Kelainan jantung bawaan dapat mengancam jiwa jika tidak ditangani dengan segera. Salah satunya adalah truncus arteriosus. Kondisi ini adalah di mana bayi lahir hanya memiliki satu pembuluh darah keluar dari jantung, alih-alih dua seperti bayi normal lainnya.
Apa penyebab cacat jantung bawaan ini dan apa yang bisa dilakukan untuk menangani dan mencegahnya terjadi?
Definisi Truncus Arteriosus
Mengutip dari situs resmi Centers for Disease Control and Prevention, truncus arteriosus (TA) adalah cacat jantung yang langka di mana hanya ada satu pembuluh darah umum keluar dari jantung, bukan dua pembuluh darah (arteri pulmonalis utama dan aorta).
Kondisi ini terjadi ketika pembuluh darah yang keluar dari jantung pada bayi yang sedang berkembang gagal memisahkan diri sepenuhnya selama perkembangan. Hal itu meninggalkan hubungan antara aorta dan arteri pulmonalis.
Ada beberapa jenis TA, tergantung pada bagaimana arteri tetap terhubung. Biasanya juga ada lubang di antara dua ruang bawah jantung (ventrikel) yang disebut defek septum ventrikel (ventricular septal defect).
Pada bayi tanpa kelainan jantung bawaan, sisi kanan jantung mereka akan memompa darah yang rendah oksigen melalui arteri pulmonalis ke paru-paru. Sementara itu, sisi kiri jantung memompa darah yang kaya oksigen melalui aorta ke seluruh tubuh.
Akan tetapi, pada bayi dengan TA, darah rendah oksigen dan darah kaya oksigen akan bercampur saat darah mengalir ke paru-paru dan seluruh tubuh. Akibatnya, terlalu banyak darah yang masuk ke paru-paru dan jantung bekerja lebih keras untuk memompa darah ke seluruh tubuh.
Sumber: Freepik
Selain itu, alih-alih memiliki katup aorta dan katup pulmonal, bayi dengan TA hanya memiliki satu katup umum (katup trunkal) yang mengontrol aliran darah keluar dari jantung. Katup trunkal ini sering kali tidak normal.
Katup tersebut dapat menebal dan menyempit, yang dapat menyumbat darah saat meninggalkan jantung. Selain itu, katup juga bisa bocor sehingga menyebabkan darah yang meninggalkan jantung bocor kembali ke jantung melintasi katup.
Kondisi ini merupakan kelainan jantung sejak lahir. Lantaran bayi dengan cacat ini mungkin memerlukan pembedahan atau prosedur lain segera setelah lahir, truncus arteriosus dianggap sebagai cacat jantung kongenital kritis (CCHD).
Menurut Mayo Clinic, jika tidak diobati segera maka bisa berakibat fatal. Tingkat keberhasilan pembedahan untuk memperbaiki kondisi ini umumnya cukup tinggi, terutama jika perbaikan dilakukan sebelum bayi berusia 1 bulan.
Artikel Terkait: Wajib Tahu! Ini Bisa Parents Lakukan untuk Mengurangi Risiko Penyakit Jantung Kongenital pada Anak
Gejala
Tanda dan gejala truncus arteriosus sering muncul dalam beberapa hari pertama kehidupan. Bayi dengan TA biasanya mengalami kesulitan dalam beberapa hari pertama kehidupan karena tingginya jumlah darah yang masuk ke paru-paru yang membuat jantung bekerja lebih keras.
Bayi dengan TA dapat memiliki gejala seperti:
- Warna biru pada kulit (sianosis) atau pucat
- Masalah pernapasan (napas cepat dan/atau sesak napas)
- Jantung berdebar
- Denyut nadi lemah
- Kesulitan untuk menyusu
- Pertumbuhan yang buruk
- Terlihat sangat lelah atau mengantuk
Penyebab Truncus Arteriosus
Sumber: Freepik
Truncus arteriosus terjadi ketika jantung bayi sedang berkembang di dalam rahim. Dalam kebanyakan kasus, penyebabnya masih belum diketahui secara pasti.
