Jadwal Imunisasi Bayi Usia 0-24 Bulan Sesuai Arahan IDAI
Sudah tahu jadwal imunisasi terbaru dari IDAI? Jangan sampai si Kecil terlewat. Simak selengkapnya di sini!
Seperti apa jadwal imunisasi bayi 0-24 bulan?
Imunisasi merupakan pemberian vaksin agar seorang anak kebal terhadap penyakit tertentu, terutama penyakit akibat virus dan bakteri.
Pemberian imunisasi harus dilakukan sesuai jadwal agar terbentuk kekebalan yang diharapkan. Maka penting untuk mengetahui jadwal imunisasi bayi 0-24 bulan.
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) telah memberikan rekomendasi jadwal pemberian imunisasi yang telah diperbarui pada tahun 2020. P
arents sebaiknya melengkapi imunisasi untuk si Kecil sesuai jadwal yang sudah ditentukan.
Imunisasi dilakukan dengan cara menyuntikkan virus yang mati atau sudah dilemahkan sehingga membentuk antibodi yang kelak dapat melawan virus atau bakteri yang menyerang tubuh si Kecil.
Telah banyak wabah penyakit yang dapat diatasi dengan pemberian imunisasi.
Faktanya, imunisasi bukan hanya melindungi diri anak, tetapi juga melindungi orang-orang di sekitarnya.
Jadwal Imunisasi 0-24 Bulan
Untuk anak-anak, imunisasi harus diberikan sejak lahir.
Saat ini pemerintah menyediakan imunisasi wajib untuk bayi secara gratis melalui puskesmas dan posyandu.
Namun, selain imunisasi wajib tersebut, Parents juga sebaiknya melengkapi pemberian imunisasi lainnya.
Jadwal imunisasi bayi 0-24 bulan beradasarkan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI)
1. Jadwal Imunisasi Bayi Baru Lahir atau Usia 0 Bulan
Untuk bayi baru lahir wajib diberikan vaksin Hepatitis B dan Polio.
- Hepatitis B (HB1): Wajib diberikan saat bayi baru lahir maksimal hingga 24 jam. Pemberian HB1 didahului dengan suntikan vitamin K1 30 menit sebelumnya. Namun imunisasi HB1 perlu ditunda pada bayi dengan berat lahir kurang dari 2000 gram. Diskusikan dengan dokter yang menangani mengenai waktu tepat pemberian imunisasi saat bayi Parents lahir dengan berat badan rendah.
- Polio 0: Imunisasi yang diberikan pada bayi baru lahir adalah vaksin polio oral. Imunisasi ini sebaiknya diberikan segera setelah bayi lahir atau maksimal saat bayi pulang ke rumah setelah dilahirkan.
2. Usia 1 Bulan
Saat bayi berusia satu bulan, bayi harus diberikan vaksin BCG. Vaksin ini diberikan untuk mencegah penyakit TBC atau tuberculosis.
Di Indonesia, penyakit ini masih banyak diderita dan menjadi salah satu penyakit berbahaya yang mematikan. Maka, penting untuk memberikannya pada anak.
Artikel terkait: Pentingnya Imunisasi dan Efek Sampingnya
3. Usia 2 Bulan
Di usia dua bulan, bayi harus diberikan vaksin Hepatitis B, Polio, DTP, Hib, PCV, dan Rotavirus.
- Hepatitis B (HB2): Diberikan vaksin hepatitis B dosis kedua.
- Polio 1: Vaksin Polio yang diberikan juga merupakan vaksin Polio dosis 1.
- DTP-Hib 1: Vaksin ini bisa diberikan secara kombo dalam satu suntikan. Adapun beberapa penyakit yang bisa dicegah dengan imunisasi ini adalah difteri, tetanus, pertusis, pneumonia dan meningitis.
- PCV1: Ini merupakan vaksin pneumokokus untuk mencegah infeksi bakteri pneumokokus yang dapat menyebabkan penyakit pneumonia dan meningitis.
- Vaksin Rotavirus: Diberikan untuk mencegah diare yang terjadi akibat virus Rotavirus. Diare diketahui masih menjadi salah satu penyakit paling mematikan pada anak-anak di Indonesia.
4. Usia 3 Bulan
Memasuki usia tiga bulan, bayi harus mendapatkan vaksin Hepatitis B dosis ketiga, Polio Suntik (IPV), dan DTP-Hib dosis kedua.
Artikel terkait: Pentingnya Vaksin IPV untuk Anak, Cegah Kelumpuhan Akibat Virus Polio
5. Usia 4 Bulan
Pada usia empat bulan, bayi wajib melakukan imunisasi Hepatitis B dosis keempat, Polio suntik (IPV), DTP-Hib dosis ketiga, PCV dosis kedua, dan Rotavirus dosis kedua.
6. Usia 6 Bulan
Di usia enam bulan, bayi sebaiknya mendapatkan vaksin PCV dosis ketiga, Rotavirus dosis ketiga bila vaksin yang diberikan sebelumnya adalah vaksin Rotavirus pentavalen.
Selain itu juga sebaiknya dilengkapi dengan pemberian vaksin influenza untuk mencegah penyakit flu.
7. Usia 9 Bulan
Setelah berusia sembilan bulan, bayi harus mendapatkan vaksin MR dan JE.
