Ketahui Apa Itu Ovulasi dan Tanda Masa Subur? Penting untuk yang Promil

Masa ovulasi dapat meningkatkan peluang hamil. Ketahui apa itu ovulasi dan tanda-tandanya di sini!

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Bunda dan suami sedang merencanakan program hamil? Jika ya, maka penting bagi kalian untuk mengetahui ovulasi. Lantas, apa itu ovulasi dan seberapa penting ovulasi wanita dalam kesuksesan program hamil?

Perlu diketahui, hal pertama yang perlu Anda perhatikan saat sedang program hamil adalah mengetahui masa dan tanda ovulasi. Mengapa? Sebab, pada waktu inilah peluang kehamilan semakin meningkat.

Bunda, berikut ini kami jelaskan informasi lengkap terkait apa itu hari atau masa ovulasi wanita, proses ovulasi, ciri-ciri, bahkan hingga tes ovulasi yang bisa Anda lakukan secara mandiri di rumah menggunakan alat khusus. Tak luput, tips melakukan hubungan seks di masa ovulasi demi meningkatkan peluang kehamilan. 

Apa Itu Masa Ovulasi?

Mengenal masa ovulasi perempuan untuk kelancaran program hamil.

Masa ovulasi adalah proses di mana sel telur yang matang dilepaskan dari salah satu ovarium (indung telur) – awal dari fase folikular. Selama fase folikular, tubuh akan melepaskan hormon perangsang folikel (follicle-stimulating hormone/FSH) yang membantu sel telur di dalam ovarium matang dan bersiap untuk dilepaskan.

Setelah telur matang, tubuh akan melepaskan lonjakan hormon luteinizing (luteinizing hormone/LH) yang memicu pelepasan telur. Ovulasi ini biasanya terjadi sekitar hari ke 14, dalam 28 hingga 36 jam setelah lonjakan LH. Ini adalah bagian dari siklus menstruasi dan memainkan peran utama dalam kehamilan.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Manfaat Mengetahui Masa Subur

Memahami bagaimana masa ovulasi terjadi dan kapan itu terjadi dapat membantu Anda mencapai atau mencegah kehamilan. Selain itu, hal ini juga dapat membantu Anda mendiagnosis kondisi medis tertentu.

Artikel terkait: Cara Mengetahui Masa Subur Bunda Lewat Cairan Vagina, Tak Sulit!

Proses Ovulasi

Setelah mengetahui penjelasan apa itu ovulasi, sekarang Bunda harus pahami seperti apa prosesnya. Setelah dilepaskan, sel telur bergerak ke tuba fallopi dan tinggal di sana selama 12 hingga 24 jam, di mana ia dapat dibuahi.

Sperma dapat hidup di dalam saluran reproduksi perempuan selama 5 hari setelah hubungan seksual dalam kondisi yang tepat –hanya bila Anda dan pasangan berhubungan seks secara teratur 5 hari sebelum dan pada hari ovulasi. Inilah saat peluang hamil sangat tinggi –disebut juga sebagai fertile window (atau “jendela subur”- yakni ketika sperma hadir dan hidup di saluran tuba selama masa ovulasi.

Sperma mungkin menunggu selama beberapa hari di saluran tuba setelah berhubungan seks, siap untuk membuahi sel telur setelah akhirnya dilepaskan. Setelah sel telur berada di saluran tuba, ia hidup selama sekitar 24 jam sebelum tidak dapat lagi dibuahi, sehingga mengakhiri masa subur.

Jika dibuahi, telur dapat melakukan perjalanan ke rahim dan implan untuk berkembang menjadi kehamilan. Jika dibiarkan tidak dibuahi, sel telur akan hancur dan lapisan rahim akan luruh selama menstruasi.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Kapan Terjadinya Masa Ovulasi?

Siklus menstruasi rata-rata terjadi selama 28 hari, di mana ovulasi terjadi sekitar 14 hari sebelum dimulainya periode menstruasi berikutnya. Namun, panjang siklus setiap perempuan umumnya berbeda, dan waktu antara ovulasi dan awal periode menstruasi berikutnya bisa jadi berbeda juga.

