TAP top app download banner
theAsianparent Indonesia Logo
theAsianparent Indonesia Logo
kemendikbud logo
Panduan Produk
Keranjang
Masuk
  • Kehamilan
    • Kalkulator perkiraan kelahiran
    • Tips Kehamilan
    • Trimester Pertama
    • Trimester Kedua
    • Trimester Ketiga
    • Melahirkan
    • Menyusui
    • Kehilangan bayi
    • Project Sidekicks
  • Anak
    • Bayi Baru Lahir
    • Bayi
    • Balita
    • Prasekolah
    • Anak
    • Praremaja & Remaja
  • Perkembangan Otak
  • Cari nama bayi
  • Rangkaian Edukasi
    • Pengasuhan Anak
    • Edukasi Prasekolah
    • Edukasi Sekolah Dasar
    • Edukasi Remaja
  • TAPpedia
  • TAP Rekomendasi
  • Parenting
    • Keluarga
    • Doa Islami
    • Pernikahan
    • Seks
    • Berita Terkini
  • Kesehatan
    • COVID-19
    • Info Sehat
    • Penyakit
    • Vaksinasi
    • Kebugaran
  • Gaya Hidup
    • Korea Update
    • Hiburan
    • Travel
    • Fashion
    • Kebudayaan
    • Kecantikan
    • Keuangan
  • Nutrisi
    • Resep
    • Makanan & Minuman
    • Sarapan Bergizi
  • Ayah manTAP!
    • Kesehatan Ayah
    • Kehidupan Ayah
    • Aktivitas Ayah
    • Hobi
  • VIP
  • Event

Vitamin D Diminum Kapan? Pagi atau Malam Hari? Ini Jawabannya

Bacaan 8 menit
Vitamin D Diminum Kapan? Pagi atau Malam Hari? Ini Jawabannya

Vitamin D diminum kapan agar penyerapannya maksimal? Ini jawabannya, Parents.

GENERATOR NAMA BAYI

Generator Nama Bayi, gunakan tools generator ini untuk menambah inspirasi Anda dalam mencari nama yang cocok untuk si buah hati.

Jenis Kelamin

Preferensi Nama Depan

Preferensi Nama Belakang

Sedang mempertanyakan vitamin D diminum kapan? Lebih baik dan efektif di pagi hari atau sebelum tidur?

Anda tidak sendirian dalam mencari jawaban pertanyaan ini. Untuk menemukan jawaban vitamin D diminum kapan dan sebaiknya tidak dikonsumsi bersamaan dengan vitamin apa, simak penjelasan di bawah ini.

Artikel terkait: Wajib Tahu: 4 Manfaat Vitamin D Terpenting untuk Tubuh

Daftar isi

  • Kapan Sebaiknya Minum Vitamin D Pagi atau Malam?
  • Vitamin D Tidak Boleh Diminum Bersamaan dengan Apa?
  • Apakah Minum Vitamin D Boleh Setiap Hari?

Kapan Sebaiknya Minum Vitamin D Pagi atau Malam?

Tidak ada waktu terbaik untuk minum vitamin D, Anda bisa mengonsumsi suplemen ini di pagi atau malam hari–keduanya sama-sama baiknya. Yang perlu Anda lakukan adalah memahami cara kerja vitamin D karena dapat membantu Anda memutuskan kapan sebaiknya meminumnya agar mendapatkan manfaat maksimal.

Minum Vitamin D Pagi Hari

Melansir Cleveland Clinic, vitamin D adalah jenis vitamin yang larut dalam lemak, yang berarti tubuh Anda membutuhkan lemak dan minyak untuk melarutkannya. Dengan kata lain, Anda menyerap vitamin D lebih mudah jika mengonsumsinya bersama makanan lengkap. Karena sarapan sering kali merupakan waktu makan terbesar (dan terpenting) dalam sehari, pagi hari adalah waktu terbaik untuk mengonsumsi vitamin D. Selain itu, kadar vitamin D cenderung paling tinggi di siang hari karena paparan sinar matahari. Jadi, mengonsumsinya di pagi hari akan meningkatkan penyerapan vitamin D yang lebih efektif.

Minum Vitamin D Malam Hari

Di sisi lain, ada juga orang yang memilih mengonsumsi vitamin D di malam hari, tetapi penelitian mengenai efektivitasnya masih beragam. Sebuah tinjauan tahun 2021 menemukan bahwa mengonsumsi vitamin D di malam hari dapat menurunkan produksi melatonin (hormon yang membantu Anda tertidur dan mengatur siklus tidur-bangun). Studi lain menunjukkan bahwa vitamin D dapat meningkatkan kualitas tidur. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengetahui efek pasti vitamin D ketika dikonsumsi di sore hari.

