Dari sekian banyak alat KB, kontrasepsi hormonal cocok untuk siapa?
Jika Bunda dan suami ingin menunda kehamilan, menggunakan alat kontrasepsi memang merupakan salah satu pilihan yang paling aman.
Namun, memilih alat kontrasepsi yang sesuai memang bukan perkara mudah.
Penting untuk dipahami lebih dulu bahwa alat kontrasepsi yang satu ini mengandung sejumlah kecil hormon estrogen dan progestin buatan.
Kedua hormon tersebut berfungsi untuk menghambat siklus hormonal alami dalam tubuh perempuan, yang bertujuan untuk mencegah kehamilan.
Simak kata dokter tentang kontrasepsi hormonal berikut ini.
Artikel terkait: 5 Merek Pil KB yang Bagus di 2024 dan Tips Memilihnya
Alat Kontrasepsi Hormonal: Jenis, Cara Kerja, dan Efek Samping
Jenis kontrasepsi ini biasanya bekerja dengan cara menghentikan tubuh perempuan untuk berovulasi, mengubah tampilan atau tekstur lendir serviks sehingga menyulitkan sperma melewati jalan serviks untuk membuahi sel telur.
Secara umum, jenis kontrasepsi ini memiliki dua tipe di antaranya:
- Kotrasepsi hormonal kombinasi: Merupakan alat KB yang mengandung hormon estrogen dan beberapa jenis hormon progestik sintetik.
- Kontrasepsi hormonal progestin: Merupakan alat kontrasepsi yang hanya mengandung hormon progestin. Jenis ini merupakan pilihan yang bagus jika kondisi Bunda memang tidak dapat menggunkana kontrasepsi estrogen.
Selain itu, jenis kontrasepsi ini juga bisa digunakan dalam berbagai bentuk. Macam-macam bentuk alat kontrasepsi hormonal di antaranya:
- Pil KB
- Cincin vagina
- Suntikan atau injeksi
- Patch/koyo
- Implan
- KB Spiral/IUD
Artikel terkait: Sudah Pakai Pil KB tapi Masih Kebobolan? Ini 7 Penyebabnya
Adakah Efek Samping Kontrasepsi Hormonal?
Terkait dengan efek samping, serta tips penggunaaan alat kontrasepsi ini, theAsianparent melakukan wawancara dengan Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan dr. Andry, Sp. OG dari Rumah Sakit Pondok Indah Bintaro Jaya.
Menurutnya, terdapat beberapa kondisi atau masalah kesehatan tertentu yang membuat perempuan disarankan untuk tidak menggunakan jenis kontrasepsi hormonal.
Kondisi tersebut antara lain:
- Perempuan yang obesitas (BMI lebih dari 35)
- Ibu yang sedang menyusui
- Penderita darah tinggi/hipertensi
- Memiliki riwayat tromboemboli pembuluh darah (penyumbatan pembuluh darah)
- Penderita kanker payudara
Benarkah kontrasepsi hormonal bisa menyebabkan kanker payudara?
Studi analisis pada beberapa studi epidemiologis dari National Cancer Institute tahun 2018 menyatakan secara umum, wanita yang pernah menggunakan kontraspesi hormonal oral memiliki sedikit peningkatan risiko relatif dari kanker payudara sebesar 7 persen.
Risiko tersebut menurun setelah penggunaan kontrasepsi dihentikan, dan tidak terdapat peningkatan risiko setelah 10 tahun setelah penghentian kontrasepsi.
Apakah Kontrasepsi Hormonal Mengganggu Kesuburan?
Dokter Andry menjelaskan bahwa kontrasepsi ini tidak mengganggu kesuburan perempuan.
Adapun kandungan hormonal dalam dosis yang telah disesuaikan dengan hormon alamiah dalam tubuh, sehingga tidak mengganggu kesuburan.
Begitu hormon dihentikan, kesuburan wanita akan kembali.
Sementara bagi perempuan menyusui, secara umum, kontrasepsi yang mengandung hormon estrogen dapat menurunkan produksi ASI.
Apabila Bunda sedang menyusui, Anda dapat memilih pil mini yang hanya mengandung hormon progesteron (progestin), atau memilih kontrasepsi non-hormonal lainnya, seperti IUD (intrauterine device), implan yang hanya mengandung hormon progesteron, kondom, dan diafragma.
Artikel terkait: Koyo KB, Cara Pemakaian beserta Kelebihan dan Kekurangannya
Karena ada beberapa kondisi yang tidak menyarankan menggunakan kontrasepsi hormonal, maka alangkah lebih baik jika Anda berkonsultasi terlebih dahulu ke dokter sebelum memutuskan untuk menggunakan jenis alat KB ini, ya, Bun!
***
Baca juga:
Bingung milih alat kontrasepsi yang paling cocok? Ini tips dari dokter kandungan
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.