Penyakit kanker ovarium merupakan jenis kanker yang mengenai salah satu atau kedua ovarium.
Kanker ini tidak banyak ditemukan. Akan tetapi, cukup mematikan karena jarang terdeteksi pada stadium dini.
Meski bisa dialami di usia berapa pun, kanker ovarium biasanya lebih sering dialami perempuan 50-65 tahun. Kanker ini juga bisa diturunkan dalam keluarga.
Artikel Terkait: Penelitian: Kanker Ovarium Bisa Dicegah dengan Konsumsi Pil KB, Ini Penjelasannya
Jenis-jenis Penyakit Kanker Ovarium
Ada beberapa tipe kanker ovarium berdasarkan jenis sel pembentuknya, yaitu:
-
Kanker sel epitel ovarium
Ini merupakan tipe kanker ovarium yang paling banyak (90%). Ini berarti kanker bermula pada sel yang melingkupi ovarium atau tuba falopii. Subtipenya mencakup karsinoma serosa dan karsinoma musinosa.
-
Tumor sel germinal ovarium
Kanker ovarium yang jarang ini cenderung mengenai remaja putri dan wanita usia muda di bawah 30 tahun. Tipe yang paling banyak disebut dengan teratoma ovarium.
Tipe ini juga termasuk jarang dan biasanya terdiagnosis pada stadium yang lebih dini ketimbang tipe kanker ovarium lainnya.
Artikel Terkait: 7 Artis Mengidap Kista Ovarium, Ada yang Sampai Operasi Angkat Rahim
Gejala Kanker Ovarium
Gejala bisa tidak ada saat kanker ovarium pertama kali berkembang. Dan ketika mulai bergejala, akan menyerupai kondisi-kondisi lain yang lebih umum. Gejala dapat mencakup:
- Perut kembung atau membesar
- Rasa cepat kenyang
- Nyeri panggul atau nyeri perut
- Rasa lemas atau lelah
- Nyeri punggung
- Konstipasi
- Kehilangan berat badan
- Frekuensi berkemih meningkat, anyang-anyangan
- Perdarahan vagina, khususnya setelah menopause
Oleh sebab itu, bila mengalami gejala-gejala di atas, khususnya bila telah dialami selama lebih dari 12 hari per bulan, segera periksakan diri ke dokter kandungan.
Artikel Terkait: Mengenal Kista Ovarium: Gejala, Cara Mengatasi, hingga Pencegahan
Penyebab Penyakit Kanker Ovarium
Belum diketahui apa penyebab pasti kanker ovarium. Akan tetapi, ada beberapa faktor yang meningkatkan risiko perempuan mengalaminya:
- Berusia lebih dari 55 tahun
- Mengalami infertilitas atau sulit hamil
- Mengalami endometriosis
- Belum pernah hamil
- Memulai haid di usia yang lebih muda (sebelum usia 12 tahun) atau mengalami menopause lebih lambat (setelah usia 52 tahun)
- Memiliki riwayat kanker payudara.
- Memiliki riwayat keluarga dengan kanker ovarium, payudara, usus besar, atau rahim. Khususnya, bila individu mewariskan kelainan genetik, yaitu mutasi pada gen BRCA1 atau BRCA2.
- Memiliki riwayat keluarga dengan sindrom Lynch.
Diagnosis Kanker Ovarium
Bila terdapat gejala yang mengarah kepada kanker ovarium, dokter akan terlebih dulu melakukan pemeriksaan fisik, termasuk pemeriksaan panggul.
Untuk mengonfirmasi temuan, akan diperlukan satu atau lebih pemeriksaan berikut:
- Ultrasonografi transvaginal untuk melihat kondisi ovarium dan organ kandungan lainnnya.
- Pemeriksaan darah untuk mengukur kadar CA 125. Ini merupakan sebuah protein di dalam darah yang berfungsi sebagai penanda tumor. Kadarnya dapat meningkat bila terdapat kanker ovarium maupun pada kondisi lain yang bukan kanker ovarium. Pemeriksaan ini paling bermanfaat pada wanita yang telah mengalami menopause.
