Setiap orangtua akan lebih berhati-hati jika sang anak memiliki alergi terhadap suatu bahan makanan. Misalnya bayi alergi kacang. Parents patut mengetahui bagaimana gejala jika sang bayi memiliki gejala terhadap kacang.
Gejala Alergi Kacang
Melansir laman Mayo Clinic, respon alergi terhadap kacang bisa menimbulkan gejala, meliputi:
- Reaksi kulit, seperti gatal-gatal, kemerahan atau bengkak
- Gatal atau kesemutan di dalam atau di sekitar mulut dan tenggorokan
- Masalah pencernaan, seperti diare, kram perut, mual atau muntah
- Mengencangkan tenggorokan
- Sesak napas atau mengi
- Pilek.
Tak hanya itu, ketahui lebih dalam mengenai fakta tentang bayi alergi kacang berikut ini!
Artikel Terkait: Alergi Kacang: Penyebab, Gejala, hingga Cara Mengobatinya
Fakta Alergi Kacang pada Bayi
1. Gejala Bayi Alergi Kacang Sulit Dideteksi
Dr. Tiffany J. Owens, ahli alergi dan imunologi di The Ohio State University Wexner Medical Center dan asisten profesor di The Ohio State University College of Medicine mengatakan, sebagian besar dari kita akrab dengan tanda-tanda alergi kacang yang paling umum. Namun terkadang, tanda-tanda alergi kacang mungkin lebih samar.
“Sakit perut atau kantuk pada anak-anak yang belum dapat berbicara atau menggambarkan gejala mereka, mungkin akan diabaikan,” kata Dr. Owens.
Dr. Stephanie Leeds, ahli alergi anak di Yale New Haven Children’s Hospital menjelaskan bahwa beberapa tanda reaksi alergi yang kurang jelas mungkin termasuk perasaan bingung, atau kejang yang akan datang.
2. Respon Alergi Terjadi dalam Hitungan Menit
Respon alergi terhadap kacang biasanya terjadi secara tiba-tiba dalam beberapa menit setelah terpapar. Dr. Leeds menjelaskan bahwa banyak reaksi alergi terjadi tiba-tiba, beberapa muncul sedikit lebih bertahap.
“Biasanya, reaksi alergi makanan konvensional terjadi dalam beberapa menit hingga dua jam setelah terpapar,” jelas Dr. Leeds.
Sementara, Dr. Owens menambahkan, waktu reaksi alergi anak sering kali sesuai dengan seberapa serius reaksinya.
“Reaksi yang paling mengkhawatirkan adalah yang terjadi dengan cepat, seperti dalam beberapa menit hingga satu jam. Semakin lama anak Anda menunjukkan gejala alergi kacang, semakin kecil kemungkinan anak Anda mengalami alergi kacang,” tambah Dr. Owens.
3. Alergi Kacang dapat Mengancam Jiwa
Alergi kacang adalah penyebab paling umum dari anafilaksis yang disebabkan oleh makanan, keadaan darurat medis yang memerlukan perawatan dengan autoinjektor epinefrin (adrenalin) dan perjalanan ke ruang gawat darurat.
Dr. Leeds mengatakan, tanda-tanda reaksi alergi yang parah termasuk gatal-gatal di seluruh tubuh dan pembengkakan, kesulitan bernapas atau menelan, merasa kelelahan hingga pingsan, dan muntah berulang-ulang. Hubungi unit gawat darurat sesegera mungkin. Namun, jika Anda memiliki obat alergi darurat yang biasa diberikan si kecil, Anda dapat segera memberikannya.
Alergi kacang dapat mengancam jiwa atau anafilaksis. Tanda dan gejala anafilaksis dapat meliputi:
- Penyempitan saluran udara
- Pembengkakan tenggorokan yang membuat sulit bernafas
- Penurunan tekanan darah yang parah (syok)
- Denyut nadi cepat
- Pusing, sakit kepala ringan atau kehilangan kesadaran.
Artikel Terkait: Peneliti AS Temukan Obat bagi Penderita Alergi Kacang
4. Bayi yang Menderita Eksim Tidak Selalu Alergi Kacang
Dr. Mark Holbreich, MD, ahli alergi bersertifikat yang berpraktik di Indianapolis, Indiana, dan rekan dari American Academy of Allergy, Asthma and Immunology mengungkapkan, tidak ada hubungannya dengan paparan kacang melalui kulit yang rusak, bahkan sebelum makanan padat diperkenalkan.
5. Bayi Tidak Hanya Mengalami Alergi Kacang Saat Memakannya, tapi Juga Saat Menyentuh Kacang
“Pada bayi dengan dermatitis atopik atau eksim, kulit bersisik dan gatal. Ketika protein kacang bersentuhan dengan kulit bayi yang terkena dampak, itu dapat memasuki aliran darah dan membuat alergi atau sensitivitas makanan,” kata Dr. Holbreich.
