Imunisasi dan efek sampingnya
Sudahkah anak Anda di-imunisasi? Ada beberapa isu yang sering dipercaya oleh orangtua terhadap imunisasi atau vaksin, sehingga orangtua cenderung untuk tidak melakukannya sesuai jadwal yang telah ditentukan.
Sebelumnya orangtua harus memahami lebih jauh mengenai vaksin dan efek sampingnya sebelum mengambil keputusan untuk tidak memberikan vaksin yang diperlukan anak berdasarkan isu-isu dan ketakutan-ketakutan yang tidak beralasan yang nantinya akan membahayakan nyawa anak.
Pentingnya imunisasi bagi anak
Imunisasi atau vaksin merupakan investasi masa depan bagi anak, karena dengan vaksin anak akan terhindar dari penyakit serta infeksi berbahaya. Anak-anak Anda akan memiliki kesempatan beraktifitas, bermain dan belajar tanpa terganggu oleh masalah kesehatan.
Kekuatiran yang dirasakan orangtua berdasarkan informasi yang kini dapat dengan mudahnya didapat dari makin canggihnya dunia infomasi teknologi. Maka tak heran orangtua sering menanyakan seputar efek samping dari pemberian vaksinasi. Bahkan tak sedikit diantara mereka mengambil jalan aman dengan hanya memberikan imunisasi standar pada anak.
Dapatkan jadwal imunisasi di halaman berikut ini:
Saat ini Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) hanya mengeluarkan satu petunjuk jadwal imunisasi, yang terakhir adalah jadwal imunisasi 2014. Jadwal tersebut merupakan kajian Satgas Imunisasi IDAI yang disesuaikan dengan kebutuhan anak Indonesia. Klik tabel di bawah ini untuk memperbesar :
Jadwal Imunisasi IDAI 2014, KLIK untuk memperbesar.
Menurut dr. Hardiono D. Pusponegoro SpA(K) melalui salah satu majalah anak di Indonesia mengatakan bahwa imunisasi sangat baik untuk anak, karena akan merangsang tubuh anak untuk menghasilkan kekebalan alami terhadap penyakit. Dan jika dilakukan dengan baik dan benar, maka perlindungan dan kekebalan hampir 100% akan didapatkan.
Penting! Baca juga efek samping imunisasi di halaman berikut ini :
Efek samping Imunisasi
Ketakutan efek samping sesudah imunisasi kerap mendera di dalam benak dan hati orangtua. Tapi sesungguhnya efek samping dari imunisasi pada umumnya sangat sedikit dan biasanya hanya demam, tapi itupun dapat dikurangi dengan pemberian vaksin tanpa panas.
Namun bukan berarti 100% bebas panas. Ada beberapa kasus anak tetap mengalami demam ringan setelah suntikan dan biasanya sangat ringan menurut dr. Hardiono D. Pusponegoro SpA(K). Keampuhan vaksin tanpa panas dengan vaksin biasa adalah sama, yang membedakan hanya harga saja, vaksin tanpa panas cenderung lebih mahal.
Isu imunisasi MMR dan efek sampingnya yaitu autis merupakan isu lama yang sudah dibantah melalui beberapa penelitian. Tidak ada hubungan antara vaksin MMR dan autisme. dr.Dedi Ria SpA menyarankan untuk menunggu anak hingga lancar berbicara (umur 2 tahun lebih) untuk lebih aman baik untuk orangtua agar tidak kuatir dan untuk anak agar mengurangi efek samping.
Komite Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI)
Indonesia sendiri memiliki komite khusus yang bertugas mengurus efek samping dari imunisasi atau Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) atau disebut juga dengan Komite Nasional KIPI. Komite tersebut bertugas memantau dan menanggulangi apabila terjadi efek samping dan membuktikan apakah penyebabnya oleh vaksin tersebut atau bukan.
Selanjutnya tentang gejala yang mungkin terjadi, di halaman berikut :
Sebagian besar kasus pada KIPI bukan disebabkan oleh vaksin. Banyak di antaranya terjadi karena kesalahan tehnik pembuatan, pengadaan dan distribusi serta penyimpanan vaksin. Juga dari kesalahan prosedur dan tehnik pelaksanaan imunisasi yang timbul karena kebetulan.
Gejala klinis dapat timbul dengan cepat dan lambat dan dapat dibagi menjadi gejala lokal, gejala susunan saraf pusat dan lain-lainnya
1. Reaksi KIPI Lokal, dengan gejala klinis:
⁃ Abses pada tempat suntikan
⁃ Limfadenitis
⁃ Reaksi lokal lain yang berat, misalnya selulitis, BCG-itis
2. Reaksi KIPI pada Susunan Saraf Pusat, dengan gejala klinis:
⁃ Kelumpuhan akut
⁃ Ensefalopati
⁃ Ensefalitis
⁃ Meningitis
⁃ Kejang
3. Reaksi KIPI Lain-lain, dengan gejala klinis:
⁃ Reaksi alregi: urtikaria, dermatitis, edema
⁃ Reaksi anafilaksis
⁃ Syok anafilaksis
⁃ Artralgia
⁃ Demam tinggi >38,5ºC
⁃ Episode hipotensif-hiporesponsif
⁃ Osteomielitis
⁃ Menangis menjerit yang terus menerus (3jam)
⁃ Sindrom syok septik
(sumber: bumn.go.id/biofarma)
Setelah membaca informasi di atas, maka sebaiknya orangtua menjadi lebih teliti dan jeli dalam imunisasi bukan malah menghindarinya, terutama proses ketika sebelum imunisasi. Hal-hal yang harus diperhatikan adalah:
- Anak dalam kondisi sehat
- Pastikan penyimpanan vaksin dalam kondisi baik (biasanya diletakkan dalam suhu rendah agar komposisi vaksin tetap baik)
- Pastikan jarum yang digunakan steril dan baru
- Selalu tanyakan lebih mendetail kepada dokter mengenai vaksin yang akan diberikan juga tindakan pertama yang harus dilakukan jika efek samping itu ada.
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.