Parents, apakah sudah mengenal tentang Amniotic Band Syndrome? Lantas, bagaimana pula gejala dan dampak yang akan didapatkan? Adakah pengobatan dan pencegahannya? Untuk mengetahui informasi lebih lengkapnya, Parents wajib simak penjelasan berikut ini.
Amniotic Band Syndrome, Benarkah Penyebab Kaki Pengkor pada Bayi Baru Lahir?
Ketika Bunda mendapatkan kehamilan tentu ingin melahirkan anak yang sehat dan sempurna secara fisik juga psikis. Namun bagaimana saat si kecil lahir, Parents harus menerima kenyataan bahwa ia mengalami cacat fisik? Sedih sudah pasti Parents rasakan.
Akan tetapi, Parents perlu cari tahu terlebih dahulu penyebab yang sebenarnya dan bagaimana cara mengatasinya. Oleh karena itu, kami akan mengulas tentang Amniotic Band Syndrome yang dapat mengakibatkan si kecil lahir tidak sempurna.
Apa yang Dimaksud ABS (Amniotic Band Syndrom)?
Sindrom pita ketuban nama lain dari Amniotic Band Syndrome terjadi karena adanya kerusakan lapisan dalam plasenta yang biasa disebut amnion selama kehamilan. Jika pita ketuban yang berbentuk seperti serat ini mengalami kerusakan pada janin yang sedang berkembang, maka akan mengakibatkan aliran darah tidak lancar, dan hal ini yang akan berpengaruh pada pertumbuhan bagian tubuh tertentu si bayi.
Hal tersebutlah yang dapat menyebabkan kelainan bentuk tubuh dan si kecil terlahir tidak sempurna. Misal saja dalam beberapa kasus yang sering terjadi adalah bayi terlahir hanya dengan beberapa helai rambut, atau ada anggota tubuh tertentu yang menempel erat sehingga harus dilakukan operasi bahkan amputasi.
Bunda bisa menjaga dan mencegah kondisi ini terjadi dengan sering melakukan cek kandungan rutin selama kehamilan. Pasalnya sindrom ini pun bisa dideteksi melalui USG.

Dampak dari Sindrom Pita Ketuban
Ada beberapa dampak yang terjadi jika janin dalam kandungan Bunda mengalami Amniotic Band Syndrome, di antaranya:
- Deformitas kuku
- Terhambatnya pertumbuhan tulang di jari sehingga menyebabkan jari tangan tidak tumbuh dengan sempurna
- Perbedaan panjang tungkai sehingga ketika dewasa si kecil tidak bisa jalan dengan sempurna
- lymphedema distal (bengkak)
- Bibir sumbing
- Kaki pengkor
- Keguguran diakibatkan janin dalam kandungan terlilit tali pusat
Penyebab Amniotic Band Syndrome

Sindrom Pita Ketuban sebetulnya tidak bersifat genetik. Maka dari itu, ketika Bunda mengalami kehamilan belum tentu ABS ini akan terjadi kembali pada janin berikutnya yang Bunda kandung.
Sindrom ini secara umum terjadi karena amnion mengalami kerusakan. Efeknya membuat bayi terpapar jaringan lengket berserat yang menyerupai pita tersebut dan kerusakan yang terjadi dapat memengaruhi kualitas cairan dalam rahim, serta mengurangi suplai oksigen dalam darah kepada si bayi.
Cara Pengobatan
Meskipun ABS (Amniotic Band Syndrom) terlihat menakutkan, tetapi masih ada beberapa pengobatan yang bisa dilakukan. Cara ini sebetulnya tergantung dari tingkat keseriusan yang dialami bayi akibat sindrom pita ketuban.
Tujuan dari pengobatan ini adalah untuk melepaskan penyempitan yang disebabkan oleh kerusakan pita ketuban dengan cara fetoskopi operatif, yakni dengan berbagai teknik bedah untuk melepaskan jaringan tersebut. Untuk keberhasilan operasi janin bergantung pada tingkat kerusakannya, bahkan jika mengalami keparahan maka harus dilakukan amputasi.

- Operasi Plastik atau Rekonstruktif
Cara ini biasanya dilakukan setelah si bayi terlahir. Pengobatan tersebut tak hanya dilakukan operasi saja, tetapi akan ada perawatan kembali pascaoperasi, seperti terapi fisik dan okupasi, prostetik ini biasanya untuk anak-anak yang harus diamputasi.
Dari kedua pengobatan tersebut, yang mana yang paling tepat kembali lagi pada diagnosis oleh tenaga ahli. Biasanya keputusan diambil setelah menjalani beberapa tahap pemeriksaan, mulai dari pemeriksaan menggunakan ultrasonografi 2-D dan 3-D resolusi tinggi, cek darah pada anggota tubuh yang terkena, dan MRI.
Nah, Bunda, itulah ulasan tentang Amniotic Band Syndrome, semoga menjadi informasi yang bermanfaat untuk Bunda,ya. Tetap jaga kesehatan Bunda dan si kecil!
Artikel telah ditinjau oleh:
dr. Gita Permatasari, MD
Dokter Umum dan Konsultan Laktasi
Baca Juga:
id.theasianparent.com/nutrisi-untuk-otak-anak
id.theasianparent.com/mainan-edukasi-anak-3-tahun
id.theasianparent.com/manfaat-anak-tidur-sendiri
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.