Dokter Spesialis Reumatologi, Chad Deal, MD, mengatakan bahwa fakta bahwa orang-orang sering kali mengonsumsi obat pribadi mereka di malam hari, dan hal ini bisa membatasi penyerapan vitamin D.

Jadi kapan sebaiknya minum vitamin D? Ini sepenuhnya tergantung pilihan Anda atau saran dari dokter Anda. Namun, ada beberapa faktor yang dapat dipertimbangkan yang bisa mengurangi penyerapan vitamin D , yakni:

  1. Usia. Lansia mungkin lebih sulit menyerap vitamin D. Mereka juga tidak seefisien dalam mengubah sinar matahari menjadi vitamin D. Hal ini dapat meningkatkan defisiensi vitamin D.
  2. Lokasi. Kadar vitamin D Anda akan menurun jika paparan sinar matahari Anda terbatas karena Anda bekerja di waktu malam atau tinggal di daerah dengan sinar matahari yang lebih sedikit.
  3. Warna kulit. Orang dengan warna kulit lebih gelap lebih sulit mengubah sinar UV (ultraviolet) menjadi vitamin D. Kulit mereka cenderung memiliki lebih banyak melanin (yang menyebabkan pigmentasi kulit), yang menghambat proses ini.
  4. Waktu makan. Vitamin D paling baik dikonsumsi bersama makanan atau camilan yang mengandung lemak sehat, seperti zaitun, kenari, atau beras merah. Vitamin D juga ditemukan dalam makanan alami dan yang diperkaya, seperti salmon dan sereal sarapan.
  5. Berat badan. Jaringan lemak menyerap vitamin D, sehingga diduga lemak bisa menjadi cadangan vitamin D untuk kebutuhan darurat: sumber vitamin D saat asupan rendah atau produksinya berkurang. Namun, penelitian juga menunjukkan bahwa obesitas berkorelasi dengan kadar vitamin D yang rendah, dan kelebihan berat badan dapat memengaruhi bioavailabilitas vitamin D.
  6. Suhu kulit. Kulit yang hangat menghasilkan vitamin D yang lebih efisien daripada kulit yang dingin. Jadi, pada hari musim panas yang cerah dan terik, Anda akan menghasilkan lebih banyak vitamin D daripada pada hari yang dingin.
  7. Kesehatan usus Anda. Vitamin D yang dikonsumsi melalui makanan atau suplemen diserap di bagian usus halus tepat di hilir lambung. Cairan lambung, sekresi pankreas, empedu dari hati, dan integritas dinding usus — semuanya memengaruhi seberapa banyak vitamin yang diserap. Oleh karena itu, kondisi yang memengaruhi usus dan pencernaan, seperti penyakit celiac, pankreatitis kronis, penyakit Crohn, dan fibrosis kistik, dapat mengurangi penyerapan vitamin D.
  8. Kesehatan hati dan ginjal Anda. Beberapa jenis penyakit hati dapat mengurangi penyerapan vitamin D karena hati yang tidak sehat tidak memproduksi empedu dalam jumlah normal. Pada jenis penyakit hati lainnya, langkah-langkah penting untuk metabolisme vitamin D tidak dapat terjadi — atau terjadi tetapi tidak sempurna. Kadar vitamin D dalam bentuk bioaktif cenderung mengikuti kesehatan ginjal, sehingga pada seseorang dengan penyakit ginjal, kadar vitamin D bioaktif menurun seiring memburuknya penyakit, dan pada penyakit ginjal stadium akhir, kadarnya tidak terdeteksi.
  9. Obat dan suplemen lain: Beberapa obat, seperti antasida dan diuretik, dapat berinteraksi buruk dengan vitamin D.

Artikel terkait: Benarkah Defisiensi Vitamin D pada Anak Meningkatkan Risiko Demam Berdarah? Ini Penjelasan Dokter

Vitamin D Tidak Boleh Diminum Bersamaan dengan Apa?

Virgilio Sanchez, MD, seorang dokter keluarga bersertifikat di Conviva Care Center di Miami, Florida, mengatakan bahwa meski aman, tetapi tidak menyarankan untuk tidak minum vitamin D dengan vitamin B12 secara bersamaan. Hal ini karena vitamin D adalah vitamin yang larut dalam lemak yang lebih mudah diserap melalui makanan, sementara B12 adalah vitamin yang larut dalam air yang sebaiknya dikonsumsi saat perut kosong. Prinsip yang sama berlaku untuk vitamin C dan vitamin D—keduanya sebaiknya dikonsumsi pada waktu yang berbeda.