Artikel terkait: Viral Terapi Jeruk Nipis untuk Kesuburan, Bagaimana Pendapat Dokter?

Ciri-Ciri Ovulasi

Ada beragam ciri-ciri ovulasi yang biasanya dialami perempuan. Apakah Bunda juga merasakannya?

Di luar kalender menstruasi, melansir situs Mayo Clinic, dijelaskan beberapa tanda tanda ovulasi atau masa subur sebagai berikut:

1. Kondisi Lendir Serviks

Salah satu tanda ovulasi adalah perubahan sekret vagina (lendir serviks). Tepat sebelum ovulasi, Bunda mungkin akan mengalami peningkatan cairan vagina yang jernih, basah dan berlendir seperti putih telur mentah. Tepat setelah ovulasi, lendir serviks berkurang dan menjadi lebih kental, keruh dan kurang terlihat. Beberapa orang menyebutnya dengan keputihan.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

2. Perubahan Suhu Basal Tubuh

Suhu basal tubuh adalah suhu tubuh Anda saat istirahat. Suhu basal tubuh akan sedikit meningkat selama ovulasi. Bunda bisa mengukurnya dengan termometer khusus untuk memprediksi kapan ovulasi Anda. 

3. Nyeri Perut

Nyeri di bagian ovarium yang ditandai dengan ketidaknyamanan atau nyeri di satu sisi perut –kiri atau kanan perut bawah, tergantung pada ovarium mana yang melepaskan sel telur. Kondisi ini cukup umum dialami hingga 40 persen perempuan. Kondisi ini juga dikenal dengan istilah mittelschmerz –yang artinya “sakit tengah” dalam bahasa Jerman.

Level sakitnya berkisar dari ringan hingga parah, dan bisa ditambah pegal dan kram. Periksa ke dokter untuk mengetahui sakit ini disebabkan ovulasi bukan endometriosis, jaringan parut di perut, atau infeksi menular seksual (IMS).

4. Bercak

Mengalami perdarahan ringan atau bercak saat ovulasi juga dialami beberapa wanita. Namun, bagaimana membedakannya dengan darah haid? Flek saat ovulasi biasanya berwarna merah muda atau kecoklatan. Hal ini disebabkan oleh tingginya kadar hormon estrogen pada seorang wanita. 

5. Payudara Lebih Sensitif

Pada beberapa wanita, payudara terasa menjadi lebih lembut dan nyeri selama ovulasi disebabkan oleh produksi hormon estrogen dan luteinizing (LH). 

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

6. Dorongan Seksual Meningkat

Pada saat ovulasi, wanita akan lebih bergairah untuk melakukan hubungan seks. Hal ini disebabkan oleh kadar estrogen pada tubuh wanita yang berada di level tertinggi. Bahkan, sebuah studi mengungkapkan bahwa pada masa ovulasi sebagian wanita merasa dirinya lebih menarik dibandingkan hari-hari biasanya. Umumnya, peningkatan hasrat seksual ini dimulai 3 hari sebelum kadar hormon luteinizing memuncak.

7. Indera Penciuman Lebih Peka

Salah satu tanda masa ovulasi yang dirasakan beberapa wanita adalah meningkatnya kepekaan pada indera penciuman. Sehingga, beberapa wanita lebih peka mencium bau atau aroma tertentu di sekitarnya. 

8. Perubahan Suasana Hati

Selama ovulasi, tubuh akan memproduksi lebih banyak hormon estrogen. Peningkatan ini membuat wanita mengalami perubahan suasana hati jadi lebih sensitif pada beberapa orang. 

Sebenarnya tidak semua perempuan mengalami gejala ovulasi seperti yang dituliskan di atas. Oleh karena itu, tanda-tanda ini dianggap sekunder dalam melacak kesuburan.

