TAP top app download banner
theAsianparent Indonesia Logo
theAsianparent Indonesia Logo
kemendikbud logo
Panduan Produk
Keranjang
Masuk
  • Kehamilan
    • Kalkulator perkiraan kelahiran
    • Tips Kehamilan
    • Trimester Pertama
    • Trimester Kedua
    • Trimester Ketiga
    • Melahirkan
    • Menyusui
    • Kehilangan bayi
    • Project Sidekicks
  • Anak
    • Bayi Baru Lahir
    • Bayi
    • Balita
    • Prasekolah
    • Anak
    • Praremaja & Remaja
  • Perkembangan Otak
  • Cari nama bayi
  • Rangkaian Edukasi
    • Pengasuhan Anak
    • Edukasi Prasekolah
    • Edukasi Sekolah Dasar
    • Edukasi Remaja
  • TAPpedia
  • TAP Rekomendasi
  • Parenting
    • Keluarga
    • Doa Islami
    • Pernikahan
    • Seks
    • Berita Terkini
  • Kesehatan
    • COVID-19
    • Info Sehat
    • Penyakit
    • Vaksinasi
    • Kebugaran
  • Gaya Hidup
    • Korea Update
    • Hiburan
    • Travel
    • Fashion
    • Kebudayaan
    • Kecantikan
    • Keuangan
  • Nutrisi
    • Resep
    • Makanan & Minuman
    • Sarapan Bergizi
  • Ayah manTAP!
    • Kesehatan Ayah
    • Kehidupan Ayah
    • Aktivitas Ayah
    • Hobi
  • VIP
  • Event

Jangan Keliru, Ini 10 Perbedaan Campak Jerman dan Biasa yang Perlu Parents Tahu

Bacaan 6 menit
Jangan Keliru, Ini 10 Perbedaan Campak Jerman dan Biasa yang Perlu Parents Tahu

Meski sama-sama menimbulkan ruam kemerahan pada kulit, campak Jerman dan campak biasa memiliki banyak perbedaan.

Sekilas, campak Jerman dan campak biasa memiliki gejala yang mirip, yaitu demam dan ruam kemerahan pada kulit. Namun sebenarnya, penyebab, gejala, dan perjalanan penyakitnya berbeda. Berat penyakit dan dampaknya pada ibu hamil dan janin pun tidak sama. 

Lantas, apa saja perbedaan antara campak jerman dan biasa dari segi penyebab, gejala, hingga cara mengatasinya? Yuk, simak penjelasan selengkapnya sebagai berikut!

Artikel terkait: Hal Penting Seputar Virus Campak yang diderita oleh Bayi hingga Orang Dewasa

Perbedaan Antara Campak Jerman dan Campak Biasa

Setidaknya, ada 10 perbedaan antara campak Jerman atau rubella dengan campak biasa atau rubeola, yaitu:

1. Virus Penyebab

campak jerman

Rubella disebabkan oleh virus Rubella. Ini merupakan virus dari genus Rubivirus dalam famili Togaviridae. Sedangkan campak biasa, disebabkan oleh virus Rubeola, yang termasuk ke dalam famili Paramyxovirus. 

2. Waktu Inkubasi Penyakit

Masa inkubasi pada campak biasa berlangsung antara 1-2 minggu, sedangkan campak Jerman 2-3 minggu.

3. Periode Menular

Individu dengan campak biasa dapat menularkan virus ke orang lain selama kurang lebih 8 hari. Yakni, 4 hari sebelum hingga 4 hari setelah muncul ruam kemerahan pada kulit. Sedangkan pada campak Jerman, periode menularnya lebih panjang, yakni sejak 7 hari sebelum hingga 7 hari setelah muncul ruam kemerahan pada kulit.

4. Intensitas Penularan dan Keparahan Penyakit

Campak biasa jauh lebih menular dan tingkat keparahan penyakit lebih berat daripada campak Jerman.

5. Gejala Awal (Prodromal)

Jangan Keliru, Ini 10 Perbedaan Campak Jerman dan Biasa yang Perlu Parents Tahu

Gejala prodromal adalah sekumpulan gejala awal yang menunjukkan timbulnya suatu penyakit sebelum gejala atau tanda yang lebih spesifik atau khas muncul. 

Campak Jerman tidak diawali dengan gejala prodromal, sedangkan campak biasa memiliki gejala prodromal berupa demam, rasa tidak nyaman di seluruh tubuh, dan 3C (cough, conjunctivitis, coryza) atau batuk, radang selaput bening mata, dan pilek. Gejala-gejala ini muncul sekitar 2-4 hari sebelum ruam kemerahan yang khas muncul pada kulit.

Artikel terkait: Kenali ciri-ciri bintik merah tanda DBD supaya tidak keliru dengan campak

6. Ciri Demam

Demam pada campak biasa bisa mencapai 41 derajat celcius. Sedangkan pada campak Jerman, demam lebih ringan dan biasanya kurang dari 38,9 derajat celcius. 