Di sisi lain, vitamin D bisa diminum bersamaan dengan:

  • Vitamin K (terutama K2) karena saling melengkapi. “Vitamin K2 membantu kalsium berpindah dari darah ke tulang,” ujarnya, “sedangkan jika Anda mengonsumsi vitamin D dosis tinggi tanpa asupan K2 yang cukup, kalsium dapat terbuang ke tempat yang salah,” kata dr. Sanchez.
  • Vitamin A, E, dan K. Vitamin-vitamin ini merupakan yang larut dalam lemak disimpan di hati, lemak, dan otot tubuh dan harus dikonsumsi bersama lemak dari makanan agar tubuh dapat menyerap dan menggunakannya dengan baik. Makanan sehat berlemak yang disarankan contohnya adalah alpukat atau kacang-kacangan. 
  • Magnesium. Sebuah studi tahun 2018 yang diterbitkan dalam The American Journal of Clinical Nutrition menunjukkan bahwa tanpa magnesium yang cukup, sintesis dan metabolisme vitamin D dalam tubuh akan terganggu. Dengan kata lain, magnesium dibutuhkan untuk mengubah vitamin D menjadi bentuk yang dapat digunakan tubuh. Itulah sebabnya dokter Anda mungkin menyarankan untuk mengonsumsi kedua vitamin ini bersamaan.

Selain itu, melansir National Institutes of Health, suplemen vitamin D dapat berinteraksi dengan beberapa obat, di antaranya:

  • Orlistat (Xenical dan alli) adalah obat penurun berat badan. Obat ini dapat mengurangi jumlah vitamin D yang diserap tubuh Anda dari makanan dan suplemen.
  • Statin penurun kolesterol mungkin tidak bekerja dengan baik jika Anda mengonsumsi suplemen vitamin D dosis tinggi. Ini termasuk atorvastatin (Lipitor), lovastatin (Altoprev dan Mevacor), dan simvastatin (FloLipid dan Zocor).
  • Steroid seperti prednison (Deltasone, Rayos, dan Sterapred) dapat menurunkan kadar vitamin D dalam darah Anda.
  • Diuretik tiazid (seperti Hygroton, Lozol, dan Microzide) dapat meningkatkan kadar kalsium darah Anda terlalu tinggi jika Anda mengonsumsi suplemen vitamin D.

Beri tahu dokter, apoteker, dan penyedia layanan kesehatan lainnya tentang suplemen makanan dan obat resep atau obat bebas yang Anda konsumsi. Mereka dapat memberi tahu Anda apakah suplemen makanan tersebut dapat berinteraksi dengan obat-obatan Anda. Dokter juga dapat menjelaskan apakah obat yang Anda minum dapat mengganggu cara tubuh Anda menyerap atau menggunakan nutrisi lainnya.

Parents, penting untuk membaca label dan petunjuk konsumsi sebelum Anda minum suplemen vitamin apa pun. Jika Anda ragu, selalu konsultasikan dulu dengan dokter Anda.

Artikel terkait: 7 Efek Samping Mengonsumsi Vitamin D Berlebihan, Parents Perlu Hati-hati!

Apakah Minum Vitamin D Boleh Setiap Hari?

Minum vitamin D boleh setiap hari dan dianggap aman. Namun, pastikan Anda tidak mengonsumsi lebih dari 100 mikrogram (4.000 IU) vitamin D per hari karena dapat berbahaya. Hal ini berlaku untuk orang dewasa, termasuk ibu hamil dan menyusui, lansia, dan anak-anak berusia 11 hingga 17 tahun.

Anak-anak berusia 1 hingga 10 tahun tidak boleh mengonsumsi lebih dari 50 mikrogram (2.000 IU) per hari. Bayi di bawah 12 bulan tidak boleh mengonsumsi lebih dari 25 mikrogram (1.000 IU) per hari.

NHS menyatakan bahwa mengonsumsi terlalu banyak suplemen vitamin D dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan penumpukan kalsium berlebih di dalam tubuh (hiperkalsemia). Hal ini dapat melemahkan tulang dan merusak ginjal serta jantung.

Untuk memastikan Anda mendapatkan kebutuhan vitamin D yang cukup, theAsianparent x Youvit Vitamin D+ Gummy for Kids 30 Days

vitamin D+ theAsianparent

theAsianparent x Youvit Vitamin D+ Gummy for Kids 30 Days adalah produk keluaran theAsianparent bersama Youvit.

Vitamin berbentuk gummy ini tinggi akan Vitamin D3 dengan rasa Yogurt Jeruk, Yogurt, dan Yogurt Stroberi. Vitamin D 600IU ini mengandung Yogurt Ekstrak, enak dan mudah dikonsumsi.