Menurut Dr. Wendy Sue Swanson, dokter anak dan kepala petugas medis di SpoonfulONE, alergi kacang pada bayi dapat terjadi saat anak menyentuh kacang. Untuk itu, ia menyarankan agar tes kulit (skin test) dapat dilakukan guna mengetahui apakah bayi memiliki alergi atau tidak.
Tes kulit dilakukan dengan memaparkan kulit anak Anda ke sejumlah kecil alergen, menusuk kulit bagian bawah mereka dengan jarum, dan kemudian mencari reaksi, seperti benjolan yang terangkat. Bisa juga melakukan tes tempel dengan cara menempelkan kacang ke kulit menggunakan perekat selama 2 hari, bayi tidak dibolehkan mandi atau melakukan aktivitas yang dapat mengeluarkan keringat berlebih.
Selain tes kulit, Dr. Swanson menjelaskan bahwa tes darah juga perlu dilakukan untuk mengukur respons imun anak terhadap makanan yang Anda curigai menyebabkan alergi, dan memeriksa jumlah antibodi imunoglobulin E (IgE) dalam darah mereka.
6. Bayi Tidak Akan Alergi Kacang Hanya dengan Mencium Baunya
Penelitian yang terbit dalam Journal of Allergy and Clinical Immunology tidak mendukung kontak kulit atau paparan selai kacang di udara sebagai sumber anafilaksis, meskipun reaksi jenis demam dapat terjadi. Sebagian besar kasus anafilaksis adalah hasil dari konsumsi protein kacang yang tidak disengaja, atau paparan melalui mata atau mulut.
7. Bayi Alergi Kacang Juga Mengalami Alergi Terhadap Makanan Lain
Bayi alergi kacang kemungkinan besar akan menderita eksim ringan hingga parah. Bahkan, mereka mungkin akan alergi terhadap makanan yang mengandung protein tinggi. Misalnya, alergi susu sapi dan turunannya, alergi ikan atau makanan laut (seafood), bahkan alergi telur.
8. Mengenalkan Kacang saat MPASI dapat Menurunkan Risiko Alergi
Dikutip dari laman Mayo Clinic, menurut penelitian terbaru, ada bukti kuat bahwa memperkenalkan kacang pada bayi yang berisiko sejak usia 4 hingga 6 bulan dapat mengurangi risiko alergi makanan hingga 80%. Hal ini sejalan dengan Pedoman pemberian makan baru dari Academy of American Pediatrics (AAP) dan USDA. Organisasi tersebut merekomendasikan untuk memperkenalkan anak Anda pada alergen umum sedini mungkin, pada usia 4-6 bulan.
“Pengenalan awal dan rutin semua alergen umum sekitar usia 4-6 bulan sangat penting untuk mengurangi risiko,” jelas Dr. Swanson.
Adapun 8 makanan yang bertanggung jawab atas 90 persen reaksi alergi makanan adalah susu, telur, kerang, ikan, kacang tanah, kacang pohon, kedelai, dan gandum.
Baik AAP maupun USDA menyatakan bahwa memperkenalkan kacang dalam rentang 4-6 bulan paling penting bagi anak-anak yang berisiko tinggi terkena alergi kacang, seperti anak-anak dengan riwayat keluarga alergi. Keputusan apa pun tentang bagaimana dan kapan memperkenalkan bahan alergen kepada anak Anda harus diskusikan dengan dokter anak.
Artikel Terkait: 18 Inspirasi Menu MPASI dan Snack untuk Bayi 6 Bulan
9. Bayi Alergi Kacang Tidak dapat Dicegah Sejak Masa Kehamilan
American Academy of Pediatrics (AAP) secara eksplisit menyatakan bahwa penelitian tidak mendukung menghindari makanan apa pun sebagai cara untuk mencegah alergi makanan. Mereka juga menyatakan bahwa ibu tidak perlu menghindari kacang saat hamil atau menyusui, kecuali jika mereka memang memiliki riwayat alergi.
10. Protein Kacang dapat Menyebar Secara Cepat di Seluruh Penjuru Rumah
Protein kacang bersifat resilient. Ini dapat menyebar dengan mudah ke seluruh rumah dan bahkan tahan terhadap metode pembersihan standar. Menurut penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Allergy and Clinical Immunology, di rumah di mana kacang dimakan, paparan sangat mungkin terjadi.
Akan tetapi, pembersih rumah tangga biasa telah terbukti efektif dalam menghilangkan protein kacang dari permukaan dan area makan. Sabun dan air menghilangkan protein kacang dari kulit.
Bagi Parents yang memiliki bayi alergi kacang, cobalah untuk mengetahui mengenai fakta-fakta tersebut. Meski alergi tidak dapat disembuhkan, namun setidaknya, mengenalkan bayi dengan alergen secara perlahan terbukti dapat mencegah terjadinya reaksi alergi.
Semoga informasi tersebut bermanfaat, ya!
***
Baca Juga:
Gejala Alergi Makanan, Kenali yang Ringan atau Berbahaya dari Tanda Ini!
Waspadai Alergi Pada Bayi, Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya
Waspada Bayi Alergi Minyak Telon, Ketahui Gejala dan Tips Pemakaian yang Benar
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.