Bibir sumbing pada bayi merupakan salah satu kondisi cacat lahir yang dipengaruhi berbagai faktor. Umumnya, penyebab bibir sumbing ini dikarenakan adanya faktor genetik, termasuk kondisi kesehatan ibu selama masa kehamilan yang menyebabkan jaringan bibir dan mulutnya tidak bergabung secara sempurna.
Pertanyaan selanjutnya, bisakah faktor penyebab bibir sumbing pada bayi ini dihindari?
Penyebab Bibir Sumbing pada Bayi yang Perlu Dihindari
Dikutip dari laman Mayo Clinic, bibir sumbing atau celah langit mulut bayi terjadi ketika proses tumbuh kembang bayi dalam kandungan, wajah dan mulut bayi tidak bergabung dengan sempurna. Dalam situasi normal, jaringan yang membentuk bibir dan langit-langit mulut janin akan bergabung pada trimester kedua dan trimester ketiga.
Akan tetapi, dalam kasus bayi dengan celah bibir dan celah langit mulut, penggabungan jaringan tersebut tidak terjadi atau hanya terjadi sebagian. Dengan begitu, menyisakan celah terbuka di bagian mulut atau bibirnya.
Para ilmuwan percaya bahwa kebanyakan kasus ini dan celah langit disebabkan oleh interaksi genetik dan faktor lingkungan. Akan tetapi, pada beberapa kasus lainnya penyebab bibir sumbing pada bayi justru belum diketahui secara pasti.
Dalam beberapa kasus, bayi mewarisi gen yang membuatnya mengalami bibir sumbing. Ibu atau ayah dari si bayi bisa menurunkan gen penyebab kondisi ini, atau mewariskan sindrom genetik yang mencakup celah bibir atau celah langit sebagai gejalanya. Selain itu, faktor lingkungan juga bisa memicu hal ini terjadi.
Faktor-faktor penyebab bibir sumbing pada bayi yang perlu diketahui:
- Riwayat kesehatan keluarga. Orangtua yang punya riwayat keluarga dengan bibir sumbing atau celah langit punya risiko lebih tinggi memiliki anak dengan kondisi yang sama.
- Paparan substansi tertentu saat hamil. Ibu hamil yang punya kebiasaan merokok, minum alkohol dan konsumsi obat-obatan tertentu bisa berisiko memiliki bayi sumbing.
- Diabetes sebelum kehamilan. Ada beberapa bukti penelitian dimana perempuan yang didiagnosa mengalami diabetes sebelum kehamilan, bisa punya risiko yang lebih tinggi melahirkan bayi dengan kondisi ini.
- Berat badan berlebih saat hamil. Beberapa penelitian juga mengungkap bahwa bayi yang lahir dari ibu dengan masalah obesitas, punya risiko lebih tinggi untuk mengalami bibir sumbing atau celah langit.
- Tidak mendapat nutrisi yang cukup, seperti asam folat, sebelum dan selama kehamilan. Faktanya, asam folat adalah vitamin yang penting bagi pertumbuhan dan perkembangan pada bayi. Ibu hamil yang mengonsumsi asam folat sebelum dan selama awal kehamilan membantu mencegah bibir sumbing, cacat otak, ataupun kelainan tulang belakang pada bayi.
- Minum obat-obatan tertentu selama kehamilan. Ibu hamil yang memiliki riwayat epilepsi dan mengonsumsi obat anti-kejang, seperti topiramate atau asam valproat, selama trimester pertama cenderung melahirkan bayi dengan bibir sumbing dibandingkan dengan ibu hamil yang tidak mengonsumsi obat-obatan ini. Epilepsi adalah kelainan kejang yang yang memengaruhi cara kerja sel saraf di dalam otak. Kejang terjadi ketika tubuh bergerak tanpa bisa dikendalikan.
- Paparan virus atau bahan kimia saat janin berkembang di dalam rahim.
Masalah yang Akan Timbul pada Bayi
Anak-anak yang mengalami ini menghadapi berbagai tantangan yang bisa menghambat proses tumbuh kembangnya.