Detail produk:

  • Nutrisi seimbang sesuai Angka Kecukupan Gizi (AKG)
  • Mengandung Sari Buah
  • Gummy dengan Yogurt, Yogurt Stroberi, dan Yogurt Jeruk enak yang disukai anak
  • Bentuk gummy yang menyenangkan dan mudah untuk dikonsumsi
  • Kemasan mudah untuk dibawa kemana-mana
  • Kemasan 1 pouch isi 30 gummy untuk konsumsi 30 hari.

Beli theAsianparent x Youvit Vitamin D+ Gummy for Kids 30 Days sekarang di Shopee atau TikTok!

Itulah informasi tentang vitamin d diminum kapan. Semoga bermanfaat.

The Best Time of Day To Take Vitamin D
health.clevelandclinic.org/when-to-take-vitamin-d

9 things that can undermine your vitamin D level
www.health.harvard.edu/healthbeat/9-things-that-can-undermine-your-vitamin-d-level

What vitamins should not be taken together?
www.singlecare.com/blog/what-vitamins-should-not-be-taken-together/

Vitamin D
ods.od.nih.gov/factsheets/VitaminD-Consumer/#h17

Vitamin D
www.nhs.uk/conditions/vitamins-and-minerals/vitamin-d/

Baca Juga:

11 Rekomendasi Vitamin D untuk Anak yang Aman di 2025, Cek!

Kebutuhan Ideal Vitamin D untuk Ibu Menyusui, Ini Risikonya Jika Kekurangan!

Waspadai 8 Ciri Anak Kekurangan Vitamin D, Bisa Memengaruhi Tulangnya

Cerita mitra kami
Inilah Cara Menghitung Dosis Parasetamol Anak yang Benar
Inilah Cara Menghitung Dosis Parasetamol Anak yang Benar
Waspadai Mikroplastik dan Klorin di Air: Dampaknya pada Kulit dan Solusi Aman dari Filter Air
Waspadai Mikroplastik dan Klorin di Air: Dampaknya pada Kulit dan Solusi Aman dari Filter Air
Diabetes Bukan Sekadar Kadar Gula Tinggi, Ini Deretan Komplikasi Fatalnya
Diabetes Bukan Sekadar Kadar Gula Tinggi, Ini Deretan Komplikasi Fatalnya
Botol Susu Murah Lebih Diminati, Tapi Apakah Benar Aman?
Botol Susu Murah Lebih Diminati, Tapi Apakah Benar Aman?

Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.

img
Penulis

theAsianParent Indonesia

  • Halaman Depan
  • /
  • Info Sehat
  • /
  • Vitamin D Diminum Kapan? Pagi atau Malam Hari? Ini Jawabannya
Bagikan:
  • Seperti Apa Ciri Demam karena Kecapean pada Anak? Cek di Sini!

    Seperti Apa Ciri Demam karena Kecapean pada Anak? Cek di Sini!

  • 8 Titik Pijat Refleksi Kaki dan Manfaatnya untuk Berbagai Masalah Kesehatan

    8 Titik Pijat Refleksi Kaki dan Manfaatnya untuk Berbagai Masalah Kesehatan

  • Inilah Cara Menghitung Dosis Parasetamol Anak yang Benar
    Cerita mitra kami

    Inilah Cara Menghitung Dosis Parasetamol Anak yang Benar

  • Seperti Apa Ciri Demam karena Kecapean pada Anak? Cek di Sini!

    Seperti Apa Ciri Demam karena Kecapean pada Anak? Cek di Sini!

  • 8 Titik Pijat Refleksi Kaki dan Manfaatnya untuk Berbagai Masalah Kesehatan

    8 Titik Pijat Refleksi Kaki dan Manfaatnya untuk Berbagai Masalah Kesehatan

  • Inilah Cara Menghitung Dosis Parasetamol Anak yang Benar
    Cerita mitra kami

    Inilah Cara Menghitung Dosis Parasetamol Anak yang Benar

Daftarkan email Anda sekarang untuk tahu apa kata para ahli di artikel kami!
  • Kehamilan
  • Tumbuh Kembang
  • Parenting
  • Kesehatan
  • Gaya Hidup
  • Home
  • TAP Komuniti
  • Beriklan Dengan Kami
  • Hubungi Kami
  • Jadilah Kontributor Kami
  • Tag Kesehatan


  • Singapore flag Singapore
  • Thailand flag Thailand
  • Indonesia flag Indonesia
  • Philippines flag Philippines
  • Malaysia flag Malaysia
  • Vietnam flag Vietnam
© Copyright theAsianparent 2025. All rights reserved
Tentang Kami|Tim Kami|Kebijakan Privasi|Syarat dan Ketentuan |Peta situs
  • Fitur
  • Artikel
  • Beranda
  • Jajak

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti