Ada pro dan kontra yang tak kunjung selesai mengenai gadget dan anak. Di satu sisi, orangtua tidak ingin ketinggalan dalam hal teknologi. Namun di sisi yang lain, ada banyak dampak negatif secara fisik dan mental untuk perkembangan anak. Apa saja dampak positif dan negatif penggunaan gadget pada anak?
Jangankan anak. Saat ini, orang dewasa pun menemui masalah yang sama. Hampir sulit menemukan orang dewasa yang tidak memegang gadget di tangannya.
Jika orang dewasa saja sulit untuk berpisah dari gadget, bagaimana dengan anak-anak? Bukankankah anak-anak hanya meniru perilaku orang dewasa?
Namun, seperti pisau bermata dua, gadget memiliki dampak positif dan negatif jika tidak digunakan dengan bijak.
Dampak Negatif Gadget pada Anak
Seperti banyak diketahui, penggunaan gadget pada anak memang memiliki beberapa dampak negatif bagi perkembangannya, seperti:
-
Menurunnya Konsentrasi: Anak-anak yang terlalu sering menggunakan gadget cenderung mengalami penurunan konsentrasi dalam aktivitas belajar dan bermain mereka. Ini dapat memengaruhi kemampuan mereka untuk fokus pada tugas-tugas penting di sekolah dan kehidupan sehari-hari.
-
Efek Kecanduan: Anak-anak dapat dengan mudah kecanduan gadget, terutama jika terlalu sering menggunakannya. Ia akan merasa emosional atau uring-uringan jika tidak terpapar gadget seperti biasanya.
-
Dampak Terhadap Perkembangan Sosial. Kecanduan ini dapat mengganggu aktivitas sehari-hari dan interaksi sosial anak, karena mereka mungkin kurang terlibat dalam interaksi sosial di dunia nyata.
-
Keterlambatan bicara atau berbahasa. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang terlalu banyak waktu dihabiskan di depan layar gadget, seperti smartphone dan tablet, dapat mengalami keterlambatan dalam perkembangan bicara dan bahasa. Paparan yang berlebihan pada konten digital dapat mengganggu proses belajar bahasa anak.
Artikel terkait: Aturan Main Gadget menurut Pakar Pediatri agak Anak tak Kecanduan
Kelompok Anti Gadget
Catherine Steiner-Adair mewawancarai sekitar 1000 anak serta 500 orangtua untuk proyek buku The Disconnect : Parentig Childhood and Family Relationship in the Digital Age. Dalam banyak wawancara, ia mengatakan bahwa era digital membuat anak berpikir tentang hipokrisi orangtua.
“Orangtua bilang, jangan pakai gadget di meja makan. Tapi dia sendiri menerima telepon. Mengapa anak kecil dan orang dewasa punya wewenang yang berbeda dalam hal ini? Bukankah itu penyalahgunaan wewenang?”
Kepada Time, Steiner-Adair juga mengatakan bahwa bibit hipokrisi orangtua juga berpengaruh kepada anak di masa depan karena anak bisa bepikir bahwa menjadi dewasa bisa berarti mereka tak perlu mengikuti aturan lagi.
Bagi balita, memainkan layar sentuh bisa berarti mencari koneksi dari orangtua. Karena balita juga menginginkan apa yang selama ini menjadi fokus perhatian orangtuanya.
Bahkan, praktisi kesehatan anak Aby League mengatakan bahwa teknologi malah akan merusak otak anak dan membuat anak menderita penyakit mental. Dalam artikelnya, ia menyalahkan gadget sebagai salah satu sebab keterlambatan bicara pada anak.
Riset dari Yayasan Keluarga Kaiser mengungkapkan bahwa rata-rata setiap anak menghabiskan waktu tujuh setengah jam di depan layar. Bandingkan dengan data dari konservasi alam yang memaparkan bahwa anak-anak pra-sekolah hanya menghabiskan waktu satu setengah jam untuk bermain di luar ruangan.
Biasanya, saat berumur 7 tahun, anak-anak sudah meninggalkan permainan tradisional sepenuhnya dan beralih ke gadget. Inilah yang menyebabkan orangtua khawatir anaknya memiliki postur bungkuk sejak dini karena sering menunduk saat main dengan layar sentuhnya.
Selain itu, permainan yang mengandung kekerasan mestinya tidak boleh berada di gadget anak di bawah 13 tahun. Demikian menurut American Academy of Pediatrics (AAP). Mereka merekomendasikan agar orangtua membuat aturan soal durasi bermain gadget yang sehat, yaitu antara 1-2 jam perhari.
Saat seorang anak memilih untuk duduk tenang dengan layar sentuhnya, ia akan kehilangan kesempatan untuk bergerak aktif yang dapat berguna untuk perkembangan fisik dan mentalnya.
Dampak Positif Gadget pada Anak
Tak selalu buruk, gadget juga memiliki berbagai dampak positif bagi anak balita. Namun, penggunaan gadget pada anak balita harus tetap dipantau dan dibatasi oleh orang tua. Berikut beberapa dampak positif gadget bagi anak balita:
-
Pembelajaran Interaktif: Gadget dapat digunakan untuk memperkenalkan anak balita pada aplikasi pembelajaran interaktif yang dapat membantu mereka dalam memahami bentuk, warna, huruf, dan angka dengan cara yang menyenangkan.