Di antaranya ialah sebagai berikut:
- Kesulitan menyusui. Bayi dengan bibir sumbing atau celah langit akan kesulitan untuk menyusui, ataupun IMD ketika ia baru lahir. Hal ini karena si bayi akan kesulitan untuk menghisap air susu ibunya. Bila asupan ASI tidak didapatkan si bayi, tentu ini akan menghambat tumbuh kembangnya.
- Infeksi telinga dan kehilangan pendengaran. Bayi lebih rentan terjadi penumpukan cairan di telinga tengah. Jika tidak ditangani, infeksi telinga dapat menyebabkan gangguan pendengaran
- Masalah gigi. Bayi lebih rentan terhadap gigi berlubang yang lebih besar dan seringkali memiliki gigi yang hilang, cacat atau bergeser sehingga memerlukan perawatan gigi dan ortodontik. Selain itu, anak-anak dengan celah langit-langit sering mengalami defek tulang alveolar yang mengakibatkan pertumbuhan gigi bayi bisa terhambat.
- Kesulitan bicara. Langit-langit mulut adalah tempat di mana suara berasal, bayi yang memiliki celah langit akan kesulitan untuk bicara. Suaranya tidak terdengar dengan baik, mungkin terdengar sengau, berdengung dan ucapannya mungkin sulit untuk dipahami.
- Kesulitan menerima kondisi. Anak yang tumbuh dengan kondisi ini mungkin akan mengalami masalah emosi dan perilaku, karena ia kesulitan menyampaikan keinginannya akibat suara yang dihasilkan tidak normal, juga penampilan fisik yang rentan menjadi objek ledekan atau bullying ketika ia mulai bersekolah.
Seberapa Sering Bibir Sumbing Terjadi
Bibir sumbing dan langit-langit sumbing adalah cacat lahir yang umum. Di Amerika Serikat ada sekitar 1 dari setiap 1.600 bayi lahir dengan bibir dan langit-langit mulut sumbing. Sekitar 1 dari setiap 2.800 bayi lahir dengan kondisi ini tanpa celah langit-langit. Ada pula sekitar 1 dari setiap 1.700 bayi lahir dengan celah langit-langit
Bibir sumbing dan langit-langit mulut sumbing terjadi sangat awal pada kehamilan. Bibir bayi terbentuk antara 4 dan 7 minggu kehamilan, dan langit-langit mulut terbentuk antara 6 dan 9 minggu kehamilan.
Kondisi celah mulut tidak harus terjadi bersamaan, alias ada bayi yang memiliki salah satunya tanpa yang lain. Anak laki-laki dua kali lebih mungkin mengalami bibir sumbing dibandingkan anak perempuan, dengan atau tanpa langit-langit mulut sumbing.
Sedangkan, anak perempuan lebih mungkin dibandingkan anak laki-laki untuk memiliki langit-langit mulut sumbing tanpa bibir sumbing.
Faktor Risiko Bibir Sumbing pada Bayi
Baru-baru ini, Centers for Disease Control and Prevention (CDC) melaporkan temuan penting dari studi penelitian tentang beberapa faktor risiko yang meningkatkan kemungkinan memiliki bayi dengan celah orofasial, yaitu:
1. Merokok
Ibu hamil yang merokok selama kehamilan lebih mungkin memiliki bayi dengan celah orofasial dibandingkan ibu yang tidak merokok.
2. Diabetes
Ibu hamil dengan diabetes yang didiagnosis sebelum kehamilan memiliki peningkatan risiko memiliki anak dengan bibir sumbing dengan atau tanpa celah langit-langit, dibandingkan dengan ibu yang tidak menderita diabetes.
3. Penggunaan Obat-obatan Tertentu
Ibu yang mengonsumsi obat-obatan tertentu untuk mengobati epilepsi, seperti topiramate atau asam valproat, selama trimester pertama (3 bulan pertama) kehamilan, memiliki peningkatan risiko memiliki bayi dengan bibir sumbing dengan atau tanpa celah langit-langit, dibandingkan dengan ibu yang tidak menggunakan obat-obatan ini.
4. Riwayat Keluarga
Orang tua dengan riwayat keluarga bibir sumbing atau langit-langit mulut sumbing menghadapi risiko lebih tinggi memiliki bayi dengan celah.