7. Pola Ruam Kemerahan pada Tubuh

Jangan Keliru, Ini 10 Perbedaan Campak Jerman dan Biasa yang Perlu Parents Tahu

Ruam pada campak biasa berawal dari bintik-bintik merah kecil yang sedikit menonjol. Bintik-bintik ini dapat menyatu menjadi bercak yang tampak lebih besar. Ruam dimulai di area wajah terlebih dulu. Hingga 3 hari berikutnya, ruam menyebar ke seluruh tubuh, mencapai ujung-ujung tangan dan kaki.

Ruam ini berlangsung selama sekitar 5-6 hari dan setelah itu berangsur-angsur menghilang dari arah yang sama seperti kemunculannya, yakni dari wajah ke tungkai bawah.

Pada campak Jerman, ruam berupa bintik-bintik merah muda halus yang dimulai di wajah dan dengan cepat menyebar ke batang tubuh, lengan dan tungkai bawah. Ruam biasanya menghilang setelah tiga hari dalam urutan yang sama. 

8. Gejala Lain yang Khas

campak jerman

Campak Jerman selalu disertai dengan pembengkakan kelenjar getah bening pada leher. Bagian belakang tenggorok biasanya pun menjadi kemerahan. Di samping itu, terdapat bintik Forschheimer, yakni memar pada langit-langit lunak mulut, yang kemudian menyatu membentuk suatu area kemerahan.

Pada campak biasa, pembesaran kelenjar getah bening tidak selalu ditemukan. Namun, penderitanya dapat mengalami fotofobia atau kondisi mata yang terasa sakit atau tidak nyaman ketika melihat cahaya terang.

Selain itu, dapat ditemukan bintik Koplik yang merupakan ciri khas dari fase awal campak. Bintik ini tampak seperti butiran pasir putih yang dikelilingi oleh cincin merah dan bisa ditemukan di bagian dalam pipi yang berseberangan dengan gigi geraham atas satu dan dua.

9. Lama Gejala

Gejala-gejala yang timbul pada campak biasa dapat berlangsung hingga 10 hari dan karena itu dikenal pula dengan sebutan ten-day measles. Sedangkan campak Jerman, gejalanya rata-rata berlangsung selama 3 hari dan paling lama 5 hari. Oleh sebab itu, disebut sebagai three-day measles. 

10. Efek pada Ibu Hamil dan Janin

Jangan Keliru, Ini 10 Perbedaan Campak Jerman dan Biasa yang Perlu Parents Tahu

Campak Jerman biasanya menyebabkan penyakit ringan pada anak dan dewasa. Akan tetapi, bila terjadi pada ibu hamil, khususnya di trimester pertama, dapat menyebabkan keguguran, kematian janin, bayi lahir mati serta kelainan bawaan lahir yang disebut sindrom rubella kongenital (SRK). Sindrom ini dapat berdampak pada semua bagian tubuh bayi yang sedang berkembang. 

Kelainan bawaan yang paling sering ditemukan pada SRK mencakup tuli, katarak, kelainan jantung, cacat intelektual, kerusakan organ hati dan limpa, berat lahir rendah, dan ruam kulit saat lahir. SRK juga bisa menyebabkan komplikasi yang mencakup glaukoma, kerusakan otak, kelainan tiroid dan hormon lain, serta peradangan paru.

Sebaliknya, infeksi campak biasa selama kehamilan tidak menyebabkan kelainan bawaan lahir meski tetap bisa memicu keguguran, bayi lahir mati, berat lahir rendah, dan kelahiran prematur. Akan tetapi, ibu hamil dan bayi yang baru lahir lebih rentan mengalami komplikasi dari campak ketimbang populasi umum. Komplikasi yang umum adalah infeksi telinga dan diare. Sedangkan komplikasi yang serius mencakup pneumonia (radang paru) dan ensefalitis (radang otak).

Artikel terkait: Serba-Serbi Imunisasi Campak yang Perlu Diketahui

Persamaan Campak Jerman dan Campak Biasa

Jangan Keliru, Ini 10 Perbedaan Campak Jerman dan Biasa yang Perlu Parents Tahu

Cerita mitra kami
Butuh Penanganan Cepat Saat Anak Terus Muntah dan Lemas? Dokter Spesialis Anak Ada 24 Jam di Mayapada Hospital Jakarta Selatan
Butuh Penanganan Cepat Saat Anak Terus Muntah dan Lemas? Dokter Spesialis Anak Ada 24 Jam di Mayapada Hospital Jakarta Selatan
Si Kecil Mual Muntah Berulang? Tak Perlu Cemas, Dokter Spesialis Anak Selalu Ada 24 Jam di Mayapada Hospital Kuningan
Si Kecil Mual Muntah Berulang? Tak Perlu Cemas, Dokter Spesialis Anak Selalu Ada 24 Jam di Mayapada Hospital Kuningan
Bukan Hanya Gigitan - Biaya Tersembunyi Demam Berdarah untuk Keluarga di Indonesia
Bukan Hanya Gigitan - Biaya Tersembunyi Demam Berdarah untuk Keluarga di Indonesia
Kaum Sweet Tooth, Jangan Sampai Diabetes! Kenali Ciri-Ciri dan Cara Menghindarinya
Kaum Sweet Tooth, Jangan Sampai Diabetes! Kenali Ciri-Ciri dan Cara Menghindarinya

