X
theAsianparent Indonesia Logo
theAsianparent Indonesia Logo
kemendikbud logo
Panduan ProdukMasuk
  • Kehamilan
    • Kalkulator perkiraan kelahiran
    • Tips Kehamilan
    • Trimester Pertama
    • Trimester Kedua
    • Trimester Ketiga
    • Melahirkan
    • Menyusui
    • Kehilangan bayi
    • Project Sidekicks
  • Artikel Premium
  • Breastfeeding Week 2023
  • Cari nama bayi
  • Perawatan Ibu dan Bayi
  • Kulit Bayi
  • Rangkaian Edukasi
    • Pengasuhan Anak
    • Edukasi Prasekolah
    • Edukasi Sekolah Dasar
    • Edukasi Remaja
  • TAPpedia
  • TAP Rekomendasi
  • Anak
    • Bayi Baru Lahir
    • Bayi
    • Balita
    • Prasekolah
    • Anak
    • Praremaja & Remaja
  • Parenting
    • Keluarga
    • Pernikahan
    • Seks
    • Berita Terkini
  • Kesehatan
    • COVID-19
    • Info Sehat
    • Penyakit
    • Vaksinasi
    • Kebugaran
  • Gaya Hidup
    • Korea Update
    • Hiburan
    • Travel
    • Fashion
    • Kebudayaan
    • Kecantikan
    • Keuangan
    • Marvelous Asian Mums Special 2021
  • Nutrisi
    • Resep
    • Makanan & Minuman
    • Sarapan Bergizi
  • Belanja
  • Ayah manTAP!
    • Kesehatan Ayah
    • Kehidupan Ayah
    • Aktivitas Ayah
    • Hobi
  • VIP
  • Awards
    • TAP x Tokopedia Awards 2023

4 Jenis Imunisasi untuk Balita 18 Bulan dan Dampaknya jika Terlambat Diberikan

Ditinjau secara medis
Sebuah tim profesional bersertifikat dan diakui di bidang kesehatan yang meninjau semua informasi yang berkaitan dengan kesehatan kehamilan dan kesehatan dan tumbuh kembang anak di theAsianparent. Tim ini terdiri dari dokter spesialis obstetri dan ginekologi, dokter anak, spesialis penyakit menular, doula, konsultan laktasi, redaktur profesional, dan kontributor dengan lisensi khusus.
Pelajari Lebih Lanjut
oleh
dr. Gita Permatasari

Ditinjau secara medis oleh

dr. Gita Permatasari

dr. Gita Permatasari bertugas di RSPP sebagai Dokter Umum, Medical Check Up Examiner, dan Konsultan Laktasi. Ia juga menjadi Manajer Pelayanan Pasien yang berkoordinasi dengan dokter spesialis dan perawat terkait kondisi pasien, termasuk berkoordinasi dengan asuransi terkait penjaminan pasien. Sebelumnya, dr. Gita melayani pasien di Klinik Ajiwaras, Cilandak KKO.

Temui Dewan Peninjau kami
Bacaan 10 menit

Sudahkah Parents memberikan imunisasi lengkap untuk buah hati yang saat ini sudah berusia 18 bulan? Imunisasi atau vaksinasi adalah cara paling mudah dan efisien dalam melindungi si kecil yang sistem kekebalan tubuhnya masih belum berkembang sempurna dari berbagai penyakit yang berisiko mematikan, tidak terkecuali imunisasi 18 bulan.

Mengutip dari situs Sehat Negeriku oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, terdapat sekitar 1,7 juta anak yang belum mendapatkan imunisasi atau belum lengkap status imunisasinya sejak tahun 2014 hingga 2016.

Kemenkes sendiri memiliki program yaitu imunisasi rutin lengkap yang terdiri dari pemberian imunisasi dasar dan lanjutan. Imunisasi dasar adalah imunisasi yang diberikan kepada bayi di bawah usia 1 tahun. Sementara imunisasi lanjutan dilakukan untuk mempertahankan tingkat kekebalan yang optimal dan dimulai sejak usia 18 bulan atau ketika anak mencapai usia baduta (bayi di bawah dua tahun).

Apa saja jenis imunisasi yang perlu diberikan untuk anak berusia 18 bulan? Berikut adalah penjelasannya.