5. Obesitas
Ada beberapa bukti bahwa bayi yang lahir dari ibu dengan berat badan berlebih mungkin memiliki peningkatan risiko kondisi ini.
CDC terus mempelajari cacat lahir, seperti bibir sumbing dan langit-langit mulut sumbing, dan cara mencegahnya.
Jika Anda sedang hamil atau merencanakan untuk hamil, bicarakan dengan dokter tentang cara-cara untuk meningkatkan peluang memiliki bayi yang sehat.
Diagnosis
Bibir sumbing biasanya bisa diketahui selama pemindaian ultrasonografi (USG) di pertengahan kehamilan atau saat usia 18 dan 21 minggu kehamilan. Tidak semua bibir sumbing akan terlihat jelas pada pemindaian ini, dan sangat sulit untuk mendeteksi langit-langit mulut sumbing pada pemindaian ultrasound.
Jika celah belum terdeteksi dalam USG sebelum bayi lahir, pemeriksaan fisik mulut, hidung dan langit-langit mulut dapat mendiagnosis bibir sumbing atau langit-langit mulut sumbing setelah lahir. Pemeriksaan ini dilakukan dalam waktu 72 jam setelah bayi lahir.
Ketika bibir sumbing atau langit-langit mulut terdiagnosis, Anda akan dirujuk ke tim spesialis untuk menjelaskan kondisi bayi, mendiskusikan perawatan yang dibutuhkan, dan menjawab pertanyaan apa pun yang Parents miliki.
Dalam beberapa kasus, dokter mungkin dapat merekomendasikan amniosentesis untuk memeriksa kondisi genetik lainnya. Amniosentesis adalah prosedur untuk mengeluarkan cairan ketuban dari kantung ketuban. Ini membantu mendiagnosis kelainan bawaan lainnya.
Cara Mengobati Bibir Sumbing
Mengobati bibir sumbing dan langit-langit mulut sumbing tergantung pada luasnya celah, usia anak dan kebutuhan khusus atau kondisi kesehatan lainnya. Pembedahan dilakukan di rumah sakit, dan anak mendapat anestesi sehingga mereka tertidur selama prosedur.
Perbaikan Bibir Sumbing
Perbaikan kondisi ini mungkin memerlukan satu atau dua operasi. Operasi pertama biasanya terjadi ketika bayi berusia antara 3 dan 6 bulan. Operasi ini menutup bibir bayi. Operasi kedua, jika perlu, biasanya dilakukan saat anak berusia 6 bulan.
Beberapa teknik dapat meningkatkan hasil perbaikan bibir sumbing dan langit-langit mulut bila digunakan dengan tepat sebelum operasi. Mereka non-invasif dan secara dramatis mengubah bentuk bibir, hidung, dan mulut bayi:
-
Rejimen lip-taping dapat mempersempit celah pada bibir sumbing anak.
-
Lift hidung membantu membentuk bentuk hidung bayi yang benar.
-
Alat cetakan hidung-alveolar (NAM) dapat digunakan untuk membantu membentuk jaringan bibir ke posisi yang lebih baik sebagai persiapan untuk perbaikan bibir.
Perbaikan Langit-Langit Mulut Sumbing
Perbaikan langit-langit mulut sumbing dilakukan pada usia 12 bulan dan menciptakan langit-langit mulut yang berfungsi dan mengurangi kemungkinan cairan akan berkembang di telinga tengah.
Untuk mencegah penumpukan cairan di telinga tengah, anak dengan celah langit-langit biasanya membutuhkan tabung khusus yang ditempatkan di gendang telinga untuk membantu drainase cairan, dan kebutuhan pendengaran mereka diperiksa setahun sekali.
Hingga 40% anak-anak dengan langit-langit mulut sumbing membutuhkan operasi lebih lanjut untuk membantu meningkatkan kemampuan bicara mereka.
Ahli patologi wicara menilai kemampuan bicara antara usia 4 dan 5 tahun. Mereka mungkin menggunakan nasofaring untuk memeriksa pergerakan langit-langit dan tenggorokan.
Jika operasi diperlukan untuk meningkatkan kemampuan berbicara, operasi ini biasanya dilakukan sekitar usia 5 tahun.
