Di bulan puasa seperti sekarang ini, makanan yang digoreng dan lontong sudah menjadi makanan untuk berbuka favorit semua orang. Selain praktis, penjual gorengan dan lontong bisa ditemukan di mana-mana. Bahkan saat terpaksa membatalkan puasa di tengah perjalanan. Banyak penjual gorengan dan lontong menjajakkan dagangannya.
Gorengan ini memang selalu berhasil menggugah selera, khususnya masyarakat Indonesia yang sudah akrab dengan rasanya.
Tapi tahukah Bun, mengonsumsi makanan yang digoreng setiap hari berdampak negatif terhadap kesehatan. Masakan yang digoreng memiliki kadar lemak jenuh dan kalori yang sangat tinggi, sehingga mengonsumsinya berlebihan akan menimbulkan masalah kesehatan yang tentu merugikan Anda.
Sebagai contoh, sepotong kecil pisang goreng mengandung 119 kalori dan 0,481 g lemak jenuh. Mengonsumsi sepotong pisang goreng artinya setara dengan memakan sepiring nasi, Bun!
Makanan yang digoreng sebaiknya tidak dikonsumsi setiap hari, studi membuktikan!
Belum lama, studi terbaru menyebutkan bahwa rutin mengonsumsi makanan yang digoreng seperti ayam goreng dapat meningkatkan risiko kematian akibat ragam penyakit hingga 13%.
Penelitian yang diadakan di University of Iowa ini melibatkan 100 ribu wanita berusia 50-79 tahun dalam kurun waktu 18 tahun. Pemimpin studi Wei Bao menjelaskan, studi ini menguatkan penelitian sebelumnya pada 2017 yang menyebutkan bahwa mengonsumsi makanan yang digoreng akan meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit diabetes dan jantung.
Tim Bao melakukan penelitian ini dengan memerhatikan kebiasaan makan 107.000 wanita dari 40 klinik kesehatan di Amerika Serikat. Disini, para wanita diminta untuk melengkapi kuesioner mengenai konsumsi makanan dan porsinya yang mereka konsumsi setiap hari.
Kuesioner tersebut meliputi 122 jenis makanan, termasuk di dalamnya ayam dan ikan goreng, kentang goreng, tortilla dan taco. Selain jenis makanan, tingkat pendidikan, penghasilan, konsumsi energi dan pola diet juga menjadi aspek yang diperhitungkan dalam penelitian tersebut.
Hasilnya, ditemukan bahwa orang yang makan ayam goreng setiap hari risikonya lebih tinggi 12% untuk mengalami kematian dini karena penyakit jantung.
Frying cheese ball
Sementara itu, risiko meningkat sama besarnya untuk orang yang gemar mengonsumsi ikan goreng dalam intensitas sering.
Di samping itu, mengonsumsi makanan yang digoreng 4-6 porsi seminggu akan meningkatkan risiko terkena diabetes tipe dua sebesar 39% dibandingkan yang jarang mengonsumsi makanan tersebut.
Melansir Healthline, makanan yang digoreng ternyata mengandung senyawa beracun yaitu Acrylamide dimana senyawa ini ditemukan dalam makanan yang dimasak pada temperatur tinggi termasuk makanan yang digoreng. Senyawa acrylamide berkonsentrasi tinggi ditemukan dalam produk kentang goreng dan makanan yang dipanggang.
Dalam penelitian terbukti senyawa ini berkontribusi terhadap penyakit berbahaya seperti gangguan ginjal, endometriosis dan kanker ovarium.
Makanan yang digoreng bikin ketagihan, siasati dengan cara menyehatkan ini
Tak bisa dipungkiri, menjauhi makanan yang digoreng sulit untuk dilakukan. Apalagi cara ini memang sudah digunakan sejak lama. Jangan khawatir, Bunda bisa tetap makan masakan yang digoreng melalui cara menyehatkan berikut ini.
1. Pilih minyak yang tepat
Menggoreng makanan akan lebih menyehatkan jika Bunda memilih jenis minyak yang tepat. Minyak kelapa, minyak zaitun dan minyak alpukat adalah jenis minyak terbaik yang bisa menjadi pilihan.
“Mereka adalah pilihan paling sehat karena mengandung lemak yang menyehatkan,” ungkap Leah Cahill, PhD asisten profesor di Dalhousie University, Kanada. Selain itu, minyak zaitunn juga mengandung asam lemak omega tiga yang menyehatkan yang membuat kualitasnya tetap stabil saat dimasak dalam temperatur tinggi.
#2 : Hindari daur ulang minyak
Dengan dalih lebih hemat, menggunakan minyak berulang masih menjadi pilihan banyak orang. Idealnya, makanan sebaiknya digoreng dengan minyak baru dan segar. Setelah selesai menggoreng, gunakan handuk kertas untuk menyerap sisa minyak yang berlebihan.
#3 : Jangan menggoreng terlalu lama
Untuk mengurangi kadar senyawa berbahaya, jangan biarkan makanan digoreng hingga terlalu kecokelatan Bun. Metode ini akan menyingkirkan senyawa acrylamide yang berbahaya.
Sebelum menggoreng akan lebih baik jika Anda menyimpan bahan makanan dalam suhu ruangan daripada lemari pendingin. Menaruhnya di lemari pendingin akan menimbun gula untuk memproduksi senyawa berbahaya.
#4 : Gunakan metode lain
Sebenarnya ada banyak cara Bun untuk membuat makanan tetap lezat tanpa digoreng, misalnya dengan memanggangnya di oven. Metode ini akan membuat makanan tetap renyah tanpa harus menggunakan minyak.
Untuk mendapatkan makanan tetap renyah, campurkan potongan ayam dalam putih telur lalu gulung dalam remah roti. Selanjutnya Anda bisa mengoleskan minyak zaitun, dimana akan membuat ayam tetap renyah walaupun hanya menggunakan sedikit minyak.
Nah, Bunda sudah siap mencobanya di rumah? Dengan cara yang tepat, makanan yang digoreng tak harus ditinggalkan.
Referensi : CNN, WebMD
Baca juga :
Bosan dengan pisang goreng biasa? Coba 5 resep olahan pisang lezat berikut ini
Rekomendasi 7 Daftar Jus yang Baik dan Bagus Dikonsumsi oleh Bumil!
Bolehkah ibu hamil makan pete? Ini manfaat dan efek sampingnya
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.