Artikel Terkait: Beberapa Cara Agar Imunisasi Jadi Lebih Menyenangkan

Table of Contents

  • Imunisasi Balita 18 Bulan
  • Dampak Imunisasi 18 Bulan
  • Imunisasi 18 Bisa Didapatkan di Mana?
  • Batas Waktu Imunisasi 18 Bulan
  • Bagaimana Jika Terlambat?
  • Pertanyaan Populer Terkait Imunisasi 18 Bulan 

4 Jenis Imunisasi untuk Balita Usia 18 Bulan

4 Jenis Imunisasi untuk Balita 18 Bulan dan Dampaknya jika Terlambat Diberikan

Sumber: Freepik

1. Haemophilus influenzae Type B (Hib)

Di Indonesia, vaksin Hib diberikan pada usia 2,4 dan 6 bulan sebagai bagian dari imunisasi dasar. Di usia 18 bulan, vaksin lanjutan atau booster Hib kembali diberikan.

Mengutip dari situs resmi Centers for Disease Control and Prevention (CDC), penyakit Haemophilus influenzae adalah nama untuk segala penyakit yang disebabkan oleh bakteri bernama H. influenzae. Bakteri ini hidup di hidung dan tenggorokan manusia, dan biasanya tidak berbahaya. Namun, bakteri tersebut terkadang dapat berpindah ke bagian lain dari tubuh dan menyebabkan infeksi

Seseorang dapat menyebarkan bakteri H. influenzae, termasuk Hib, kepada orang lain melalui droplet. Pasien yang terinfeksi menyebarkan bakteri melalui batuk atau bersin, yang menyebarkan droplet yang mengandung bakteri. Orang lain bisa sakit jika mereka menghirup tetesan droplet tersebut.

Orang yang tidak sakit, tetapi memiliki bakteri di hidung dan tenggorokannya, masih dapat menyebarkan bakteri tersebut. Bakteri juga dapat menyebar ke orang yang memiliki kontak dekat atau lama dengan penderita penyakit H. influenzae.

Penyakit yang disebabkan oleh bakteri H. influenzae, termasuk Hib, ini kebanyakan terjadi pada anak-anak di bawah 5 tahun, dewasa usia 65 tahun atau lebih. Dan untuk orang dengan kondisi medis tertentu seperti penyakit sel sabit, asplenia, infeksi HIV, dan/atau kanker yang memerlukan pengobatan dengan kemoterapi.

Terlepas dari namanya, H. influenzae tidak menyebabkan influenza (flu), tetapi jenis penyakit invasif yang paling umum yang disebabkan oleh bakteri H. influenzae adalah:

  • Pneumonia (infeksi paru-paru)
  • Infeksi aliran darah
  • Meningitis (pembengkakan selaput otak dan sumsum tulang belakang)
  • Epiglotitis (pembengkakan di tenggorokan)
  • Selulitis (infeksi kulit)
  • Artritis menular (radang sendi)
  1. influenzae juga dapat menjadi penyebab umum infeksi telinga pada anak-anak dan bronkitis pada orang dewasa.

Apabila terjangkit dan sudah dilakukan pengobatan yang tepat, beberapa infeksi H. influenzae dapat menyebabkan komplikasi kesehatan jangka panjang atau kematian.

Misalnya, infeksi aliran darah dapat menyebabkan kehilangan anggota badan. Meningitis dapat menyebabkan kerusakan otak atau gangguan pendengaran.

Vaksin dapat mencegah satu jenis penyakit H. influenzae (tipe b atau Hib). Namun, vaksin Hib tidak mencegah penyakit yang disebabkan oleh jenis H. influenzae lainnya.

2. MMR

Vaksin MMR adalah vaksin gabungan yang aman dan efektif melindungi terhadap 3 penyakit serius yaitu:

  • Campak (Measles)

Campak adalah infeksi yang menyebar dengan sangat mudah dan dapat menyebabkan masalah serius pada kelompok tertentu misalnya bayi dan mereka yang memiliki sistem imun lemah.

Penyakit ini dapat menyebabkan masalah serius jika menyebar ke bagian lain dari tubuh, seperti paru-paru atau otak. Masalah yang dapat disebabkan oleh campak antara lain radang paru-paru, meningitis, kebutaan, dan kejang.