Anak-anak dengan celah yang melibatkan garis gusi mungkin juga memerlukan cangkok tulang ketika mereka berusia antara 6 dan 10 tahun untuk mengisi garis gusi bagian atas. Hal ini diperlukan agar dapat menopang gigi permanen dan menstabilkan rahang atas.
Setelah gigi permanen tumbuh, seorang anak akan sering membutuhkan kawat gigi untuk meluruskan gigi dan palatum expander untuk melebarkan langit-langit.
Operasi tambahan dapat mencakup operasi untuk:
-
Memperbaiki penampilan bibir dan hidung
-
Tutup lubang antara mulut dan hidung
-
Bantuan untuk bernapas
-
Stabilkan dan luruskan rahang
Kemungkinan risiko operasi termasuk pendarahan, infeksi dan kerusakan saraf, jaringan atau struktur lainnya. Pembedahan biasanya berhasil, dan risikonya rendah.
Operasi kondisi ini meninggalkan bekas luka merah muda kecil yang akan memudar seiring waktu dan menjadi kurang terlihat saat anak tumbuh.
Mencegah Risiko Bibir Sumbing pada Bayi Sejak Kehamilan
Tak dapat dipungkiri, orangtua yang melahirkan bayi dengan bibir sumbing akan mengkhawatirkan kemungkinan memiliki anak lagi dengan kondisi yang sama.
Meskipun bibir sumbing pada dasarnya tak dapat diprediksi, namun Parents bisa mempertimbangkan langkah-langkah berikut untuk menurunkan risikonya:
- Pertimbangkan konseling dengan dokter apabila anggota keluarga memiliki riwayat bibir sumbing. Sebelum berencana untuk melakukan program hamil, ada baiknya jika Parents berkonsultasi dengan dokter. Biasanya, dokter akan merekomendasikan Anda untuk konsultasi dengan konselor genetik yang akan membantu menentukan risikonya pada anak.
- Konsumsi vitamin prenatal. Jika Bunda berencana untuk segera hamil, tanyakan pada dokter apakah sebaiknya Bunda perlu mengonsumsi vitamin prenatal yang mengandung asam folat 400 mikrogram setiap hari.
- Jangan merokok dan minum alkohol. Kandungan tembakau dan alkohol dapat meningkatkan risiko melahirkan bayi dengan cacat bawaan.
- Pastikan Bunda melakukan pemeriksaan prakonsepsi. Ini adalah pemeriksaan menyeluruh kesehatan yang menyeluruh yang dilakukan sebelum kehamilan untuk memastikan Bunda dalam keadaan sehat saat hamil nanti.
- Usahakan berat badan Bunda ideal sebelum hamil. Bunda juga bisa berkonsultasi dengan dokter untuk memperkirakan penambahan jumlah berat badan selama nanti hamil.
- Konsultasikan dengan dokter untuk memastikan obat-obatan yang Bunda konsumsi selama kehamilan aman. Bisa jadi Bunda harus menyetop konsumsi obat-obatan tertentu atau menggantinya dengan yang lebih aman selama hamil nanti. Tapi, jangan pernah berhenti mengonsumsi obat-obatan tertentu sebelum berkonsultasi dengan ahlinya.
- Saat hamil nantinya, pastikan Bunda mendapatkan perawatan prenatal sejak dini dan teratur. Perawatan ini adalah jenis perawatan medis yang Bunda dapatkan selama kehamilan.
- Lindungi diri dari segala bentuk infeksi. Pastikan Bunda telah melakukan vaksinasi termutakhir. Vaksinasi penting untuk melindungi Bunda dari infeksi tertentu. Ingat, jauhi orang yang terkena infeksi dan jangan lupa lebih rajin cuci tangan.
Dengan mengetahui apa saja penyebab bibir sumbing dan upaya pencegahannya, diharapankan si kecil bisa lahir dengan kondisi sehat, dan tidak mengalaminya.
***
Artikel telah diupdate Fadhila Afifah
Baca juga:
Bayi sumbing, penyebab, risiko, dan cara tepat mengatasinya
Operasi Bibir Sumbing yang Perlu Dipahami
5 Cacat lahir pada bayi yang sering terjadi di Indonesia
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.