Kanker nasofaring adalah penyakit kanker menyerang nasofaring yang terletak di bagian atas tenggorokan, tepatnya di belakang hidung. Area ini penting dalam proses bernapas karena lubang hidung kita terbuka ke nasofaring.
Udara mengalir melalui hidung ke tenggorokan dan nasofaring, lalu akhirnya ke paru-paru. Merupakan sejenis kanker ganas yang langka, kondisi ini seringkali ditemui pada perokok aktif.
Seperti kanker pada umumnya, kanker jenis ini pun masuk kategori ganas tergantung pada stadiumnya.
Lalu apa saja ya gejala dan faktor risikonya? Baca lengkapnya di sini, yuk!
Apa Saja Gejala Kanker Nasofaring?

Supaya bisa tertangani dengan cepat dan tepat, ada berbagai gejala yang sebaiknya diwaspadai, di antaranya:
- Terdapat benjolan di leher
- Mengalami infeksi telinga
- Sakit kepala
- Sakit tenggorokan
- Mengalami mimisan
- Gangguan pendengaran seperti dengung di telinga
- Pandangan kabur atau penglihatan ganda
- Sangat nyeri atau mati rasa
- Kesulitan membuka mulut
- Hidung tersumbat.
Berbagai gejala tersebut bisa berbeda pada satu orang dengan orang lainnya.
Selain itu, gejala yang dialami pun bisa menjadi suatu indikasi kondisi yang lebih serius.
Apa Penyebab Kanker Nasofaring?

Hingga saat ini, penyebab kanker nasofaring masih belum diketahui secara pasti.
Sebagian dokter menduga bahwa jenis kanker ini memiliki hubungan dengan virus Epstein-Barr (EBV). Para ilmuwan masih meneliti terkait dengan mekanisme virus ini memengaruhi kanker.
Beberapa menduga bahwa bagaimana hal ini terkait dengan DNA dari virus yang memengaruhi DNA dalam sel-sel nasofaring.
Perubahan yang terjadi pada DNA ini menyebabkan sel tumbuh dan membelah secara tidak normal sehingga menyebabkan kanker.
EBV ini umumnya terdapat pada air liur dan dapat ditularkan melalui kontak langsung ke orang atau benda yang terkontaminasi.
Namun, keterkaitan virus ini pada kanker masih memerlukan penelitian mendalam.
Pada banyak kasus, virus ini tidak menyebabkan dampak yang berarti atau infeksi yang berkepanjangan.
Dibandingka orang Eropa maupun Amerika, kanker jenis ini lebih umum terjadi di Cina dan Asia Tenggara seperti Indonesia.
Belum diketahui penyebab pasti kanker ini bisa terjadi, tapi setiap orang perlu mewasapdai berbagai kemungkinan yang membuatnya lebih rentan.
Apa Saja Faktor Risiko Kanker Nasofaring?
Ada beberapa faktor risiko yang menyebabkan seseorang lebih rentan mengalami kanker jenis ini. Beberapa faktor risiko tersebut antara lain:
- Seseorang yang berjenis kelamin laki-laki ditemukan lebih banyak mengalaminya dibandingkan perempuan
- Memiliki riwayat keluarga yang mengalami kanker nesofaring membuat seseorang lebih rentan mengalami jenis kanker ini
- Riwayat genetik segala jenis kanker bisa meningkatkan risiko seseorang mengalami kanker ini
- Kebiasaan merokok
- Gaya hidup tidak sehat seperti minum banyak alkohol
- Seringkali terpapar dengan debu kayu atau bahan kimia formaldehyde.
Kanker Nasofaring Ada Berapa Stadium?
Keganasan kanker dinilai berdasarkan tingkat stadiumnya. Semakin kecil stadiumnya, semakin sedikit juga risiko kanker menyebar ke bagian tubuh lain. Berikut ini tingkatan stadium kanker nasofaring:
- Stadium 0 disebut karsinoma in situ, terjadi saat adanya kemunculan sel abnormal yang berpotensi menyebar ke berbagai jaringan.
- Kemudian Stadium I, sel abnormal di nasofaring sudah berubah menjadi sel kanker namun belum menyebar ke kelenjar getah bening atau bagian tubuh yang lainnya.
- Pada Stadium II adalah tahap saat sel kanker telah menyebar ke jaringan terdekat dan kelenjar getah bening tetapi belum sampai menyebar ke bagian tubuh lain yang lebih menyeluruh.
- Stadium III dan IV dianggap sebagai tingkat lanjut karena ukuran tumor, luasnya penyebaran ke jaringan terdekat, penyebaran kekelenjar getah bening, atau bagian tubuh yang lainnya.
Kanker jenis ini pun bisa kembali terjadi pada seseorang. Bila sampai terjadi, ini disebut juga dengan kanker berulang.
Diagnosis Kanker Nasofaring
Untuk mendapatkan diagnosis, biasanya dokter melakukan beberapa jenis pemeriksaan. Dokter akan menanyakan terkait gejala yang dialami pasien, riwayat kesehatan, riwayat keluarga, kemudian melakukan pemeriksaan fisik.
Biasanya pemeriksaan akan dilakukan pada bagian tenggorokan, hidung, dan telinga atau dirujuk kepada ahli terkait.
Kanker nasofaring umumnya ditandai dengan munculnya benjolan di sekitar leher yang kemungkinan besar artinya kanker sudah menyebar ke kelenjar getah bening. Biasanya, dokter pun akan melakukan pengecekan di sekitar area ini.
Bila pemeriksaan lanjutan diperlukan, umumnya dokter akan melakukan biopsi atau pengangkatan sejumlah kecil jaringan untuk diperiksa di bawah mikroskop.
Selain itu, rontgen juga bisa dilakukan untuk melihat peyebaran kanker nasofaring. Beberapa tes yang bisa dilakukan antara lain:
- Rontgen dada
- CT scan
- MRI
- Ultrasonografi leher
Beberapa tes lainnya yang bisa dilakukan antara lain :
- Perhitung darah lengkap (CBC) dan tes darah lainnya
- Pengujian EBV.
Nah Parents, itulah gejala, penyebab, hingga diagnosis kanker nasofaring. Segera konsultasikan pada dokter bila mengalami gejala di atas, ya!
Semoga bermanfaat!
***
Baca Juga:
Sulit Dideteksi, Ini Upaya Pencegahan Penyakit Kanker Ovarium
Miris, Jumlah Perokok Anak di Indonesia Meningkat Setiap Tahunnya
Penderita kanker anak makin meningkat, Parents wajib waspadai 4 tanda ini!
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.