  • Penyakit Gondok (Mumps)

Gondongan adalah infeksi virus menular yang biasa terjadi pada anak-anak sebelum ditemukannya vaksin MMR pada tahun 1988. Ciri-ciri gondongan paling umum adalah pembengkakan yang menyakitkan di sisi wajah di bawah telinga (tempat kelenjar parotis).

Gondongan biasanya berlalu tanpa menyebabkan masalah serius pada kesehatan seseorang. Komplikasi serius jarang terjadi, tetapi gondong berisiko menyebabkan meningitis jika virus telah berpindah ke lapisan luar otak.

Komplikasi lainnya termasuk pembengkakan testis atau ovarium (jika orang yang terkena telah melewati masa pubertas). Saat ini masih belum ditemukan obat untuk gondong, tetapi infeksi akan hilang dalam 1 atau 2 minggu.

Sebagian besar kasus gondong terjadi pada orang dewasa yang tidak menerima vaksin MMR sebagai bagian dari jadwal vaksinasi masa kanak-kanak mereka dan belum pernah terkena gondong saat masih kecil.

  • Rubella (Campak Jerman)

Rubella atau campak jerman adalah penyakit langka yang menyebabkan ruam kemerahan, yang dimulai di wajah atau di belakang telinga dan menyebar ke leher dan tubuh.

Penyakit ini biasanya membaik dalam waktu sekitar satu minggu, tetapi rubella dapat menjadi serius bagi sebagian orang jadi apabila terkena, kita harus berusaha menghindari penyebarannya kepada orang lain.

Jika ibu hamil terkena rubella, maka virus tersebut dapat menyerang bayi yang ada di dalam kandungan. Akibatnya, ibu hamil dapat mengalami keguguran atau masalah kesehatan serius pada janin seperti gangguan penglihatan, pendengaran, jantung, atau otak.

Risiko komplikasi kesehatan ini paling tinggi jika ibu hamil terkena rubella di tahap awal kehamilan atau trimester pertama.

Penyakit-penyakit ini adalah kondisi yang sangat menular yang dapat dengan mudah menyebar di antara orang-orang yang tidak divaksinasi.

Dua dosis vaksin MMR memberikan perlindungan terbaik terhadap campak, gondok dan rubella. Pada usia 18 bulan, anak dapat diberikan vaksin MR (untuk mencegah campak dan rubella) atau MMR (untuk mencegah ketiganya).

Sumber: Freepik[/caption]

Cerita mitra kami
Kurang Zat Besi Bisa Sebabkan Gangguan Pertumbuhan Anak, Cek Fakta Lengkapnya!
Kurang Zat Besi Bisa Sebabkan Gangguan Pertumbuhan Anak, Cek Fakta Lengkapnya!
Fungsi Zat Besi untuk Anak dalam Cegah Anemia dan Gangguan Kognisi
Fungsi Zat Besi untuk Anak dalam Cegah Anemia dan Gangguan Kognisi
Cara Memenuhi Kebutuhan Zat Besi Anak 1 Tahun Menurut Dokter Spesialis Anak
Cara Memenuhi Kebutuhan Zat Besi Anak 1 Tahun Menurut Dokter Spesialis Anak
5 Kunci Dukung Kecerdasan Anak dan Tumbuh Kembang Optimal
5 Kunci Dukung Kecerdasan Anak dan Tumbuh Kembang Optimal

Artikel Terkait: 8 Tips Menenangkan Anak Saat Imunisasi yang Bisa Parents Lakukan

3. Varisela

Vaksin varisela melindungi anak terhadap cacar air (varicella) yaitu penyakit virus yang umum di kalangan anak-anak dan sangat menular. Vaksin ini dapat diberikan mulai umur 12 hingga 18 bulan, dan diberikan sebanyak 2 dosis dengan interval 6 minggu sampai 3 bulan.

Kadang-kadang vaksin varicella diberikan dalam kombinasi dengan vaksin untuk campak, gondok, dan rubella dalam vaksin yang disebut MMRV.