Di luar segudang perbedaan yang ada, campak Jerman dan campak biasa juga memiliki tiga persamaan utama, yaitu:

  • Keduanya disebabkan oleh virus RNA.
  • Keduanya ditularkan melalui droplet saluran napas yang dihasilkan oleh orang sakit ketika batuk atau bersin.
  • Sama-sama tidak ada pengobatan yang spesifik untuk membuat kedua penyakit ini sembuh lebih cepat. Gejala dapat diredakan dengan istirahat yang cukup (bed rest) dan mengonsumsi obat penurun panas seperti paracetamol. 
  • Sama-sama bisa dicegah melalui vaksinasi MMR (mumps, measles, rubella).

campak jerman

Sehubungan dengan vaksinasi, berikut hal-hal yang perlu diperhatikan:

  • Anak-anak perlu mendapat dua dosis vaksin MMR. Dosis pertama pada usia 12-15 bulan dan dosis kedua pada usia 4-6 tahun.
  • Anak remaja dan dewasa yang belum pernah divaksin di masa kecil, perlu mendapat dua dosis vaksin MMR dengan selang 28 hari.
  • Vaksinasi MMR tidak boleh diberikan pada ibu hamil dan karenanya, ditunda hingga telah melahirkan. 
  • Perempuan dalam usia reproduksi harus menghindari kehamilan paling sedikit empat minggu setelah menerima vaksinasi MMR.

Penting untuk diingat bahwa campak Jerman tidak sama dengan campak biasa. Meski terdapat karakteristik yang sama, keduanya adalah penyakit akibat virus yang berbeda. Secara umum, campak Jerman menimbulkan penyakit yang lebih ringan daripada campak biasa, tetapi bisa menyebabkan kelainan bawaan lahir yang berat.

***

Baca juga: 

Kenali Artritis Reumatoid, Penyakit yang Sebabkan Kerusakan Sendi

Tak Usah Panik, Begini Cara Atasi Bintitan yang Kerap Dialami si Kecil

10 Cara Mengatasi Sakit Kepala Area Belakang, Coba Lakukan Parents!

Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.

img
Penulis

dr. Fiona Amelia, MPH

Diedit oleh:

Shafa Nurnafisa

  • Halaman Depan
  • /
  • Penyakit
  • /
  • Jangan Keliru, Ini 10 Perbedaan Campak Jerman dan Biasa yang Perlu Parents Tahu
Bagikan:
  • 3 Ciri Flu Singapura Sudah Sembuh yang Terlihat Jelas

    3 Ciri Flu Singapura Sudah Sembuh yang Terlihat Jelas

  • Parents Perlu Waspada, Ini 12 Ciri-Ciri Demam Berbahaya pada Bayi

    Parents Perlu Waspada, Ini 12 Ciri-Ciri Demam Berbahaya pada Bayi

  • Kenali Ciri dan Gejala Tipes pada Anak Beserta Cara Mengatasinya

    Kenali Ciri dan Gejala Tipes pada Anak Beserta Cara Mengatasinya

Author Image

dr. Fiona Amelia, MPH

Medical Writer dengan pengalaman di dunia kesehatan digital selama 5 tahun terakhir. Dokter sekaligus ibu dari 2 putra ini memiliki passion yang kuat di dalam dunia parenting serta edukasi seputar kesehatan ibu dan anak. Menyukai travelling dan olahraga, khususnya bulutangkis dan bersepeda. Untuk kontak, email di [email protected] atau DM Instagram @amelifio.
  • 3 Ciri Flu Singapura Sudah Sembuh yang Terlihat Jelas

    3 Ciri Flu Singapura Sudah Sembuh yang Terlihat Jelas

  • Parents Perlu Waspada, Ini 12 Ciri-Ciri Demam Berbahaya pada Bayi

    Parents Perlu Waspada, Ini 12 Ciri-Ciri Demam Berbahaya pada Bayi

  • Kenali Ciri dan Gejala Tipes pada Anak Beserta Cara Mengatasinya

    Kenali Ciri dan Gejala Tipes pada Anak Beserta Cara Mengatasinya

Daftarkan email Anda sekarang untuk tahu apa kata para ahli di artikel kami!
  • Kehamilan
  • Tumbuh Kembang
  • Parenting
  • Kesehatan
  • Gaya Hidup
  • Home
  • TAP Komuniti
  • Beriklan Dengan Kami
  • Hubungi Kami
  • Jadilah Kontributor Kami
  • Tag Kesehatan


  • Singapore flag Singapore
  • Thailand flag Thailand
  • Indonesia flag Indonesia
  • Philippines flag Philippines
  • Malaysia flag Malaysia
  • Vietnam flag Vietnam
© Copyright theAsianparent 2025. All rights reserved
Tentang Kami|Tim Kami|Kebijakan Privasi|Syarat dan Ketentuan |Peta situs
  • Fitur
  • Artikel
  • Beranda
  • Jajak

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti