Apakah Parents pernah bertanya-tanya tentang perilaku balita yang suka merusak barang dengan cara melemparnya atau membongkarnya? Perilaku seperti ini memang cukup menjengkelkan, mengingat ada beberapa benda yang penting.
Akan tetapi, sebelum marah kepada buah hati di rumah, sebenarnya ada alasan mengapa mereka kerap melakukan perilaku seperti itu. Yuk, simak penjelasannya di sini.
Alasan Balita Suka Merusak Barang
Terkadang, barang-barang yang dirusak buah hati adalah barang bermanfaat seperti remote televisi, mainan barunya, atau bahkan telepon genggam. Hal ini tentunya bisa menyulut emosi orangtua. Namun sebelum marah, sebaiknya pahami, yuk, alasan balita suka merusak barang berikut ini.
1. Bentuk Protes kepada Orangtua
Lantaran keterbatasan kemampuan dalam berkomunikasi, balita kerap menunjukkan perasaannya dengan cara yang berbeda, termasuk merusak atau melempar barang. Melansir dari laman Whattoexpect, perilaku anak yang seperti ini, dengan merusak barang, bisa menjadi cara anak untuk menunjukkan ketidaksukaan mereka terhadap situasi tertentu.
Jika anak melakukan hal ini, orangtua tentu perlu menarik batas yang jelas tentang bagaimana cara yang tepat untuk menunjukkan ketidaksukaan tersebut. Ajari anak untuk bisa menggunakan kata-kata yang jelas saat emosi mereka sedang tidak baik.
Selain itu, Parents juga bisa mengajarkan anak untuk bisa menyalurkan emosi negatifnya dengan cara yang aman. Parents bisa menyediakan saluran untuk mereka agar menyalurkan amarahnya dengan cara-cara seperti berikut ini:
- Ruang untuk berlari
- Tanah liat untuk diremas
- Bantal untuk dipukul
2. Menguji Kemampuan atau Keterampilan Barunya
Nah, buah hati di rumah kadang memang melakukan pengerusakan tanpa disertai dengan niat yang buruk. Sebagian dari mereka bisa saja sedang berusaha untuk melatih kemampuannya atau sedang melakukan sebuah percobaan sederhana.
Bahkan, mengutip dari laman Inspiration Laboratories, ada beberapa manfaat dari “permainan merusak barang” seperti ini. Salah satunya adalah pembelajaran bagi anak tentang kekuatan sebuah benda dan untuk memahami konsep sebab akibat.
Permainan merusak barang tentunya bisa Parents rancang menggunakan barang atau mainan yang kuat, seperti lego atau permainan bongkar pasang. Dengan begini, anak bisa melakukan permainan merusak barang tanpa merugikan siapapun.
3. Menunjukkan Perasaan Bosannya
Seperti yang sudah disebutkan di atas bahwa anak kecil belum bisa mengungkapkan isi pikirannya dengan cara yang jelas. Sehingga, ketika ia merasa bosan atau ingin mencari perhatian dari orangtuanya, terkadang ia malah menunjukkan perilaku menjengkelkan, seperti merusak barang.
Kalau sudah begini, sebaiknya Parents menetapkan batasan yang jelas antara barang yang boleh dilempar dan barang yang tidak boleh dilempar. Misalnya, balita boleh melempar barang plastik, bola, dan mainan lunak lainnya, tetapi dilarang melempar mobil-mobilan, remote televisi, ataupun smartphone.
Selain itu, sebaiknya segera alihkan perhatian mereka dengan mainan yang menarik saat ia mulai terlihat kebosanan. Tujuannya agar perilaku melempar barang seperti ini bisa segera hilang seiring dengan pertumbuhan mereka.
4. Masih Berpikir Egosentris
Balita umumnya masih memiliki pikiran yang egosentris, sehingga mereka merasa punya kuasa atas semua barang yang ada di hadapannya. Sehingga, kadang mereka terlihat tidak bersalah setelah merusak atau melempar suatu barang sampai rusak. Hal ini sebenarnya cukup wajar terjadi pada umur tertentu.
Akan tetapi, hal ini tentunya sudah harus mulai berkurang seiring dengan perkembangan dan pertumbuhan buah hati. Di usianya yang menginjak empat tahun ke atas, buah hati mestinya sudah bisa berpikir tentang konsekuensi atas segala tindakan buruk yang mereka lakukan. Atau setidaknya memikirkan tentang bagaimana perasaan orang lain jika mereka merusak barang.
Parents juga sebaiknya terus berusaha memberitahu buah hati tentang betapa buruknya perilaku suka merusak barang. Lakukan hal ini berulang kali dan dengan tanpa emosi sampai anak paham. Tentunya,ini tidak mudah untuk dilakukan, tetapi Parents pasti bisa untuk melakukannya.
Demikianlah beberapa informasi seputar alasan balita suka merusak barang. Terus semangat mendampingi perkembangan buah hati, ya, Parents, karena masa kecil mereka sangat sebentar.
Baca juga:
Bunda, ini 14 cara jitu cara menghadapi anak nakal dan banyak ulah
Mengapa Anak Berbohong dan Bagaimana Mengatasinya?
Hasil Penelitian : Berbohong Itu Baik Untuk Perkembangan Anak
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.