Dr. Jay Lieberman, Penulis dan Wakil Ketua American College of Allergy, Asthma & Immunology di Seattle, Washington, AS, melakukan terobosan dengan pengobatan alergi kacang tanah yang sangat sederhana dan efektif.
“Hasil uji coba ini mungkin hanya mengarah pada persetujuan obat oral pertama yang secara dramatis dapat mengubah kehidupan mereka yang memiliki alergi kacang yang parah,” ujar Jay.
Sebuah penelitian, yang diterbitkan dalam New England Journal of Medicine, mengungkapkan bahwa AR10 menjadi obat imunoterapi yang diuji selama percobaan. Obat oral ini memungkinkan peserta yang berusia empat hingga 17 tahun untuk mentolerir setidaknya 600 mg protein kacang (dua kacang utuh). Sebaliknya, hanya 4 persen dari 124 anak yang diberi bubuk plasebo yang dapat mengkonsumsi protein kacang tanah tanpa reaksi negatif.
Sementara bagi peserta berusia 18 hingga 55 tahun, tidak terjadi perubahan signifikan dalam kemampuan mereka untuk mentoleransi kacang.
Jay menegaskan kalau ini bukanlah pernyembuhan yang cepat. Dan tidak berarti orang-orang dengan alergi kacang akan dapat makan kacang kapan pun mereka mau. Tapi dengan adanya obat oral ini menjadi terobosan baru.
Hasilnya telah diumumkan pada konferensi American College of Allergy, Asma & Imunologi di Seattle, Washington, AS. Alergi kacang bisa memiliki efek dramatis pada mereka yang menderita, khususnya anak-anak. Lebih jelasnya, obat oral ini tujuannya tidak untuk menyembuhkan alergi itu sendiri. Tetapi untuk mengurangi kemungkinan adanya paparan tidak disengaja yang dapat memiliki konsekuensi yang mematikan.
Saat ini, belum ada perawatan yang tersedia untuk orang yang berisiko reaksi alergi kacang yang mengancam jiwa manusia.
Menurut New York Times, satu dari 50 anak di Amerika alergi terhadap kacang. Sebagai seorang ibu yang anaknya memiliki alergi terhadap kacang tanah, Jay memberi tahu kalau itu adalah sesuatu menakutkan. Ia mengatakan jika obat oral ini bisa menjadi opsi yang berpotensi mengurangi efek kenapa tidak dicoba.
Stephen Tilles, salah seorang penulis dan rekan Jay, mengatakan kepada EurekaAlert !, “Kami senang dapat membantu anak-anak dan remaja dengan alergi kacang. Melindungi diri mereka agar tidak sengaja memakan makanan dengan kacang di dalamnya.”
Kedepannya, mereka berharap akan menjadi perawatan yang tersedia di pertengahan tahun 2019. “Jika itu terjadi, orang yang menerima dan dapat mentoleransi perawatan ini harus dilindungi dari paparan yang tidak disengaja,” ujarnya.
Hanya saja untuk mengedarkan obat oral ini masih menunggu tinjauan Badan Pangan dan Obat-obatan AS. “Jadi masih ada rintangan yang harus dilalui sebelum beredar di masyarakat umum,” kata Jay.
Penyebab Alergi Makanan
Alergi makanan sangat umum dialami oleh seseorang. Bahkan alergi makanan mempengaruhi sekitar 5% orang dewasa dan 8% anak-anak di Amerika Serikat dan persentase ini terus meningkat.
Menariknya, meskipun makanan mungkin menyebabkan alergi, kebanyakan alergi makanan hanya disebabkan oleh delapan jenis makanan, yaitu susu sapi, telur, biji-bijian, kacang-kacangan, makanan laut, gandum, kedelai, ikan, dan sejumlah jenis buah.
Alergi makanan adalah suatu kondisi di mana makanan tertentu memicu respon imun abnormal.
Ini disebabkan oleh sistem kekebalan tubuh yang salah mengenali beberapa protein dalam makanan sebagai berbahaya. Tubuh Anda kemudian meluncurkan serangkaian tindakan perlindungan, termasuk melepaskan bahan kimia seperti histamin, yang menyebabkan peradangan.
Bagi orang yang memiliki alergi makanan, bahkan terpapar dengan jumlah yang sangat sedikit dari makanan dapat menyebabkan reaksi alergi.
Gejala dapat terjadi di mana saja dari beberapa menit sampai beberapa jam kemudian. Dikutip dari Healthline, berikut ini gejala alergi paling umum:
-Pembengkakan pada lidah, mulut atau wajah
-Sulit bernapas
-Tekanan darah rendah
-Muntah
-Diare
-Gatal gatal
Dalam kasus yang lebih parah, alergi makanan dapat menyebabkan anafilaksis. Gejala, yang bisa datang dengan sangat cepat, termasuk ruam gatal, pembengkakan tenggorokan atau lidah, sesak napas dan tekanan darah rendah. Beberapa kasus bisa berakibat fatal.
Banyak intoleransi makanan sering disalahartikan sebagai alergi makanan.
Namun, intoleransi makanan tidak pernah melibatkan sistem kekebalan tubuh. Ini berarti bahwa meski makanan itu dapat sangat mempengaruhi kualitas hidup Anda, mereka tidak mengancam jiwa.
Baca juga:
3 Makanan pemicu alergi pada bayi, begini cara menyiasatinya
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.