Artikel terkait: Tingkatkan Peluang Kehamilan, Begini Cara Hitung Masa Subur Perempuan

Penyebab Ovulasi Terhenti

Beberapa perempuan yang tidak berovulasi secara teratur, penyebabnya biasanya ovarium tidak menerima sinyal waktu yang tepat untuk matang dan melepaskan sel telur. Kelenjar pituitari, di dasar otak, menghasilkan hormon yang mengontrol ovarium, yaitu hormon perangsang folikel FSH) dan hormon luteinizing (LH). Jika ovulasi tidak terjadi dalam waktu yang teratur, kemungkinan ovarium dan hipofisis tidak berkomunikasi dengan tepat.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Gangguan ovulasi secara umum dibagi menjadi dua kelompok, yaitu anovulasi (di mana tidak ada ovulasi sama sekali), dan oligo-ovulasi (di mana ovulasi terjadi jarang atau tidak teratur).

Kondisi kesehatan atau peristiwa kehidupan tertentu dapat memengaruhi ovulasi atau menyebabkan Anda berhenti berovulasi. Beberapa di antaranya adalah:

  • Menyusui (chestfeeding) atau hiperprolaktinemia.
  • Mati haid.
  • Sindrom ovarium polikistik atau Polycystic Ovarian Syndrome (PCOS).
  • Insufisiensi ovarium primer.

Amenore dari hal-hal seperti lemak tubuh yang tinggi atau rendah, stres yang berlebihan atau kelelahan atau olahraga yang berlebihan.

Jika menstruasi tidak teratur atau tidak menstruasi selama berbulan-bulan, Anda mungkin belum berovulasi. Hubungi penyedia layanan kesehatan jika ini masalahnya sehingga mereka dapat mengesampingkan kondisi serius apa pun.

Bagaimana Mengetahui Masa Ovulasi secara Mandiri?

Bunda bisa saja mengetahui masa ovulasi tubuh Anda dengan melakukan pengecekan mandiri. Caranya sebagai berikut:

  1. Menggunakan kalender menstruasi. Jika siklus menstruasi Anda tidak seperti kebanyakan perempuan (28 hari), buatlah kalender menstruasi agar Anda dapat menentukan panjang siklus dan kapan kemungkinan besar Anda akan berovulasi.
  2. Ukur suhu basal tubuh Anda setiap pagi sebelum bangun dari tempat tidur menggunakan termometer yang dirancang khusus untuk mengukur suhu tubuh basal. Catat hasilnya dan cari pola yang akan muncul. Anda akan berada di kondisi paling subur selama 2-3 hari sebelum suhu tubuh Anda naik. Suhu tubuh Anda akan naik sedikit selama beberapa hari setelah ovulasi yaitu sekitar 0,5 hingga 1,3°F (0,3 hingga 0,7°C).

Artikel Terkait: 10 Suplemen Asam Folat Ibu Hamil Pilihan untuk Kesehatan Bunda dan Janin

Tes Ovulasi

Bunda bisa melakukan tes ovulasi secara mandiri di rumah dengan menggunakan alat khusus.

Meskipun cara paling akurat untuk memastikan ovulasi adalah dengan USG atau tes darah hormonal, Bunda bisa juga melacak ovulasi sendiri di rumah, yakni dengan menggunakan alat ukur ovulasi atau Opsi over-the-counter (OTC).

Ini adalah alat prediktor ovulasi dan monitor kesuburan yang dijual bebas untuk membantu Anda mengidentifikasi kapan kemungkinan besar Anda akan berovulasi. Caranya dengan mengukur tingkat hormon dalam urine yang terjadi sebelum ovulasi. Ovulasi terjadi sekitar 36 jam setelah hasil positif.

Melansir situs Healthline, berikut ini 2 jenis alat OTC yang direkomendasi untuk melakukan tes ovulasi:

  1. Ovulation predictor kits (OPKs). OTC ini dijual di beberapa toko obat. Tugasnya mendeteksi keberadaan LH dalam urin.
  2. Fertility monitors. OTC ini juga tersedia di toko obat, di mana fungsinya untuk melacak dua hormon, yaitu estrogen dan LH guna mengidentifikasi masa subur. Harga monitor ini umumnya lebih mahal daripada OPKs karena dapat mendeteksi 4 hari subur atau lebih setiap bulan dengan akurasi 99 persen.

Ikuti petunjuk produsen yang terdapat pada kemasan untuk memastikan pelacakan di rumah yang tepat.