-
Peningkatan Keterampilan Motorik Halus: Beberapa aplikasi di gadget dirancang untuk meningkatkan keterampilan motorik halus anak balita. Mereka dapat berlatih mengeklik, menggeser, dan menyentuh layar, yang membantu perkembangan motorik mereka.
-
Peningkatan Kosakata dan Bahasa: Aplikasi edukatif dapat membantu anak balita dalam memperluas kosakata mereka dan memahami kata-kata. Ini dapat membantu dalam perkembangan bahasa mereka.
-
Pengenalan Konsep Dasar: Gadget dapat membantu anak balita dalam memahami konsep dasar seperti panjang, ukuran, dan bentuk melalui aktivitas interaktif.
-
Hiburan Edukatif: Banyak konten hiburan di gadget yang dirancang khusus untuk anak-anak balita. Ini termasuk cerita interaktif, lagu pendidikan, dan video yang mengajarkan nilai-nilai positif.
-
Kemudahan dalam Situasi Tertentu: Gadget dapat menjadi alat yang berguna dalam situasi tertentu, seperti perjalanan jauh atau saat anak perlu tenang dalam keadaan tertentu.
Namun, sangat penting bagi Parents untuk mengawasi dan membatasi penggunaan gadget pada anak balita. Kontrol screen time dan pemilihan konten yang sesuai adalah langkah-langkah penting dalam memastikan bahwa dampak positif gadget lebih dominan daripada dampak negatifnya.
Kelompok Pro Gadget
Tak dapat dipungkiri, gadget dapat membuat anak jadi lebih pintar. Balita masa kini belajar bahasa, bentuk, lagu, hitungan, dan banyak hal lain dari aplikasi yang ada di gadget. Untuk anak sekolah pun, pilihan yang tersedia untuk sarana belajar anak lebih bervariasi.
Bahkan, beberapa sekolah telah memiliki aplikasinya masing-masing. Dalam hal ini, menjauhkan anak dari gadget hanya akan membuat mereka kesulitan dengan sistem sekolah yang sekarang ini serba komputerisasi.
Bahkan, tak sulit menemukan anak-anak yang pada akhirnya lebih jago dalam hal teknologi melebihi orangtuanya di usia muda. Rasanya, menciptakan orang-orang seperti Bill Gates-nya Windows, Steve Jobes-nya Apple, dan Linus Torvalds-nya Linux bukanlah hal yang mustahil.
Artikel terkait: Bolehkah Menggunakan Gadget untuk Si Kecil?
Tips Bijak Memberikan Gadget untuk Anak
Karena Gadget adalah hal yang tidak dapat ditinggalkan sepenuhnya dan tidak selalu membawa pengaruh baik, maka perlu adanya pembatasan dalam penggunaanya.
Ini cara membatasi gadget untuk anak yang direkomendasikan AAP:
- Jauhkan televisi, gadget, dan internet dari kamar anak.
- Awasi apa saja yang diakses oleh anak di gadgetnya.
- Jangan pernah menggunakan gadget untuk menenangkan anak yang menangis maupun mengamuk.
- Gunakan media televisi, video, maupun aplikasi untuk mendidkusikan nilai-nilai yang dianut oleh keluarga.
- Gunakan alasan logis saat membatasi televisi atau tontonan di Youtube.
- Untuk anak di bawah 18 bulan, tidak boleh menggunakan gadget apa pun, kecuali mengobrol dengan video call. Jika Anda ingin memperkenalkan anak Anda pada usia 18-24 bulan di media digital, maka pilih program yang berkualitas dan temani anak saat menggunakannya, dan batasan penggunaannya hanya 1 jam saja sehari.
- Pilihlah fitur yang tidak hanya menawarkan hiburan dan fitur yang interaktif. Tetapi juga punya nilai pendidikan dan fungsional untuk kepentingan keluarga.
- Jangan sampai gadget merenggut waktu istirahat si kecil.
- Hati-hati dengan jarak pandang dan paparan sinar dari gadget.
- Sembari mengawasi screen time si kecil, ajak anak untuk berdiskusi tentang apa yang ditonton atau diakses olehnya, jangan pernah biarkan ia asyik main sendiri.
- Hati-hati jika si kecil menunjukkan tanda-tanda kecanduan gadget. Jika terjadi, Parents baiknya mencari bantuan pakar.
Waspadai Ciri Anak Kecanduan Gadget
- Menghabiskan waktu lebih dari 2 jam untuk gadget.
- Melakukan protes atas segala pembatasan dan aturan soal gadget.
- Tidak dapat melewatkan waktu seharipun tanpa gadget.
Artikel terkait: 6 Tips Mengatasi Kecanduan Gadget Pada Anak
Itulah dampak positif dan negatif penggunaan gadget pada anak. Pada akhirnya, Parents perlu memantau penggunaan gadget anak-anak untuk meminimalkan dampak negatif. Pengawasan dapat membantu mengendalikan waktu dan konten yang diakses anak-anak, serta membantu menghindari dampak buruk yang mungkin timbul.
Penting untuk mencapai keseimbangan dalam penggunaan gadget oleh anak-anak dan memastikan bahwa mereka juga terlibat dalam aktivitas fisik, interaksi sosial, dan pembelajaran yang sehat.
***
Baca juga:
Kisah Nyata: Begini Dampak Gadget Pada Perkembangan Anak
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.