Mengutip dari MedlinePlus, dalam perkembangan jantung normal pada awalnya janin memiliki satu pembuluh darah besar yang keluar dari jantung. Namun, selama perkembangan normal pembuluh tunggal yang sangat besar ini akan terbagi menjadi dua bagian.
Satu bagian menjadi bagian bawah aorta, yang melekat pada ventrikel kiri. Bagian lainnya menjadi bagian bawah arteri pulmonalis, yang melekat pada ventrikel kanan. Selama proses ini, ventrikel akan berkembang menjadi dua ruang yang dipisahkan oleh dinding (septum).
Akan tetapi, pada bayi yang lahir dengan TA, satu pembuluh darah besar tersebut tidak pernah selesai membelah menjadi dua pembuluh terpisah. Dinding yang memisahkan kedua ventrikel tidak pernah tertutup sempurna sehingga mengakibatkan satu pembuluh darah muncul dari jantung, dan sebuah lubang besar di antara kedua bilik jantung.
Para ahli masih mencoba untuk menentukan alasan beberapa bayi mengalami kelainan jantung bawaan jenis ini. Ada kemungkinan bahwa perubahan gen tertentu dapat berperan.
Sekitar 1 dari 3 anak dengan TA juga memiliki kelainan kromosom yang disebut sindrom DiGeorge. Selain cacat jantung, kondisi ini menyebabkan masalah sistem kekebalan tubuh dan keterlambatan perkembangan.
Frekuensi Kejadian
Truncus arteriosus adalah cacat lahir langka yang terjadi pada sekitar 1 dari 10.000 kelahiran dan memengaruhi bayi laki-laki dan perempuan secara setara. Dokter mendiagnosis sekitar 250 kasus bayi dengan kondisi jantung ini setiap tahunnya.
Artikel Terkait: Kelainan Jantung Bawaan pada Bayi
Faktor Risiko Truncus Arteriosus
Sumber: Freepik
Genetik
Riwayat keluarga dengan kelainan jantung bawaan dapat meningkatkan risiko anak menderita TA. Para ahli percaya beberapa kasus cacat jantung bawaan terjadi karena adanya perubahan gen atau kromosom mereka.
Kondisi Ibu Selama Hamil
Cacat jantung bawaan juga diduga disebabkan oleh kombinasi gen dan faktor risiko lain seperti hal-hal yang berhubungan dengan ibu di lingkungannya selama kehamilan. Beberapa di antaranya termasuk:
Diagnosis
Truncus arteriosus dapat didiagnosis selama kehamilan atau segera setelah bayi lahir.
Skrining Prenatal
Selama kehamilan, ada tes skrining untuk memeriksa cacat lahir dan kondisi lainnya. USG prenatal yang dilakukan selama kehamilan terkadang mendeteksi kelainan jantung.
Jika USG menunjukkan potensi masalah, dokter mungkin akan menyarankan untuk melakukan tes fetal echocardiografi. Tes ini dapat menunjukkan masalah dengan struktur jantung, seperti satu pembuluh darah besar yang berasal dari jantung, dan bagaimana jantung bekerja dengan cacat ini.
Skrining Bayi Baru Lahir
Jika dokter mencurigai bayi mungkin menderita trunkus arteriosus setelah memeriksa gejala fisik, maka echocardiografi dapat dilakukan untuk mengkonfirmasi diagnosis.
Kondisi ini juga dapat dideteksi dengan skrining oksimetri nadi bayi baru lahir. Oksimetri nadi adalah tes sederhana untuk menentukan jumlah oksigen dalam darah bayi.
Tingkat oksigen yang rendah dalam darah bisa menjadi tanda kelainan jantung bawaan. Skrining bayi baru lahir menggunakan oksimetri nadi dapat mengidentifikasi beberapa bayi dengan cacat jantung bawaan seperti trunkus arteriosus sebelum mereka menunjukkan gejala apa pun.