Artikel terkait: 5 Rekomendasi Merek Alat Tes Ovulasi untuk Tahu Masa Subur Bunda

Ovulasi saat Gunakan Alat Kontrasepsi

Sebenarnnya, jika Anda menggunakan pil KB atau alat kontrasepsi hormonal lainnya sesuai petunjuk, itu akan menghentikan ovulasi. Hormon alat pengendalian kelahiran tersebut bekerja dengan menghentikan ovulasi dan mengentalkan lendir serviks yang membuat sperma lebih sulit untuk berenang. Tidak ada ovulasi berarti tidak ada sel telur untuk dibuahi sperma, sehingga kehamilan tidak dapat terjadi.

Namun, perlu diingat, ini hanya terjadi jika Anda menggunakan pil, implan, suntik, patch, IUD, atau kontrasepsi hormonal lain sesuai dengan petunjuk yang ditentukan. Kontrasepsi oral mengandung hormon progestin dan estrogen yang menghentikan ovulasi. Jika Anda menggunakannya dengan sempurna, itu adalah cara yang bagus untuk mencegah kehamilan, dengan tingkat efektivitas 99,7%. Namun kenyataannya, banyak perempuan yang lupa meminumnya setiap hari, sehingga rata-rata efektivitasnya hanya 91%. Bahkan, jika menggunakan pil mini yang hanya mengandung progestin, Anda mungkin masih mengalami ovulasi.

Sementara, jika Anda dan pasangan memutuskan menggunakan alat kontrasepsi berupa kondom, ini juga sebenarnya dapat mencegah kehamilan, tetapi tidak mencegah ovulasi. Terlebih jika Anda memiliki siklus menstruasi yang tidak teratur, akan sulit untuk memprediksi hari ovulasi secara akurat.

Untuk amannya, Anda tetap harus menggunakan kondom setiap kali melakukan hubungan seks. Seseorang yang memiliki vulva dapat hamil hanya selama ovulasi, yaitu ketika ovarium mereka melepaskan sel telur. Telur dapat dibuahi 24 hingga 48 jam setelah ovulasi terjadi.

Jika pasangan Anda menggunakan kondom dengan sempurna setiap kali berhubungan seks, itu 98% efektif mencegah kehamilan. Tetapi dalam kehidupan nyata, kondom sekitar 87% efektif. Artinya, sekitar 13 dari 100 orang yang menggunakan kondom sebagai satu-satunya metode pengendalian kelahiran, mereka akan hamil setiap tahun.

Peluang Kehamilan dengan Berhubungan Seks Saat Ovulasi

Bagaimana tingkat peluang kehamilan saat Bunda dan pasangan melakukan hubungan seks di masa ovulasi?

Seberapa sering Anda harus berhubungan seks jika ingin hamil? Sebenarnya, Anda hanya perlu berhubungan seks sekali selama masa subur untuk mencapai kehamilan. Bila Anda ingin meningkatkan peluang kehamilan, lakukan hubungan seks setiap hari selama masa subur.

Waktu terbaik melakukan hubungan seks adalah dalam 2 hari menjelang ovulasi dan di hari ovulasi itu. Jika Anda bingung menentukan waktu ovulasi, berkonsultasilah dengan dokter. Dokter akan membantu Anda mencari tahu masa ovulasi Anda.

Artikel Terkait: 10 Kebutuhan Ibu Hamil Trimester 1 Rekomendasi, Sudah Ceklis yang Mana?

Pengobatan untuk Merangsang Ovulasi

Ada obat kesuburan untuk menginduksi ovulasi. Bicaralah dengan penyedia layanan kesehatan tentang gejala dan tujuan, seperti jika Anda ingin hamil. Mereka dapat membantu dalam perawatan terbaik berdasarkan kondisi Anda.

Kendati demikian, dilansir dari laman Natural Womanhood, ada 5 cara sederhana untuk membantu tubuh berovulasi secara alami, di antaranya adalah:

1. Mengatur Berat Badan 

Pertama, tentukan indeks massa tubuh (IMT). Jika rendah, maka secara bertahap tingkatkan asupan kalori untuk mencapai massa tubuh yang sedikit lebih tinggi. Sebaliknya, jika hasilnya menunjukkan obesitas atau kelebihan berat badan, segera konsultasikan dengan ahli gizi.

