Apa yang Parents ketahui mengenai ovulasi? Ya, ovulasi merupakan salah satu faktor yang perlu diperhatikan bagi pasangan suami-istriyang menjalankan program hamil. Sayangnya, sampai saat ini masih banyak mitos dan fakta ovulasi yang keliru.
Agar tidak salah, dan membuat bingung, berikut ini 17 mitos dan fakta ovulasi yang perlu Parents ketahui.
17 Mitos dan Fakta Ovulasi yang Perlu Diketahui
Secara umum ovulasi adalah sel telur yang berkembang dan matang di ovarium pada masa subur seorang perempuan dan kemudian terlepas untuk siap dibuahi. Untuk lebih lengkapnya, berikut ini penjelasan mengenai mitos dan fakta ovulasi.
1. Siklus Normal Rata-rata 28 Hari
Siklus haid perempuan pada umumnya rata-rata adalah 28 hari, tapi normalnya antara 23 sampai 35 hari. Sedangkan ovulasinya bisa terjadi di pertengahan siklus haid yaitu sekitar hari ke-14 dari siklus 28 hari yang dihitung dari hari pertama haid hingga ke hari pertama haid periode berikutnya.
2. Ovulasi Berbeda pada Tiap Perempuan
Ovulasi pada tiap perempuan bisa berbeda antara 23 hingga 35 hari, tergantung dari siklus menstruasinya. Untuk memastikan siklus Anda, coba hitung masa haid dari 6 hingga 12 bulan terakhir ini.
3. Apakah Ovulasi Selalu Terjadi di Masa Menstruasi?
Ada banyak mitos dan fakta ovulasi yang beredar, salah satunya ovulasi hanya terjadi selama masa haid.
Tidak juga, ya, Bunda. Bunda bisa haid meskipun tidak mengalami ovulasi. Begitu juga sebaliknya, Anda masih bisa mengalami ovulasi meskipun tidak menstruasi.
4. Sel Telur Hidup Selama 24 Jam
Setelah meninggalkan ovarium, di masa ovulasi sel telur akan hidup selama 24 jam. Jadi pada saat perempuan melakukan seks di hari ovulasi ia kemungkinan besar akan hamil jika melakukan hubungan seks.
5. Tidak Semua Sel Telur Matang
Perempuan menghasilkan jutaan sel telur seumur hidupnya. Sebanyak setengahnya diserap oleh ovarium sebelum mencapai usia dewasa muda dan menunggu dilepaskan menunggu siklus ovulasi dimulai. Namun dari sana, hanya rata-rata sekitar 300-500 sel telur matang saja yang dihasilkan.
6. Hanya 1 Telur yang Terlepas
Saat ovulasi terjadi, LH dan follicle stimulating hormone (FSH) memproduksi kantong-kantong telur pada ovarium. Dan hanya satu kantong yang kemudian membesar dan memproduksi telur. Satu telur itulah yang dilepaskan dalam setiap siklus haid.
Kantong ini juga mulai memproduksi estrogen yang akan memberi tanda kepada tubuh untuk menebalkan dinding rahim sebagai persiapan penempelan telur. Setelah sel telur keluar, kantongnya memproduksi progesteron yang dapat mencegah pelepasan sel telur lain pada siklus ini.
7. Sel Telur yang Tidak Matang akan Terbuang
Sel telur yang tidak dibuahi oleh sperma selama masa ovulasi akan hancur dan diserap dinding rahim atau terbuang bersama menstruasi.
8. Ukuran Sel Telur Kecil
Ketika sel telur dilepaskan di masa ovulasi, ukurannya lebih kecil dari kepala jarum pentul.
9. Sperma Hidup Selama 5 Hari
Ditambah dengan fakta bahwa sperma bisa hingga lima hari, maka sebuah ide bagus bagi pasangan suami istri yang sedang merencanakan kehamilan untuk melakukan seks rutin sebelum ovulasi. Namun dari sekian banyak sperma yang melewati vagina –lalu masuk ke rahim dan naik ke tuba falopi tempat sel telur berada- hanya satu sperma saja yang bisa menembus lapisan luar telur.