- MR: Ini adalah vaksin Measles dan Rubella. Vaksin ini diberikan untuk mencegah penyakit campak dan campak jerman. Penyakit campak jerman mungkin jarang yang menyebabkan kematian, tetapi infeksinya dapat menyebabkan kecacatan, seperti kebutaan dan ketulian. Hal ini tentu dapat menurunkan kualitas hidup anak.
- JE: Imunisasi Japanese Encephalitis (JE) diberikan hanya pada anak yang tinggal di daerah endemi atau akan bepergian ke daerah endemi JE seperti Bali.
Artikel terkait: Bagaimana Jika Pemberian Imunisasi Dasar Terlambat ?
8. Usia 12 Bulan
Bayi yang genap berusia satu tahun bisa diberikan booster vaksin PCV. Ditambah lagi dengan pemberian vaksin Varisela dan Hepatitis A.
- Varisela: Vaksin Varisela diberikan untuk mencegah cacar air. Penyakit ini lebih banyak dialami oleh anak-anak, meski orang dewasa pun bisa mengalaminya.
- Hepatitis A: Vaksin ini dilakukan untuk mencegah virus Hepatitis A. Virus ini lebih mudah menular karena bisa ditularkan melalui makanan, minuman, dan feses yang telah terkontaminasi.
9. Usia 15 Bulan
Ketika sudah berusia 15 bulan, anak sebaiknya mendapatkan vaksin Varisela dosis kedua. Varisela diberikan sebanyak dua dosis dengan interval enam minggu sampai 3 bulan dari dosis pertama.
10. Usia 18 Bulan
Apabila anak mendapatkan vaksin Hepatitis A dosis pertama pada usia 12 bulan, maka anak tersebut harus mendapatkan Hepatitis A dosis kedua pada usia 18 bulan.
Interval pemberian vaksin Hepatitis A adalah 6-36 bulan.
11. Jadwal Imunisasi Bayi Usia 24 Bulan
Untuk anak yang berusia 24 bulan, harus mendapatkan dosis kedua vaksin JE. Ditambah lagi dengan pemberian vaksin Tifoid.
Vaksin Tifoid diberikan untuk mencegah penyakit tifus atau yang sering dikenal sebagai penyakit tipes.
Tak Perlu Takut dengan Efek Samping Imunisasi
Hingga saat ini masih banyak orang tua yang khawatir untuk memberikan imunisasi pada anak.
Beberapa yang menyebabkan kekhawatiran adalah adanya efek samping yang ditimbulkan. Efek samping yang umum terjadi pascaimunisasi adalah demam, pusing, dan nyeri pada area suntikan.
Akan tetapi, efek samping yang ditimbulkan umumnya ringan.
Sementara penelitian telah membuktikan bahwa manfaat yang dihasilkan dari imunisasi lebih besar daripada efek sampingnya.
Parents bisa berkonsultasi ke dokter bila efek samping imunisasi terjadi lebih dari tiga hari untuk mendapatkan solusi.
Selain Jadwal Imunisasi Bayi 0-24 Bulan, Parents Juga Patut Perhatikan Ini Saat Membawa Anak Imunisasi
Agar imunisasi berjalan dengan lancar dan efek samping yang dialami seminimal mungkin, ada beberapa hal yang sebaiknya Parents lakukan, yaitu:
- Pastikan anak dalam keadaan sehat
- Anak tidur cukup di malam hari sebelum imunisasi
- Buat perjanjian dengan layanan imunisasi. Hal ini dilakukan agar anak tidak perlu menunggu giliran terlalu lama untuk diimunisasi
- Bawa buku catatan imunisasi anak sehingga imunisasi yang dilakukan bisa tercatat dan Parents tidak akan kelewatan jadwal imunisasi anak berikutnya
- Pakaikan anak dengan pakaian yang nyaman dan memudahkan proses imunisasi
- Sampaikan dengan dokter mengenai efek samping yang terjadi pada pemberian imunisasi sebelumnya agar dokter bisa berupaya untuk meminimalkan efek samping selanjutnya
- Sampaikan pada anak mengenai proses imunisasi yang akan ia jalani agar anak memiliki gambaran, serta hindari untuk berbohong pada anak
- Tetap tenang dan dampingi anak saat melakukan imunisasi
Yang perlu Parents pahami adalah imunisasi memang tidak dapat mencegah penyakit hingga 100 persen. Namun, wajib dilakukan untuk mencegah risiko anak tertular penyakit.
Kalaupun anak tetap mengalaminya, gejala yang ditimbulkan akan lebih ringan dibandingkan saat anak belum diimunisasi.
Lakukan juga pola hidup bersih dan sehat serta mengonsumsi makanan bergizi seimbang agar daya tahan tubuh anak semakin kuat.
Jangan sampai lupa jadwal imunisasi bayi 0-24 bulan, ya, Parents!
Artikel telah ditinjau oleh:
dr. Gita Permatasari
Dokter Umum dan Konsultan Laktasi
Jika Parents ingin berdiskusi seputar pola asuh, keluarga, dan kesehatan serta mau mengikuti kelas parenting gratis tiap minggu bisa langsung bergabung di komunitas Telegram theAsianparent.
Baca juga:
8 Tips Menenangkan Anak Saat Imunisasi yang Bisa Parents Lakukan