Parents tentu sudah tak asing lagi dengan bahan pangan telur. Sumber protein hewani satu ini selain menjadi asupan yang bergizi pun bisa menjadi makanan yang paling umum menyebabkan alergi. Gejala alergi telur biasanya terjadi beberapa menit hingga beberapa jam setelah makan telur, atau makanan yang berbahan telur lainnya.
Tanda dan gejala alergi mengonsumsi telur berkisar dari yang paling ringan, hingga yang terparah. Kondisi ini tentunya bisa berbeda-beda pada setiap orang.
Alergi ini pun dapat terjadi pada bayi, dan sebagian besar anak-anak. Namun orang dewasa juga bisa terkena alergi ini, karena itu penting untuk mencegah hal ini sebelum menginjak masa remaja.
Alergi karena mengonsumsi telur bisa terjadi pada siapa pun, baik tua maupun muda sehingga gejalanya patut diwaspadai
Kenali gejala alergi telur
Biasanya kuning telur dan putih telur mengandung protein yang dapat menyebabkan alergi, tetapi alergi terhadap putih telur adalah yang paling umum. Bagi bayi yang diberi ASI ada kemungkinan terkena reaksi alergi protein telur dalam ASI, jika ibunya mengkonsumsi sumber protein ini.
Artikel Terkait : Cegah alergi pada bayi, ini metode MPASI yang harus dilakukan orangtua!
Reaksi alergi bervariasi dan biasanya terjadi segera setelah mengonsumsi telur. Ada beberapa gejala yang sebaiknya diwaspadai, di antaranya :
- Peradangan kulit atau gatal-gatal yang merupakan reaksi paling umum.
- Mengalami hidung tersumbat, pilek dan bersin.
- Terjadi masalah pada sistem pencernaan, seperti kram, mual dan muntah.
- Muncul tanda dan gejala asma seperti batuk, dan sesak nafas.
Meski alergi satu ini jarang menyebabkan anafilaksis, atau reaksi lain yang membahayakan jiwa, sebaiknya kita tidak lalai akan gejalanya. Segera temui dokter jika keluarga Anda memiliki tanda atau gejala alergi makan telur atau produk yang mengandung telur ini.
Jika memungkinkan, temui dokter saat reaksi alergi sedang terjadi karena hal ini dapat membantu proses diagnosis. Jika memiliki tanda dan gejala anafilaksis, segera cari pengobatan darurat dan gunakan autoinjector jika sudah diresepkan.
Dibandingkan alergi kuning telur, alergi pada putih telur lebih umum terjadi Parents.
Faktor risiko
Ada beberapa kondisi seseorang yang bisa lebih rentan mengalami alergi karena mengonsumsi telur. Beberapa faktor risiko tersebut antara kain :
- Memiliki riwayat keluarga yang berhubungan dengan alergi jenis ini
- Kondisi dermatitis atopik yang dialami sendiri atau riwayat keluarga
- Memiliki alergi pada makanan lain bisa juga mendorong kondisi ini.
- Bayi dan anak kecil lebih berisiko mengalaminya dibandingkan orang dewasa.
Parents tentunya beberapa kondisi tersebut tidak lantas membuat seseorang pasti mengalami alergi makanan satu ini. Faktor risiko di atas hanya meningkatkan peluang dibandingkan seseorang yang tidak memilikinya.
Namun, jangan khawatir karena ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk menghindari alergi satu ini.
Mencegah kondisi alergi mengonsumsi telur
Lakukan beberapa upaya berikut ini agar bisa terhindari dari risiko alergi saat mengonsumsi makanan satu ini.
1. Baca label makanan dengan teliti
Berhati-hati saat makan di luar, karena mungkin tukang masak Anda juga tidak sepenuhnya yakin apakah makanan yang dimasaknya mengandung protein telur.
2. Kenakan gelang atau kalung alergi
Bila si kecil atau Anda sendiri mengalami kondisi ini, sebaiknya kenakanlah kalung bertuliskan alergi. Ini bisa sangat penting jika Anda atau anak mengalami reaksi yang berat dan tidak bisa memberi tahu orang lain mengenai kondisi yang terjadi.
Artikel Terkait : Alergi kandungan pasta gigi, anak 11 tahun meninggal dunia
3. Beri tahu pengasuh anak mengenai alergi
Bicaralah dengan pengasuh anak Parents, termasuk guru, kerabat, dan lainnya tentang alergi ini. Hal ini agar mereka tidak memberi anak Anda produk yang mengandung telur. Pastikan mereka mengerti apa yang harus dilakukan dalam keadaan darurat.
Jika Anda menyusui, hindari telur. Jika anak memiliki alergi, dia dapat bereaksi terhadap protein melalui ASI.
Hal lainnya untuk mencegah alergi ini adalah dengan melakukan vaksin. Namun harus dicatat, pada beberapa orang, vaksin justru menimbulkan risiko memicu reaksi alergi. Vaksin lain umumnya tidak berisiko bagi orang yang memiliki alergi jenis ini, tetapi sebaiknya tanyakan lebih lanjut ke dokter.
Nah Parents yuk perhatikan berbagai gejala di atas serta faktor risiko yang sudah disebutkan. Jangan lupa untuk berkonsultasi ke dokter, ya.
Baca juga:
Penyebab dan Cara Mencegah Bayi Alergi Telur, Parents Perlu Tahu!
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.