2. Tukar Karbohidrat Rendah untuk Karbohidrat Lambat

Jika Anda telah kurang mengonsumsi biji-bijian, buah dan sayuran bertepung, secara bertahap tambahkan kembali beberapa biji-bijian, buah-buahan, dan sayuran lezat, seperti ubi jalar dan kacang polong yang mengandung gula yang dilepaskan perlahan ke dalam aliran darah. Makanan tersebut tidak hanya menyehatkan, namun dapat membantu mengatasi stres.

3. Tambahkan Beberapa Lemak Baik

Banyak orang yang beranggapan bahwa lemak hewani adalah salah satu penyebab ketidakseimbangan hormon kesuburan. Akan tetapi, itu hanya mitos. Anda boleh mengonsumsi lemak hewani asal masih dalam batas normal. Apalagi jika Anda mengonsumsi daging merah (sapi) yang lebih sering diberi makan rumput, sehingga profil asam lemaknya optimal. Selain itu, tetap makan alpukat, ikan berminyak, kacang-kacangan, dan biji-bijian.

4. Perbaiki Pola Tidur

Bukan hanya durasi panjangnya, tetapi juga kualitas istirahat. Perubahan mudah untuk melakukannya termasuk membuat kamar tidur lebih gelap (atau menggunakan masker tidur), waktu tidur dan jam bangun yang teratur, dan menyesuaikan suhu kamar. Juga, hindari atau kurangi asupan kafein atau merokok setidaknya enam jam sebelum tidur. Tambahkan rutinitas sebelum tidur yang mencakup waktu meditasi atau doa, bacaan yang baik, dan tidak ada paparan layar digital setidaknya satu jam sebelum tidur. 

5. Menyeimbangkan Hormon secara Alami

Ada beberapa cara untuk menyeimbangkan hormon secara alami dan meningkatkan kualitas ovulasi. Siklus benih melibatkan makan jenis benih tertentu selama fase tertentu dari siklus Anda untuk meningkatkan keseimbangan hormon. Bukti terbatas, tetapi beberapa penelitian telah menyarankan hubungan antara konsumsi makanan tinggi lignan (seperti biji rami) dan efek pada tindakan steroid seks.

Anda juga dapat membuat perubahan gaya hidup sederhana untuk secara alami meningkatkan progesteron dan meningkatkan ovulasi. Misalnya, ada beberapa makanan yang dapat membantu meningkatkan produksi progesteron, antara lain brokoli, bayam, kacang-kacangan, dan labu. Terkadang, suplemen herbal atau obat resep bisa membantu. 

Jika Anda tertarik dengan salah satu opsi tersebut, disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter. Ini hanyalah beberapa saran umum untuk mendukung siklus yang sehat dan teratur, dan untuk membantu menginduksi ovulasi secara alami melalui pilihan makanan dan gaya hidup.

Jika Anda telah melakukan perubahan ini secara efektif dan siklus Anda masih tidak berfungsi secara normal, Anda perlu berkonsultasi dengan dokter yang dapat memahami pola unik siklus dan kadar hormon serta mendiagnosis akar penyebab masalah ini. Menggunakan kontrasepsi untuk mengatur siklus dapat mengurangi gejala dan menyembunyikan disfungsi tersebut, tetapi tidak akan menghilangkannya.

Demikian penjelasan terkait pengertian apa itu ovulasi, proses, ciri-ciri, cara melakukan tes ovulasi secara mandiri, hingga beberapa pilihan pengobatan untuk merangsang ovulasi. Semoga dapat membantu Bunda dan pasangan demi kelancaran program hamil yang sedang kalian jalankan. 

***

Artikel telah diupdate oleh: Nikita Ferdiaz

 

 

Baca juga:

17 Mitos dan Fakta Ovulasi yang Perlu Parents Tahu, Jangan Keliru!

Cara Menghitung dan Tanda Masa Subur Perempuan, Bantu Melancarkan Program Hamil

Bercinta Sehari Sebelum Haid Bisa Hamil? Yuk, Pelajari Siklus Menstruasi dan Peluang Kehamilan

Penulis

Aulia Trisna