Cacar air adalah penyakit yang sangat menular yang disebabkan oleh virus varicella-zoster (VZV). Penyakit ini dapat menyebabkan ruam yang gatal dan seperti melepuh. Ruam pertama kali akan muncul di dada, punggung, dan wajah, lalu menyebar ke seluruh tubuh dan menyebabkan antara 250 dan 500 lepuh yang terasa gatal.

Cacar air bisa menjadi serius, terutama pada bayi, remaja, dewasa, ibu hamil, dan orang dengan tubuh yang memiliki kemampuan rendah untuk melawan kuman dan penyakit atau sistem kekebalan yang lemah.

Komplikasi serius dari cacar air meliputi:

  • Infeksi bakteri pada kulit dan jaringan lunak pada anak-anak, termasuk infeksi streptokokus Grup A
  • Infeksi paru-paru (pneumonia)
  • Masalah perdarahan (komplikasi hemoragik)
  • Infeksi atau pembengkakan otak (ensefalitis, ataksia serebelar)
  • Infeksi aliran darah (sepsis)
  • Dehidrasi

Beberapa orang dengan komplikasi serius dari cacar air perlu dirawat di rumah sakit. Cacar air juga dapat menyebabkan kematian, tetapi kematian akibat cacar air sangat jarang sekarang karena adanya program vaksin. Oleh karena itu, cara terbaik untuk mencegah cacar air adalah dengan mendapatkan vaksin varisela.

4. DPT

DPT adalah vaksin yang membantu anak-anak di bawah usia 7 tahun untuk mengembangkan kekebalan terhadap tiga penyakit mematikan yang disebabkan oleh bakteri, yaitu:

  • Difteri

Difteri merupakan penyakit saluran pernapasan yang dapat menyebabkan gangguan pernapasan, kelumpuhan, gagal jantung, dan kematian. Penyakit ini sangat menular dan disebarkan melalui batuk dan bersin.

  • Batuk Rejan (Pertusis)

Pertusis juga merupakan penyakit yang sangat menular dan menyebabkan kejang batuk yang sangat parah sehingga jika terjadi pada bayi maka ia akan sulit untuk makan, minum, atau bahkan bernapas. Penyakit ini dapat menyebabkan komplikasi serius seperti pneumonia, kejang, kerusakan otak, dan kematian.

  • Tetanus

Tetanus disebabkan oleh bakteri yang sering ditemukan di tanah. Begitu memasuki tubuh, bakteri tersebut akan melepaskan racun yang menyerang sistem saraf, menyebabkan kejang otot dan kematian jika tidak segera diobati.

Vaksin DPT diberikan pada umur 2, 3, 4 bulan atau 2, 4, 6 bulan. Booster pertama untuk vaksin ini akan diberikan pada umur 18 bulan.

Artikel Terkait: Imunisasi dalam Islam Boleh Dilakukan, Ini Hukumnya

Dampak Imunisasi 18 Bulan

4 Jenis Imunisasi untuk Balita 18 Bulan dan Dampaknya jika Terlambat Diberikan

Salah satu imunisasi wajib yang diberikan pada anak usia 18 bulan adalah imunisasi DPT. Kemungkinan imunisasi ini akan menimbulkan dampak seperti demam ringan, bengkak di bekas suntikan, kemerahan dan rasa nyeri pada area bekas suntikan. Anak Anda juga akan terlihat lelah dan lebih rewel dari biasanya. 

Halodoc menjelaskan, efek samping imunisasi pada bayi ini biasanya terjadi antara 1 sampai 3 hari setelah menerima imunisasi. Bila anak demam, Anda bisa memberikan parasetamol untuk meredakan demam dan nyeri pada anak. Hindari memberikan aspirin, karena dapat menimbulkan gangguan kesehatan anak, seperti kerusakan hati dan otak. 

Imunisasi 18 Bisa Didapatkan di Mana?

Buah hati Anda bisa mendapatkan imunisasi 18 bulan di puskesmas, rumah sakit, klinik kesehatan atau juga posyandu di wilayah tempat tinggal Anda. 

Batas Waktu Imunisasi 18 Bulan

Baiknya imunisasi diberikan sesuai jadwal, dengan kata lain sesuai dengan perkembangan usia buah hati Anda. 

