Penyakit disentri disebabkan oleh infeksi atau peradangan usus. Kondisi ini pada akhirnya menyebabkan diare yang disertai darah atau lendir pada penderitanya.
Secara umum, penyakit ini biasanya terjadi di lingkungan dengan sanitasi buruk. Namun, tidak dapat dipungkiri juga bahwa penyakit yang satu ini bisa menyerang siapa pun. Khususnya bagi mereka yang tidak pernah menjaga kebersihan diri.
Penyakit Disentri: Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasinya
Disentri merupakan penyakit peradangan usus, terutama usus besar, yang menyebabkan diare. Frekuensi buang air besar akan meningkat dengan konsistensi feses berbentuk lembek bahkan cair. Jika penderita mengalami dehidrasi, kondisi ini juga bisa berakibat fatal bagi kesehatan.
Mengutip Medical News Today, disentri terbagi menjadi dua jenis berdasarkan bakteri yang menginfeksi, yakni:
- Disentri basiler: Merupakan jenis disentri yang paling umum ditemui. Biasanya, disentri ini disebabkan oleh infeksi bakteri shigella. Tak hanya itu, jenis bakteri lain seperti Campylobacter, E. coli, dan salmonela yang biasanya terdapat di dalam makanan mentah juga kerap menyebabkan disentri basiler ini.
- Disentri amuba atau amoebiasis: Merupakan jenis disentri yang disebabkan oleh infeksi parasit bersel satu, yakni Entamoeba Histolytica. Parasit yang satu ini biasanya ditemukan di daerah dengan sanitasi buruk. Disentri amuba ini juga bisa saja menyebabkan komplikasi pada organ hati apabila tidak ditangani segera.
Faktor Risiko
Disentri bisa menyerang siapa saja, terutama mereka yang tinggal di lingkungan dengan sanitasi buruk. Selain itu, ada juga beberapa faktor risiko yang dapat menyebabkan disentri, di antaranya yaitu:
- Tidak menjaga kebersihan diri. Misalnya, tidak mencuci tangan sesudah buang air besar maupun kecil, atau pun sebelum makan.
- Mengonsumsi makanan dan air yang terkontaminasi kotoran manusia.
- Ketersediaan air bersih di lingkungan sangat kurang
- Tinggal di lingkungan yang berdekatan dengan pembuangan limbah
- Penggunaan pupuk tanaman yang berasal dari kotoran
- Mengonsumsi makanan mentah, atau pun tak sengaja memakan makanan yang sudah terkontaminasi parasit dan bakteri penyebab disentri
Gejala Penyakit Disentri
Disentri menimbulkan gejala yang cenderung ringan. Namun, penyakit ini bisa berakibat fatal apabila penderitanya mengalami dehidrasi.
Pada disentri basiler, gejala dari penyakit ini juga cenderung muncul dalam 1 hingga 3 hari setelah terinfeksi dan biasanya berlangsung hingga 7 hari. Sedangkan untuk penderita disentri amuba, gejala dapat timbul setelah 10 hari terinfeksi.
Melansir berbagai sumber, berikut merupakan beberapa gejala penyakit disentri yang umum terjadi:
- Perut kram dan nyeri
- Mual dan muntah
- Demam
- Diare berdarah dan mengeluarkan lendir
Lebih lanjut, seseorang yang terinfeksi disentri amuba juga biasanya mengalami gejala sebagai berikut:
- Perut nyeri
- Demam tetapi tubuh menggigil
- Diare encer, bisa disertai dengan darah, lendir, hingga nanah
- Terasa sakit saat buang air besar
- Merasa mudah lelah
- Sembelit
Diagnosis dan Cara Mengobati
Jika sudah merasakan gejala di atas, maka tidak ada salahnya untuk segera memeriksakan diri ke dokter agar penyakit tidak berkembang. Terlebih jika gejala yang dirasakan sudah meliputi demam tinggi, penurunan berat badan drastis, atau pun jantung berdebar.
Biasanya, dokter akan melakukan diagnosis dengan cara wawancara medis, pemeriksaan fisik dan penunjang seperti:
- Pemeriksaan sampel darah atau feses
- Melakukan USG perut
- Pemeriksaan kolonoskopi untuk mengetahui kondisi usus besar penderita
Setelah pasien terdiagnosis disentri, maka dokter kemudian akan memberikan beberapa terapi dan pengobatan berupa:
- Memberikan obat anti-nyeri
- Memberikan obat untuk meredakan kram perut dan diare
- Pemberian obat antibiotik sesuai dengan anjuran
- Melakukan terapi menggunakan cairan secara oral maupun intravena. Biasanya terapi ini diberikan kepada penderita yang mengalami dehidrasi karena diare
Komplikasi yang Bisa Terjadi
Rata-rata, gejala yang dirasakan penderita disentri cenderung ringan dan biasanya menghilang dengan sendirinya. Meski demikian, beberapa jenis disentri terutama yang disebabkan amuba bisa saja berkembang dan menimbulkan komplikasi.
Pada saat amuba menembus dinding usus, mereka dapat menyebar ke aliran darah dan dapat terus hidup dalam tubuh manusia. Pengobatan akan mengurangi risiko agar amuba tidak bertahan hidup.
Lebih lanjut, berikut merupakan komplikasi yang diakibatkan oleh disentri:
- Terjadinya infeksi darah, umum terjadi jika penderita memiliki sistem kekebalan tubuh yang rendah
- Meski jarang terjadi, kejang juga bisa menjadi komplikasi dari penyakit ini
- Post infectious arthritis akibat infeksi bakteri shigela flexneri. Gejalanya bisa berupa iritasi mata, nyeri sendi, sakit saat buang air kecil. Kondisi tersebut juga umumnya akan timbul beberapa bulan bahkan tahun setelah mengalami disentri
- Sindrom hemolitik uremik, saat infeksi bakteri shigella dysenteriae mengahislkan toxin atau racun yang dapat merusak sel darah merah
- Disentri amuba yang menyebar ke paru-paru dan otak pun akan berkembang menjadi abses hati bila tidak ditangani.
Upaya Pencegahan
Penyakit ini tentunya bisa dicegah secara dini. Beberapa upaya pencegahan yang bisa dilakukan di antaranya adalah:
- Selalu jaga kebersihan diri dan lingkungan. Biasakan cuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum makan, sesudah dari toilet, atau pun sebelum dan sesudah melakukan aktivitas.
- Selalu bersihkan lingkungan rumah, terutama toilet. Terlebih jika lokasi rumah dekat dengan pembuangan limbah.
- Konsumsi makanan dan minuman yang sudah matang.
- Mengonsumsi makanan sehat dengan gizi seimbang.
- Hindari menggunakan handuk atau alat kebersihan dengan orang lain.
- Hindari membeli makanan atau minuman di luar, terutama yang belum terjamin kebersihannya.
Nah, itulah penjelasan mengenai penyakit disentri beserta cara pengobatan dan upaya pencegahannya. Agar terhindar dari penyakit tersebut, menjaga kebersihan diri dan lingkungan merupakan hal utama yang harus dilakukan. Semoga informasi ini bermanfaat!
***
Baca juga:
Penting untuk Diketahui! 7 Efek Menopause pada Tubuh Perempuan
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.