Tahukah Bunda kalau stunting masih menjadi salah satu masalah gizi yang banyak dialami anak-anak Indonesia? Menurut hasil survei dari Status Gizi Indonesia (SGI) 2022 yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan RI menunjukkan sebanyak 21,6% anak Indonesia mengalami stunting. Padahal menurut standar WHO, prevalensi stunting seharusnya berada di angka kurang dari 20%. Inilah sebabnya penting untuk memenuhi nutrisi anak dengan makanan untuk mencegah stunting.
Stunting umumnya terjadi pada 1000 hari pertama kehidupan (HPK) anak. Bila anak tidak mendapatkan gizi yang cukup dan seimbang pada masa ini, maka si Kecil berpotensi mengalami stunting yaitu gangguan pertumbuhan di mana tinggi badan anak lebih dari standar usianya. Hal ini tentu akan menghambat tumbuh kembang anak saat ia dewasa nanti. Jadi, untuk mencegah dan mengatasi stunting, salah satu hal terpenting yang harus dilakukan orang tua adalah memberikan makanan bergizi yang dapat memenuhi kebutuhan nutrisi harian anak.
Makanan Bergizi Tinggi untuk Mencegah Stunting
Pencegahan stunting sebaiknya dimulai sedini mungkin, yaitu di periode MPASI si Kecil. Dengan memberikan bahan makan bergizi dan kaya akan nutrisi sebagai menu MPASI si Kecil, Bunda dapat mencegah si Kecil dari risiko stunting. Yuk, simak apa saja bahan makanan bergizi tinggi yang bisa jadi pilihan Bunda untuk bahan MPASI si Kecil.
1. Daging Sapi
Lauk hewani merupakan bahan makanan yang sebaiknya diutamakan bagi si Kecil yang memulai MPASI. Menurut Kementerian Kesehatan RI lewat program Isi Piringku, bagi bayi usia 6-8 bulan, jumlah daging sapi dalam satu piring MPASI yang dianjurkan adalah sekitar 30 gr atau 3 sdm. Daging sapi merupakan lauk hewani dengan kandungan protein tinggi, serta mengandung zat besi dan lemak yang baik untuk tumbuh kembang si Kecil.
2. Ikan
Sebagai negara dengan sumber daya alam di bidang kelautan yang besar, ikan adalah lauk hewani yang mudah ditemukan. Selain itu, ikan memiliki banyak jenis sehingga Bunda bisa menyajikan berbagai jenis ikan agar menu MPASI si Kecil jadi semakin beragam dan tetap bergizi tinggi. Beberapa jenis ikan, misalnya ikan kembung dan ikan lele, memiliki harga yang terjangkau sehingga Bunda tak perlu khawatir harus mengeluarkan banyak biaya saat mengolah menu MPASI si Kecil. Untuk memenuhi kebutuhan gizi si Kecil usia 6-8 bulan, Bunda bisa menyajikan sebanyak 40 gr atau 4 sdm dalam sepiring MPASI anak.
3. Hati Ayam
Hati ayam adalah salah satu bahan makanan yang baik untuk menu MPASI. Meski tidak sepopuler daging atau ayam, hati ayam sebenarnya memiliki sangat banyak kandungan nutrisi yang baik untuk tumbuh kembang anak. Selain tinggi protein dan zat besi yang dibutuhkan oleh si Kecil, hati ayam juga mengandung berbagai vitamin seperti vitamin A dan vitamin B12 yang baik untuk tubuh. Harga hati ayam juga tergolong lebih murah jika dibandingkan lauk hewani lainnya. Sebagai bahan MPASI, Kementerian Kesehatan RI menyarankan pemberian hati ayam sebanyak 35 gr atau 3,5 sdm dalam sepiring menu MPASI bayi usia 6-8 bulan.
4. Telur
Telur merupakan bahan baku yang juga mudah ditemukan dan sangat mudah diolah menjadi berbagai masakan untuk menu MPASI si Kecil. Bunda bisa memasukkan 1 butir telur dalam menu harian MPASI si Kecil untuk bantu memenuhi kebutuhan nutrisi anak. Umumnya telur yang dipakai sebagai menu MPASI adalah telur ayam, namun sebagai variasi, Bunda sebenarnya juga bisa memberikan telur puyuh atau telur bebek. Baik telur ayam, telur puyuh, serta telur bebek memiliki berbagai kandungan nutrisi seperti protein, vitamin, dan mineral yang bermanfaat untuk tumbuh kembang. Namun, pastikan telur yang Bunda berikan sebagai menu MPASI adalah telur segar dan dimasak hingga matang, ya.
5. Daging Ayam
Menurut rekomendasi program Isi Piringku dari Kementerian Kesehatan RI, daging ayam sebanyak 40 gr atau 4 sdm juga bisa menjadi alternatif lauk hewani untuk MPASI si Kecil usia 6-8 bulan. Seperti halnya lauk hewani lain, daging ayam juga memiliki kandungan protein yang tinggi serta berbagai vitamin yang dapat mendukung tumbuh kembang anak. Untuk si Kecil yang baru memulai MPASI, sebaiknya berikan sajian ayam tanpa tulang dan kulit.
Bagi si Kecil yang baru memulai MPASI, protein dalam bentuk lauk hewani memang lebih diprioritaskan karena mengandung berbagai nutrisi yang dibutuhkan untuk tumbuh kembang anak. Selain memerhatikan jenis lauk yang disajikan dalam menu MPASI si Kecil, Bunda juga perlu memberikan variasi tekstur sesuai tahapan usia dan variasi rasa makanan yang beragam untuk mendukung si Kecil mendapatkan makanan yang sehat bergizi. Misalnya, untuk anak usia 6-8 bulan, tekstur makanannya diawali dengan bubur kental dan kemudian di usia 9 bulan sudah bisa naik menjadi makanan lumat.
Variasi rasa juga perlu diberikan pada si Kecil sejak dini agar selera makannya tetap terjaga dan menghindari Gerakan Tutup Mulut (GTM) pada anak. Untuk menyajikan MPASI dengan berbagai rasa, Bunda bisa menambahkan bumbu ke dalam menu MPASI si Kecil. Tentunya, bumbu yang dipilih haruslah tanpa micin, tanpa pengawet dan pewarna, dan rendah garam untuk si Kecil, seperti Royco Kaldu Spesial kemasan hijau.
Royco Kaldu Spesial kemasan hijau adalah bumbu kaldu MPASI dengan variasi kaldu jamur dan kaldu ayam, cocok ditambahkan untuk memperkaya rasa MPASI karena tidak mengandung micin (non-msg), lebih rendah garam, tidak mengandung pengawet serta pewarna. Bunda tak perlu khawatir asupan bumbu si Kecil berlebih karena kandungan garam dalam Royco Kaldu Spesial Hijau sudah mengikuti Angka Kecukupan Gizi 2019 untuk resep MPASI 6 bulan, MPASI 9 bulan, dan MPASI 12 bulan. Temukan juga berbagai resep MPASI bergizi yang lezat untuk bantu cegah stunting pada anak dari Royco melalui laman Sajian MPASI Royco.
Memastikan si Kecil mendapatkan asupan makanan bergizi yang cukup adalah langkah penting dalam mencegah stunting. Dengan memberikan asupan MPASI yang bergizi dan kaya rasa, Bunda membantu memastikan si Kecil sehat serta tumbuh kembangnya optimal sejak dini.
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.