Berikut ini jadwal imunisasi yang direkomendasikan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI): 

  • Bayi baru lahir (kurang dari 24 jam) = Hepatitis B (HB-1) 
  • 0 – 1 bulan = BCG + OPV 0 
  • 2 bulan = DPT-HiB 1, Polio 1 (OPV), HB-2, Rotavirus, PCV 1
  • 3 bulan = DPT-HiB 2, Polio 2 (OPV), HB-3  
  • 4 bulan = DPT-HiB 3, Polio 3 (IPV), HB-4, Rotavirus 2, PCV 2
  • 6 bulan = Rotavirus 3, PCV 3, Influenza 1
  • 9 bulan = vaksin MR 1 (vaksin campak)
  • 18 bulan = DTP-Hib Booster, HB Booster, Polio Booster

Bagaimana Jika Terlambat?

4 Jenis Imunisasi untuk Balita 18 Bulan dan Dampaknya jika Terlambat Diberikan

Sumber: Freepik

Tidak menutup kemungkinan bahwa bisa saja anak melewatkan jadwal imunisasinya. Misalnya anak sakit ketika jadwal vaksin tiba atau orangtua lupa.

Lalu, bagaimana jika anak terlambat imunisasi?

Mengutip dari penjelasan dr. Soraya Haji Muhammad, Dokter Konsultan Vaksinasi Imuni, jika anak melewatkan jadwal imunisasinya, tidak apa-apa diberikan terlambat. arents tetap harus membawa si kecil ke fasilitas kesehatan karena sebagian besar imunisasi bisa diberikan meski terlambat. 

Intinya, pemberian imunisasi yang tidak sesuai jadwal atau terlambat bukan hambatan dalam melanjutkan imunisasi. 

“Imunisasi yang dilakukan terlambat tetap masih bisa diberikan, hanya saja semakin mengulur waktu untuk imunisasi, perlindungan pada anak juga semakin tidak optimal dari penyakit yang dapat dicegah oleh imunisasi,” ungkapnya.

Jadi, usahakan untuk selalu mengingat jadwal imunisasi buah hati Anda, ya, Parents. 

Pertanyaan Populer Terkait Imunisasi 18 Bulan 

4 Jenis Imunisasi untuk Balita 18 Bulan dan Dampaknya jika Terlambat Diberikan

Imunisasi 18 bulan apakah wajib? 

Ya, tentu saja, Parents. Masuk usia 18 bulan, buah hati Anda wajib mendapatkan imunisasi lanjutan, di antaranya Hib, MMR, Varisela, dan DPT. 

Berapa kali suntik imunisasi 18 bulan? 

Di usia 18 bulan, bayi akan mendapatkan 4 jenis imunisasi, yaitu Hib, MMR, Varisela, dan DPT. Dengan kata lain, si kecil akan mendapatkan 4 kali suntikan untuk 4 jenis imunisasi yang berbeda.  

Di mana letak imunisasi 18 bulan? 

Setelah anak berusia lebih dari 1 tahun, umumnya suntikan imunisasi diberikan di otot (intramuscular/IM) lengan atas, seperti  DPT dan Hib (pada anak usia di bawah 1 tahun diberikan di otot paha). Untuk MMR dan Varisela bisa diberikan di otot lengan atas. 

***

Itulah beberapa jenis imunisasi yang sebaiknya diberikan untuk anak usia 18 bulan. Sudahkah buah hati Anda mendapatkan semuanya?

Artikel diperbaharui oleh: Ester Sondang

Sumber:

Bolehkah Bayi Mendapat Imunisasi Lebih Cepat dari Jadwal? Ini Penjelasan Dokter

https://id.theasianparent.com/bolehkah-imunisasi-lebih-cepat-dari-jadwal

Jadwal Imunisasi IDAI 2020

https://www.idai.or.id/tentang-idai/pernyataan-idai/jadwal-imunisasi-idai-2020

Berikan Anak Imunisasi Rutin Lengkap, Ini Rinciannya

https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/umum/20180428/5625737/berikan-anak-imunisasi-rutin-lengkap-rinciannya/