- Pembedahan. Ini merupakan satu-satunya cara untuk memastikan ada tidaknya kanker ovarium. Pada sebagian besar kasus, dilakukan histerektomi total dengan salpingo-ooforektomi, yakni pengangkatan rahim, serviks, ovarium, dan tuba falopii. Organ atau jaringan lain yang berdekatan mungkin ikut diangkat bila kanker telah menyebar ke luar ovarium.
Pengobatan yang Bisa Dilakukan untuk Penyakit Kanker Ovarium
Perempuan dengan kanker ovarium umumnya perlu menjalani pembedahan untuk mengangkat rahim, ovarium, dan tuba falopii.
Kelenjar getah bening dan jaringan dalam rongga panggul dan perut mungkin ikut diangkat bila kanker telah menyebar ke area ini.
Pada sebagian kasus, pengangkatan terbatas pada ovarium yang mengandung kanker.
Pascapembedahan, sebagian besar kasus kanker ovarium memerlukan kemoterapi tambahan untuk mematikan sel-sel kanker yang tidak terangkat.
Setelah pengobatan, diperlukan kunjungan rutin untuk memastikan kanker tidak kambuh. Pemeriksaan pascapengobatan mencakup evaluasi gejala dan pemeriksaan fisik, serta pemeriksaan CA 125.
Bila diperlukan, dilakukan pemeriksaan radiologi seperti ultrasonografi, rontgen dada, magnetic resonance imaging (MRI), atau CT scan.
Pencegahan Kanker Ovarium
Cara-cara berikut dapat menurunkan risiko seorang wanita mengalami kanker ovarium:
-
Pemeriksaan Ultrasonografi
Pada wanita yang berisiko tinggi, yakni yang mengalami mutasi gen BRCA1 atau BRCA2, dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan ultrasonografi transvaginal dan CA 125 secara berkala.
Mengonsumsi pil KB kombinasi, yakni yang mengandung estrogen dan progestin. Semakin lama durasi penggunaannya, semakin besar risiko dapat dikurangi.
Studi menemukan bahwa risiko kanker ovarium berkurang sebesar 20 persen pada perempuan yang menggunakan pil ini selama 5 tahun.
Meski aman bagi sebagian besar perempuan, penggunaan pil KB kombinasi sedikit meningkatkan risiko terjadinya trombosis vena dalam, serangan jantung, dan stroke.
Saat ini, beredar teori bahwa kanker ovarium bermula di tuba falopii.
Oleh sebab itu, pengangkatan tuba falopii (salpingektomi) disarankan apabila wanita telah memilih untuk menjalani pengangkatan uterus atau metode kontrasepsi permanen melalui sterilisasi.
Pada prosedur ini, ovarium tidak ikut diangkat.
Menjalani salpingo-ooforektomi atau pengangkatan tuba falopii dan ovarium pada wanita yang tidak memiliki kanker.
Prosedur ini dianjurkan pada perempuan dengan mutasi gen BRCA1 dan BRCA2, telah berusia 40 tahun atau sudah tidak ingin memiliki keturunan. Cara ini juga dianjurkan untuk wanita dengan sindrom Lynch.
Fakta menunjukkan bahwa hanya 15 persen kasus kanker ovarium yang terdeteksi dini. Oleh sebab itu, bila mengalami gejala-gejala yang mengarah pada kanker ovarium, jangan enggan untuk segera memeriksakan diri ke dokter.
Kanker ovarium yang terdeteksi dini memiliki angka kesintasan di atas 90 persen dalam waktu 5 tahun.
***
Baca Juga:
Sakit Perut di Sebelah Kanan? Kenali Penyebab dan Gejala yang Perlu Diwaspadai
Waspada Penyakit Serangan Jantung, Ini Penyebab hingga Pencegahan
8 Ciri-Ciri Kanker Payudara yang Tidak Boleh Diabaikan
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.