkar Sudah Dilatih Tengkurap, Amankah?
Normalkah Bayi 4 Bulan Belum Bisa Tengkurap? Ini Penjelasan dan Tips Menstimulasinya
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.