Haemophilus influenzae Disease (Including Hib)

https://www.cdc.gov/hi-disease/about/types-infection.html

MMR (measles, mumps and rubella) vaccine

https://www.nhs.uk/conditions/vaccinations/mmr-vaccine/

Mumps

https://www.nhs.uk/conditions/mumps/

Rubella (german measles)

https://www.nhs.uk/conditions/rubella/

Measles

https://www.nhs.uk/conditions/measles/

Chickenpox (Varicella) Complications

https://www.cdc.gov/chickenpox/about/complications.html

DTaP and Tdap Vaccines

https://www.webmd.com/children/vaccines/dtap-and-tdap-vaccines

Baca Juga:

Cek Jadwal Lengkap Imunisasi Anak Terbaru dan Cara Mengatasi Efek Sampingnya

Imunisasi Td adalah Cara Mencegah Difteri, Berikut Penjelasannya!

Jadwal Imunisasi Bayi Usia 0-24 Bulan Sesuai Arahan IDAI

 

 

 

Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.

img
Penulis

Annisa Pertiwi

Diedit oleh:

Finna Prima Handayani

Diulas oleh:

dr.Gita Permatasari

  • Halaman Depan
  • /
  • Balita
  • /
  • 4 Jenis Imunisasi untuk Balita 18 Bulan dan Dampaknya jika Terlambat Diberikan
Bagikan:
  • 10 Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan Anak

    10 Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan Anak

  • Kurang Zat Besi Bisa Sebabkan Gangguan Pertumbuhan Anak, Cek Fakta Lengkapnya!
    Cerita mitra kami

    Kurang Zat Besi Bisa Sebabkan Gangguan Pertumbuhan Anak, Cek Fakta Lengkapnya!

  • Fungsi Zat Besi untuk Anak dalam Cegah Anemia dan Gangguan Kognisi
    Cerita mitra kami

    Fungsi Zat Besi untuk Anak dalam Cegah Anemia dan Gangguan Kognisi

  • 10 Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan Anak

    10 Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan Anak

  • Kurang Zat Besi Bisa Sebabkan Gangguan Pertumbuhan Anak, Cek Fakta Lengkapnya!
    Cerita mitra kami

    Kurang Zat Besi Bisa Sebabkan Gangguan Pertumbuhan Anak, Cek Fakta Lengkapnya!

  • Fungsi Zat Besi untuk Anak dalam Cegah Anemia dan Gangguan Kognisi
    Cerita mitra kami

    Fungsi Zat Besi untuk Anak dalam Cegah Anemia dan Gangguan Kognisi

Daftarkan email Anda sekarang untuk tahu apa kata para ahli di artikel kami!
  • Kehamilan
    • Tips Kehamilan
    • Trimester Pertama
    • Trimester Kedua
    • Trimester Ketiga
    • Melahirkan
    • Menyusui
  • Tumbuh Kembang
    • Bayi Baru Lahir
    • Bayi
    • Balita
    • Prasekolah
    • Praremaja
    • Usia Sekolah
  • Parenting
    • Pernikahan
    • Berita Terkini
    • Seks
    • Keluarga
  • Kesehatan
    • Penyakit
    • Info Sehat
    • Vaksinasi
    • Kebugaran
  • Gaya Hidup
    • Keuangan
    • Travel
    • Fashion
    • Hiburan
    • Kecantikan
    • Kebudayaan
  • Lainnya
    • TAP Komuniti
    • Beriklan Dengan Kami
    • Hubungi Kami
    • Jadilah Kontributor Kami
    • Tag Kesehatan


  • Singapore flag Singapore
  • Thailand flag Thailand
  • Indonesia flag Indonesia
  • Philippines flag Philippines
  • Malaysia flag Malaysia
  • Sri-Lanka flag Sri Lanka
  • India flag India
  • Vietnam flag Vietnam
  • Australia flag Australia
  • Japan flag Japan
  • Nigeria flag Nigeria
  • Kenya flag Kenya
© Copyright theAsianparent 2023. All rights reserved
Tentang Kami|Tim Kami|Kebijakan Privasi|Syarat dan Ketentuan |Peta situs
  • Fitur
  • Artikel
  • Beranda
  • Jajak

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti

theAsianparent heart icon
Kami ingin mengirimkan Anda informasi terbaru seputar perawatan dan kesehatan bayi.