Penanganan Truncus Arteriosus
Operasi
Bayi dengan TA memerlukan operasi jantung dalam minggu-minggu pertama kehidupannya. Ada beberapa prosedur untuk memperbaiki truncus arteriosus, dan prosedur yang paling umum disebut operasi rastelli.
Pembedahan ini menggunakan patch (tambal) untuk menutup lubang di jantung, kemudian membuat aorta baru menggunakan pembuluh darah tunggal yang ada (truncus). Setelah itu dokter akan menempatkan tabung buatan (conduit) dan katup buatan untuk membuat arteri dan katup pulmonalis baru.
Obat-obatan
Bayi yang baru lahir mungkin juga memerlukan obat-obatan sebelum operasi untuk membantu memperkuat otot jantung, menurunkan tekanan darah, dan membantu tubuh mereka membuang cairan ekstra.
Anak-anak dengan TA juga memiliki risiko lebih tinggi terkena infeksi bakteri jantung serius yang disebut endokarditis sehingga ia mungkin perlu minum antibiotik sebelum menjalani prosedur pembedahan.
Nutrisi Ekstra
Beberapa bayi dengan TA tidak kuat untuk menyusu karena terlalu lelah dan mungkin tidak cukup makan untuk menambah berat badan.
Untuk memastikan bayi memiliki berat badan yang sehat, susu formula khusus berkalori tinggi mungkin akan diresepkan oleh dokter. Pada kasus yang parah, bayi mungkin memerlukan selang makanan sebagai alat bantu untuk menyusu.
Artikel Terkait: 5 Cacat Lahir pada Bayi yang Sering Terjadi di Indonesia
Kemungkinan Komplikasi Truncus Arteriosus
Sumber: Freepik
Struktur jantung yang abnormal dari TA mengakibatkan ventrikel tidak terpisah dan semua darah keluar dari satu pembuluh darah, sehingga darah yang kaya oksigen serta darah yang rendah oksigen bercampur dan menghasilkan darah yang tidak membawa oksigen yang cukup.
Hal ini akan menyebabkan masalah dengan sirkulasi darah dan kondisi lain seperti:
- Masalah pernapasan
- Tekanan darah tinggi di paru-paru (hipertensi pulmonal)
- Pembesaran jantung (kardiomegali)
- Gagal jantung
Meskipun sudah dilakukan operasi jantung saat masa bayi, komplikasi lain yang terkait dengan trunkus arteriosus dapat terjadi di kemudian hari seperti:
- Hipertensi pulmonal progresif
- Katup jantung bocor (regurgitasi)
- Gangguan irama jantung (aritmia)
Pencegahan Truncus Arteriosus
Dalam kebanyakan kasus, cacat jantung bawaan seperti truncus arteriosus tidak dapat dicegah. Jika Parents memiliki riwayat keluarga dengan kelainan jantung atau memiliki anak lain dengan kelainan jantung bawaan, Parents mungkin bisa mempertimbangkan untuk berbicara dengan konselor genetik dan ahli jantung yang berpengalaman dalam kelainan jantung bawaan sebelum merencanakan kehamilan.
Ada beberapa langkah preventif yang bisa dilakukan saat merencanakan kehamilan seperti:
- Vaksinasi sebelum hamil untuk mencegah penyakit berbahaya seperti rubella
- Menghindari obat-obatan berbahaya
- Konsumsi asam folat setiap hari
- Mengelola kadar gula darah jika menderita diabetes
***
Truncus arteriosus adalah kelainan jantung bawaan yang harus segera ditangani dengan melakukan operasi agar anak tetap selamat dan memperbaiki kualitas hidupnya. Semoga informasi ini dapat bermanfaat!
Baca Juga:
Waspada Bumil! Detak Jantung Janin Terlalu Cepat Jadi Indikasi Adanya Gangguan Kesehatan
6 Kelainan tali pusat janin yang jarang disadari, bumil wajib tahu!
Mengenal Tes Nuchal Translucency, Skrining untuk Mengetahui Ada Tidak Kelainan Genetik pada Bayi
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.