Di masa pandemi seperti ini, ibu hamil yang hendak melahirkan memiliki kewajiban dan waktu khusus untuk melakukan tes swab COVID-19. Berbagai prosedur dilakukan untuk mencegah penyebaran COVID-19 semakin meluas, salah satunya dengan cara seperti ini.
Olah karena itu, yuk, simak berbagai informasi terkait waktu yang tepat ibu hamil untuk melakukan tes swab COVID-19.
Kapan Waktu Tes Swab bagi Ibu Hamil?
Salah satu cara untuk mendeteksi seseorang mengidap COVID-19 yaitu dengan melakukan tes swab. Ibu hamil merupakan salah satu golongan yang rentan tertular virus Corona karena kekebalan tubuhnya menurun.
Hal ini bisa terjadi karena perubahan sistem tubuh, pengaruh hormonal, dan pertumbuhan embrio dalam rahim, sehingga imunitas ibu hamil biasanya tidak maksimal.
Ibu hamil disarankan untuk mendeteksi dirinya terserang virus COVID-19 atau tidak. Berbagai rumah sakit juga menyarankan ibu hamil untuk melakukan deteksi virus COVID-19 sebelum persalinan untuk menjaga keamanan ibu, bayi, dan tenaga medis yang membantu.
Berikut ini adalah beberapa informasi penting terkait tes swab untuk ibu hamil.
1. Ibu Hamil Melakukan Tes Swab 1-2 Minggu Sebelum Melahirkan
Ibu hamil perlu melakukan pengecekan COVID-19 demi mencegah risiko penularan virus. Tes dengan metode swab dinilai lebih akurat daripada rapid test.
Setiap rumah sakit memiliki prosedur yang berbeda untuk pemeriksaan COVID-19 pada ibu hamil. Khusus untuk ibu hamil yang akan melakukan persalinan, tes swab dapat dilakukan pada minggu ke 38 atau dua minggu menjelang prediksi kelahiran.
Sedangkan untuk ibu hamil yang berencana untuk melahirkan secara caesar dapat melakukan tes swab satu minggu sebelum pelaksanaan operasi. Pada kondisi ibu hamil yang akan melahirkan secara normal sebelum prediksi lahir, akan diminta untuk melakukan screening COVID-19 pada awal pembukaan.
Hasil tes swab akan berlaku selama dua minggu. Bagi ibu hamil yang belum juga melahirkan melebihi dua minggu tersebut, akan diminta untuk melakukan tes ulang.
2. Bagaimana Jika Ibu Hamil Positif COVID-19?
Ibu hamil yang menunjukkan hasil tes positif COVID-19 akan melakukan persalinan sesuai prosedur COVID-19. Sebagian besar ibu hamil yang positif COVID-19 akan disarankan untuk melahirkan secara operasi Caesar.
Melahirkan secara normal bagi ibu yang positif COVID-19 akan meningkatkan risiko penularan. Saat melahirkan secara normal, ibu akan mengejan sehingga droplet akan lebih mudah tersebar. Kondisi ini akan membahayakan bayi yang dilahirkan serta tenaga medis yang membantu proses persalinan.
Akan tetapi, kondisinya berbeda jika screening COVID-19 dilakukan berkatan atau bertepatan dengan pembukaan lengkap. Ibu hamil yang terdeteksi positif COVID-19 dapat melakukan persalinan secara normal di ruangan khusus pasien COVID-19 dengan proses persalinan sesuai dengan protokol yang berlaku.
Ketika proses melahirkan, akan dipasang tirai atau sekat di tengah badan ibu untuk mencegah penyebaran droplet saat mengejan.
Proses inisiasi menyusu dini (IMD) juga tidak dapat dilakukan bagi ibu yang melahirkan dengan kondisi positif COVID-19. Setelah dilahirkan, bayi akan segera dipisahkan dari ibu untuk menghindari tertular virus Corona.
Prosedur Melahirkan Saat Pandemi
Sebelum melahirkan, ibu hamil sebaiknya mengetahui prosedur yang ditetapkan selama pandemi ini. Di antaranya yaitu:
1. Berkonsultasi dengan Dokter
Mendekati hari prediksi kelahiran, Parents sebaiknya berkonsultasi dengan dokter yang akan menangani proses melahirkan.
Parents bisa mendiskusikan mengenai kondisi kehamilan, posisi janin di kandungan, serta kemungkinan penularan COVID-19. Dokter akan memberikan rekomendasi prosedur melahirkan apa yang akan dilakukan untuk kenyamanan dan keselamatan ibu dan bayi.
2. Hanya Satu Orang Pendamping
Selama pandemi, sebagian rumah sakit masih memperbolehkan pendamping saat proses melahirkan secara normal. Rumah sakit hanya akan mengizinkan satu orang untuk mendampingi saat proses bersalin. Namun, untuk operasi caesar tidak diperbolehkan untuk didampingi.
Selain ibu yang akan melahirkan, pendamping ini juga harus melakukan screening COVID-19. Sama seperti ibu hamil, hasil swab tes untuk pendamping juga berlaku selama dua minggu.
3. Membatasi atau Melarang Menjenguk Ibu dan Bayi
Selama pandemi, rumah sakit akan membatasi pengunjung untuk mengurangi risiko terpapar COVID-19. Beberapa rumah sakit bahkan sangat ketat dengan tidak mengizinkan orang dari luar untuk mengunjungi pasien.
Untuk pasien yang sedang dirawat, rumah sakit hanya mengizinkan satu orang saja untuk menunggu pasien. Memasuki area rumah sakit pun akan dilakukan screening yang ketat seperti pengecekan suhu tubuh dan mewajibkan penggunaan masker.
Persiapan Melahirkan di Tengah Pandemi
Beberapa hal yang sebaiknya ibu hamil lakukan menjelang kelahiran buah hati di antaranya:
- Proteksi diri dengan menjaga kebersihan dan melakukan protokol kesehatan yang ketat.
- Memilih tempat melahirkan yang aman dan dapat melindungi ibu dan bayi secara maksimal selama pandemi.
- Berdiskusi dengan dokter untuk proses melahirkan yang aman untuk ibu dan bayi.
Hamil dan melahirkan di tengah situasi pandemi memang tidak mudah. Parents sebaiknya selalu menjaga kesehatan dan menerapkan protokol kesehatan secara maksimal agar proses kelahiran buah hati dapat berjalan lancar. Termasuk tidak melupakan waktu yang tepat untuk tes swab bagi ibu hamil.
Referensi: Detik Health, Suara.com, Republika, Alodokter
Baca Juga:
Anaknya tes Covid-19, sang ibu: "Kalau positif, kami mungkin berpisah"
Parents, Ajarkan Si Kecil Membaca Doa Ini Ketika Mendengar Suara Petir
Pentingnya Mengasuh Anak dengan Pelukan
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.