Bagi Anda yang kerap mengalami masalah pencernaan dan asam lambung, pasti sangat mengenal obat yang bernama Antasida.
Apa sebenarnya kegunaan lengkap Antasida?
Berikut ini penjelasan mengenai Antasida mulai dari kegunaan, jenis, efek samping hingga dosis yang disarankan untuk dikonsumsi.
Artikel terkait: Daftar Obat Radang untuk Ibu Hamil, Ada Juga yang Alami!
Penjelasan Kegunaan, Jenis, Dosis dan Efek Samping
Kegunaan dan Manfaat Antasida
WebMD menjelaskan, Antasida merupakan obat untuk mengobati gejala kelebihan asam lambung seperti sakit perut, mulas, gejala maag, gangguan pencernaan asam lambung.
Juga untuk meredakan gejala gas berlebih dalam tubuh seperti sendawa, kembung, juga perasaan seperti tertekan/tidak nyaman pada perut dan usus.
Selain itu asisten profesor pengobatan darurat di Northwell Health, AS, Robert Glatter, MD., juga menerangkan Antasida dapat membantu mengobati penyakit refluks gastroefagus (GERD), gastritis, dan penyakit ulkus peptik (PUD).
Obat ini termasuk dalam kategori simetikon (Simethicone), yakni salah satu jenis obat yang diproduksi dalam bentuk kapsul, cair dan tablet.
Juga termasuk dalam golongan obat regulator, antiflatulen, dan antiinflamasi yang bermanfaat untuk mengatasi, meredakan dan mengurangi gejala yang timbul di area saluran pencernaan dengan memecah gelembung gas di usus.
Artikel terkait: Penyakit Asam Lambung atau GERD, Kenali Gejala dan Cara Mencegahnya
Jenis-jenis Obat Antasida
Image: Pexels
Antasida yang mengandung aluminium hidroksida dan magnesium karbonat bekerja dengan cepat untuk menurunkan asam di lambung.
Obat asam lambung ini diproduksi dalam beberapa bentuk. Berikut ini jenis dan penjelasannya:
- Antasida cair. Hanya bekerja pada asam yang ada di lambung, tidak untuk mencegah produksi asam, tapi hanya mengatasi saja. Yang berbentuk cair bekerja lebih baik dan cepat daripada tablet atau kapsul. Antasida cair dapat digunakan sendiri atau bersamaan dengan obat lain dan banyak dijual di pasaran. Sebelum mengonsumsinya, kocok botol obat terlebih dahulu dan gunakan sendok/cangkir takar untuk mendapatkan dosis yang tepat. Anda bisa menyimpannya di lemari pendingin, tapi jangan dibekukan.
- Antasida Oral. Cara meminumnya sama seperti obat telan lainnya. Bisa dikonsumsi setelah makan atau sebelum tidur sesuai kebutuhan. Perhatikan petunjuk penggunaan pada kemasan atau resep dokter. Khusus untuk tablet kunyah, kunyahlah obat dengan seksama sebelum Anda menelannya, setelah itu minum segelas penuh air (8 ons atau 240 mililiter).
Dosis dan Aturan Pakai
Meski tergolong obat bebas, penggunaan Antasida untuk mengatasi keluhan asam lambung tidak boleh dilakukan secara sembarangan.
Alodokter menyarankan agar Anda membaca aturan pakai yang tertera pada kemasan sebelum mengonsumsi Antasida.
Begini aturan umum pemakaian Antasida pada orang dewasa dan anak:
- Antasida Doen Oral; Bentuk tablet kunyah; Dewasa 1–2 tablet, 3–4 kali sehari; Anak (6-12 tahun) 0.5-1 tablet, 3-4 kali per hari; Dikonsumsi 1-2 jam setelah makan dan sebelum tidur. Kunyah tablet dengan baik sebelum ditelan.
- Antasida Doen Syrup; Suspense; Dewasa 1–2 sendok takar (10-20 mL), 3–4 kali sehari; Anak (6-12 tahun) 1/2-1 sendok takar (5-5 mL)., 3-4 kali per hari; Diminum 30 menit sebelum makan.
Jika Anda ragu, diskusikan dengan dokter untuk mendapatkan dosis dan lama pengobatan yang sesuai dengan kondisi Anda.
Simpan obat pada suhu sekitar 20-25 derajat Celsius serta di tempat kering dan sejuk.
Artikel terkait: Waspada! Penyakit asam lambung pada anak bisa menyebabkan komplikasi serius
Efek Samping Penggunaan Antasida
Image: Pexels
Berbeda dengan antasida cair yang dapat dikonsumsi bersama obat lain, menurut WebMD Antasida oral tidak bereaksi dengan beberapa obat lain (termasuk digoxin, zinc, pazopanib, antibiotik tetrasiklin, antibiotik kuinolon seperti ciprofloxacin).
Ketika Antasida oral dikonsumsi bersama obat lain, antasida tidak dapat diserap sempurna oleh tubuh.