10. Antara Mitos dan Fakta Ovulasi: Hasrat Seksual Dianggap Meningkat Saat Ovulasi
Penelitian mengatakan, banyak perempuan merasa lebih bergairah dan lebih mudah bersosialisasi di sekitar waktu ovulasi. Peningkatan Hasrat seksual ini terjadi terhitung enam hari di masa awal dan akhir ovulasi, perempuan akan mengalami fase peningkatan hasrat seksual.
Saat itu Luteinizing Hormone (LH) atau hormon lutein berproduksi, dan 3 hari sebelum LH berada di puncak yakni 24-36 jam sebelum ovulasi, dorongan seksual mereka meningkat. Saat itulah peluang hamil para perempuan menjadi lebih tinggi 8%-24%. Dan peluang ini akan semakin tinggi lagi 21% dan 34% sehari sebelum ovulasi.
11. Cairan Serviks Meningkat
Hasrat seksual yang tinggi sebelum ovulasi secara otomatis meningkatkan produksi cairan serviks. Hal ini juga memungkinkan menipisnya lendir serviks, peningkatan sensitivitas dan kelembaban vagina, yang kemudian berdampak pada meningkatkan kenikmatan dan keinginan seksual.
12. Mitos dan Fakta Ovulasi, Suami Makin Lengket Selama Masa Ovulasi
Secara naluriah suami cenderung makin merasa tertarik pada sang istri di masa ovulasi. Jadi jika Bunda ingin segera hamil, inilah waktunya menarik perhatiannya!
13. Usai ovulasi, Hasrat Seksual Menurun
Setelah masa ovulasi, hormon lutein dan estrogen pun menurun, serta peningkatan hormon progesteron. Penurunan ini juga mengindikasikan penurunan hasrat seksual hingga menstruasi berikutnya datang.
14. Hamil Kemungkinan Gagal
Dampak dari ovulasi berbeda pada tiap perempuan, tergantung pada kondisi mereka. Hal yang paling memengaruhi ovulasi adalah ketidakseimbangan hormon stres yang menyebabkan rentan depresi, cemas, masalah pada mestruasi, serta mengkonsumsi obat kesuburan yang berisiko menyebabkan perubahan suasana hati. Jadi, jika Bunda sedang sedang merencanakan kehamilan, ada baiknya mengelola pikiran dengan baik dan menghindari stres untuk meningkatkan gairah seks.
Beberapa perempuan mengalami pendarahan saat sel telur yang telah dibuahi menempel di dinding rahim. Kondisi ini kadang disalahartikan sebagai menstruasi.
Artikel Terkait: 5 Rekomendasi Merek Alat Tes Ovulasi, Cek Masa Subur Bunda!
15. Diikuti Rasa Nyeri
Ada beberapa perempuan yang mengalami tanda fisik saat ovulasi, yakni perut bagian bawah terasa nyeri. Tapi penelitian menyebutkan, hanya satu dari antara lima perempuan yang mengalami hal itu.
16. Perubahan Cairan Vagina
Verywellfamily.com menyarankan memeriksa lendir serviks untuk mendeteksi ovulasi. Salah satu tanda ovulasi segera terjadi adalah kadar hormon estrogen meningkat dan menyebabkan perubahan lendir vagina. Lendir berwarna lebih bening, licin, dan elastis, seperti putih telur yang mentah.
17. Perubahan Suhu Tubuh
Coba cek suhu tubuh basal Anda. Sebelum ovulasi, suhu tubuh basal Anda berada di angka 36,1-36,4 derajat Celsius, dan suhunya akan meningkat 0.5 – 1 derajat Celsius saat ovulasi menjadi 36,4-37 derajat Celsius.
Artikel Terkait: 10 Suplemen Asam Folat Ibu Hamil Pilihan untuk Program Kehamilan
Itulah mitos dan fakta ovulasi yang perlu diketahui. Jadi jika Anda sedang merencanakan memiliki anak dalam waktu dekat, buat jadwal berhubungan intim sesuai dengan jadwal ovulasi Anda. Selamat mencoba, Parents!
Baca juga:
Proses Terjadinya Kehamilan, dari Pembentukan Sel Telur Hingga Jadi Janin
Cara Menghitung Masa Subur dan Tandanya, Bantu Melancarkan Program Hamil
7 Tanda Perempuan Gagal Ovulasi dan Penyebabnya, Bikin Program Hamil Tidak Lancar!
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.