Konsultasikan dengan dokter atau apoteker jika Anda juga mengonsumsi obat lain.
Jika masalah asam lambung terus berlanjut atau memburuk setelah minum obat lebih dari 1 minggu, seperti mual, konstipasi, diare dan pusing, segera dapatkan bantuan medis.
Jika Anda menggunakan obat ini secara teratur selama lebih dari 2 minggu, selanjutnya Anda perlu melakukan perawatan yang berbeda.
Tanyakan kepada dokter apakah obat ini masih tepat untuk Anda.
Magnesium karbonat juga bisa berdampak diare. Sedangkan pada aluminium hidroksida, efek samping yang dirasakan selain diare adalah kontipasi.
Selama mengonsumsi obat ini, usahakan banyak minum air putih dan berolahraga.
Aluminium hidroksida mengikat fosfat, bahan kimia tubuh yang penting di usus.
Ini dapat menyebabkan kadar fosfat dalam tubuh rendah, terutama jika digunakan dalam dosis besar dan dalam waktu yang lama.
Kadar fosfat yang rendah ditandai dengan kehilangan nafsu makan, kelelahan yang tidak biasa, kelemahan otot. Segera periksakan ke dokter jika Anda merasa pusing atau ingin pingsan.
Tanda Umum Antasida Berbahaya untuk Anda
Image: Freepik
Namun secara keseluruhan, manfaat obat ini lebih besar daripada risiko efek sampingnya.
Segera periksakan kesehatan Anda jika mengalami gejala serius seperti berikut ini di kali pertama pemakaian:
- Tinja berwarna hitam
- Pernapasan lambat/pendek
- Detak jantung lambat/tidak teratur
- Perubahan mental/suasana hati (misalnya, kebingungan)
- Tidur tidak nyenyak
- Nyeri saat buang air kecil
- Nyeri perut/perut
- Muntah berbentuk seperti ampas kopi
- Jika masalah asam lambung masih terus berlanjut atau malah semakin memburuk setelah Anda menggunakan produk ini selama 1 minggu, segera dapatkan bantuan medis.
Beberapa gejala efek samping yang juga pernah dialami beberapa orang adalah timbulnya reaksi alergi yang serius, seperti ruam, gatal atau bengkak (terutama pada wajah, lidah atau tenggorokan), pusing yang sangat parah, dan kesulitan bernapas.
Kunjungi dokter untuk mendapatkan penanganan medis.
Artikel terkait: Selain cokelat, ini lho 5 makanan pemicu asam lambung yang wajib Parents hindari!
Perhatikan Ini Sebelum Mengonsumsi Obat Asam Lambung
Perhatikan beberapa hal sebelum Anda mengonsumsi obat asam lambung untuk menyesuaikan jenis dan dosis obat sesuai dengan kondisi kesehatan Anda.
- Apakah Anda alergi obat? Sebelum menerima resep obat asam lambung, beri tahu dokter atau apoteker jika Anda alergi terhadap aluminium hidroksida, magnesium atau untuk simetikon atau jika Anda memiliki alergi lain. Beberapa kandungan pada obat asam lambung mungkin mengandung bahan yang tidak aktif, yang dapat menyebabkan reaksi alergi atau masalah lain.
- Masalah gaya hidup. Konsultasikan dengan dokter atau apoteker jika Anda memiliki salah satu dari masalah kesehatan berikut ini: sering menggunakan (kecanduan) alkohol, dehidrasi atau pembatasan cairan (penderita ginjal), dan memiliki masalah ginjal (termasuk batu ginjal).
- Memiliki masalah kesehatan lain. Obat ini mungkin mengandung aspartam. Jika Anda memiliki fenilketonuria (PKU) atau kondisi lain (jantung, hipertensi, radang usus, atau penyakit hati, seperti sirosis) yang mengharuskan membatasi asupan aspartam (atau fenilalanin), konsultasikan dengan dokter atau apoteker tentang penggunaan obat ini dengan aman.
- Penderita diabetes. Antasida mengandung gula, jadi jika Anda menderita diabetes konsultasikan dengan dokter apakah obat ini aman Anda gunakan.
- Sedang hamil atau menyusui. Diskusikan dengan dokter Anda apakah obat ini berisiko pada kehamilan Anda.
- Anak berusia di bawah 12 tahun harus dengan resep dokter.
- Sedang diare, konstipasi, atau menjalani diet rendah garam.
- Mengonsumsi obat, produk herbal atau suplemen lain.
Nah, sekarang Anda sudah jauh lebih mengerti mengenai kegunaan, jenis, dan efek samping Antasida.
Semoga ini bisa membantu Anda dalam mengatasi masalah asam lambung Anda.
Baca juga:
Bisa Menyerang Siapa Saja, Ini yang Harus Parents Ketahui Mengenai Penyakit GERD
Asam Lambung Sering Naik saat Hamil, Ini Penyebab dan Cara Mencegahnya
9 Jenis Gangguan Pencernaan Dilihat dari Penyebab dan Gejala
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.